SEJARAH DAN PENEMU PULPEN PERTAMA DI DUNIA
Thursday, June 2, 2011
Edit
Pena atau pulpen adalah keliru satu alat tulis ketika ini. Sejak kapan pulpen dipakai serta siapa yang menemukannya? Nah, artikel kali ini akan membahas galat seorang tokoh dunia yg berhasil menemukan pulpen yg sampai waktu ini digunakan sang insan. Mau memahami siapa dia?
Tak gampang memang buat menentukan sejak kapan insan mengenal pena. Ada dugaan yang menyebut bahwa manusia pertama kali memakai tatah (besi yang ditajamkan) yg sering dipakai buat menulis serta menggambar pada atas batu atau lempengan logam dan adalah generasi pertama menurut pena. Konon, baru dalam tahun 1.000 SM terjadi revolusi alat tulis waktu Cina menggunakan kuas rambut sebagai indera tulis. Kuas itu memakai tinta kemarau dari jelaga atau arang yang penggunaannya misalnya cat air.
Sekitar 400 SM, ”lahir” pena yg terbuat menurut btg alang-alang buat menulis di atas kertas papirus. Pena jenis semacam ini bisa ditemukan di Mesir dan Armenia, sedang Kairo serta Alexanderia populer menjadi pasar primer barang-barang tersebut. Sekarang pun masih poly orang pada sepanjang pantai Teluk Persia yang mengumpulkan btg alang-alang buat keperluan itu, sedangkan pemasarannya menyebar ke sebagian negara Timur. Kabarnya, pena itu paling cocok dengan tinta dan kertas yg digunakan di sana. Alang-alang yg dipilih umumnya yang berbatang sangat kecil tetapi kuat. Setelah dipotong, alang-alang tadi disimpan secara khusus, contohnya disimpan pada bawah timbunan pupuk kandang selama beberapa bulan. Hasilnya, selain berubah warna hitam bercampur kuning, batang akan semakin keras menggunakan permukaan yg lebih halus. Seiring menggunakan berkembangnya mutu kertas, maka menuntut pena yang lebih halus. Bulu angsa pun jadi pilihan. Apabila merujuk kiasan yang ditulis St. Isodore berdasarkan Sevile, pena bulu baru timbul dalam abad VII. Meski poly yang menduga pena bulu telah ada lebih awal.
Setelah disortir sesuai panjang serta tebalnya, bulu sayap dipendam dalam pasir panas supaya kulit luarnya kemarau. Proses ini menciptakan bulu gampang dibersihkan serta bagian dalamnya mengerut serta terkelupas. Lalu bulu lembutnya diperkeras dengan mencelupkannya ke pada larutan mendidih yg mengandung tawas atau asam nitrat. Di tahap akhir, ujung pena dibelah dan dibuat supaya enak dipakai.
Pena bulu angsa memepunyai kiprah yg penting ketika itu. Pena Baja ditemukan pada 1820, dan berangsur-angsur mengambil alih tugas bulu angsa. Bentuknya pun beragam dari yang bulat, runcing, serta pahat. Sekarang kita hanya menggunakan pena-pena yang didapatkan berdasarkan pabrik, siap pakai buat segala tujuan.
Pada tahun 1828, orang mulai mengenal pena baja yang diperkenalkan John Mitchell berdasarkan Birmingham Inggris. Seharga kira-kira 7,5 liter beras kini ini. Sayang, waktu itu orang merasa nir nyaman memakainya apabila setiap kali pena baja itu wajib dicelupkan ke dalam tinta.
Tahun 1884, muncullah pulpen berkantung tinta menggunakan prinsip kerja pipa kapiler yg galat satunya dibentuk sang orang Amerika, Lewis Edson Waterman. Pena ciptaan Waterman ini memang sudah menciptakan revolusi tersendiri dalam bidang penulisan. Sebab manusia tak perlu lagi berulang kali mencelupkan pena ke pada tempat tinta sehabis terselesaikan menulis beberapa istilah. Waterman sudah memakai plat berbalut iridium emas pada mata pen tadi. Ia pula merupakan orang yg pertama meletakkan klip pada epilog pen.
Model pena berikutnya adalah pulpen yg mengandalkan bola logam pada ujung pena yang akan terus terendam cairan tinta dari kantung tinta. Maka pulpen dilengkapi tutup atau tombol mekanis yg mencegah tinta mengering pada ujung. Berbagai model serta bentuk, banyak dibuat kala itu. Namun, contoh yang paling memuaskan merupakan karya Lazlo Biro. Pulpen pernah sangat terkenal pada Inggris terutama selama PD II (1939-1940) yg kala itu banyak disukai para pilot tempur lantaran nir bocor waktu dibawa terbang.
Berbeda menggunakan pulpen yang menggunakan tinta encer, bolpen menggunakan tinta kental serta lengket. Hal inilah yg menyebabkan tak mudah bocor ke ujung sehingga bola sebagai belepotan. Tahun 1960-an mulai dikenal pena berujung lembut yg kita sebut spidol. Ini terobosan baru, lantaran mata penanya terbuat berdasarkan plastik berpori, kantung tintanya pun mengandung sintetis yang berserat. Sedangkan cara kerjanya seperti spons menyimpan air.
Menilik kelebihan setiap jenis pena maka timbul gagasan buat memadukannya. Hasilnya pena rolling ball menggunakan bola pada ujung mata pena misalnya bolpen, tetapi menggunakan tinta cair yg tersimpan aman di kantung misalnya dalam pulpen atau spidol. Saat digunakan, ujung pena akan meluncur nyaman pada bagian atas kertas layaknya menggunakan pulpen atau spidol.
Sekitar 400 SM, ”lahir” pena yg terbuat menurut btg alang-alang buat menulis di atas kertas papirus. Pena jenis semacam ini bisa ditemukan di Mesir dan Armenia, sedang Kairo serta Alexanderia populer menjadi pasar primer barang-barang tersebut. Sekarang pun masih poly orang pada sepanjang pantai Teluk Persia yang mengumpulkan btg alang-alang buat keperluan itu, sedangkan pemasarannya menyebar ke sebagian negara Timur. Kabarnya, pena itu paling cocok dengan tinta dan kertas yg digunakan di sana. Alang-alang yg dipilih umumnya yang berbatang sangat kecil tetapi kuat. Setelah dipotong, alang-alang tadi disimpan secara khusus, contohnya disimpan pada bawah timbunan pupuk kandang selama beberapa bulan. Hasilnya, selain berubah warna hitam bercampur kuning, batang akan semakin keras menggunakan permukaan yg lebih halus. Seiring menggunakan berkembangnya mutu kertas, maka menuntut pena yang lebih halus. Bulu angsa pun jadi pilihan. Apabila merujuk kiasan yang ditulis St. Isodore berdasarkan Sevile, pena bulu baru timbul dalam abad VII. Meski poly yang menduga pena bulu telah ada lebih awal.
Setelah disortir sesuai panjang serta tebalnya, bulu sayap dipendam dalam pasir panas supaya kulit luarnya kemarau. Proses ini menciptakan bulu gampang dibersihkan serta bagian dalamnya mengerut serta terkelupas. Lalu bulu lembutnya diperkeras dengan mencelupkannya ke pada larutan mendidih yg mengandung tawas atau asam nitrat. Di tahap akhir, ujung pena dibelah dan dibuat supaya enak dipakai.
Pena bulu angsa memepunyai kiprah yg penting ketika itu. Pena Baja ditemukan pada 1820, dan berangsur-angsur mengambil alih tugas bulu angsa. Bentuknya pun beragam dari yang bulat, runcing, serta pahat. Sekarang kita hanya menggunakan pena-pena yang didapatkan berdasarkan pabrik, siap pakai buat segala tujuan.
Pada tahun 1828, orang mulai mengenal pena baja yang diperkenalkan John Mitchell berdasarkan Birmingham Inggris. Seharga kira-kira 7,5 liter beras kini ini. Sayang, waktu itu orang merasa nir nyaman memakainya apabila setiap kali pena baja itu wajib dicelupkan ke dalam tinta.
Tahun 1884, muncullah pulpen berkantung tinta menggunakan prinsip kerja pipa kapiler yg galat satunya dibentuk sang orang Amerika, Lewis Edson Waterman. Pena ciptaan Waterman ini memang sudah menciptakan revolusi tersendiri dalam bidang penulisan. Sebab manusia tak perlu lagi berulang kali mencelupkan pena ke pada tempat tinta sehabis terselesaikan menulis beberapa istilah. Waterman sudah memakai plat berbalut iridium emas pada mata pen tadi. Ia pula merupakan orang yg pertama meletakkan klip pada epilog pen.
Model pena berikutnya adalah pulpen yg mengandalkan bola logam pada ujung pena yang akan terus terendam cairan tinta dari kantung tinta. Maka pulpen dilengkapi tutup atau tombol mekanis yg mencegah tinta mengering pada ujung. Berbagai model serta bentuk, banyak dibuat kala itu. Namun, contoh yang paling memuaskan merupakan karya Lazlo Biro. Pulpen pernah sangat terkenal pada Inggris terutama selama PD II (1939-1940) yg kala itu banyak disukai para pilot tempur lantaran nir bocor waktu dibawa terbang.
Berbeda menggunakan pulpen yang menggunakan tinta encer, bolpen menggunakan tinta kental serta lengket. Hal inilah yg menyebabkan tak mudah bocor ke ujung sehingga bola sebagai belepotan. Tahun 1960-an mulai dikenal pena berujung lembut yg kita sebut spidol. Ini terobosan baru, lantaran mata penanya terbuat berdasarkan plastik berpori, kantung tintanya pun mengandung sintetis yang berserat. Sedangkan cara kerjanya seperti spons menyimpan air.
Menilik kelebihan setiap jenis pena maka timbul gagasan buat memadukannya. Hasilnya pena rolling ball menggunakan bola pada ujung mata pena misalnya bolpen, tetapi menggunakan tinta cair yg tersimpan aman di kantung misalnya dalam pulpen atau spidol. Saat digunakan, ujung pena akan meluncur nyaman pada bagian atas kertas layaknya menggunakan pulpen atau spidol.
Referensi:
//indonesianinventor.multiply.com/journal/item/7