HUTAN PENUH MISTERI PART 1 CERITA HOROR CERITA HANTU
Wednesday, January 9, 2019
Edit
IndonesiaKu -Senja baru saja turun, pada kejauhan terdapat semburat merah belia yang manis.
Di tepi jalan terdengar bunyi mesin kendaraan beroda empat pada mana-mana. Fuhh… aku menghembuskannapas berat melihat pohon-pohon yg berserakan pada pinggir jalan. Pohon-pohonyang hayati puluhan tahun itu kini telah tergeletak tidak berdaya. Mereka sudahmati. Aku merasa terenyuh, hatiku pilu melihat pohon-pohon yg tidak berdosa ituditebang satu persatu. Dasar para insan serakah, lebih mementingkan bisnisdari pada menjaga alam. Lihat saja apabila hutan sudah banyak yang gundul, akanterjadi bala alam di mana-mana. Baru tahu rasa. Umpatku dalam hati.
Aku harap agar manusia-manusia serakah itu dihukumoleh Sang Penguasa lantaran telah merusak alam kreasi-Nya. Ku goes kembalisepeda yang dipakai buat berangkat ke sekolah tadi pagi. Aku bersyukur karenadi dekat desaku masih ada hutan yg dilindungi para masyarakat. Desa kami mempunyaiperaturan yg sangat tegas buat tidak sembarang menebang hutan. Itu semuadilakukan demi kelangsungan hayati manusia. Lantaran bagaimana pun pula hutanadalah paru-paru global yang harus selalu dijaga.
Sebetulnya alasan yg lebih primer nir diperbolehkanmenebang hutan pada desaku: supaya Hutan Misteri nir murka dalam kami, masyarakat desa.hutan rahasia terletak pada pinggir desa. Kenapa dianggap sebagai Hutan Misteri,lantaran hutan tersebut memiliki misteri yang terkandung di dalamnya. MenurutNenek Moyang kami, hutan itu dijaga sang seorang Ratu pohon yang turun darilangit dan diutus buat menjaga hutan itu dari tangan para insan serakah yangtidak bertanggung jawab.
Bahkan dahulu pernah ada dua orang laki-laki yg inginmenebang pohon pada hutan. Salah satu dari mereka masuk ke pada hutan. Yang lainmenjaga pada luar. Sudah usang sekali laki-laki itu tidak juga timbul. Temannya baruingat tentang mitos yg terkandung pada pada Hutan Misteri. Maka beliau punmemutuskan buat meminta donasi masyarakat agar mencari temannya. Para masyarakat sudahmencarinya, namun nir ada pertanda-pertanda terdapat orang yg masuk ke pada hutanitu.
Dari situlah masyarakat mulai mempercayai mitos itu. Dansampai saat ini nir terdapat yang berani menebang hutan asal-asalan lagi. Sebelumke desa, aku wajib melewati hutan itu. Aku barhenti sempurna di depan hutan. Kupandangi hutan yg tinggi pohonnya. Pohon itu sangat tinggi menjulang kelangit. “Selamat sore Humis.” aku menyapa hutan itu dengan sebutan Humis. Anginkecil yg santai menerpa ranting-ranting dedaunan. Seakan hutan itu balasmenyapaku. Aku tersenyum. Aku konfiden hutan ini memang mempunyai misteri didalamnya.
—
Baru beberapa mnt bel istirahat berbunyi, kantinsekolah sudah ramai dipenuhi sang puluhan, bahkan ratusan anak didik. Ku cari meja yangbiasa loka aku serta teman-sahabatku nongkrong. Sesuai dugaanku, meja itusudah dipenuhi tiga sahabatku itu.
“Virgo!” panggil seseorang wanita berambut panjanglurus yang dicat kemerahan, mengingatkanku pada rambut para selebriti Korea.wajah yang dirias rapi dengan make-up. Sangat berlawanan menggunakan wajahku yangpucat serta sederhana. Namanya Gemini. Aku menghampiri mereka.
