SEJARAH PERUSAHAAN ELECTRONICS POLYTRON


POLYTRON merupakan perusahaan terbesar dan terkemuka di bidang elektronik di Indonesia. Kekuatan dari POLYTRON terdapat pada kualitas suara dan desainnya.

POLYTRON mempunyai dua pabrik masing-masing pada Kudus seluas 70.000 m2 serta di Sayung Semarang 130.000 m2 (merupakan pabrik lemari es terbesar di Jawa Tengah) dengan karyawan lebih berdasarkan 6.000 orang, 11 tempat kerja perwakilan, lima authorized dealer, 50 service centre yang mencakup seluruh Indonesia.

Sejarah Polytron dimulai pada tanggal 16 Mei 1975, saat pemilik pabrik rokok PT Djarum Kudus mendirikan perusahaan dengan nama PT Indonesia Electronic serta Engineering menggunakan penyertaan kapital sebanyak Rp. 50 juta buat menghasilkan barang elektro. Sebagai industri rokok yg berekspansi ke industri elektronik, semenjak awal pemilik perusahaan nir mau melibatkan pihak juga modal asing. Sejak berdiri perusahaan ini tidak mempunyai prinsipal sebagai akibatnya nir wajib membayar royalti pada setiap produk yang dihasilkan.

Tahun 1977, perusahaan merekrut 14 perempuan lulusan SMEA serta Sekolah Menengah Atas buat dilatih menyolder dalam usaha merakit komponen menjadi rangkain produk elektronik. Didatangkanlah komponen-komponen elektro menurut Singapura menjadi bahan pelatihan 14 karyawan tadi.

Setelah relatif belajarnya, dalam tahun 1977 pabrik di Kudus ini mulai mendatangkan komponen dari Belgia buat memulai proses alih teknologi menurut Philips-MBLE Belgia. Diluncurkanlah produk televisi pertama mereka menggunakan merek Polytron. Tapi televisi pertama mereka ini gagal di pasaran lantaran ukuran televisinya yg besar serta masih memerlukan kotak speaker sehingga nir menarik pembeli yg ingin produk yang simpel. Di sinilah pabrik ini mengalami kegagalan pada pemasaran. Produk mereka ditolak oleh toko-toko elektronik bahkan sang dirut pernah diusir oleh toko kala menawarkan Polytron ini. Tapi menyadari bahwa mereka adalah pabrik rokok yang ingin menguasai industri elektronik, makanya mereka bersedia menjalani masa-masa sulit itu sebagai kesempatan buat belajar.

Dari teknologi Eropa mereka beralih ke teknologi Hongkong. Dari komponen-komponen yang diimpor dari Hongkong mereka meluncurkan televisi hitam putih 20 inchi. Saat itu juga mereka membuka forum riset dan pengembangan sendiri sehingga sejak itu mereka menjadi pabrik elektronik dengan desain produk yg diciptakan sendiri. Alih teknologi televisi juga didapat dari kerjasama mereka menggunakan perusahaan televisi Salora berdasarkan Finlandia (saat ini bernama Nokia).

Nama perusahaan kemudian berubah berdasarkan PT Indonesia Electronic dan Engineering menjadi PT Hartono Istana Electronics, dan pada tahun 2000 berubah lagi sebagai PT Hartono Istana Teknologi. Seiring dengan perubahan namanya, perusahaan ini sudah berhasil berbagi teknologi televisi berwarna hemat tenaga (40 Watt) dengan ukuran 17, 20 dan 26 Inchi. Bahkan mereka sanggup menghasilkan televisi dengan daya 20 watt saja, yang disebut menjadi yang pertama pada dunia. Sekarang, Polytron jua mulai mengekspor produknya walau wajib merubah bendera supaya diterima pasar lokal Eropa.

Polytron serta Perjuangan Industri Nasional
MELIHAT atau mendengar merek Polytron, boleh jadi yang terbayangkan adalah produk elektro menurut luar negeri. Padahal, sesungguhnya Polytron lahir di Tanah Air, pada Kudus, Jawa Tengah (Jateng), yang lalu menembus pasar Eropa, ASEAN, Timur Tengah, serta Australia. Bahkan, Polytron bisa dikatakan kini tinggal satu-satunya produk nasional-tanpa prinsipal-yang masih bertahan, sesudah melalui usaha panjang serta gelombang pasang surutnya industri elektro nasional. Kompas/andi suruji Menurut yg punya merek, Polytron adalah gabungan 2 istilah, yaitu banyak yang berarti banyak, serta tron diambil menurut istilah elektronik. Jadi, Polytron diartikan sebagai perpaduan (banyak) elektro. Barang elektro, misalnya produk audio, video, kulkas, mesin pengatur suhu udara (AC), serta pompa air merek Polytron sebenarnya lahir menurut tangan putra-putri Indonesia pada Kudus, Jateng, yg diakui pemiliknya sekarang menguasai 15 % pangsa pasar produk elektronika nasional untuk produk homogen.

Referensi :
//banggaindonesiaraya.blogspot.com/2010/05/polytron-merek-elektro-orisinil.html
//www.polytron.co.id/?Fuseaction=home.general&csection=about_us_corporate
//archive.kaskus.us/thread/3290454

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel