Yuk SiapSiap Kuliah di AS

Rifa Nadia Nurfuadah - Okezone

JAKARTA – Sebelum menetapkan pulang ke suatu negara buat melanjutkan pendidikan, terdapat baiknya engkau mengenal karakteristik pendidikan pada negara yang engkau tuju.

Misalnya pendidikan tinggi di Amerika Serikat (AS). Di sana, setidaknya terdapat 2 sistem perkuliahan yakni semester serta catur wulan (kuarter). Sistem semester membuka dua kali gelombang penerimaan mahasiswa baru yakni dalam Agustus–September, serta Januari–Februari tiap tahunnya. Pada sistem catur wulan, penerimaan mahasiswa baru dibuka pada 3 gelombang, yaitu pada September-Oktober, Januari, serta April.

Mengingat jadwal tersebut, penganjur pendidikan AS, Leo Harten mengingatkan, persiapan dari jauh-jauh hari sangat absolut dilakukan mereka yang ingin melanjutkan studi pada Negeri Paman Sam tersebut. “Setidaknya dimulai ketika seorang berada di kelas sepuluh, atau minimal sembilan sampai 18 bulan sebelum masa studi yang direncanakan,” ujar Leo dalam acara workshop Studying in America pada @america, Pasific Place, Jakarta, Selasa (8/dua/2011).

Leo menyayangkan, poly pelajar Indonesia mempersiapkan diri dalam akhir kelas XII. Akibatnya, kebanyakan dari mereka terlambat mendaftar serta harus menunggu periode registrasi berikutnya. Tak jarang, para calon mahasiswa tadi harus menunggu hingga satu tahun.

Pria yg aktif pada Green River Community College ini lantas menguraikan aneka macam hal yg perlu dipersiapkan mereka yang ingin melanjutkan studinya pada AS. “Yang pertama, ambil seluruh tes yang diharapkan seperti tes kemampuan berbahasa Inggris dan tes kecakapan akademik, jika memang disyaratkan,” ujarnya.

Tes kemampuan berbahasa Inggris yg biasa digunakan merupakan Test of English for Foreign Language (TOEFL) dan International English Laguange Testing System (IELTS). Tes kemampuan akademik umumnya sebagai prasyarat bagi lulusan sekolah menengah atas (SMU) yang ingin melanjutkan studinya. Yang termasuk pada tes tersebut merupakan Scholastic Aptitude Test (SAT), Graduate Record Examination (GRE), serta Graduate Management Admission Test (GMAT).

Siapkan jua surat rekomendasi, esai planning studi, serta strategi pembiayaan yang akan kamu gunakan. “Ingat, esai yg bagus bukanlah yang instan,” ujar Leo menegaskan.

Leo mengingatkan, yang paling krusial pada merencanakan studi lanjutan di luar negeri merupakan mengetahui apa yang ingin kita pelajari dan pada mana kita ingin mempelajarinya. Dia menjelaskan, ada beberapa pertimbangan yg perlu diperhatikan pada memilih suatu tempat belajar. Pertimbangan tadi antara lain jurusan apa yang ingin kita masuki, bagaimana akreditasi kampus yg kita tuju, pada mana lokasi kampus tersebut, berapa biaya yg harus kita keluarkan buat bersekolah pada sana, apa saja fasilitas yg tersedia, dan bagaimaa persyaratan masuknya.

“Kita perlu pula mempertimbangkan reputasi kampus tujuan. Tapi, jangan terpengaruh dengan perkataan orang tentang kampus idaman kita. Cari kabar yg kentara dan proporsional melalui representasi resmi kampus dan negara tujuan studi kita,” kata Leo. 

Untuk mencari sekolah yang tepat serta sesuai tujuan studimu pada AS, kamu mampu memanfaatkan bantuan EducationUSA melalui laman www.educationUSA.or.id. Laman lain yg bisa kamu buka merupakan www.petersons.com, www.collegeboard.com, www.mba.com, dan www.llm-guide.com.

Di AS, usaha serta manajemen masih menjadi primadona pilihan bidang studi para mahasiswa asing. Bidang lainnya adalah teknik, fisika dan ilmu sains, ilmu sosial, matematika serta personal komputer , serta seni murni dan terapan.

Sedikitnya ada 4.300 perguruan tinggi terakreditasi yang mampu dipilih sebagai loka studi. Leo menyebut University of Southern California sebagai kampus yg paling poly dipilih pelajar internasional. Favorit selanjutnya, New York University, University of Columbia, University of Illinois, dan Purdue University. New York menjadi negara bagian terfavorit para pelajar berdasarkan aneka macam negara. 

“Kelebihan menempuh studi di negara asing adalah, kita bisa mendapatkan lebih dari yg kita bayarkan menjadi biaya pendidikan. Kita mampu bertemu dengan orang menurut aneka macam negara dan memeriksa majemuk budaya mereka,” ujar Leo menambahkan.

Biaya pendidikan pada AS berkisar antara US$3.000-US$50.000 atau sekira Rp 27–Rp446 juta tiap tahun. Namun, jangan kuatir, poly kampus memberikan bantuan finansial berupa beasiswa bagi para mahasiswanya.

Duta Besar AS buat Indonesia Scot Marciel yg hadir siang tersebut menyatakan, saat ini, kebijakan pendidikan antara Alaihi Salam dan Indonesia merupakan mempertinggi jumlah para pelajar internasional di kedua negara. “Kami berharap, pelajar Indonesia yg melanjutkan studi pada Alaihi Salam makin banyak, begitu pula jumlah pelajar AS pada Indonesia,” ujar Marciel.

Saat ini, sedikitnya 7.500 pelajar Indonesia menempuh pendidikan di AS. Secara statistik, pelajar menurut kawasan Asia menempati jumlah terbesar pelajar internasional di Alaihi Salam (62 %). Pelajar Eropa berada di posisi kedua yaitu 12 persen, diikuti Amerika Latin (11 persen), Timur Tengah (13 persen), dan Afrika dan negara lain (2 %). (rfa)(rhs)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel