SEJARAH BERDIRI STADION OLIMPICO ROMA
Sunday, January 8, 2012
Edit
Fakta Stadion Olimpico Roma
Italia telah dua kali menjadi penyelenggara Piala Dunia. Pertama, tahun 1934, Piala Dunia diselenggarakan di Stadio Del PFN, dan yg ke 2, yakni final Piala Dunia 1990 pada stadion ini. Stadion ini pula sebagai saksi sejarah gagalnya kesebelasan Alaihi Salam Roma meraih gengsi melalui finalti melawan Liverpool pada 1984. Pada Juni 2001, jutaan miliar dolar disuntikkan buat renovasi stadion tadi.
Sejarah Stadion Olimpico Roma
Stadion ini sampai ketika ini masih berdiri megah di Foro Italico Sport Compleks di kaki bukit Monte Mario. Stadion ini merupakan warisan yg bersejarah saat fasis berkuasa atas nama Benito Mussolini ketika itu. Pada awalnya, stadion tadi dibangun atas perintah Mussolini menjadi stadion Partai Fasis Nasional (Stadio dell Partido Nazionale Fascista) buat menyambut Olimpiade 1944. Boleh dikata ini hasil ilham Adolf Hittler waktu membangun stadion Olimpiade Berlin 1936 menjadi propaganda politik.
Pecahnya Perang Dunia Kedua membuyarkan harapan Roma buat sebagai tuan tempat tinggal Olimpiade 1944, tetapi stadion tersebut akhirnya dipakai dalam Olimpiade 1960. Sejak itu, selain menyelenggarakan kejuaraan global atletik 1987, sebagian akbar stadion tersebut dipakai buat pertandingan sepakbola. Stadion Olimpiade berturut-turut menjadi tuan tempat tinggal putaran final Piala Dunia 1990, kejuaraan Eropa 1968 serta 1980, serta final kejuaraan antar-klub Eropa 1977, 1984 serta 1996, dan tidak terhitung pertandingan internasional lainnya.
Namun untuk ketika sekarang, Roma serta Lazio yg telah memakai stadion tadi selama 1/2 abad mulai 1953, terpaksa melupakan nostalgia nilai sejarah. Keinginan buat membela stadion tadi ada buat pertama kali dalam 2000 lalu. Tekanan dari presiden klub Lazio Sergio Cragnotti dan presiden Alaihi Salam Roma Franco Sensi dampak kesulitan dana, menciptakan hasrat untuk memiliki stadion tadi semakin deras.
Sementara pemerintah Italia menginginkan supaya seluruh stadion yang digunakan buat Piala Dunia 1990 diprivatisasi. Namun buat melakukan privatisasi jelas bukan hal yang mudah serta bisa memakan ketika lama lantaran membutuhkan perangkat hukum. "Saya dari dulu mendukung konsep privatisasi tersebut. Saya konfiden ini hanya masalah waktu," kata Carraro yang menjabat menjadi Presiden Liga Italia selama 10 tahun sebelum lalu berubah menjadi federasi. Carraro menyatakan keyakinannya bahwa rencana tersebut akan didukung oleh Presiden CONI Gianni Petruccci serta walikota Roma Walter Veltroni yg semula bersikap skeptis.
Saat ini, tidak ada satu pun ibukota negara Eropa yg tidak memiliki klub divisi satu dan akan sulit membayangkan bila masyarakat Roma akan menerima Stadion Olimpiade yang kosong bila Alaihi Salam Roma serta Lazio sahih-benar hengkang ke luar kota.
Referensi:
//triandikaboink.wordpress.com/2009/10/21/sejarah-stadion/
//migasnet10anugrah8091.blogspot.com/2010/01/profil-stadion-olimpico-roma-final-liga.html
//ekoendya.wordpress.com/tag/stadion-olimpico/