SISTEM SARAF PADA HEWAN VERTEBRATA DAN AVERTEBRATA
Tuesday, October 11, 2016
Edit
Sistim saraf pada fauna berbeda-beda baik struktur maupun bentuknya. Hewan yang bertulang belakang, sistim sarafnya adalah saraf sentra serta saraf tepi, sementara hewan yg tidak bertulang belakang mereka memiliki sistim saraf yang berbentuk misalnya tangga tali. Walaupun berbeda struktur serta bentuknya, sistim saraf tulang belakang dan sisrim saraf yg tidak bertulang belakang mempunyai kesamaan fungsi. Adapun manfaatnya adalah menurut sistim sarafnya yakni mengatur serta mengendalikan kerja alat-indera tubuh, mengetahui perubahan yg terjadi dalam lingkungannya dan mengatur serta mengendalikan tanggapan terhadap ransangan yg tiba berdasarkan lingkungannya.
Sistem saraf pada fauna terbagi atas 2 yakni sistem saraf fauna tak bertulang belakang dan sistem saraf fauna bertulang belakang struktur dan bentuknya masing-masing tetapi sistem saraf fauna tidak bertulang belakang (Avertebrata) dan sistem saraf hewan bertulang belakang (Vertebarata) mempunyai kesamaan fungsi, dimana sistem sarah berfungsi buat megnatur serta mengendalikan kerja alat-alat tubuh, mengetahui perubahan ang terjadi dalam lingkungannya, serta mengatur serta mengendalikan tanggapan terhadap rangsangan yg tiba berdasarkan lingkungan. Sistem sarah hewan bertulang belakang (Vertebrata) misalnya fauna mamalia, burung, amfibi, ikan, sedangkan sistem sarah dalam hewan tidak bertulang belakang (Avertebrata) adalah cacing, serangga, ubur-ubur dan Hydra sp.
Sistem Saraf Pada Hewan (Vertebrata serta Avertebrata)
Sistem saraf merupakan sistem organ pada hewan yang terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung serta esensial buat persepsi sensoris indrawi, kegiatan motorik volunter dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit serta paling penting karena terdiri berdasarkan jutaan sel saraf (neuron) yang saling terhubung serta vital buat perkembangan bahasa, pikiran serta ingatan. Satuan kerja primer pada sistem saraf adalah neuron yang diikat sang sel-sel glia.
1. Sistem Saraf dalam Vertebrata
a. Mamalia
b. Burung
Sistem saraf burung terdiri atas sistem saraf pusat dan saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak serta sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf yg berasal serta otak dan serabut-serabut saraf yg asal menurut sela-sela ruas tulang belakang; Otak burung terdiri atas otak depan, otak tengah, otak belakang, serta sumsum lanjutan.
Otak akbar menjadi bagian utama serta otak depan terbagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri.permukaannya nir berlipat-lipat sehingga tidak menampung lebih poly sel-sel saraf misalnya pada serebrum insan.
Otak tengah burung menjadi pusat saraf penglihat berkembang baik menggunakan membangun gelembung sebagai akibatnya indra penglihat burung berkembang menggunakan baik. Di permukaan otak kecil masih ada lipatan-lipatan yang bisa menampung sel-sel saraf lebih poly. Sel saràf yg makin poly pada otak kecil menunjukkan pusat ekuilibrium burung waktu terbang berkembang dengan baik.
Otak akbar menjadi bagian utama serta otak depan terbagi menjadi belahan kanan dan belahan kiri.permukaannya nir berlipat-lipat sehingga tidak menampung lebih poly sel-sel saraf misalnya pada serebrum insan.
Otak tengah burung menjadi pusat saraf penglihat berkembang baik menggunakan membangun gelembung sebagai akibatnya indra penglihat burung berkembang menggunakan baik. Di permukaan otak kecil masih ada lipatan-lipatan yang bisa menampung sel-sel saraf lebih poly. Sel saràf yg makin poly pada otak kecil menunjukkan pusat ekuilibrium burung waktu terbang berkembang dengan baik.
Sistem saraf reptilia terdiri atas sistem saraf sentra dan sistem saraf tepi. Di bagian otak besar, lobus olfaktorius yang merüpakan pusat pencium berkembang dengan baik Sehingga indra penciumannya lebih tajam.
Perkembangan otak tengah reptilia terdesak sang serebrum. Otak tengah sebagai kurang berkembang dengan baik sebagai akibatnya mengakibatkan indra penglihat reptilia kurang tajam.
d. Amfibi
Hewan tadi mempunyai otak depan, otak tengah, otak belakang, serta sumsum lanjutan yang menciptakan suatu sistem saraf sentra, sedangkan serabut-serabut saraf yang dari serta sela-sela ruas tulang belakang membentuk suatu sistem saraf tepi. Otak besar berkembang memanjang sehingga berbentuk oval.
Ujung depan serebrum berhubungan dengan indra pencium. Otak tengah berkembang cukup baik serta berhubungan dengan indra penglihat (lobus optikus). Otak mini berbentuk lengkung mendatar menuju ke arah sumsum lanjutan serta kurang berkembang dengan baik.
e. Ikan
Kedua bagian tadi kurang berkembang dengan baik sebagai akibatnya indra pencium serta penglihat ikan
kurang berkembang dengan baik. Bagian otak ikan yang berkembang paling baik adalah otak kecil. Otak mini berfungsi sebagai pusat keseimbangan dan sentra pengaturan gerak otot-otot waktu berenang. Keberadaan sentra ekuilibrium serta pengaturan mobilitas ini memungkinkan ikan bisa berkecimpung cepàt pada air tanpa terganggu keseimbangannya.
Kesimpulan :
Sistem saraf dalam mamalia, burung, reptilia, amfibi, serta ikan terdiri atas sistem saraf sentra serta sistem saraf tepi.
2. Sistem Saraf dalam Avertebrata
a. Cacing
Cacing tanah mempunyai sistem saraf yg terdiri atas ganglion kepala, ganglion bawah kerongkongan, dan ganglion ruas badan. Ganglion ketua adalah gugusan badan sel saraf, terletak pada ujung depan tubuh dalam ruas ketiga. Ganglion kerongkongan dan ganglion ruas badan terletak di bawah saluran pencernaan.
Di antara ganglion ketua dan ganglion bawah kerongkongan masih ada 2 butir saraf penghubung. Di antara ganglion bawah kerongkongan dan ganglion ruas badan terdapat satu buah saraf penghubung.
Selanjutnya, dalam tiap-tiap ruas tubuh terdapat ganglion yg membentuk cabang-cabang halus. Sistem saraf dalam ruas tubuh dengan percabangannya berfungsi mengatur gerakan tubuh cacing tanah.
b. Serangga
Salah satu model serangga merupakan belalang. Hewan tadi memiliki sistem saraf tangga tali yang mirip dengan sistem saraf cacing tanah. Sistem saraf pada belalang terdiri atas ganglion ketua, ganglion bawah kerongkongan, serta ganglion ruas badan.
Ganglion kepala merupakan dua butir ganglion terbesar yg terletak di bagian ketua sebelah atas. Di pada ganglion kepala ini terdapat saraf penglihatan dan mata dan saraf peraba dan antena. Ganglion bawah kerongkongan berhubungan dengan ganglion kepala melalui dua butir serabut saraf yang masing-masing terdapat pada sebelah kanan serta sebelah kiri kerongkongan. Ganglion bawah kerongkongan dihubungkan menggunakan ganglion ruas badan oleh dua butir serabut saraf.
Demikian pula, antara ganglion ruas badan yang satu serta ganglion ruas badan yg lain dihubungkan oleh dua buah serabut saraf. Tiap-tiap ganglion ruas badan menciptakan cabang-cabang serabut saraf yg masing-masing bercabang lagi sampai ke bagian bawah tubuh yg berdekatan. Dengan demikian, dalam seluruh bagian tubuh masih ada ujung-ujung saraf.
c. Ubur-Ubur serta Hydra sp.
Ubur-ubur serta Hydra sp. Belum mempunyai sistem saraf. Sel- sel saraf ubur-ubur dan Hydra sp. Menyebar secara merata keseluruh tubuh serta berhubungan satu menggunakan yang lain membangun suatu anyaman.
Sel-sel saraf motorik berakhir dalam serabut otot, sedangkan sel saraf sensorik berakhir pada permukaan tubuh.
Hubungan sel-sel sarafdan otot memungkiiikan hewan tersebut menaruh reaksi terhadap berbagai rangsangan dan luar tubuh, seperti sentuhan, cahaya, serta eksistensi makanan.
d. Hewan Bersel Satu
Hewan bersel satu (Protozoa), misalnya Amoeba sp. Serta Paramaeciurn sp., nir mempunyai sistem saraf. Akan namun, fauna tadi memiliki kemampuan untuk mendapat serta mereaksi rangsang. Ingat, keliru satu cirimakhluk hayati adalah iritabilitas.
Apabila Amoeba sp. Menerima rangsangan cahaya yang kuat, dia akan berkiprah menjauh. Sebaliknya, jika mendapat rangsangan cahaya yang lembut dia akan berkiprah mendekat. Paramaecium sp. Sebagai hewan berambut getar mempunyai serabut-serabut saraf yang berakhir pada tumpukan rambut getar (silia). Serabut saraftersebut berfungsi menjadi pengatur gerakan silia. Ubur-ubur Hydra sp., serta hewan berselsatu belum memilikisistem saraf spesifik.
Kesimpulan :
Sel-sel saraf pada ubur-ubur dan Hydra sp. Beredar di seluruh tubuh menciptakan anyaman. Paramaecium sp. Memiliki serabut saraf yg berakhir dalam silia.
Anatomi pada vertebrata
b. Serangga
Salah satu model serangga merupakan belalang. Hewan tadi memiliki sistem saraf tangga tali yang mirip dengan sistem saraf cacing tanah. Sistem saraf pada belalang terdiri atas ganglion ketua, ganglion bawah kerongkongan, serta ganglion ruas badan.
Ganglion kepala merupakan dua butir ganglion terbesar yg terletak di bagian ketua sebelah atas. Di pada ganglion kepala ini terdapat saraf penglihatan dan mata dan saraf peraba dan antena. Ganglion bawah kerongkongan berhubungan dengan ganglion kepala melalui dua butir serabut saraf yang masing-masing terdapat pada sebelah kanan serta sebelah kiri kerongkongan. Ganglion bawah kerongkongan dihubungkan menggunakan ganglion ruas badan oleh dua butir serabut saraf.
Demikian pula, antara ganglion ruas badan yang satu serta ganglion ruas badan yg lain dihubungkan oleh dua buah serabut saraf. Tiap-tiap ganglion ruas badan menciptakan cabang-cabang serabut saraf yg masing-masing bercabang lagi sampai ke bagian bawah tubuh yg berdekatan. Dengan demikian, dalam seluruh bagian tubuh masih ada ujung-ujung saraf.
c. Ubur-Ubur serta Hydra sp.
Sel-sel saraf motorik berakhir dalam serabut otot, sedangkan sel saraf sensorik berakhir pada permukaan tubuh.
Hubungan sel-sel sarafdan otot memungkiiikan hewan tersebut menaruh reaksi terhadap berbagai rangsangan dan luar tubuh, seperti sentuhan, cahaya, serta eksistensi makanan.
d. Hewan Bersel Satu
Hewan bersel satu (Protozoa), misalnya Amoeba sp. Serta Paramaeciurn sp., nir mempunyai sistem saraf. Akan namun, fauna tadi memiliki kemampuan untuk mendapat serta mereaksi rangsang. Ingat, keliru satu cirimakhluk hayati adalah iritabilitas.
Apabila Amoeba sp. Menerima rangsangan cahaya yang kuat, dia akan berkiprah menjauh. Sebaliknya, jika mendapat rangsangan cahaya yang lembut dia akan berkiprah mendekat. Paramaecium sp. Sebagai hewan berambut getar mempunyai serabut-serabut saraf yang berakhir pada tumpukan rambut getar (silia). Serabut saraftersebut berfungsi menjadi pengatur gerakan silia. Ubur-ubur Hydra sp., serta hewan berselsatu belum memilikisistem saraf spesifik.
Kesimpulan :
Sel-sel saraf pada ubur-ubur dan Hydra sp. Beredar di seluruh tubuh menciptakan anyaman. Paramaecium sp. Memiliki serabut saraf yg berakhir dalam silia.
Anatomi pada vertebrata
Diagram yang menerangkan pembagian utama dari sistem saraf vertebrata.
Sistem saraf menurut fauna vertebrata (termasuk insan) dibagi menjadi sistem saraf pusat (SSP) serta sistem saraf tepi (SST).
Sistem saraf pusat (SSP) adalah bagian terbesar, dan termasuk otak serta sumsum tulang belakang.
mengandung sumsum tulang belakang, sementara kepala mengandung otak. SSP tertutup dan dilindungi sang meninges, sebuah sistem membran 3 lapis, termasuk lapisan luar berkulit yg kuat, yg dianggap dura mater. Otak pula dilindungi oleh tengkorak, dan sumsum tulang belakang sang vertebra (tulang belakang).
Sistem saraf tepi (SST) merupakan terminologi/kata kolektif buat struktur sistem saraf yg nir berada di dalam SSP. Kebanyakan dominan bundel akson dianggap saraf yang dipertimbangkan masuk ke dalam SST, bahkan saat badan sel berdasarkan neuron berada di dalam otak atau spinal cord. SST dibagi menjadi bagian somatik serta viseral. Bagian somatic terdiri dari saraf yg menginervasi kulit, sendi dan otot. Badan sel neuron sensoris somatik berada pada 'dorsal root ganglion sumsum tulang belakang. Bagian viseral, pula dikenal menjadi sistem saraf otonom, mengandung neuron yang menginervasi organ pada, pembuluh darah, dan kelenjar. Sistem saraf otonom sendiri terdiri dari dua bagian sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Beberapa pengarang juga memasukkan neuron sensoris yg badan selnya terdapat pada perifer (untuk indra seperti indera pendengaran) sebagai bagan berdasarkan SST; tetapi yg lain mengabaikannya.
Potongan horisontal ketua perempuan dewasa yg menerangkan kulit, tengkorak, serta otak dengan grey matter (coklat dalam gambar ini) dan white matter yang berada pada bawahnya.
Sistem saraf vertebrata pula dapat dibagi menjadi daerah yang diklaim grey matter ("gray matter" pada ejaan Amerika) serta white matter. Grey matter (yg hanya berwarna abu-abu apabila disimpan, dan berwarna merah muda (pink) atau coklat muda dalam jaringan yg hidup) mengandung proporsi tinggi badan sel neuron. White matter komposisi utamanya merupakan akson bermielin, dan merogoh warnanya dari mielin. White matter mencakup semua saraf dan kebanyakan berdasarkan bagian pada otak dan sumsum tulang belakang. Grey matter ditemukan pada kluster neuron dalam otak serta sumsum tulang belakang, dan dalam lapisan kortikal yg menggarisi bagian atas mereka. Ada perjanjian anatomis bahwa kluster neuron pada otak atau sumsum tulang belakang diklaim nukleus, ad interim sebuah kluster neuron pada perifer dianggap ganglion. Tetapi terdapat beberapa perkecualian terhadap anggaran ini, yg tercatat termasuk bagian berdasarkan otak depan yang diklaim basal ganglia.
Struktur Otak Hewan Invertebrata serta Vertebrata
otak invertebrata Otak paling sederhana adalah yang ditemukan di invertebrata, hewan yg tidak memiliki tulang belakang.
Misalnya, cacing gelang memiliki otak yang sederhana serta sistem saraf yg terdiri berdasarkan lebih kurang 300 sel saraf, atau neuron. Neuron sensorik terletak di ujung kepala fauna mendeteksi rangsangan dari lingkungan dan membicarakan pesan ke otak.
Otak lalu mengirimkan impuls melalui kabel saraf ke otot, yg merespon stimulus. Cara bahwa neuron dalam proses otak data yang diterima menentukan respon yg dibuat oleh hewan.
Agak organisme yg lebih maju memiliki sistem saraf yg lebih kompleks. Sebuah komponen kunci berdasarkan sistem tersebut ganglia, massa neuron yg dapat mendapat serta memproses informasi. Otak cacing tanah, contohnya, terdiri dari sepasang ganglia pada ujung kepala hewan itu.
Misalkan cacing tanah menemukan beberapa stimulus eksternal, seperti sentuhan, cahaya, atau kelembaban. Stimulus yg terdeteksi sang sel-sel reseptor pada kulit, yg mengirimkan pesan sepanjang sepasang saraf di setiap segmen cacing tanah itu.
Saraf ini membawa pesan ke otak dan pula buat ganglia kecil dalam masing-masing segmen cacing, pada mana frekuwensi dianalisis. Sistem saraf sentra kemudian mengirimkan impuls sepanjang saraf yang mengkoordinasikan aksi otot, menyebabkan cacing tanah buat berkiprah menuju atau menjauh berdasarkan stimulus.
Otak serangga.
Pada serangga, organ-organ indera khusus mendeteksi warta menurut lingkungan dan mengirimkannya ke sistem saraf pusat. Indra tersebut termasuk mata sederhana serta majemuk, reseptor suara pada dada (tubuh utama) atau di kaki, dan reseptor rasa.
Otak serangga terdiri menurut ganglion di ketua. Ganglia jua ditemukan di beberapa segmen tubuh serangga. Informasi yg menggunakan serangga buat perilaku misalnya berjalan, terbang, kawin, dan menyengat disimpan dalam ganglia segmental ini. Dalam percobaan pada mana ketua dipotong menurut kecoa serta lalat, serangga ini terus belajar.
Otak vertebrata
Sistem saraf sentra vertebrata (hewan bertulang belakang) terdiri berdasarkan tulang belakang tunggal, yang membentang pada sepanjang punggung hewan, serta otak sangat berkembang. Otak adalah struktur yang lebih banyak didominasi menurut sistem saraf.
Ini merupakan master controller berdasarkan semua fungsi tubuh, serta analisa serta juru warta serta pola perilaku yg kompleks. Seseorang dapat berpikir mengenai otak menjadi personal komputer yang kuat yang menggunakan sel-sel saraf daripada chip silikon. Sistem saraf perifer, yg terdiri berdasarkan saraf yg berjalan ke seluruh bagian tubuh, mengirimkan liputan ke serta dari sistem saraf pusat.
Struktur Otak Hewan Invertebrata serta Vertebrata
Otak vertebrata dibagi menjadi tiga divisi primer: kedepan-otak, otak tengah, dan otak belakang. Otak belakang menghubungkan otak ke sumsum tulang belakang, dan sebagian berdasarkan itu, disebut medulla oblongata, mengontrol fungsi-fungsi tubuh yg krusial misalnya taraf pernapasan serta denyut jantung. Juga terletak pada otak belakang merupakan otak, yg mengontrol keseimbangan.[
Otak depan terdiri dari otak, thalamus, serta hypothalamus. Di antara fungsi-fungsi lainnya, otak depan mengendalikan indera penciuman dalam vertebrata. Otak tengah merupakan lokasi lobus optik, yang bertanggung jawab buat menerima dan menafsirkan sinyal visual. Otak tengah jua adalah sumber respon motorik suatu organisme.
Struktur Otak Hewan Invertebrata serta Vertebrata
Selama beberapa minggu pertama perkembangan, otak vertebrata terlihat seperti serangkaian tonjolan pada tabung sel saraf. Ada sedikit disparitas antara otak awal ikan, amfibi, reptil, burung, serta mamalia. Sebagai otak berkembang, tetapi, tonjolan memperbesar. Setiap jenis vertebrata memperoleh otak orang dewasa sendiri yg khusus yang membantu itu bertahan pada lingkungannya. Dalam otak depan ikan, misalnya, penciuman (bau) rasa dikembangkan dengan baik, sedangkan otak berfungsi hanya menjadi stasiun relay buat impuls. Pada mamalia, di sisi lain, divisi penciuman termasuk pada sistem yang juga mengontrol emosi, dan otak yang sangat berkembang, yang beroperasi menjadi pusat pengolahan kompleks buat liputan. Lobus optik dikembangkan menggunakan baik pada otak tengah vertebrata nonmammalian, sedangkan dalam mamalia sentra penglihatan terutama di otak bagian depan. Selain itu, otak burung akbar dibandingkan dengan residu dari otaknya, karena mengendalikan koordinasi dan keseimbangan dalam terbang.
Sekian Artikel Singkat Tentang Sistem Saraf Hewan (Vertebrata serta Avertebrata). Semoga artikel ini Bermanfaat bagi kita semua.
(Sumber : Konsep serta Penerapan Sains Biologi, Hal : 115-121, Penerbit : Tiga Serangkai.2004.solo, Penulis : Drs. Sunarto.dkk)