METODE LATIHAN PRAMUKA PENEGAK

Secara jujur kita aakui, jumlah peserta didik Gerakan Pramuka golongan Penegak prosentasenya menurun apabila dibandingkan dengan jumlah anak golongan Siaga dan Penggalang. Kalau kita amati, poly siswa golongan siaga yang masih mau melanjutkan menjadi Pramuka Penggalang, tetapi jika telah memasuki usia Penegak, kebanyakan mereka telah tidak berambisi lagi buat bergabung sebagai Pramuka Penegak. Benarkah Pramuka Golongan Penegak kurang/tidak lagi menarik bagi pemuda seusia 16 – 20 tahun, sebagaimana yg dikatakan sang sebagian orang ? Ataukah mungkin ada factor-faktor lain yang mengakibatkan semua ini, sehingga perlu kita benahi supaya aktivitas Penegak permanen diminati peserta didik. 
Apabila kita membaca sejarah kepanduan khususnya kasus kepenagakan, disitu akan kita ketahui, bahwa lahirnya Pramuka Golongan Penegak bukanlah merupakan inspirasi berdasarkan pendiri kepramukaan “ Baden Powell “untuk diikuti oleh pemuda seusia penegak. Akan namun, lahinya Pramuka golongan Penegak ini justru dikerenakan tuntutan dari mereka sendiri ( pemuda golongan penegak ) buat permanen memandu, melanjutkan kegiatannya sewaktu mereka masih menjadi Penggalang. Dengan demikian jelaslah bagi kita, bahwa sebenarnya Pramuka Penegak masih diminati pemuda, hanya saja bagaimana cara membangun “ porsi kegiatan kepramukaan “ yg cocok pada anak seusia inilah yang agak sulit.
Berbagai gagasan latihan untuk Penegak pernah dicoba sang Baden Powell, tetapi kebanyakan gagasan itu ditarik balik , menggunakan alasan kurang sinkron dengan yang dikehendaki mereka. Padahal, agar aktivitas ini dapat berjalan menggunakan baik, kondisi utamanya haruslah cocok dan sinkron menggunakan yang dikehendaki mereka, sehingga bisa menarik mereka buat berbondong-bondong bergabung menjadi Pramuka Penegak. Akhirnya ditemukanlah bahan latihan yang cocok buat mereka, yaitu suatu latihan yang bisa menambah dan melangkapi hal-hal yang belum didapatkan sewaktu mereka masih sebagai Siaga dan Penggalang, pada rangka menciptakan rakyat Negara yang baik serta berguna. Sedangkan cara memberikannya menggunakan mempergunakan metode kepanduan dalam suasana hayati diluar serta bakti.
Karena kepramukaan mempunyai sifat nasional, internasional dan universal, maka metode latihan kepenegakan di Indonesia pun diadaptasi dengan keadaan dan kebutuhan warga serta Negara Indonesia. Dalam Gerakan Pramuka, Pramuka Penegak adalah kader-kader Pembina, yg mempunyai tugas buat membentuk Indonesia. Mereka menggabungkan diri dengan senang dan rela buat bertugas :
1. Membina diri sendiri dan sesama Pramuka
2. Berbakti pada Tuhan, tanah air, bangsa serta Negara Republik Indonesia, yg kini sedang melaksanakan pembangunan untukmencapai rakyat adil dan makmur.
Sedangkan latihannya dilaksanakan dari, sang serta buat mereka sendiri. Inilah gambaran latihan Kepenagakan yang menarik. Saya konfiden, apabila prinsip ini dipegang teguh dalam melaksanakan latihan kepenegakan, pasti latihan tersebut akan benar-sahih menarik bagi peserta didik. Dan sekaligus bisa menunjuk kepada upaya penacapaian tujuan Gerakan Pramuka.
Lalu kenapa pemuda kurang berminat buat menjadi Pramuka Penegak? Menurut pengamatan kami, factor-faktornya bisa kami simpulkan menjadi berikut :
Bentuk latihan yg menoton serta mengulang latihan penggalang.
Salah satu factor yang menyebabkan pemuda kurang berminat buat sebagai Pramuka Penegak adalah lantaran banyak pada antara Pembina Penegak yg menyajikan program latihannya seperti pada latihan penggalang. Sehingga kesannya di mata siswa, latihan kepenegakan itu menoton serta membosankan. Lebih-lebih bagi mereka yg dahulunya aktif saat menjadi penggalang kentara tidak tertarik buat masuk sebagai Penegak.
Hal ini sebenarnya janganlah sampai terjadi. Meskipun terdapat beberapa mata program latihan yang sama buat anak penggalang serta penegak, suatu missal, cara mempergukan kompas, namun contoh penyampaiannya serta luas isi materi antara penggalang dan Penegak kentara tidak sama. Untuk anak penggalang materi yang disampaikan mungkin sebatas sosialisasi kompas, bagian-bagian dan kegunaannya, dan cara mempergukannya secara mudah. Namun buat anak Penegak akan lebih lagi, selain materi yg disampaikan di Penggalang, masih ditambah lagi tentang sejarah dari usul kompas, macam-macam bentuk kompas berdasarkan yg paling sederhana hingga ke paling modern, cara memilih jenis kompas, cara merawat, cara membuat kompas yang sederhana. Dan kalau perlu, mereka juga harus bisa menerangkan dan melatih orang lain terutama saudara termuda-saudara termuda siaga dan penggalang pada mempergunakan kompas. Lebih baik lagi jikalau mereka bisa menuliskan hal-hal tadi hingga tersusun menjadi bentuk kitab . Yang membicarakan materinya pula tidak wajib Pembina, namun mereka bisa saling berdiskusi berdasarkan pengetahuan serta bahan-bahan yg mereka peroleh sendiri. Sehingga mereka saling menambah dan melengkapi. Dengan demikian pengetahuan mereka mengenai kompas akan semakin luas.
Demikian pula buat mata acara yang lain, hendaknya janganlah selalu Pembina yang membicarakan, sehingga akan terkesan terlalu menggurui. Berilah jalan dan dorongan pada mereka, terutama pengurus Dewan Ambalan. Untuk dapat membicarakan materi latihan pada sahabat-temannya. Cara lain yg dapat kita tempuh merupakan menggunakan menaruh kasus dan pertanyaan yg herbi materi latihan. Para Penegak disuruh membahas perkara tersebut atau mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan itu menggunakan cara berdiskusi atau membaca kitab -buku. Kalau perlu tugaskan kepada mereka buat menghubungi tokoh-tokoh atau instansi yang kentara menguasai atau terdapat hubungannya dengan materi tadi.
Dengan demikian siswa akan sadar kekhilapannya serta cepat kembali ke jalan yg semestinya.
Terlebih buat Ambalan yg masih baru didirikan, sebagai langkah awal Pembina harus banyak berperan. Baik pada menaruh contoh cara memimpin jalanya latihan, mengurus administrasi juga dalam menciptakan usulan aktivitas, petunjuk pelaksanaan, penilaian serta laporan kegiatan. Pembina jua harus menyebutkan secara rinci tugas-tugas para Dewan Ambalannya sesuai dengan ketentuan yg sahih.
Dengan demikian dibutuhkan Dewan Ambalan pertama yang berfungsi menggunakan baik serta benar. Ini sangat penting sekali, sebab umumnya pengurus masa bakti berikutnya sebagian akbar mencontoh kerbiasaan Dewan Ambalan sebelumnya. Apabila awalnya sudah terbiasa suatu hal yg kurang baik dikhwatirkan akan sebagai tradisi turun temurun pada Ambalan tersebut.

Taken from //ambalanpramuka.blogspot.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel