GELADIAN PIMPINAN SATUAN PENEGAK
Wednesday, January 9, 2019
Edit
By Taufik Maulidi , MLG.
Artikel ini saya susunberdasarkan Keputusan Kwarnas No. 031 tahun 1978 mengenai PetunjukPenyelenggaraan Geladian Pimpinan Satuan Penegak. Maksud penyusunan artikel iniadalah keliru satu model praktis pelaksanaan Geladian Pimpinan Satuan Penegakyang mengacu sesuai anggaran dengan kemasan yang gampang dilaksanakan.
Pengertian serta Pengenalan
Geladian pimpinan satuan penegakbiasanya disingkat dianpinsat, ada juga yg menyingkatnya menjadi dianpinsaatau GPS. Saya lebih memilih menyebut “dianpinsat” lantaran singkatan inilah yangdipakai kwarnas buat menyebut kegiatana ini pada dokumen-dokumen resminya.
Dianpinsat merupakan galat satubentuk pembinaan yang diperuntukkan bagi Pramuka Penegak. Disebut PramukaPenegak, berarti sudah lulus syarat kecakapan generik (SKU) Penegak Bantara.lantaran sebelum menjadi Penegak Bantara Pramuka tersebut baru sebagai CalonPenegak.
Aturan primer yang arus dipenuhidalam melaksanakan dianpinsat merupakan mengedepankan praktek pribadi. Kalau punterpaksa terdapat teori, hendaknya diberikan sepraktis mungkin dan selalu diikutidengan praktek penerapannya.
Penyelenggara serta Peserta
Dianpinsat yg dilaksanakan dilingkup gudep diselenggarakan oleh pembina penegak dan pembantu pembina digudep tadi. Pembina tadi melibatkan pemateri berdasarkan luar gudep bahkandari luar anggota Pramuka apabila dirasa perlu. Dan sangat dianjurkan melibatkanPramuka Penegak/ Pandega yang lebih senior (lebih berpengalaman) pada gudeptersebut. Dianpinsat juga mampu dilaksanakan di taraf kwartir dengan DewanKerja Pramuka Penegak/ Pandega sebagai pelaksananya. Pihak kwartir, termasukPusat Pendidikan Pelatihan (Pusdiklat) hanya memberikan bimbingan danpengawasan saja.
Hal tersebut sangat sinkron denganprinsip menaruh kesempatan seluas-luasnya kepada Pramuka Penegak untukmemimpin serta melaksanakan kegiatan sinkron yang tersurat dalam Keputusan KwarnasNo. 080 tahun 1988 mengenai Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak danPandega.
Peserta dianpinsat merupakan parapemimpin sangga dan wakilnya serta para pengurus Dewan Ambalan.
Tujuan dan Sasaran Dianpinsat
Ada tiga tujuan training dianpinsatini:
Pertama, melatih danmengembangkan sifat kepemimpinan. Hal ini ditunjukkan menggunakan sistem pelaksanaandianpinsat yang beregu. Semua peserta dikelompokkan pada sangga-sangga denganpemimpin sangga berganti-ganti selama kegiatan. Rolling pinsa tersebutdimaksudkan agar setiap peserta pernah merasakan beban tanggung jawab sebagaipimpinan.
Kedua, menembangkanketerampilan-keterampilan kepramukaan (scouting skills). Jangan membayangkanketerampilan kepramukaan bagi penegak sama persis menggunakan penggalang misalnya:sandi morse, semaphore, peta pita, peta lapangan serta sebagainya. Ketrampilanyang hendaknya dikuasai oleh penegak lebih praktis tetapi lebih luas. Berkaitandengan segala keterampilan yg diperlukan pada berkegiatan pada alam terbuka.seperti keterampilan tentang cara yang baik mengelola tapak perkemahan,pengetahuan survival, penjelajahan, bahkan sampai pengetahuan cara mengaturmenu kuliner yang sehat saat berkemah.
Ketiga, menanamkan pada PramukaPenegak tentang manfaat serta pentingnya berkegiatan secara terorganisir dalamsangga juga dewa ambalan.
Materi serta Penyajiannya
Ada 4 pokok materi yangsemestinya diberikan:
1.patriotisme serta spiritual.
2.organisasi danAdministrasi.
3.peranan pemimpin satuanpenegak.
4.kegiatan Pramuka Penegak.
Karena mengedepankan pelatihanyang bersifat mudah, bukan teoritis, tak jarang ditemui kesalahpahaman dalampenyajian materi. Misalnya, materi patriotisme serta spiritual sangat nir tepatjika diberikan pada bentuk ceramah teoritis.pembina yang cerdas akan selalumenghindari cara penyajian materi yang membosankan serta nir efektif.
Sebagai model, peserta tidakperlu diceramahi mengenai keagamaan. Untuk Pramuka muslim, mampu dengan diajaksholat wajib tepat saat, dieri waktu buat bertadarus di sore dan pagi hari,diajak shalat malam serta merenung berdzikir, dan sebagainya. Berkaitan denganseni budaya, jua nir perlu diberi ceramah mengenai budaya. Berikan saja tugaspada peserta berupa pentas seni yg bernilai melestarikan budaya.
Kalaupun ada materi yangmembutuhkan penyajian teoritis merupakan materi organisasi dan administrasi. Inipun mampu dimimalisir teoritisnya dengan menciptakan materi yg bisa pada “PR” kan.materi tertulis yg bisa dipelajari pada rumah dan diukur tingkat pemahamannyadengan pretest dan posttest selama kegiatan. Bayangkan ketika yg terbuanghanya buat membacakan materi yg sebenarnya mampu mereka baca sendiri dirumah. Bahkan sanggup jua kita tidak memberikan materi, namun memberi tugas padapeserta untuk mencari pengetahuan terkait di internet atau kitab . Materi tentangkeorganisasian, jauh lebih baik apabila dilaksanakan dengan cara workshop atausimulasi.
Kepemimpinan pula nir selaludisajikan dengan slide presentasi ala pelatihan leadership. Lebih pentingbagaimana mereka bisa mencicipi pribadi pentingnya kepemimpinan denganmerasakan team building game, penugasan kelompok bahkan jika perlu dibuatskenario dilema solving. Untuk yg terakir ini, tak jarang kali salah kaprahdijadikan ajang penggojlokan bulliying. Peserta tiba-datang dimarahi, dibentaktanpa alasan. Peserta dihadapkan dengan kasus yg dimana mereka nir punyaesmpatan buat memecahkannya karena satu-satunya solusi yang mereka mampu lakukanadalah mendengarkan bentakan serta berlagak sedikit takut.
Materi mengenai aktivitas atau sayalebih bahagia menyebutnya menjadi scouting skills adalah materi yg paling luasdan kompleks. Sehingga tidak harus diberikan secara menyeluruh pada waktu yangterbatas. Lebih baik bila dipilih satu-2 materi yang nantinya cukup waktuuntuk penyajian teoritis serta prakteknya.