“Kamu dari mana? Kok baru tiba?” tanya cowokberambut cepak, mata mencorong tajam. Tapi tetap terlihat cantik. Dengan hidungmancung serta bibir yg tipis. Belum lagi tubuhnya yg langsing denganotot-otot yg bersembunyi di pulang seragam sekolah. Dia adalah Aries, salahsatu sahabatku -Termasuk orang yg ku sukai. Dan yang duduk pada sampingnyabernama Leo. Dia tinggi besar serta ganteng . Tak jauh beda berdasarkan Aries. Leo jugasahabatku. Kami berempat bersahabat sejak masuk ke sekolah ini. Dari situlahaku mulai mengenal yg namanya jatuh cinta pada pandangan pertama.
“Maaf,tersebut aku ke toilet sementara waktu.” ucapku sembari duduk di samping Gemini. Akulangsung memesan makanan.
“Oh ya, Vi. Memangnya pada dekat desamu terdapat hutan yg bernama Hutan Misteri?”tanya Gemini.
“Iya. Kenapa?”
“Nama yg sangat aneh. Pasti terdapat suatu rahasia yg tersimpan pada dalamnya?”sekali waktu Gemini menyeruput minuman yg dipegangnya.
“Menurut mitos yg ada, hutan itu bukan hutan biasa…” belum sempat ku teruskanucapanku. Gemini telah memotongnya.
“Bukan hutan biasa? Maksudmu apa?” tanya Gemini tampak tertarik serta memusatkanperhatiannya padaku.
“Yeah, hutan itu tidak akan membebaskan insan-insan perusak alam.” jelasku.
“Oh ya, Vi. Memangnya pada dekat desamu terdapat hutan yg bernama Hutan Misteri?”tanya Gemini.
“Iya. Kenapa?”
“Nama yg sangat aneh. Pasti terdapat suatu rahasia yg tersimpan pada dalamnya?”sekali waktu Gemini menyeruput minuman yg dipegangnya.
“Menurut mitos yg ada, hutan itu bukan hutan biasa…” belum sempat ku teruskanucapanku. Gemini telah memotongnya.
“Bukan hutan biasa? Maksudmu apa?” tanya Gemini tampak tertarik serta memusatkanperhatiannya padaku.
“Yeah, hutan itu tidak akan membebaskan insan-insan perusak alam.” jelasku.
Tigasahabatku memandangku menggunakan raut wajah kebingungan.
“Tunggu-tunggu, maksudmu bagaimana? Aku tidak mengerti” ucap Aries.
Akhirnya beliau angkat bicara juga. Memang Aries termasuk orang yang pendiam danjarang poly bicara di antara kita. Apakah Aries juga tertarik denganceritaku? Pikirku dalam hati.
“Tunggu-tunggu, maksudmu bagaimana? Aku tidak mengerti” ucap Aries.
Akhirnya beliau angkat bicara juga. Memang Aries termasuk orang yang pendiam danjarang poly bicara di antara kita. Apakah Aries juga tertarik denganceritaku? Pikirku dalam hati.
“Jadi,jika ada insan yg selalu Mengganggu alam. Apabila sudah memasuki hutan itu. Makaia tidak akan pernah sanggup keluar”
“Itu sih hanya mitos. Lagi jua tidak mungkin zaman modern begini terdapat halsemacam itu. Kita anak IPA, percaya menggunakan data dan liputan. Bukan mitos murahanseperti itu” seru Leo menggunakan nada meremehkan. Aku tak terima menggunakan perkataanLeo. Itu ialah dia sudah menghina nenek moyang desaku.
“Itu sih hanya mitos. Lagi jua tidak mungkin zaman modern begini terdapat halsemacam itu. Kita anak IPA, percaya menggunakan data dan liputan. Bukan mitos murahanseperti itu” seru Leo menggunakan nada meremehkan. Aku tak terima menggunakan perkataanLeo. Itu ialah dia sudah menghina nenek moyang desaku.
“Eh, Leo! Kalau bicara jangan asal-asalan. Itu bukan mitos tahu, tapi keterangan.jika kau memang tidak percaya. Buktikan saja sendiri”
“Oke, akan aku buktikan bahwa itu seluruh dusta . Berhubung saya nir begitu sukadengan flora. Aku akan menerangkan bahwa besok saya mampu ke luar berdasarkan hutanitu dengan selamat” mengibaskan tangannya meremehkan.
“Besok siang kita bertemu pribadi di depan hutan itu”
Seusai bicara begitu, Leo beranjak pulang dari kursinya.
“Uhh… ternyata Leo keras ketua jua” aku berdecak kesal.
Aries hanya tersenyum padaku, beliau merasa geli melihatku murka menggunakan memanyunkanbibir. “kemarin-kemarin ke mana? Baru sadar jika Leo keras ketua” ujarnya.aku hanya membisu tak menjawab ucapannya.
Siang itu surya hampir berada di atas kepala-kepalapenghuni bumi. Memancarkan teriknya ke segala penjuru ruang sampai masuk kecelah-celah kecil ranting dedaunan. Aku menunggu sempurna di depan tempat yangkami janjikan. Tak berapa usang lalu datanglah Aries bersama Leo. Laludisusul menggunakan Gemini. Tanpa bicara, Leo langsung memandu kami seluruh untukmasuk bersamanya.
“Tunggu, Leo!” cegahku sebelum Leo melangkahkankakinya. “Ibu bilang, lebih baik kau jangan nekat. Aku memahami kau bukan termasukorang yang suka dengan tumbuhan. Dan termasuk orang yg tak jarang merusak tanaman .jadi, kau jangan berani masuk ke dalam hutan itu!”
Leo berpaling sebentar, lalu ia melangkah kembalimendekati sebuah tumbuhan kecil yg berada pada sekitar hutan. Leo berjongkok danmembelai-belai tumbuhan itu. Awalnya ku pikir Leo hanya memegangnya saja, tetapikemudian beliau mencabut tanaman itu dengan paksa sehingga tumbuhan tadi menjadirusak. Kami terperanjat, beraninya Leo melakukan hal itu. Bersamaan dengan ituangin yg tadinya hening mendadak sebagai kencang.
Aku terpengarah, ku lihat air muka Leo yang berubahketakutan. Rambut kami bergoyang-goyang diterpa angin. Pohon-pohon itu seakanmemperingatkan Leo atas perbuatannya yg telah membuat Hutan Misteri murka .angin kencang itu perlahan-lahan berubah balik damai. Aku segera memarahi Leo“Lihat! Itu karena perbuatanmu Hutan Misteri menjadi murka . Cepat, lebih baikkau segera meminta maaf sebelum kau dieksekusi!”
“Lagi pula lihatlah, saya baik-baik saja saya akan permanen masuk ke pada hutanuntuk menandakan bahwa di pada hutan ini tidak ada apa-apa”
“Jadi, siapa yang akan ikut bersamaku?” tanyanya mengangkat sebelah alistebalnya.
Hening. Aku, Aries, serta Gemini saling pandang. Lalu Aries menghampiri Leo.
“Leo,benar apa yg diucapkan Virgo. Lebih baik kau jangan nekat masuk” Ariesmencoba menasihatinya.
“Iya, Leo. Kita tidak ingin terdapat sesuatu yang jelek terjadi padamu” timpalGemini.
“Iya, Leo. Kita tidak ingin terdapat sesuatu yang jelek terjadi padamu” timpalGemini.
Ada semburat kekecewaan pada wajah Leo “jadi kalian berada pada pihak Virgo? Yasudah. Aku mampu pergi sendiri tanpa kalian. Dan saya akan ke luar dari hutandengan selamat”
Tanpa mengindahkan kami, Leo masuk ke dalam hutan. Kami menatap punggung Leo.perlahan sosoknya hilang bak ditelan rimbunnya hutan.
“Sekarangapa yang harus kita lakukan?” tanya Gemini.
“Kita akan menunggunya hingga dia ke luar menurut hutan. Apabila pada ketika dua jamdia belum ke luar. Kita akan menyusulnya masuk ke dalam hutan” kentara Ariestanpa mengalihkan pandangannya. Ia terus menatap lurus ke pada hutan.
“Kita akan menunggunya hingga dia ke luar menurut hutan. Apabila pada ketika dua jamdia belum ke luar. Kita akan menyusulnya masuk ke dalam hutan” kentara Ariestanpa mengalihkan pandangannya. Ia terus menatap lurus ke pada hutan.
Kulihat Gemini. Wajahnya penuh menggunakan kecemasan. Iamemandangku dan mengangguk dengan lesu. Matahari meningkat serta teriknyasemakin panas. Leo belum pula ke luar menurut hutan. Kami mulai mencemaskannya.mungkin sudah terjadi sesuatu padanya. “Sudah lebih dari 2 jam Leo belum jugake luar. Aku khawatir ada sesuatu yang terjadi padanya.”
Aku merangkul Gemini serta menatap Aries. Ariesmenajamkan tatapannya, “Baiklah, kita akan menyusulnya masuk ke dalam hutan”lalu tanpa diperintah, beliau bergegas masuk. Aku serta Gemini mengikutinya daribelakang. Awalnya aku ragu, karena seumur hayati saya belum pernah masuk ke dalamHutan Misteri. Bagaimana jika pada dalamnya banyak berkeliaran hewan buas.bagaimana apabila terdapat hantu di dalamnya, dan bagaimana jika kami tidak mampu keluar lagi.
Gambaran itu terus mengusik pikiranku. Aku berusahamembuang bayangan itu. Aku tidak boleh berpikiran buruk dahulu. Kami niscaya bisake luar membawa Leo menggunakan selamat. Setelah berada di dalam hutan. Kamiterdiam, melihat sekeliling. Ternyata hutan ini tidak jauh berdasarkan kesan hutan-hutanbiasanya. Tak terdapat yang tidak sama. Atau yang dikatakan Leo memang benar bahwamitos itu bohong.
“Leo…!!!”teriak Aries. Suaranya menggema pada angkasa. Tak ada jawaban selain suarakicauan burung.
Gemini memegang erat lenganku. “Vi, saya takut”
“Sama, Mi. Aku jua takut”
Gemini memegang erat lenganku. “Vi, saya takut”
“Sama, Mi. Aku jua takut”
Akudan Gemini terus mengikuti langkah Aries. Dan kami semakin pada masuk kehutan. Aries terus berteriak memanggil Leo. Aku jua ikut membantunyaberteriak. Sudah berapa usang dan pada kami masuk ke pada hutan mencari Leo,namun hasilnya nihil. Tak ada tamda-indikasi adanya Leo.
“Jangan-jangan Leo dibawa sama makhluk penunggu hutan” ucap Gemini datang-datang.
“Kalau bicara jangan aneh, ah!”
Geminimemandangku heran, “loh, Vi. Kan kau sendiri yg bilang bahwa apabila ada manusiayang senang Mengganggu alam sekalinya masuk ke pada hutan ini nir akan pernahbisa ke luar. Dan tadi sebelum masuk ke pada hutan kan Leo Mengganggu flora.jadi mitos itu memang konkret… Aku takut. Kita pergi saja”
Aku tak mampu menjawab. Ku pandang Aries buat meminta jawaban. Ia memandangkubalik. “Mi, kita tidak mungkin pulang tanpa Leo. Meskipun Leo keras kepala dansusah diatur. Tapi dia permanen teman kita. Kita harus menolongnya. Kau jangantakut. Kan terdapat aku ,” ucap Aries.
Akutertegun mendengar ucapannya. Sungguh bijak. Kemudian kami pun meneruskanpencarian hingga semakin jauh masuk ke pada hutan. Tak terasa matahari semakinturun ke arah barat. Hari telah semakin gelap. “Sudah mau gelap. Apa yang haruskita lakukan?” tanyaku mulai cemas.
“Baiklah. Pencarian hari ini hingga pada sini saja. Kita lanjutkan besok.sekarang ayo kita pergi” kata Aries.
“Baiklah. Pencarian hari ini hingga pada sini saja. Kita lanjutkan besok.sekarang ayo kita pergi” kata Aries.
Padasaat kami akan berbalik, tiba-tiba terdengar teriakan seseorang yg tidak lainadalah bunyi Leo.
“Itu bunyi Leo… Ayo cepat kita ke sana?” ucap Aries buru-buru lari ke arahsumber suara.
Aku dan Gemini ikut mengekor di belakangnya. Entah bagaimana awalnya. Kamisemua terpeleset jatuh ke dalam lubang. Teriakan kami menggema di dalam lubang.sesaat ku rasakan tubuhku terbentur sesuatu yang keras -sakit. Kemudiansemuanya gelap. Hanya ada saya dan kegelapan.
“Itu bunyi Leo… Ayo cepat kita ke sana?” ucap Aries buru-buru lari ke arahsumber suara.
Aku dan Gemini ikut mengekor di belakangnya. Entah bagaimana awalnya. Kamisemua terpeleset jatuh ke dalam lubang. Teriakan kami menggema di dalam lubang.sesaat ku rasakan tubuhku terbentur sesuatu yang keras -sakit. Kemudiansemuanya gelap. Hanya ada saya dan kegelapan.
—
Akumerasakan sesuatu menepuk-nepuk pipiku. Samar-samar saya mendengar bunyi Ariesmemanggil namaku. Aku mengerjap-ngerjap mata buat melihat sekeliling.
“Syukurlah kamu sadar jua” terdengar nada suara Aries lega.
“Kita terdapat di mana?” tanyaku 1/2 sadar.
Ariesmenatap ke semua arah.
“Entahlah, saya pun tak tahu. Sepertinya kita terjatuh ke jurang. Dan sekarangkita tersesat”
Aku tak begitu merespon ucapan Aries. Yang ku rasakan hanyalah kepalaku yangsangat sakit. Tapi semua itu sirna waktu aku teringat ada yg hilang pada antarakami. Gemini!
“Entahlah, saya pun tak tahu. Sepertinya kita terjatuh ke jurang. Dan sekarangkita tersesat”
Aku tak begitu merespon ucapan Aries. Yang ku rasakan hanyalah kepalaku yangsangat sakit. Tapi semua itu sirna waktu aku teringat ada yg hilang pada antarakami. Gemini!
“Di mana Gemini?”
WajahAries mendadak pucat. Ia baru menyadari bahwa Gemini telah hilang.
“Kita wajib mencari Gemini!” ujarku berusaha bangun. Tapi tidak sanggup. Jika sajaAries tidak menunda tubuhku. Mungkin saya telah jatuh tersungkur ke tanah. Kakikutak bertenaga berdiri. Lemas cita rasanya. “Sekarang hari telah gelap. Percuma apabila kitamencarinya dalam keadaan gelap seperti ini. Lebih baik kita kini istirahat.besok aku akan mencari jalan munculnya,”
“Kita wajib mencari Gemini!” ujarku berusaha bangun. Tapi tidak sanggup. Jika sajaAries tidak menunda tubuhku. Mungkin saya telah jatuh tersungkur ke tanah. Kakikutak bertenaga berdiri. Lemas cita rasanya. “Sekarang hari telah gelap. Percuma apabila kitamencarinya dalam keadaan gelap seperti ini. Lebih baik kita kini istirahat.besok aku akan mencari jalan munculnya,”
Meskipun itu nir membuatku hening. Tapi benar apayang dikatakannya. Kami nir mungkin mencari Gimini serta Leo dalam keadaangelap gulita tanpa diterangi cahaya. Malam itu kami tidur pada bawah sebuahpohon. Saat aku bangun, ku sadari kepalaku menyender di bahu Aries. Spontan akuterbangun dan menjauhi kepalaku dari bahunya. Gerakanku yang cepat membuatAries terbangun. Ia menguap lebar. Ku pandangi wajahnya. Ya ampun dia terlihatsangat ganteng ketika bangun tidur. Ia menengok ke arahku. Buru-buru ku alihkanpandangan. Sebelum ketahuan bahwa saya membisu-diam mencuri pandang padanya.
“Kausudah bangun?” Aku hanya tersenyum.
“Bagaimana kepalamu? Apakah masih terasa sakit?”
“Sudah lebih baik. Bahkan jauh lebih baik apabila berada pada dekatmu” saya segeramenutup mulut. Aduh… saya ini memang payah. Bisa keceplosan misalnya ini.
“Bagaimana kepalamu? Apakah masih terasa sakit?”
“Sudah lebih baik. Bahkan jauh lebih baik apabila berada pada dekatmu” saya segeramenutup mulut. Aduh… saya ini memang payah. Bisa keceplosan misalnya ini.
“Maksud kamu apa?”
“Sudahlah lupakan saja. Daripada kita membisu terus pada sini, lebih baik kitamempercepat pencarian”
Aries mengangkat alisnya. “Ayo,” beliau membantuku berdiri.
Kami pun melanjutkan pencarian yg tadinya hanya mencari satu orang kinimenjadi dua orang. Aku harap mereka baik-baik saja.
“Kamucari sebelah sana. Aku kesitu. Tapi jangan jauh-jauh” perintah Aries menunjukke arah yg disebutnya.
Aku hanya menurutinya. Saat sedang mencari. Aries memanggilku.
“Vi.. Virgo. Cepat ke ayo!” teriaknya pelan.
“Ada apa?”
“Lihat itu!” tunjuknya ke arah yang ada di balik semak-semak.
Aku hanya menurutinya. Saat sedang mencari. Aries memanggilku.
“Vi.. Virgo. Cepat ke ayo!” teriaknya pelan.
“Ada apa?”
“Lihat itu!” tunjuknya ke arah yang ada di balik semak-semak.
Aku pun mengintip. Mataku terbelalak. Mulutku mengangalebar selesainya melihat sebuah kota. Kota yang sangat latif. Di kejauhan terlihatsebuah taman yg sangat luas berada di tengah-tengah kota. Di taman itu adasebuah pohon indah, berwarna cemerlang. Pohonnya begitu akbar, rindang, danindah. Aku terperanjat melihat empat orang berperawakan tinggi besar menggotongsebuah kandang besar yang terbuat berdasarkan jeruji besi.
Di dalamnya terdapat seseorang yg tertidur ataumungkin kelenger. Ku perhatikan menggunakan seksama. Astaga seseorang yg berada didalam kandang itu merupakan Gemini. Namun yg membuatku tercengang, empat orangitu bukanlah manusia, melainkan… melainkan…. Aku hampir saja menjerit jikaAries tidak segera membekap mulutku. Ku pandangi Aries dengan ketakutan. Ariesmenempelkan jari telunjuk ke bibirnya sebagai isyarat bahwa saya wajib diam.setelah mereka pergi jauh. Barulah Aries melepaskan tangannya menurut mulutku.
“Me… Mereka bukan insan!” ucapku gemetaran karenatakut.
~BERSAMBUNG~
Cerpen Karya : Irma Erviana
Sumber : Cerpenmu.com