GAMBARAN MENGENAI ANAK JALANAN SOLUSI DAN USAHA PENCEGAHAN

Anak jalanan begitu ramai dibicarakan lantaran kasus ini selalu kompleks. Tetapi yg ingin aku bahas pada sini bukan sinetron anak jalanan yg selalu tayang di RCTI lo :D. Yang ingin saya bahas merupakan kenyataan anak jalanan yang selalu menjadi bahan pembahasan tiap tahun karena peningkatan dari tahun ke tahun. Lalu, sebenarnya, apakah anak jalanan itu? Anak jalanan merupakan anak yang sebagian besar waktunya berada di jalanan atau di tempat-loka umum. Anak jalanan memiliki karakteristik-ciri menjadi berikut: berusia antara lima sampai dengan 18 tahun, melakukan kegiatan atau berkeliaran di jalanan, penampilannya kebanyakan kusam dan pakaian nir terurus, mobilitasnya tinggi. 


Pengertian tentang anak jalanan ada beberapa macam, pertama anak jalanan berdasarkan PBB adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya dijalan untuk bekerja, bermain dan beraktivitas lain. Kedua, berdasarkan Soedijar anak jalanan adalah anak usia antara 7 sampai 15 tahun yg bekerja pada jalanan yang dapat mengganggu keselamatan serta ketentraman dirinya dan orang lain. Ketiga, Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar waktunya berada dijalanan atau ditempat-loka umum. Sedangkan pengertian anak jalanan perempuan dari Departemen Sosial RI merupakan anak perempuan yang bekerja atau bertahan hayati dijalan, sebagai korban kekerasan, pendayagunaan ekonomi, pendayagunaan seksual, subordinat, serta mempunyai konflik sosial lainnya.

Lalu, bagaimanakah kehidupan anak jalanan?Misalnya yang sudah dijelaskan pada atas, bahwa anak jalanan merupakan anak yang hayati serta mencari nafkah pada jalanan. Namun anak jalanan dibedakan menjadi dua, yaitu anak yg bekerja pada jalan dan anak yang hayati pada jalan.

1.  Anak yg bekerja di jalan

Anak ini masih memiliki hubungan menggunakan orang tua serta keluarganya. Sehari-hari mereka tinggal menggunakan keluarganya, jumlah saat kerjanya tidak menentu, lalu jenis kelamin mampu menentukan usang bekerja, untuk anak perempuan mempunyai jangka waktu kerja antara 09.00 sampai 20.00, serta anak pria berdasarkan jam 07.00 sampai 21.00. Dapat jua dikatakan bahwa anak yg bekerja di jalan adalah anak-anak yang memiliki kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak di jalan, namun memiliki interaksi menggunakan orang tua mereka sehingga ada kemungkinan untuk sekolah.

2.  Anak yg hayati pada jalan

Faktor yg membedakan dengan anak yg bekerja pada jalan merupakan anak yang hidup di jalan nyaris telah tidak terdapat hubungan dengan famili. Kalaupun masih, umumnya pada jangka ketika tertentu, misalnya sebulan sekali, tiga bulan sekali, atau pada setahun sekali.selebihnya, ketika mereka dihabiskan pada jalan. Dalam masalah tertentu, waktu anak menetapkan hidup pada jalan, sebenarnya yang bersangkutan telah memiliki kesiapan sebelumnya, pada arti telah kenal dengan kehidupan jalanan. Dengan sudah mengenal kehidupan jalan sanggup dipastikan anak yang hayati pada jalanan mempunyai serta berbagi taktik bertahan hayati.pengertian anak hayati pada jalan ini bisa dikatakan anak-anak yg berpartisipasi penuh dijalanan baik secara sosial juga secara ekonomi. Jadi sebagian hidup mereka dihabiskan dijalan termasuk dengan tidur pada emperan tokoh, terminal, rongga di bawah rumah jembatan, dan lain-lain.

Maka bisa pada kriteriakan bahwa anak jalanan itu :

  1. Usia berkisar antara 6 s.D. 18 tahun
  2. Masih bekerjasama sacara teratur minimal bertemu sekali setiap hari
  3. Frekuensi komunikasi dengan famili sangat kurang
  4. Waktu yg dihabiskan  pada jalanan lebih berdasarkan 4 jam setiap harinya
  5. Tempat tinggal kadang-kadang beserta orang tua, berkelompok menggunakan sahabat-temannya dan ada juga yang nir mempunyai tempat tinggal.
  6. Tempat anak-anak jalanan tak jarang dijumpai di pasar, terminal bus, stasiun kereta api, taman-taman kota, wilayah lokalisasi WTS, perempatan jalan atau jalan raya, sentra perbelanjaan, kendaraan generik, dan tempat pembuangan sampah.
  7. Aktivitas anak jalanan antar lain menyemir sepatu, mengasong, menjadi calo, menjajakan koran serta majalah, mengelap kendaraan beroda empat, memcuci tunggangan, sebagai pemulung, mengamen, menjadi kuli angkut, menyewakan payung serta menjadi penghubung atau penjualan jasa.
  8. Sumber dana yang didapat  sang anak jalanan dalam melakukan aktivitas menurut modal sendiri, kapital kelompok, kapital majikan, dan bantuan.


FAKTOR YANG MENYEBABKAN MUNCULNYA ANAK JALANAN SERTA PERMASALAHANNYA

Lalu, apakah yang menyebabkan keluarnya anak jalanan? Keadaan kotalah mengundang maraknya anak jalanan. Kota yg padat penduduknya dan banyak famili bermasalah membuat anak yg kurang gizi, kurang perhatian, kurang pendidikan, kurang afeksi serta kehangatan jiwa, dan kehilangan hak buat bermain, bergembira, bermasyarakat, serta hayati merdeka, atau bahkan mengakibat- kan anak-anak dianiaya batin, fisik, serta seksual oleh keluarga, teman, orang lain lebih dewasa.

Mereka tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, serta hilangnya kasih sayang, sebagai akibatnya memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif. Seorang anak yang terhempas menurut keluarganya, lantas sebagai anak jalanan disebabkan sang banyak hal. Penganiayaan kepada anak merupakan penyebab utama anak sebagai anak jalanan. Penganiayaan itu mencakup mental dan fisik mereka. Lain daripada itu, pada umumnya anak jalanan dari berdasarkan famili yg pekerjaannya berat serta ekonominya lemah.

Masalah kemiskinan atau ekonomi merupakan masalah primer pemicu anak menjadi anak jalanan. Kondisi obyektif ini terutama dipicu sang krisis moneter serta ekonomi yang terus berlangsung sampai ketika ini. Dalam kaitannya menggunakan hal tersebut, Soetarso, seseorang ahli pekerjaan sosial menyebutkan bahwa efek krisis moneter serta ekonomi pada kaitannya menggunakan anak jalanan, merupakan :

  1. Orang tua mendorong anak buat bekerja membantu ekonomi famili,
  2. Kasus kekerasan serta perlakuan salah terhadap anak sang orang tua semakin meningkat sehingga anak lari ke jalanan,
  3. Anak terancam putus sekolah karena orang tua nir sanggup membayar uang sekolah,
  4. Makin poly anak yg hayati pada jalanan lantaran porto kontrakan rumah/kamar semakin tinggi.

Keberadaan anak jalanan ternyata juga menyebabkan beberapa kasus-perkara yang tidak elak merugikan banyak pihak serta ini merupakan kasus yg wajib segera ditangani supaya sanggup dikurangi serta dihentikan maraknya anak jalanan. Konflik-konflik yg seringkali terjadi kala banyaknya anak jalanan yang terlunta-lunta terutama pada kota-kota akbar. Fenomena sosial anak jalanan terutama terlihat konkret pada kota-kota besar terutama sehabis dipicu krisis ekonomi pada Indonesia sejak lima tahun terakhir. 

Data berdasarkan Departemen Sosial tahun 1998 di 12 kota akbar melaporkan bahwa jumlah anak jalanan sebanyak 39.861 orang serta kurang lebih 48% adalah anak-anak yg baru turun ke jalan sejak tahun 1998. Secara nasional diperkirakan masih ada sebanyak 60.000 sampai 75.000 anak jalanan. Depsos mencatat bahwa 60% anak jalanan telah putus sekolah (drop out) dan 80% masih ada hubungan menggunakan keluarganya, serta sebanyak 18% merupakan anak jalanan wanita yang beresiko tinggi terhadap kekerasan seksual, perkosaan, kehamilan pada luar nikah dan terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Juga masih ditambah menggunakan maraknya kriminalitas di jalanan dan persebaran narkotika yang semakin meluas dan leluasa untuk mendapatkan dan memakainya.

Bagaimana Solusi Pencegahannya?

Masalah anak jalanan merupakan kasus yang kompleks, ialah kita nir bisa menghilangkan anak jalanan akan tetapi paling tidak bisa mengurangi jumlah anak dari  tahun ke tahun dan memberikan alternative pemecahan perkara ini.

Beberapa alternatif yang mampu dilakukan oleh pemerintah serta warga itu sendiri adalah:

  • Anggaran dana buat training orang tua serta anak. Seperti yg dijelaskan pada output penelitian, bahwa poly bisnis positif yang telah dilakukan dinas sosial tetapi selalu mendapat hambatan pada dana. Pemerintah terlalu menganggarkan dana dalam sektor SDA dan seolah-olah mengesampingkan masalah SDM. Seharusnya sebelum mengolah SDA yang melimpah, pemerintah memperbaiki dulu SDM yg terdapat. Lantaran jika SDM nya sudah mengagumkan maka gampang buat kita mengolah SDAnya.
  • Beri pendidikan. Biaya pendidikan yang melambung membuat mereka mengaharuskan diri mencari uang tambahan. Adanya sekolah gratis misalnya yang terdapat dalam iklan televisi seolah membawa angin segar buat anak jalanan yang masih ingin bersekolah namun dalam realitanya permanen saja nir ada sekolah yg perdeo. Meskipun biaya spp nir ada lagi, tetapi hal itu digantikan dengan porto lain misalnya uang buku, uang personal komputer , uang komite, uang bimbel dan lain sebaginya. Pemerintah hendaknya memprioritaskan buat menangani anak jalanan lantaran apabila dibina menggunakan baik, anak-anak itu mampu menaruh kontribusi yg signifikan bagi negara. Bentuk pembinaannya sebaiknya melalui hadiah beasiswa dan akses pendidikan yang dikombinasikan dengan rumah singgah. Akses pendidikan itu tidak wajib formal, sanggup melalui homeschool. Di pada homeschool itu perlu disisipkan juga training keterampilan serta kewirausahaan. Sehingga nantinya apabila sudah keluar berdasarkan panti sosial atau tempat tinggal singgah, mereka sanggup hayati berdikari di tengah-tengah rakyat dan tidak terjun pulang di jalanan.
  • Di sisi lain, Pemkot sudah saatnya juga menambah panti sosial buat menampung anak-anak jalanan karena jumlah panti sosial yang tersedia saat ini sudah nir layak bahkan tidak mampu lagi menampung anak jalanan yg jumlahnya telah mencapai hampir seratus ribu lebih. Jika hal itu terwujud, maka peningkatan agunan proteksi bagi anak tidak menjadi sebuah mimpi lagi serta yg terpenting merupakan mereka mampu pulang hayati normal layaknya anak-anak pada biasanya. Masyarakat pun sebagai nyaman karena nir terganggu menggunakan keberadaan anak jalanan pada lebih kurang traffic light atau pada loka-loka makan. Di samping itu, pemandangan Kota sebagai rapi serta tepi jalan yg biasanya digunakan anak jalanan sebagai tempat mangkal, menjadi bersih tanpa adanya sampah-sampah yg dibuang sembarangan oleh anak jalanan. Pemerintah sudah selayaknya menomor satukan pendidikan lantaran pendidikan bukanlah segalanya, tapi dengan pendidikan dapat merubah segalanya. Walaupun kini mereka menjadi anak jalanan, akan tetapi dengan pendidikan yang murah serta layak mampu jadi mereka bisa sebagai orang sukses di masa mendatang.
  • Pemberian kasih sayang serta ketika yang lebih dan perhatian yg lebih buat oleh anak. Jagalah hubungan tempat tinggal tangga yang serasi dan menyenangkan. Dengan demikian anak akan lebih merasa betah di tempat tinggal serta berikan motivasi yg cukup agar anak bisa buat mencari ilmu serta berkarya. Dukunglah apapun yg dibentuk dan dikerjakan anak, apabila galat arahkan dengan cara yg sempurna, maka anak akan menjadi merasa dirinya diperhatikan serta tidak ada keinginan buat keluar tempat tinggal .


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel