BUDIDAYA KEPITING BAKAU DI AIR PAYAU

Budidaya Kepiting Bakau  - Untuk memenuhi akan permintaan pasar kepiting yang begitu tinggi maka keliru satunya adalha meningkatkan output produksi. Selama ini permintaan kepiting masih di suplai berdasarkan penangkapan di alam. 

Tetapi menggunakan menurun nya hasil tangkapan kepiting maka nelayan mulai ber penemuan dengan cara Budidaya Kepiting Bakau.


Teknik Budidaya Kepiting Bakau masih sangat awam bagi sebagian nelayan oleh karenanya buat memberikan peningkatan hasil maka panduan teknik secara sederhana harus mampu pada aflikasi. Ada beberapa faktor yg menunjang keberhasilan budidaya kepiting bakau.

Budidaya Kepiting Bakau


Faktor teknik yg perlu diperhatikan buat menunjang keberhasilan budidaya pembesaran kepiting, diantaranya :

1. Pemilihan Lokasi Budidaya

Pemilihan lokasi budidaya wajib sempurna secara teknis operasional dengan mempertimbangkan beberapa aspek menjadi berikut :
  • Mutu air : Salinitas 15 - 30 ppt, pH air 7 - 8, Suhu 25 - 30 derajat Celcius, Kandungan Oksigen > 3 ppm.
  • Mudah diawasi.
  • Substrat dasar tambak adalah lumpur berpasir.
  • Untuk sistem karamba wajib terhindar dari dampak banjir dan mudah terjangkau sang pasang surut.
  • Merupakan wilayah penangkapan kepiting.


2. Tempat pemeliharaan

Tempat pemeliharaan kepiting bisa berupa kurungan bambu, waring, juga bak beton. Untuk loka pemeliharaan kepiting yg berasal menurut kurungan bambu (karamba) disarankan ukuran 1,5x1x1 meter atau 2x1x1 meter, hal ini bertujuan memperrmudah pengelolaannya terutama pada waktu mengangkat karamba di ketika panen.

3. Pemilihan Benih

Kesehatan benih merupakan satu diantara faktor yg menunjang keberhasilan pada bisnis penggemukan kepiting. Oleh karena itu pemilihan dan pengelolaan benih harus benar dan sempurna. Kesehatan benih jua sanggup dicermati berdasarkan kelengkapan kaki-kakinya. Hilangnya capit akan berpengaruh dalam kemampuan buat memegang makanan yg dimakan dan kemampuan sensorisnya. 

Walaupun pada akhirnya setelah ganti kulit maka kaki yg baru akan tumbuh tetapi hal ini memerlukan saat, belum lagi adanya sifat kanibalisme kepiting, sehingga kepiting yg tidak sanggup jalan karena sedang ganti kulit sering menjadi mangsa kepiting lainnya. Untuk itu maka harus dipilih benih yang memiliki kaki masih lengkap. Benih kepiting yg kurang sehat rona karapas akan kemerah-merahan dan pudar dan pergerakannya lamban.


4. Pengangkutan Benih

Walaupun kepiting bakau adalah fauna yang tahan terhadap perubahan lingkungan tetapi cara pengangkutan yang galat sanggup mengakibatkan kematian dalam jumlah poly atau mengurangi sintasan. Pengangkutan benih sebaiknya dilakukan sewaktu suhu udara rendah serta kurang sinar mentari . Tereksposenya benih kepiting ke pada sinar matahari sanggup mengakibatkan dehidrasi yang pada akhirnya cairan pada tubuh kepiting akan keluar semuanya sebagai akibatnya menyebabkan kematian. Tingginya kematian benih sehabis hingga tempat tujuan umumnya ditimbulkan karena benih ya

ng dibeli memang telah lemah akibat sudah ditampung beberapa hari oleh pedagang pengumpul. Biasanya kematian kepiting terjadi sesudah hari ke-4 pada penampungan tanpa air. Wadah yg dipakai dalam pengangkutan kepiting usahakan nir mengakibatkan panas dan letakkan kepiting dalam posisi hidup. Wadah sterofoam dengan panjang 1 m serta lebar 60 cm dapat menyimpan benih sebanyak 100 - 150 ekor buat benih yang diikat. Lakukan penyiraman sebanyak 2 - 3 kali penyiraman menggunakan air berkadar garam 10 - 25 ppt, selama pengangkutan lima - 6 jam.
5. Penebaran
Penebaran kepiting dilakukan dalam pagi atau sore hari pada karamba. Benih kepiting yg ditebarberukuran berat 200 - 300 gr per ekor. Untuk berukuran karamba 1,lima - 2 x 1 x 1 meter kepadatan tebar nya sekitar 15 - 25 kg atau sebanyak 60 - 70 ekor.

6. Pemeliharaan

Penempatan karamba pada petak tambak disarankan diletakkan pada dekat pintu masuk/keluar air. Posisi karamba usahakan menggantung berjarak 15 cm dari dasar perairan yg tujuannya supaya residu pakan yang tidak termakan jatuh ke dasar perairan tidak mengendap di pada karamba. Diusahakan seminggu 2 kali karamba dipindah menurut posisi semula hal ini bertujuan agar terjadi peredaran / pergantian air. Kegiatan dalam pemeliharaan sesudah penebaran dilakukan :
  • Pemberian pakan rucah lebih diutamakan pada bentuk segar sebanyak 5 -10% dari berat badan serta diberikan 2 kali sehari yaitu pagi serta sore/malam hari.
  • Penggantian air dilakukan jika terjadi penurunan kualitas air.
  • Sampling dilakukan setiap 5 hari buat mengetahui perkembangan pertumbuhan dan kesehatan kepiting.
Dengan pengelolaan pakan yang cermat, cocok dan tepat jumlah maka pada tempo 10 hari pertumbuhan kepiting sanggup diketahui.

7. Pemanenan
Pemeliharaan / penggemukan kepiting pada karamba bisa dilakukan selama 15 hari, tergantung dalam ukuran benih dan laju pertumbuhan. Laju pertumbuhan oleh jenis pakan yg diberikan dan kualitas air tambak. Untuk memanen kepiting digunakan indera berupa seser baik untuk tujuan pemanenan total juga selektif. Pelaksanaan panen wajib dilakukan oleh tenaga terampil buat menangkap dan lalu mengikatnya. Selain itu loka serta ketika penyimpanan sebelum didistribusikan pada konsumen menentukan kesejukan serta laju kehilangan cairan tubuh lantaran kehilangan berat sekitar tiga - 4% bisa mengakibatkan kematian.
Semoga berguna...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel