Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka
Jambore Jantung Sehat Banyak Diikuti Anak-Anak Pramuka
Posted: 10 Nov2019 03:54 AM PST
Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bidang Organisasi dan Hukum Kak Kodrat Pramudho saat memberikan materi tentang Kepemimpinan di acara Kampung Remaja Mandiri yang diikuti oleh 80 peserta usia muda tingkat SMA dan Mahasiswa. (Foto:Humas Kwarnas)
Jakarta, Yayasan Jantung Indonesia mengadakan dua kegiatan yakni Kampung Remaja Mandiri III dengan tema “We Are The Future” dan Jambore Nasional Klub Jantung Sehat. Kegiatan ini diadakan di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur 9-11 November2019.
Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bidang Organisasi dan Hukum Kak Kodrat Pramudho memberikan materi tentang Kepemimpinan di acara Kampung Remaja Mandiri yang diikuti oleh 80 peserta usia muda tingkat SMA dan Mahasiswa.
Di hadapan para peserta, Kak Kodrat bangga karena separuh dari mereka adalah anggota Pramuka taraf penegak. Mereka adalah calon-calon perintis Klub Remaja Jantung Sehat. Lantaran itu, mereka perlu diberikan materi kepemimpinan.
“Saya minta yg sebagai pemimpin ke depan adalah pemimpin yang berkarakter. Bukan hanya pemimpin yang punya IQ tinggi akan tetapi nir berkarakter. Mereka berafiliasi dengan Pramuka lantaran mereka menyadari Pramuka punya materi leadership,” ujar Kak Kodrat, Kamis (10/11/2016).
Terlebih istilah dia, Pramuka sebagai pelopor gerakan anti tembakau atau anti rokok. Menurutnya ini sangat sesuai menggunakan program Yayasan Jantung Indonesia yg terus menyuarakan “Remaja Sehat Keren Tanpa Rokok.”
“Kalau di Pramuka kan jua begitu ada kata Pramuka Keren Tanpa Rokok,” jelasnya.
Kembali pada tema kepemimpinan, dari Kak Kodrat, yg diharapkan sang Indonesia merupakan sosok pemimpin yg berkarakter, pemimpinan yang punya olah rasa serta olah raga, yang punya jiwa pendekatan yg humanis terhadap anggota atau masyarakatnya.
“Yang niscaya dalam kepemimpinan yg berkarakter itu wajib berdasarkan dalam pola hidup yg sehat. Lantaran seseorang pemimpin wajib sehat jiwa serta raganya,” jelasnya.
Berbeda menggunakan Kampung Remaja Mandiri, aktivitas Jambore Jantung Sehat diikuti sang 1000 peserta. Layaknya dengan kegiatan pada Pramuka, perkemahan ini juga diisi menggunakan aktivitas pentas seni, games, barah unggun, autbond, dan jua wisata sejarah serta alam. (HA/Humas Kwarnas)
Peserta KPD Diminta Tidak Hanya Mengejar Sertifikat
Posted: 10 Nov2019 03:50 AM PST
Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nusa Tenggara Timur saat mengadakan kegiatan Kursus Pelatih Dasar tahun2019 di Aula Kwarda NTT, Kupang 9-15 November2019 (Humas Kwarnas)
Kupang – Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Nusa Tenggara Timur mengadakan kegiatan Kursus Pelatih Dasar tahun2019 di Aula Kwarda NTT, Kupang 9-15 November2019. Kegiatan ini diikuti
36 orang calon pelatih dari 18 Kwarcab pada NTT.
Ketua Kwarda NTT, Kak Lusia Adinda Lebu Raya meminta kepada seluruh beserta yg hadir benar-sahih fokus mengikuti aktivitas ini. Didasari dalam niat yg ikhlas buat belajar membuatkan bakatnya sebagai pembina dan pelatih untuk kemajuan Pramuka khususnya pada NTT.
”Hal ini saya tegaskan secara sunguh-sungguh karena hakikat menjadi seorang pelatih pembina pramuka bukanlah sesederhana mengikuti kegiatan kursus serta mengantongi ijazah sebagai pelatih,” ujar Kak Lusia Rabu (9/11/2016).
Menurutnya, subtansi berdasarkan seorang pembina serta pelatih adalah mereka yang punya jiwa integritas yang tinggi. Punya pencerahan dan loyalitas buat ikut menaruh kontribusi terhadap bangsa serta negara melalui pendidikan Pramuka.
Melalui aktivitas ini, Kak Lusia menyadari poly problem yg dihadapai sang warga khususnya anak-anak belia di tengah semakin majunya teknologi informasi. Banyak diantara anak muda yg terjerumus pada pergaulan bebas lantaran nir ada sistem kontrol yang baik menurut famili, seperti narkoba serta seks bebas.
“Dalam konteks inilah saya memandang kegiatan KPD ini sebagai sebuah jawaban nyata atas upaya Kwartir Daerah Gerakan Pramuka dalam hal menambah jumlah pelatih profesional di bidang kepramukaan, agar melalui ini banyak orang dewasa boleh dilatih dan disiapkan, untuk menjadi pembina pramuka yang handal,” jelasnya.
Di awal masa kepempimpinanya, Kak Lusia telah berkunjung ke sejumlah Kwarcab yang terdapat di NTT. Dari kunjungan itu, dia menemukan banyak dilema yang dihadapi Kwarcab. Misalnya, masih ada beberapa Kwarcab yg belum memiliki kantor, kemudian tidak sebanding antara anggota pramuka serta jumlah pelatih dan pembina.
”Karena kurangnya tenaga pembina pramuka, maka seseorang pembina harus bersusah payah mengurusi ratusan peserta didik yg ada di gugusdepannya,” jelasnya.
Untuk itu dibutuhkan, melalui kegiatan ini dibutuhkan para peserta mampu memanfaatkan kesempatan ini sebaik-usahakan. Tidak hanya sekedar ingin menerima ijazah tapi lebih dari ini, peserta bisa mencermati nilai filosofis dari seorang pembina dan pelatih.
Pelatih yg menaruh materi pada aktivitas ini yakni Kak Ganet (Kapusdiklatnas), Kak Heru (Waka Binawasa Kwarda NTT), Kak Mance (Kapusdiklatda NTT) serta berapa Pelatih di NTT. (HA/Humas Kwarnas)
To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. Email delivery powered by Google Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States