PENGERTIAN UMUM PANTUN SERTA BENTUKBENTUK PANTUN

Secara Umum Pengertian Pantun merupakan puisi melayu asli yang telah mengakar usang di budaya rakyat. Pantun galat satu jenis karya sastra yang usang. Lazimnya puisi hanya terdiri atas 4 lari (baris) bersajak ab-ab atau aa-aa. Tiap bait (kuplet) umumnya yg terdiri dari empat baris yang bersanjak (a-b-a-b), tiap larik biasanya terdiri atas empat istilah, baris pertama serta baris ke 2 umumnya buat tumpuan (sampiran) saja sedangkan pada baris ketiga dan keempat adalah isi; peribahasa sindiran”. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1016). Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran serta isi. Sampiran adalah 2 baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris warga pendukungnya), serta umumnya tak punya interaksi dengan bagian ke 2 yg membicarakan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir adalah isi, yg adalah tujuan dari pantun tersebut.
Pada awal mulanya pantun adalah sastra ekspresi, tapi sekarang pantun pula ada dalam bentuk tulisan. Keseluruhan bentuk pantun hanyalah berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak pada baris pertama serta ke 2 dan umumnya nir berhubungan secara pribadi menggunakan bagian ke 2. Baris ketiga dan keempat adalah bagian isi yang adalah tujuan menurut puisi tadi.
Bentuk-Bentuk pantun terdiri atas pantun berkait, pantun talibu, pantun kilat, berdasarkan bentuk-bentuk pantun ini memiliki pengertian masing-masing dan ketentuan yang berbeda-beda. Pantun akan sangat mudah kita untuk bila kita mengerti ketentuan-ketentuan pantun berakibat pantun tersebut sahih. Untuk mengetahui Contoh Pantun serta Bentuk-bentuk pantun serta misalnya yuk kita lihat pembahasannya misalnya dibawah ini.

Contoh Pantun :
Gunung Daik timang-timangan 
Tempat Kera berulang ali 
Budi yg baik kenang-kenangan 
Budi yang baik buang sekali

Ciri - karakteristik pantun
  • Memiliki rima a-a-a-a, a-b-a-b, a-a-b-b, a-b-b-a
  • Terdiri 4 baris pada 1 bait
  • Baris pertama & kedua adalah sampiran
  • Baris ketiga & keempat adalah isi
  • 1 baris terdiri berdasarkan 8-12 suku kata
Contoh pantun berima a-b-a-b :
Kalau terdapat jarum yg patah
Jangan tambahkan pada peti
Kalau ada istilah-kataku yang salah
jangan masukkan dalam hati

Contoh pantun berima a-a-b-b :
Kura-kura pada perahu
Pura-pura tidak tahu
Sudah gaharu cendana pula
Sudah memahami bertanya pula

Contoh pantun berima a-a-a-a :
Kucing itu kakinya empat
Kalau tiga berarti cacat
Wahai kamu cepatlah taubat


Bentuk-Bentuk Pantun 

Pantun mempunyai banyak variasi bentuk, bentuk-bentuk pantun diantaranya : 
1). Pantun Berkait 
Pantaun Berkait dianggap juga pantun berantai atau seloka. Pantun berkait adalah yg terdiri atas beberapa bait, dan bait yg satu dengan bait dengan yg lainnya sambung-menyambung. Baris kedua serta keempat berdasarkan bait pertama digunakan pulang dalam garis pertama serta ketiga berdasarkan bait ke 2. Demikian juga hubungan antara bait ke 2 dengan ketiga, ketiga dengan keempat, dan seterusnya. 
Contoh : 
Sarang Garuda di pohon beringin 
Buah kemuning pada pada puan 
Sepucuk surat dilayangkan angin 
Putih kuning sambutlah tuan 
         Buah kemuning dalam puan 
         Dibawa berdasarkan Indragiri 
         Putih kuning sambutlah tuan 
         Sambutlah menggunakan si tangan kiri 
Dibawa berdasarkan Indragiri 
Kabu-kabu pada perahu 
Sambutlah dengan si tangan kiri
Seorang makhluk janganlah tahu 

2). Talibun 
Talibun adalah Pantun yang susunannya terdiri atas ena, delapan, ataupun sepuluh baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun biasa, yakni terdiri atas sambiran serta isi. Jika talibun itu enam baris maka 3 baris pertama merupakan sampiran, sedangkan tiga baris berikutnya adalah isi. 
Contoh : 
Kalau anak pulang ke pekan 
Yuk beli belanak beli 
Ikan panjang beli dahulu 
Kalau anak pergi bejalan 
Ibu cari sanak pun menurut 
Indu Semang cari dahulu 

3). Pantun Kilat 
Pantun Kilat atau karmina adalah pantun yang terdiri atas 2 baris : Baris pertama adalah sampuran dan baris kedua adalah isi 
Contoh : 
Gendang gendut, tali kecapi 
Kenyang perut, senanglah hati 
Pinggan tidak retak, nasi tidak ingin 
Tuan tidak hendak, kami tidak ingin 

Jenis-jenis Pantun
1. Dilihat Dari Bentuknya
Pantun Biasa
Contoh :
Malam hari main kulintang
Ditemani sobat tersayang
Bagaimana hati nir bimbang
Kepala botak minta dikepang
Pantun Seloka (pantun berkait)
Seloka ialah pantun berkait yg tidak relatif menggunakan satu bait saja, lantaran pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.
Ciri-ciri seloka :
Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama serta ketiga di bait ke 2.
Baris ke 2 serta keempat dalam bait kedua dipakai sebagai baris pertama serta ketiga di bait ketiga.
Dan seterusnya.
Contoh :
Bait I
Taman melati pada rumah-rumah (baris I)
Ubur-ubur sampingan 2 (baris II)
Kalau mangkat kita beserta (baris III)
Satu kubur kita berdua (baris IV)
Bait II
Ubur-ubur sampingan 2 (baris I)
Taman melati bersusun tangkai (baris II)
Satu kubur kita berdua (baris III)
Kalau boleh bersusun bangkai (baris IV)
Talibun
Talibun merupakan pantun yg jumlah barisnya lebih menurut 4 baris serta satu bait pantun talibun harus genap tiap barisnya, contohnya 6, 8, 10 serta seterusnya.
Dengan catatan :
JIka satu bait berisi 6 baris, maka tiga baris pertama adalah sampiran serta 3 baris sisanya artinya isi. Sedangkan buat sajaknya menjadi a-b-c-a-b-c.
Jika satu bait berisi 8 baris, maka 4 baris pertama ialah sampiran dan 4 baris sisanya artinya isi. Sedangkan buat sajaknya menjadi a-b-c-d-a-b-c-d.
Contoh pantun seloka 6 baris:
Kalau anak pulang ke pekan
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
Pantun Kilat (karmina)
Ciri-cirinya :
Setiap bait terdiri dua baris.
Baris pertama adalah sampiran, baris ke 2 adalah isi.
Bersajak a-a.
Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Contoh:
Dahulu parang, sekarang besi
Dahulu sayang, sekarang benci
2. Dilihat Dari Isinya
Pantun Anak-anak
Contoh :
Elok Rupa kembang jati
Dibawa itik pergi petang
Tidak terkata akbar hati
Melihat ibu sudah datang
Pantun Orang Muda / Remaja
Contoh:
Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah Hanapi
Bila cinta mengembang di dada
Siang terkenang malam termimpi
Pantun Orang Tua
Contoh:
Supaya tangan tidak terluka
Jangan dikepit hulunya kapak
Supaya Tuhan nir murka
Jangan sakiti Ibu serta Bapak
Pantun Jenaka
Contoh:
Ikan gabus pada rawa-rawa
Ikan sepat nyangkut dijaring
Perut sakit menunda tawa
Melihat gigi asu loncat ke piring
Pantun Teka-teki
Contoh:
Tuan puteri belajar menari
Diajari sang pak Harun
Kalau tuan bijak bestari
Apa yg naik akan tetapi tidak bisa turun
Sekian artikel singkat mengenai Pantun sertabBentuk-bentuk Pantun semoga bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terimakasih.
Pustaka : 
Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 18-19, Penerbit : Erlangga. 2006. Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel