Cerita Menarik Hidup ini Terlalu singkat
Seorang anak muda yg sedang bermain pada luar kota. Angkutan generik telah habis dan dia kesulitan buat pulang. Maka ia menetapkan buat menginap di tempat tinggal yg ditemuinya. “Pak, bolehkah aku menginap di sini?” tanya anak muda itu pada pemilik rumah. “Tidak boleh! Memang engkau pikir tempat tinggal ini hotel?” jawab pemilik tempat tinggal itu menggunakan ketus.
“Memang tempat tinggal ini dulu dibangun oleh siapa?” balas anak muda. “Oleh kakek buyut aku !” jawab pemilik rumah itu. “Lalu kakek buyut bapak kini dimana?” Anak belia itu tidak mau kalah. “Kakek buyut aku tewas 40 tahun kemudian, lalu rumah ini ditinggali anaknya – yaitu kakek aku .
Sesudah kakek saya meninggal, bapak serta ibu aku tinggal pada sini. Tetapi 3 tahun yang kemudian bapak saya mangkat , kemudian aku dan istri aku menetapkan buat pindah ke mari dan menemani Ibu. Mungkin kelak aku akan mewariskan tempat tinggal ini dalam galat satu anak aku .” Pemilik rumah itu bercerita dengan cepat.
“Lalu kenapa bapak tidak mau menyebut tempat tinggal ini menjadi hotel?” Tanya si anak muda, “Penghuni tempat tinggal ini selalu berganti, selalu tiba dan pulang, seperti sebuah penginapan.”
Begitulah hayati mitra, Siapapun memahami hayati adalah sebuah proses yang singkat. Penghuni bumi selalu berganti, berdasarkan generasi ke generasi – dari keturunan ke keturunan. Orang Jawa berfilsafat bahwa “Urip iku gur koyo mampir ngombe.” atau “hayati itu cuma sekedar mampir minum”. Seperti halnya seseorang yg tengah melakukan bepergian panjang, ia akan berhenti sejenak buat minum sebelum melanjutkan langkahnya. Saat ‘berhenti minum’ itu yg kemudian disebut hayati. Nah, ayo kita pakai proses hayati yang kita lalui ini dengan sebaik baiknya... Karna tidak ada yang mengklaim bahwa kita mampu hayati lebih lama lagi didunia ini.... Bismillah Smangattttt ...