SEJARAH AWAL BERDIRI NEGARA ISRAEL


Sejarah Awal Berdiri Negara Israel - Negara Israel (bahasa Ibrani: מדינת ישראל, Medinat Yisrael) didirikan pada 14 Mei 1948 sesudah hampir 2 ribu tahun bangsa Yahudi berada dalam diaspora. 65 tahun sejak kemerdekaan Israel telah ditandai menggunakan pertarungan menggunakan negara-negara Arab dan Palestina. Berbagai perundingan sudah dilakukan, dan perdamaian telah terwujud dengan Mesir dan Yordania.
Perjalanan Sejarah Bangsa Israel
Max I. Dimont, sejarawan Yahudi, dalam bukunya “Jews, God, and History”, menulis, “Ketika, akhirnya, pada abad XII SM, bangsa Yahudi menetap di sebuah negara yg bisa mereka sebut menjadi milik mereka sendiri, mereka memilih sejalur wilayah yg adalah koridor bagi tentara imperium-imperium yg sedang berperang. Bangsa Yahudi haus membayar pilihan ini, terbantai di medan pertempuran, dijual sebagai budak, atau dideportasi ke negeri-negeri asing. Tapi mereka terus tiba ke tempat tua tadi, membangun jalur pemukiman mini baru yang secara berganti-ganti diklaim menjadi Kan’an, Palestina, Israel, Judah, Judea dan kini Israel lagi”. Sebagai seseorang ilmuwan Yahudi dan jua mayoritas kaum Yahudi lainnya, Max I. Damon meyakini secara aqidah bahwa palestina merupakan milik bangsa Yahudi, karena nenek moyang mereka pernah mendirikan sebuah negara di sana.

Kawasan itu merupakan tempat strategis yang menghubungkan antara Asia, Afrika dengan Eropa. Dan dengan doktrin aqidah yang demikian kental, diwariskan menurut satu generasi ke generasi berikutnya, bangsa Yahudi tidak mengenal putus harapan buat pulang ke Palestina.
Kaum Yahudi kini , secara generik, terdiri dari 2 kategaori akbar. Pertama, disebut bangsa Sam (Semitic), mengaku sebagai keturunan nabi Ibrahim as, lazim juga diklaim bangsa Kan’an. Yang ke 2 adalah yang bukan Sam, misalnya yg berkulit hitam dan sebagainya, bukanlah keturunan langsung dengan nabi Ibrahim as.
Nabi Ibrahim as berasal menurut Ur, Irak selatan, lalu hijrah ke Kan’an Palestina kurang lebih tahun 2000 SM, disitulah lahir nabi Ishaq as, lalu berputera nabi Ya’qub as, lalu berputera nabi Yusuf as, Kan’an saat itu terhitung sebah desa, Al Qur’an menyebutnya baduwi (QS 12:100).
Setelah nabi Yusuf as menjadi pembesar pada Mesir, nabi Yaqub as beserta semua keluarganya hijrah ke Mesir. Di Mesir mereka mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menurut segi jumlah orang, juga kekayaan serta kedudukan. Setelah nabi Yusuf as tewas dunia, syarat sosial mereka yang semula terhormat mulai bergeser, lantaran mereka meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar, dan jauh dari syariat nabi Yusus as.
Kerajaan Mesir yang tadinya mereka kuasai, diambil alih balik sang penduduk asli Mesir menggunakan menghidupkan kembali Pharaoisme. Sejak itulah bangsa Yahudi mengalami nestapa, mereka diperbudak berabad-abad lamanya sang bangsa Hykhos, nama sukun dari Asia serta lalu sang bangsa Mesir sendiri.
Sesuai menggunakan kehendak Allah swt, lalu nabi Musa as lahir, beliau keturunan bani Israel menurut suku Levi, dia diselamatkan Allah swt menurut petaka Fir’aun, bahkan sebagai putra angkat sampai menginjak dewasa. Lantaran membunuh bangsa Mesir buat membela orang Yahudi, nabi Musa as melarikan diri ke Madyan serta menikah menggunakan seorang puteri nabi Syu’aib as. Setelah selama sepuluh tahun bersama famili akbar nabi Syu’aib as, Allah swt memerintahkannya balik ke Mesir, sebagai seseorang rasul yang diutus kepada bani Israel. Nabi Musa as pun berdakwah menyebarkan risalahnya, sampai dia beserta sejumlah pengikutnya harus hijrah kembali ke Palestina, lantaran Fir’aun berkehendak membersihkan mereka dari bumi Mesir.
Didalam al Qur’an lima:21-26, perintah menuju Palestina memang datang menurut Allah swt, tapi mereka enggan masuk ke Palestina meskipun dijamin kemenangan oleh Allah swt, bahkan berani mengatakan nir sopan pada nabi Musa as, maka Allah swt mengharamkan bumi Palestian selama empat puluh tahun dan mereka terlunta-lunta pada padang Tiih.
Fakta sejarah menunjukkan bahwa hampir duaratus tahun bangsa Yahudi terpontang-panting dikawsan tidak bertuan (padang Tiih) dan sekitarnya, sampai nabi Daud as dan nabi Sulaiman as berhasil mendirikan kerajaan pada Palestina, tahun 1040-970 SM.
Kerajaan nabi Daud as yang kemudian dilanjutkan sang nabi Sulaiman as itu hanya utuh selama beliau masih hayati, selesainya nabi Sulaiman as wafat, kerajaan itu pecah sebagai 2, Kerajaan Yahuda dan Kerajaan Israel.
Pada tahun 721 SM, kerajaan Israel ditaklukkan oleh Tiglath-Pileser III, raja Assyyira. Pada tahun 586 SM, raja Nebuchadnezzar menaklukkan kerajaan Yahuda. Seluruh bangsa Yahudi digiring ke Babylonia buat menjadi budak. Di Babylonia itulah para pemuka Yahudi menanamkan doktrin ‘janji balik ke kampung page’ kepada para pengikutnya.
Kemudian dalam tahun 550 SM, hampir seluruh tempat Palestina diintegrasikan kedalam kekuasaan Persia. Ketika Alexander the greath menguasai Palestina pada tahun 334 SM, Alexander membawa bangsa Yahudi ke Yunani, berdasarkan sini mereka kemudian menyebar ke berbagai tempat pada Eropa. Kemudian sejak tahun 160 SM diintegrasikan kedalam kekaisaran Romawi.
Pengungsian akbar-besaran bangsa Yahudi terjadi lagi dalam tahun 66 M hingga tahun 70 M, sesudah pemberontakan mereka terhadap penguasa Romawi gagal serta Gubernur Romawi pada ketika itu, Titus membantai puluhan ribu orang Yahudi buat memadamkan pemberontakan.
Demikianlah seterusnya sampai kedatangan Islam pertama kali dipimpin oleh Umar bin Khattab ra dalam tahun 637 M, mengikuti kemenangan Khalid bin Walid terhadap Romawi Binzantium di Damascus dalam tahun 635 M, Umar bin Khattab ra lalu mewaqafkan Yerusalem serta tanah Palestina kepada umat Islam seluruh global.
Pada tahun 1099 M tentara salib (crusaders) berhasil menguasai Palestina dan kota Yerusalem, menggunakan membantai 70.000 penduduknya, laki-laki , wanita dan anak-anak. Dengan ijin Allah swt, pada tahun 1187 M, pahlawan Islam, Shalahuddin Yusuf bin Ayyub mengembalikannya pulang dalam pangkuan Islam serta permanen mempertahankannya, meskipun selama lima tahun sampai 1192 M, harus berperang dengan seluruh raja-raja besar Eropa misalnya Richard (Inggris), Frederick (Jerman), Leopold (Austria), Louis (Perancis), raja Sisilia, yg berusaha merebut Yerusalem kembali, tetapi mereka tidak berhasil.
Dalam naungan Islam, negeri Palestina dan kehidupan antar bangsa Yahudi, Filistin serta Arab mengalami perdamaian sampai negeri ini tanggal berdasarkan naungan Islam dalam tahun 1917 setelah Inggris mengalahkan bani Ustmaniyyah pada Perang Dunia I, mandat Inggris ini dikokohkan pada konferensi San Remo tahun 1920, dan pembela Palestina yang utama hilang bersamaan menggunakan runtuhnya bani Ustmaniyyah dalam tahun 1924.
Referensi:
//id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Israel
//pastipanji.wordpress.com/2009/01/05/sejarah-berdirinya-negara-israel/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel