BAPAK PRAMUKA INDONESIA
Wednesday, January 9, 2019
Edit
Siapakah dia? Dia adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX ( Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912 - Washington, DC, Alaihi Salam, 1 Oktober 1988 ) merupakan seorang Raja Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur Daerah spesial Yogyakarta. Beliau juga Wakil Presiden Indonesia yg kedua antara tahun 1973-1978. Beliau pula dikenal menjadi Bapak Pramuka Indonesia, serta pernah menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka (1961 - 1974)
Biografi
Lahir pada Yogyakarta menggunakan nama GRM Dorojatun pada 12 April 1912, HamengkubuwonoIX merupakan putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan Raden Ajeng Kustilah. Diumur 4 tahun Hamengkubuwono IX tinggal pisah berdasarkan keluarganya. Dia memperoleh pendidikan pada HIS pada Yogyakarta, MULO di Semarang, dan AMS di Bandung. Pada tahun 1930-an dia berkuliah pada Universiteit Leiden, Belanda (”SultanHenkie”).
Hamengkubuwono IX dinobatkan sebagai Sultan Yogyakarta dalam lepas 18 Maret 1940 menggunakan gelar “Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan HamengkubuwonoSenopati Ing Alogo Ngabdurrokhman Sayidin Panotogomo Kholifatulloh Ingkang Kaping Songo”. Beliau adalah sultan yg menentang penjajahan Belanda serta mendorong kemerdekaan Indonesia. Selain itu, dia pula mendorong supaya pemerintah RI memberi status spesifik bagi Yogyakarta menggunakan predikat “spesial”. Sejak 1946 dia pernah beberapa kali menjabat menteri pada kabinet yg dipimpin Presiden Soekarno. Jabatan resminya pada tahun 1966 adalah merupakan Menteri Utama pada bidang Ekuin.
Pada tahun 1973 beliau diangkat menjadi wakil presiden. Pada akhir masa jabatannya pada tahun 1978, dia menolak buat dipilih pulang menjadi wakil presiden dengan alasan kesehatan. Namun, terdapat rumor yg berkata bahwa alasan sebenarnya beliau mundur merupakan karena tidak menyukai Presiden Soeharto yg represif misalnya pada Peristiwa Malari dan hanyut pada KKN.
Minggu malam dalam 1 Oktober 1988 dia wafat di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat serta dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram pada Imogiri.