Pramuka Tak Boleh Ketinggalan Zaman
Monday, May 20, 2019
Edit
Ketua Kwarda Bibit Waluyo, yang diwakili Asisten III, menyatakan zaman terus berubah, tetapi gerakan pramuka nir boleh berubah. Gerakan pramuka dituntut selalu menumbuhkan jiwa nasionalisme serta semangat kebangsaan.
“Motto Satyaku Kudharmakan, Dharmaku Kubaktikan wajib bisa meneguhkan nilai-nilai Pancasila secara riil dalam kehidupan sehari-hari. Saya berharap krisis jati diri, krisis ideologi, krisis karakter, dan krisis kepercayaan dapat kita musnahkan dari muka bumi,” tegasnya.
Sementara, Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Tengah, Prof Budi Prayitno mengatakan, tema peringatan hari jadi pramuka kali ini merupakan Pramuka Penyelamat Generasi Muda. “Rasanya pengusungan tema ini tidak berlebihan, karena gerakan pramuka mempunyai tugas menjadi organisasi pendidikan luar sekolah buat membangun karakter kaum muda,” jelasnya, usai apel .
Budi juga berkata, apel besar ini semestinya dilakukan 14 Agustus kemudian, tetapi karena bertepatan menggunakan bulan puasa, maka diundur.
Pada kesempatan itu dilakukan penyerahan pertanda penghargaan Lencana Melati pada Bupati Brebes, H Agung Widyantoro (selaku Ketua Mabicab Brebes) dan Bupati Demak, H Tafta Zani. Kemudian penghargaan Lencana Dharma Bakti kepada Bupati Banyumas Mardjoko, Bupati Pemalang H Junaedi, serta Bupati Sukoharjo H Wardoyo Wijaya.
Sementara Lencana Panca Warsa dianugerahkan kepada Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo, Pembina Pramuka Undip Prof Dwi Sunarti, dan Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman.
Suasana apel bertambah meriah menggunakan atraksi seni serta ketrampilan yg disuguhkan 700 anggota Pramuka Penggalang se-Jawa Tengah.
Pada kesempatan itu, Museum Rekor Indonesia (Muri) menyerahkan piagam pemecahan rekor Muri kepada Gubernur Jawa Tengah selaku Ketua Mabida serta Ketua Kwarda Gerakan Pramuka atas prestasi menyelenggarakan Lomba Estafet Tunas Kelapa.
(Sumber Berita : //sindikasi.inilah.com & pramuka.or.id)