SEJARAH AWAL ADANYA SUKU SUNDA DI INDONESIA
Friday, November 16, 2012
Edit
Sejarah Awal Adanya Suku Sunda Di Indonesia - Suku Sunda merupakan grup etnis yang asal berdasarkan bagian barat pulau Jawa, Indonesia. Yaitu berasal serta berdomisili di Jawa Barat. Daerah yang pula seringkali disebut Tanah Pasundan atau Tatar Sunda.
Banyak pakar yg menyatakan bahwa orang Sunda khususnya dan Indonesia umumnya adalah para pendatang dari wilayah Yunan. Benarkah itu ? (Ada sebuah informasi yg dapat dipercaya dongeng akan tetapi perlu kita cermati dengan akurat).
Di daratan Asia, kira-kira antara Pegunungan Hindukusj dan Pegunungan Himalaya terdapat sebuah dataran tinggi (plateau) yang bernama Iran-venj, penduduknya disebut bangsa Aria. Mereka
menganggap bahwa tanah airnya disebut menjadi Taman Surga, lantaran kedekatannya menggunakan alam gaib. Tetapi, mereka menerima pandangan baru dalam Uganya, bahwa suatu saat bangsa Iran Venj akan hancur, sehingga bangsa Aria ini menyebar ke berbagai daerah. Salah satu gerombolan bangsa Aria yg dikepalai oleh masyarakat Achaemenide menyebut dirinya menjadi bangsa Parsa dan pada akhirnya diklaim bangsa Persi serta membentuk kota Persi-Polis. Pemimpin Achaemenide bergelar Kurush (orang Yunani menyebut Cyrus).
Dalam bepergian sejarahnya, mereka membantu bangsa Media yg diserang oleh bangsa Darius. Bahkan bangsa Darius menggunakan pimpinan Alexander Macedonia pun dalam akhirnya menyerang Persi. Dan tidak lepas dari itu bangsa Persi, pada jaman Islam pun diserang serta ditaklukkan. Begitu jua sang Jengis Khan dari Mongol, dan dalam akhirnya diserang pula oleh bangsa Tartar yg dikepalai oleh Timur-Leng. Rentang perjalanan sejarah bangsa Persi ini, menyadarkan mereka buat kembali kepada nama asalnya, yaitu Iran (berdasarkan Iran-Venj).
Segerombolan suku bangsa Aria yg menuju arah Selatan, sampailah di tanah Sunda, tepatnya di Pelabuhanratu (kini ). Para pendatang itu disambut menggunakan ramah serta terjadi akulturasi budaya pada antara mereka, pendatang serta pribumi (Sunda) saling menghormati satu sama lainnya. Proses akulturasi budaya ini bisa kita lihat dalam sistem religi yg diterapkan, Pendatang mengalah dengan keadaan serta situasi dan tatanan yang ada. Batara Tunggal atau Hyang Batara sebagai pusat sesembahan orang Sunda tetap menempati loka yang paling tinggi, sedangkan dewa-tuhan yg sebagai sesembahan pendatang ditempatkan di bawahnya. Hal itu bisa dipandang dalam stratifikasi sistem sesembahan yang ada di wilayah Baduy, dikatakan bahwa Batara Tunggal atau Sang Rama mempunyai tujuh putra keresa, lima tuhan di antaranya merupakan Hindu, yaitu : Batara Guru pada Jampang, Batara Iswara (Siwa), Batara Wisnu, Batara Brahma, Batara Kala, Batara Mahadewa (dalam akhirnya menjadi Guriang Sakti dan berubah menjadi jadi Sang Manarah atau Ciung Manara), Batara Patanjala (yg dipercaya cikal bakal Sunda Baduy). Akulturasi ini, tidak saja dalam lingkup budaya, melainkan pada perkawinan.
Nan jauh di sana, pada Fasifik sana, Bangsa Mauri dilihat secara tipologinya, mereka berkulit kuning (sawo matang), Postur tubuh hampir sama dengan orang Sunda. Nama-nama atau kata-kata yang dipergunakan, seperti Dr. Winata (kurang lebih tahun 60-an sebagai kepala Musium pada Auckland). Nama ini tidak dibaca Winetou atau winoto akan tetapi Winata . Beliaulah yang memberikan Asumsi serta teori bahwa orang Mauri dari dari Pelabuhan ratu. Hal yang lebih aneh lagi merupakan pada Selandia Baru tidak masih ada binatang buas, apalagi menggunakan harimau maung, tapi simamaung dipergunakan menjadi lambang agar musuh-musuh mereka merasa takut.
Memang nir poly yg memperlihatkan bahwa orang Indonesia (Sunda) yg datang ke pulau ini, kecuali implisit pada Encyclopedia Americana Vol 22 Hal 335. Bangsa kita selain membawa suatu tatanan tata - subita yg lebih tinggi, kebiasaan gotong royong, teknik menenun, juga membawa budaya tulis menulis yang kemudian menjadi Kohao Rongo-rongo kegunaannya sebagai mnemo-teknik (jembatan keledai) buat mengingat supaya tidak terdapat bait yang terlewat.
Referensi:
//saungdedimlyd.web.id/artikel/sosial-budaya-ekonomi/119-fakta-sejarah-berasal-usul-orang-suku-sunda-adalah-suku-pendatang.html
//lembaga.kompas.com/jawa/44419-suku-sunda.html
Banyak pakar yg menyatakan bahwa orang Sunda khususnya dan Indonesia umumnya adalah para pendatang dari wilayah Yunan. Benarkah itu ? (Ada sebuah informasi yg dapat dipercaya dongeng akan tetapi perlu kita cermati dengan akurat).
Di daratan Asia, kira-kira antara Pegunungan Hindukusj dan Pegunungan Himalaya terdapat sebuah dataran tinggi (plateau) yang bernama Iran-venj, penduduknya disebut bangsa Aria. Mereka
Dalam bepergian sejarahnya, mereka membantu bangsa Media yg diserang oleh bangsa Darius. Bahkan bangsa Darius menggunakan pimpinan Alexander Macedonia pun dalam akhirnya menyerang Persi. Dan tidak lepas dari itu bangsa Persi, pada jaman Islam pun diserang serta ditaklukkan. Begitu jua sang Jengis Khan dari Mongol, dan dalam akhirnya diserang pula oleh bangsa Tartar yg dikepalai oleh Timur-Leng. Rentang perjalanan sejarah bangsa Persi ini, menyadarkan mereka buat kembali kepada nama asalnya, yaitu Iran (berdasarkan Iran-Venj).
Segerombolan suku bangsa Aria yg menuju arah Selatan, sampailah di tanah Sunda, tepatnya di Pelabuhanratu (kini ). Para pendatang itu disambut menggunakan ramah serta terjadi akulturasi budaya pada antara mereka, pendatang serta pribumi (Sunda) saling menghormati satu sama lainnya. Proses akulturasi budaya ini bisa kita lihat dalam sistem religi yg diterapkan, Pendatang mengalah dengan keadaan serta situasi dan tatanan yang ada. Batara Tunggal atau Hyang Batara sebagai pusat sesembahan orang Sunda tetap menempati loka yang paling tinggi, sedangkan dewa-tuhan yg sebagai sesembahan pendatang ditempatkan di bawahnya. Hal itu bisa dipandang dalam stratifikasi sistem sesembahan yang ada di wilayah Baduy, dikatakan bahwa Batara Tunggal atau Sang Rama mempunyai tujuh putra keresa, lima tuhan di antaranya merupakan Hindu, yaitu : Batara Guru pada Jampang, Batara Iswara (Siwa), Batara Wisnu, Batara Brahma, Batara Kala, Batara Mahadewa (dalam akhirnya menjadi Guriang Sakti dan berubah menjadi jadi Sang Manarah atau Ciung Manara), Batara Patanjala (yg dipercaya cikal bakal Sunda Baduy). Akulturasi ini, tidak saja dalam lingkup budaya, melainkan pada perkawinan.
Nan jauh di sana, pada Fasifik sana, Bangsa Mauri dilihat secara tipologinya, mereka berkulit kuning (sawo matang), Postur tubuh hampir sama dengan orang Sunda. Nama-nama atau kata-kata yang dipergunakan, seperti Dr. Winata (kurang lebih tahun 60-an sebagai kepala Musium pada Auckland). Nama ini tidak dibaca Winetou atau winoto akan tetapi Winata . Beliaulah yang memberikan Asumsi serta teori bahwa orang Mauri dari dari Pelabuhan ratu. Hal yang lebih aneh lagi merupakan pada Selandia Baru tidak masih ada binatang buas, apalagi menggunakan harimau maung, tapi simamaung dipergunakan menjadi lambang agar musuh-musuh mereka merasa takut.
Memang nir poly yg memperlihatkan bahwa orang Indonesia (Sunda) yg datang ke pulau ini, kecuali implisit pada Encyclopedia Americana Vol 22 Hal 335. Bangsa kita selain membawa suatu tatanan tata - subita yg lebih tinggi, kebiasaan gotong royong, teknik menenun, juga membawa budaya tulis menulis yang kemudian menjadi Kohao Rongo-rongo kegunaannya sebagai mnemo-teknik (jembatan keledai) buat mengingat supaya tidak terdapat bait yang terlewat.
Referensi:
//saungdedimlyd.web.id/artikel/sosial-budaya-ekonomi/119-fakta-sejarah-berasal-usul-orang-suku-sunda-adalah-suku-pendatang.html
//lembaga.kompas.com/jawa/44419-suku-sunda.html