SEJARAH BERDIRI BAND EVANESCENCE
Tuesday, January 3, 2012
Edit
Evanescence sukses lewat album perdananya yang berjudul Fallen telah poly kontroversi mengikuti mereka. Hengkangnya Ben Moody sebagai pemrakarsa pendiri Evanescence, poly orang akan menduga karir band ini akan berakhir. The Open Door yg menjadi album kedua sebagai jawaban bahwa tanpa Ben, Evanescence sanggup meraih sukses meski tidak segemilang pada album Fallen. Tapi di pulang semua itu melalui ke 2 album sebelumnya, terdapat 1 hal yg sangat menghawatirkan. Apa? Ya, apa lagi kalau bukan banyak personil yg hengkang, serta pulang menyebabkan bongkar pasang personil yg balik teradi. Pasca album The Open Door, personil yg tersisa hanya Amy Lee dan Terry Balsamo pada posisi gitar dimana beliau sebelumnya hanya menjadi pengisi cadangan. Terry sendiri yg bergabung sejak tahun 2003 ikut membantu Amy Lee pada tour Evanescence, Anywhere But Home sebelum akhirnya menjadi anggota tetap pada tahun tadi sampai saat ini, dan terlibat pembuatan album The Open Door.
Seakan tidak mau karam, Amy bangkit melalui studio album ketiganya yakni, Evanescence. Dengan logo goresan pena Evanescence yang bersinar melalui sedikit rona putih yg menyala, dikelilingi warna biru serta hitam terkesan kelam, gelap seolah ingin pertanda serta menegaskan bahwa Evanescence akan permanen terdapat serta tidak mampu dipercaya remeh oleh siapapun, ya inilah era kebangkitan Evanescence. Dengan bergabungnya 3 personil baru yakni Troy McLawhorn pada rhythm gitar, Tim McCord pada bass dan terakhir Will Hunt pada posisi drum semakin memantapkan Evanescence buat terus melaju meninggalkan masa lalu. Dengan aneka macam macam personil yang dari dari latar belakang gerombolan band yang berbeda semakin memperkaya materi album ketiga ini.
Masih mengandalkan aliran alternative metal, dipadu dengan unsur gothic rock tetapi pada album ketiga ini, komposisi musik serta lirik yg ditawarkan tetap terdengar berat, suram dan gelap, meski sekilas sama dengan kedua albumnya, namun secara musikalitas memiliki perbedaan makna musik yang berbeda dibandingkan ke 2 album sebelumnya, serta beberapa track dengan irama up-tempo menghiasi album ini. Dengan vokal Amy Lee yang sangat spesial serta dagi, dan serasa ‘menghantui’ siapa yg mampu menolak buat mendengar “What You Want”, yg sebagai track sekaligus single pembuka dimana Will Hunt bermain sangat kencang dalam gebukan drum serta berlanjut menggunakan iringan penyimpangan gitar yg bertenaga, tetapi terdengar catchy dan gampang buat dicerna membawa pendengar buat melihat seperti apa Evanescence saat ini. “Made of Stone” “The Change”, “The Other Side” dan “Sick” permanen terdengar lebih gelap dan suram serta menyiratkan keputusasaan.
Bagaimana menggunakan track balladnya? “My Heart Is Broken” yg pada intronya dibuka menggunakan piano sedikit mengecoh dimana pada duapuluh detiknya berlanjut menggunakan pukulan drum yang menghentak, ditambah lirik yang berisi rasa putus harapan pasca ditinggal sang kekasih menambah nilai lebih track ini. “Lost In Paradise” track ballad yang sekilas mengingatkan akan “My Immortal” ini mengajak pendengar untuk menikmati vokal Amy yg powerfull. Melalui “Erase This” serta “End Of The Dream” , Evanescence mencoba bermain menggunakan nuansa up tempo, begitu jua dengan “Never Go Back” terdengar lebih metal. Tetapi mendengarkan “Ocean” yang langsung menyangkut ditelinga aku serasa mengingatkan akan track pada album Fallen yakni “Whisper” serta ditutup menggunakan “Swimming Home” track ballad yang sangat jauh berbeda dengan track Evanescence kebanyakan sebagai track penutup yang paripurna.
Berbeda, ya sedikit tidak sama atau mungkin sanggup banyak jika pendengar masih mengharapkan Amy akan terus bermain seperti kedua album sebelumnya. Evanescence sendiri adalah album ketiga dimana ini bisa jua dikatakan proyect idealis Amy Lee bersama bandnya pasca beberapa member Evanescence yg lain pergi. Meski tidak poly sesuatu yg baru ditawarkan, serta dengan menambah sedikit formula serta sentuhan irama ditangan beberapa personil baru, setidaknya album ini adalah wujud penantian yang memang layak ditunggu selesainya rentang 5 tahun pasca perilisan album The Open Door. Nick Raskulinecz yang ditunjuk sebagai produser sebelumnya bekerja sama menggunakan Foo Fighters, Alice In Chains semakin mempertegas musikalitas yang diusung Evanescence melalui album ini. Terlepas berdasarkan sukses atau tidaknya, Amy Lee serta Evanescence berhasil mengambarkan bahwa dalam keadaan apapun, Evanescence akan tetap terdapat, serta tidak terdapat yang menghalangi untuk terus melangkah ke depan.
Referensi :
//queseraseragrey.multiply.com/reviews
//creativedisc.com/reviews/album-of-the-day/album-of-the-day-evanescence-evanescence/