Paragita UI Raih Special Awards di Bla Bartk 25th International Choir Competition & Folklore Festival Hungaria


Paduan Suara Mahasiswa “Paragita” Universitas Indonesia (UI) mendapatkan special awards dalam kompetisi Béla Bartók 25th International Choir Competition & Folklore Festival di Debrecen, Hungaria yang berlangsung pada 26-30 Juli 2012.

Paragita UI dihadiahi penghargaan spesifik ‘Outstanding interpretation of Agnus Dei by Peter Tóth’ atau penghargaan atas interpretasi lagu harus terbaik. Lagu karya komposer Hungaria ini dinyanyikan dalam babak semifinal buat kategori mixed choir (kategori suara campuran).

Paragita UI bersaing dengan 12 paduan bunyi menurut 9 negara lain, yakni Moldova, Hungaria, Ukraina, Bulgaria, Jerman, Rusia, Filipina, Amerika Serikat, serta Latvia.

Indonesia sendiri menempatkan dua wakilnya pada ajang ini, yakni Paragita UI dan Paduan Suara Gracioso Sonora Malang, Jawa Timur.
Pada kompetisi ini, Paragita UI memang belum mendapatkan nomor utama. Meski demikian, Paragita UI permanen tampil menarik serta memberi nuansa tersendiri. 
Apalagi baru kali ini paduan bunyi Indonesia menginjakkan kaki pada anjung kompetisi tadi.
Sebagai hasil akhir, Paragita UI mendapatkan nomor urut keempat buat kategori choirs of equal voices(kategori untuk bunyi wanita) dengan nilai 73,7 dan mixed choir menggunakan nilai 80,9.

Secara spesifik, Maruli Tua Sagala, Duta Besar Indonesia untuk Hungaria,  berkata bahwa kehadiran Paragitadi kompetisi tadi sudah menanamkan kesan yg baik dan secara nir langsung sudah memperkenalkan Indonesia pada pengunjung menurut belasan negara yg hadir.
Dubes bersama staf KBRI pun setia menemani kontingen Indonesia selama babak semifinal dan final pada 27 serta 28 Juli pada Kölcsey Hall, Debrecen.

“Saat ikut menonton aku melihat poly penonton yang antre menunggu penampilan Paragita UI, itu mengindikasikan kehadiran kalian dinantikan-tunggu. Terima kasih telah memberi kesan yg baik kepada rakyat Hungaria,” ujar Maruli Tua.

Selain berkompetisi, Paragita UI jua menggelar konser budaya pada istana era Raja Austria-Hungaria, King Joseph I dan Queen Elisabeth (Sissi) pada Royal Palace of Gödöllö, Hungaria 1 Agustus lalu.

Sekitar 350 orang penonton yang merupakan undangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) buat Hungaria serta rakyat kurang lebih yg hadir, antusias menyaksikan paduan bunyi beranggotakan 45 penyanyi ini.
Adapun wakil Indonesia lain dari Malang-Jawa Timur yg mengikuti kompetisi ini, yaitu Gracioso Sonora (GS) Choir pimpinan Budi Susanto Yohanes nir berhasil melaju ke babak final pada satu-satunya kategori yang diikuti. GS harus tersisih beserta tiga paduan suara lain dari Belgia, Rusia dan Hungaria di babak semifinal.
“Kita sih harapannya memang tampil bener aja, enggak nargetin apa-apa,” ujar Budi sebelum pengumuman kontestan yang lolos ke babak final.

Meski demikian Budi menilai beruntung dapat berkompetisi bersama kompetitor yang hebat. Menurut Budi, kompetisi ini memberikan pengalaman berharga dan wawasan baru mengenai paduan suara.

Hal senada pula diungkapkan Asisten Pelatih Paragita UI Barkah Adji Kasyono. “Kalau dipikir-pikir ya boleh dibilang kalah, akan tetapi kita beruntung berkompetisi pada sini sama mereka, kompetisi yang berat,” ujar Adji berbesar hati.

Aning mengaku bepergian ke Hungaria dengan segala kegiatan baik kompetisi dan konser adalah pengalaman berharga.

“Banyak pelajaran di sini, banyak yg sanggup diambil manfaatnya, kita pula disini tidak lupa berterima kasih dengan KBRI yg telah banyak memfasilitasi,” kata bunda dari dua orang anak ini.

Menurut Aning galat satu taraf kesulitan kompetisi ini adalah jenis lagu yg diperlombakan. “Interpretasi lagu kontemporer atau terkini itu lebih luas karena pakemnya nir terdapat. Itu kesulitan dalam membawakan lagu-lagu terkini,” ungkapnya.

Aning pun berharap suatu waktu dapat kembali lagi ke Hungaria. “Mudah-mudahan kedepannya kita sanggup balik kesini menggunakan prestasi yg lebih baik. Debrecen itu kompetisi yang sanggup dibilang berat, jika kita mampu menandakan disini kan baik,” ujar Aning optimistis.

Selain Paragita UI, paduan bunyi lain yg menerima penghargaan khusus adalah Paul D Head (University of Delaware Chorale, USA), Edgardo L Manguiat (University of the Philippines Singing Ambassadors), serta Nemes Jozsef (Lautita Children’s Choir, Hungary), masing-masing menerima penghargaan menjadi conductor terbaik.

Kompetisi Béla Bartók adalah salah satu anggota berdasarkan ajang EGP, kompetisi tertinggi buat paduan bunyi pada dunia. Kompetisi ini sendiri adalah campuran dari beberapa penyelenggara kompetisi paduan suara di Eropa seperti Tolosa-Spanyol, Maribor-Slovenia, Debrecen-Hungaria, Arezzo-Italia, Varna-Bulgaria, dan Tours-Perancis.

Setiap tahunnya juara generik berdasarkan kompetisi-kompetisi ini akan dipertandingan pada tahun berikutnya. Tercatat dua paduan suara yang telah berhasil memenangkan kompetisi ini 2 kali, yaitu Philippine Madrigal Singers asal Filipina serta APZ Tone Tomsic University of Ljubljana asal Slovenia.

Untuk Indonesia, hingga waktu ini baru Batavia Madrigal Singers (BMS) pimpinan Avip Priatna yg baru saja berhasil memasuki European Grandprix dalam Mei kemudian setelah berhasil sebagai juara umum di Varna – Bulgaria dan berhak buat bertanding tahun depan mewakili Varna.

Sumber:  //indonesiaproud.wordpress.com/2012/08/14/ps-paragita-ui-raih-special-awards-di-bela-bartok-25th-international-choir-competition-folklore-festival-hungaria/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel