MANAJEMEN SISTEM KELAUTAN
Monday, May 20, 2019
Edit
Knowledge Management System (KMS) Kelautan dan Perikanan adalah sebuah sistem pengelolaan data, berita serta pengetahuan, yg menggunakan gampang bisa diakses dan dimanfaatkan sang pengguna serta pelaku bidang kelautan dan perikanan.
Di antara bentuk KMS yg mudah dikenali sang stakeholder merupakan pengembangan data center, nelayan pandai , dan Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) sang Badan Penelitian serta Pengembangan (Balitbang) KP.
Demikian disampaikan Tukul Rameyo Adi, Kepala Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan serta Perikanan (BBPSEKP), pada waktu kegiatan Workshop
“Implementasi Knowledge Management System Untuk Pengambilan Kebijakan Pembangunan Kelautan Dan Perikanan” di Jakarta (11/8).
“Implementasi Knowledge Management System Untuk Pengambilan Kebijakan Pembangunan Kelautan Dan Perikanan” di Jakarta (11/8).
Manajemen Sistem Kelautan dan Perikanan
Workshop yg diselenggarakan atas kerjasama BBPSEKP dengan Knowledge Sektor Iniatitive (KSI) bertujuan buat
(1) mengidentifikasi serta sinkonisasi aktivitas pengembangan KMS di Kementerian Kelautan dan Perikanan dan
(2) merumuskan strategi pengembangan Knowledge Managemen System (KMS) Kelautan serta Perikanan.
(1) mengidentifikasi serta sinkonisasi aktivitas pengembangan KMS di Kementerian Kelautan dan Perikanan dan
(2) merumuskan strategi pengembangan Knowledge Managemen System (KMS) Kelautan serta Perikanan.
Beberapa aktivitas KKP yang terkait dengan pengembangan KMS antara lain,
(1) Pengembangan KMS KKP sang Biro Perencanaan Sekretaris Jenderal KKP,
(dua) Pengembangan knowledge repository oleh Pusat Data serta Informasi KKP (PUSDATIN
(3) Pengembangan data center, nelayan pandai , serta Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan KP
(4) Integrated catalogue menjadi embrio knowledge repository sang BPSDMKP dan
(lima) Pengembangan KMS Sosial Ekonomi sang Balai Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.
(1) Pengembangan KMS KKP sang Biro Perencanaan Sekretaris Jenderal KKP,
(dua) Pengembangan knowledge repository oleh Pusat Data serta Informasi KKP (PUSDATIN
(3) Pengembangan data center, nelayan pandai , serta Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan KP
(4) Integrated catalogue menjadi embrio knowledge repository sang BPSDMKP dan
(lima) Pengembangan KMS Sosial Ekonomi sang Balai Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.
Inisiasi pengembangan data center badan penelitian dan pengembangan kp sudah dimulai pada tahun2019 yaitu dengan mempersiapkan infrastruktur dan data ware house.
Sejalan menggunakan hal itu, pada pengembangan KMS kelautan dan perikanan perlu adanya sinkronisasi serta integrasi kegiatan-kegiatan tersebut sehingga kedepan diperlukan pengembangan KMS kelautan serta perikanan dapat mendukung pengambilan kebijakan buat pembangunan kelautan serta perikanan pada Indonesia.
Sejalan menggunakan hal itu, pada pengembangan KMS kelautan dan perikanan perlu adanya sinkronisasi serta integrasi kegiatan-kegiatan tersebut sehingga kedepan diperlukan pengembangan KMS kelautan serta perikanan dapat mendukung pengambilan kebijakan buat pembangunan kelautan serta perikanan pada Indonesia.
Lebih lanjut menurut Rameyo, KMS yg akan dikembangkan sang BBPSEKP bertujuan agar bisa menjadi motivator, acuan dan indera yang memudahkan seluruh peneliti BBPSEKP di dalam melakukan seluruh aktifitasnya secara terintegrasi dan mutakhir.
Karena pada pada KMS itu sendiri akan memuat aneka macam macam konten liputan baik tentang keterangan output penelitian yang telah dilakukan sang BBPSEKP, keterangan penelitian yg sedang berjalan dan jua memuat mengenai semua data hasil penelitian.
Karena pada pada KMS itu sendiri akan memuat aneka macam macam konten liputan baik tentang keterangan output penelitian yang telah dilakukan sang BBPSEKP, keterangan penelitian yg sedang berjalan dan jua memuat mengenai semua data hasil penelitian.
Data, fakta, juga pengetahuan bisa disimpan pada bentuk dokumentasi agar mudah ditelusuri apabila diperlukan. Bagi pengetahuan yg sifatnya tacit, sebaiknya diartikulasikan menjadi codified explicit knowledge. Pengetahuan yg dapat disimpan memudahkan organisasi buat menelusurinya serta memanfaatkan di setiap kesempatan.