OGN SMA/SMK MATERI KOMPETENSI PEDAGOGIK 2


PEMAHAMAN LANDASAN PENDIDIKAN, TEORIBELAJAR, DAN STRATEGI PEMBELAJARAN

Dikutip menurut //www.kesharlindungdikmen.id/,terdapat lima (5) cakupan materi kompetensi pedagogik pada Olimpiade Guru Nasional(OGN) 2017 sebagai berikut.

1.pemahamanpeserta didik secara mendalam: prinsip-prinsip perkembangan kognitif pesertadidik, prinsip-prinsip kepribadian siswa, serta bekal ajar awal pesertadidik.

2.perancanganpembelajaran, termasuk pemahaman landasan pendidikan buat kepentinganpembelajaran: landasan kependidikan, teori belajar serta pembelajaran, strategipembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yg ingindicapai, serta bahan ajar, dan rancangan pembelajaran menurut strategiyang dipilih.

3.pelaksanaanpembelajaran: penataan latar (setting) pembelajaran serta pelaksanaanpembelajaran yang aman.

4.perancangandan aplikasi evaluasi pembelajaran: penilaian (assessment) proses dan hasilbelajar secara berkesinambungan menggunakan berbagai metode, analisis hasil evaluasiproses dan output belajar buat memilih taraf ketuntasan belajar (masterylearning), serta pemanfaatan hasil penilaian pembelajaran buat perbaikankualitas program pembelajaran secara generik.

5.pengembanganpotensi siswa buat mengaktualisasikan kompetensi pengajar: pengembanganberbagai potensi akademik dan nonakademik siswa.



Pada postingan ini akan disajikanRingkasan Materi Cakupan Materi OGN 2017 Kompetensi Pedagogik angka dua yaitu : Perancanganpembelajaran, termasuk pemahaman landasan pendidikan buat kepentinganpembelajaran: landasan kependidikan, teori belajar serta pembelajaran, strategipembelajaran berdasarkan karakteristik siswa, kompetensi yang ingindicapai, dan materi ajar, dan rancangan pembelajaran berdasarkan strategiyang dipilih.



I.pengERTIAN, FUNGSI, DAN PERANAN KURIKULUM

A.pengertian

Kurikulum adalah suatu rencanapendidikan, yg memberikan pedoman tentang jenis, lingkup, urutan isi, sertaproses pendidikan. Dengan program itu para anak didik melakukan berbagai kegiatanbelajar sebagai akibatnya terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laris dalam dirinya.kurikulum sebagai planning pembelajaran juga diartikan menjadi seperangkatrencana serta pengaturan tentang isi serta bahan pelajaran serta cara yangdigunakan menjadi pedoman penyelenggaraan aktivitas pembelajaran buat mencapaitujuan pendidikan tertentu

B.fungsi

1.fungsi penyesuaian

Kurikulum sebagai indera pendidikanharus mampu mengarahkan siswa agar memilki sifat buat mampumenyesuaikan dengan llingkungannya, baik lingkungan fisik juga sosial.

2.fungsi pengintegrasian

Kurikulum sebagai indera pendidikanharus sanggup membentuk eksklusif-eksklusif yang utuh, pada hal ini orientasi danfungsi kurikulum merupakan mendidik siswa supaya memilki eksklusif yangintegral. Siswa dalam dasarnya merupakan anggota serta bagian integral darimasyarakat.

3.fungsi perbedaan

Kurikulum sebagai indera pendidikanharus bisa menaruh pelayanan terhadap perbedaan individu peserta didik.

4.fungsi persiapan

Kurikulum menjadi alat pendidikanharus bisa mempersiapkan peserta didik supaya sanggup melanjutkan studi lebihlanjut buat suatu jangkauan yg lebih jauh, baik dalam memasuki pendidikanyang lebih tinggi ataupun pada memasuki kehidupan dalam warga .

5.fungsi pemilihan

Kurikulum menjadi alat pendidikanharus bisa menaruh kesempatan pada peserta didik pada memilihprogramprogram belajar sesuai dengan kemampuan serta minatnya.

6.fungsi diagnostic

Kurikulum menjadi alat pendidikanharus sanggup membantu dan mengarahkan peserta didik buat dapat memahamikemampuan serta potensi yg ada pada dirinya.

C.peranan

1.peranan ortodok

Peranan konservatif menekankanbahwa kurikulum dapat dijadikan menjadi wahana buat mentransmisikannilai-nilai warisan budaya masa kemudian yang dianggap masih relevan menggunakan masakini pada murid sebagai generasi penerus.

2.peranan kreatif

Perkembangan ilmu pengetahuan danaspek-aspek lainnya senantiasa terjadi setiap ketika. Kurikulum melakukankegiatankegiatan kreatif serta konstruktif, dalam arti menekankan bahwa kurikulumharus bisa mengembangkan sesuatu yg baru. Kurikulum harus bisa membantusetiap siswa pada mengembangakan potensi dirinya.

3.peranan kritis serta evaluative

Peranan ini dilatarbelakangi olehadanya kenyataan bahwa nilainilai serta budaya yang hidup pada masyarakatsenantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masalalu pada peserta didik perlu diadaptasi syarat yg ada di masa sekarang.

II.landASAN DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

A.landasan Pengembangan Kurikulum

1. Berpusat dalam potensi,perkembangan, kebutuhan, serta kepentingan peserta didik serta lingkungannya.

2. Kurikulum dikembangkan denganmemperhatikan keragaman ciri peserta didik, kondisi daerah, danjenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan kepercayaan , suku, budaya dan adatistiadat, serta status sosial ekonomi serta gender.

3. Tanggap terhadap perkembanganilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan menggunakan kebutuhankehidupan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan.

6. Belajar sepanjang hayat,diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan serta pemberdayaan pesertadidik yang berlangsung sepanjang hayat.

7. Seimbang antara kepentingannasional dan kepentingan wilayah.

B.prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

1. Ilmiah

Keseluruhan materi serta kegiatanyang menjadi muatan pada kurikulum wajib benar dan dapat dipertanggungjawabkansecara keilmuan. Dalam konteks Mata Pelajaran Bahasa serta Sastra Indonesia,warta, konsep, prinsip serta mekanisme yg termuat dalam silabus wajib benar dansesuai dengan kaidah-kaidah yg berlaku generik dalam bidang ilmu tersebut.penggunaan istilah, notasi atau lambang buat memilih objek tertentu,hendaknya sinkron menggunakan istilah, notasi atau lambang yg generik dan lazimdigunakan dalam bahasa dan sastra Indonesia.

2. Konsisten

Adanya interaksi yang konsisten(ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran,kegiatan pembelajaran, asal belajar, dan teknik serta instrumen evaluasi.dengan prinsip konsistensi ini, pemilihan materi pembelajaran, penetapanstrategi serta pendekatan dalam aktivitas pembelajaran, penggunaan asal danmedia pembelajaran, serta penetapan teknik serta penyusunan instrumen penilaiansemata-mata diarahkan pada pencapaian kompetensi dasar pada rangka pencapaianstandar kompetensi.

3. Relevan

Pengembangan kurikulum harusmemiliki kesesuaian pada antara komponen-komponennya, seperti tujuan, bahan,strategi, dan evaluasi. Pengembangan kurikulum jua harus relevan dengantuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi, potensi peserta didik, serta tuntutandan kebutuhan perkembangan warga (relevansi sosilogis). Cakupan,kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian materi pada kurikulum jugaharus diadaptasi dengan taraf perkembangan fisik, intelektual, sosial,emosional, dan spritual siswa.

Prinsip ini mendasari pengembangankurikulum, baik dalam pemilihan materipembelajaran, strategi serta pendekatan dalam aktivitas pembelajaran, penetapanwaktu, strategi penilaian juga dalam mempertimbangkan kebutuhan media danalat pembelajaran.

4. Ketercukupan

Cakupan indikator, materipelajaran, aktivitas pembelajaran, asal belajar, dan sistem evaluasi cukupuntuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. Dengan prinsip ini, maka tuntutankompetensi harus dapat terpenuhi dengan pengembangan materi pelajaran dankegiatan pembelajaran yang dikembangkan. Sebagai contoh, jika standarkompetensi dan kompetensi dasar menuntut kemampuan menganalisis suatu obyekbelajar, maka materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, serta teknik sertainstrumen penilaian wajib secara memadai mendukung kemampuan itu.

5. Menyeluruh

Komponen silabus mencakupkeseluruhan ranah kompetensi, baik pengetahuan, sikap, juga praktik (psikomotor).prinsip ini hendaknya dipertimbangkan, baik dalam membuatkan materipembelajaran, aktivitas pembelajaran, maupun penilaiannya.

Kegiatan pembelajaran dalam silabusperlu dibuat sedemikian rupa sehingga peserta didik mempunyai keleluasaan untukmengembangkan kemampuannya, bukan hanya kemampuan kognitif saja, melainkan jugadapat mempertajam kemampuan afektif serta psikomotoriknya, dan dapat secaraoptimal melatih kecakapan hidup (lifeskill).

6. Fleksibel

Pengembangan kurikulum harusbersifat luwes dalam pelaksanaannya; memungkinkan terjadinyapenyesuaian-penyesuaian dengan perkembangan zaman. Keseluruhan komponen dalamkurikulum jua mengakomodasi keragaman siswa, pendidik, serta dinamikaperubahan yg terjadi di sekolah serta kebutuhan masyarakat.

7. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok,pengalaman belajar, asal belajar, dan sistem evaluasi memerhatikanperkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, danperistiwa yang terjadi. Banyak fenomena pada kehidupan sehari-hari yangberkaitan dengan materi serta dapat mendukung kemudahan pada menguasaikompetensi perlu dimanfaatkan pada pengembangan pembelajaran. Di samping itu,penggunaan media serta asal belajar berbasis teknologi liputan, sepertikomputer serta internet perlu dioptimalkan.

8. Kontinuitas, pengembangankurikulum harus memerhatikan kesinambungan, antara taraf kelas, antarajenjang pendidikan, maupun donasi dengan jenis pekerjaan.



III.TEORIBELAJAR

A.teori Belajar Behaviorisme

Teori belajar tingkah laris(behaviorisme) memandang belajar sebagai hasil menurut pembentukan interaksi antararangsangan menurut luar (stimulus) misalnya ‘2 + 2’ serta balasan dari anak didik(response) misalnya ‘4’ yg bisa diamati. Semakin tak jarang interaksi (bond) antararangsangan serta balasan terjadi, maka akan semakin kuatlah hubungan keduanya(law of exercise). Para penganut teori belajar tingkah laku ini berpendapatbahwa batu saja akan berlubang apabila ditetesi air terus menerus. Thorndikemenyatakan bertenaga tidaknya hubungan dipengaruhi oleh kepuasan juga ketidakpuasanyang menyertainya (law of effect). Itulah sebabnya, dua istilah kunci dari parapenganutnya selama proses pembelajaran merupakan ‘latihan’ dan ‘ganjaran/penguatan’. Teori ini menitikberatkan dalam perubahan tingkah laku sebagai hasildari pengulangan. Ganjaran atau penguatan pada binatang ditunjukkan denganpemberian sesuatu bila beliau dapat merampungkan tugasnya, sebagai akibatnya binatangtersebut akan mengulangi kegiatannya. Para murid akan sangat senang serta merasa dihargaijika mereka menerima hibah waktu mereka dapat melaksanakan tugas menggunakan baik,sebagai akibatnya mereka akan berusaha buat melakukan hal yang sama. Tetapi apabila merekamelakukan hal yang salah maka mereka harus mendapat hukuman agar ia tidakmelakukan hal itu lagi. Teori belajar tingkah laris ini menekankan adanyaganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement). Semakin banyak ganjaran yangdiberikan maka respon yg diharapkan menurut anak didik akan lebih baik. Selain itu,jika respon siswa di luar yang diinginkan maka diharapkan adanya konsekuensihukuman (punishment) menjadi stimulus agar respon yg muncul tidak sama denganrespon yg sudah ada atau, menggunakan istilah lain, agar konduite murid sesuai yangdiinginkan. Khusus buat punishment ini, beberapa tokoh teori tingkah laris,contohnya Skinner, mempunyai perbedaan pendapat, khususnya karena dampak yangkurang baik. Skinner menaruh alternatif yaitu digunakannya penguatan negatif(negative reinforcement). Pada masa kini , teori belajar yang dikemukakanpenganut psikologi tingkah laris ini cocok digunakan buat mengembangkankemampuan murid yang berhubungan dengan pencapaian output belajar (pengetahuan)matematika misalnya liputan, konsep, prinsip, dan skill (keterampilan).

B.teori Belajar Kognitif

1.psikologi Perkembangan Kognitif Piaget

Menurut Piaget, struktur kognitifatau skemata (schema) merupakan suatu organisasi mental taraf tinggi yangterbentuk dalam saat orang itu berinterkasi menggunakan lingkungannya. Dua prosesyang sangat penting adalah asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah suatuproses pada mana suatu kabar atau pengalaman baru bisa diadaptasi dengankerangka kognitif yg telah terdapat pada benak murid; sedangkan akomodasi adalahsuatu proses perubahan atau pengembangan kerangka kognitif yang telah terdapat dibenak murid supaya sesuai menggunakan pengalaman yg baru dialami. Sejalan denganitu, Ausubel menginginkan proses pembelajaran pada kelas-kelas adalah suatupembelajaran yg bermakna (meaningful learning) yaitu suatu pembelajaran dimana pengetahuan atau pengalaman yg baru bisa terkait dengan pengetahuanlama yg sudah ada di pada struktur kognitif seorang. Untuk membantuterjadinya pembelajaran bermakna, Bruner menyarankan supaya proses pembelajaranmelalui tiga termin, yaitu tahap enaktif, tahap ikonik, dan termin simbolik.

Empat tahap perkembangan kognitifsiswa menurut Piaget merupakan (1) termin sensori motor (0–dua tahun), (dua) tahappra-operasional (dua–7 tahun), (tiga) tahap operasional konkret (7–11 tahun), dan(4) termin operasional formal (11 tahun ke atas).

Pada tahap sensori motor (0-2tahun) seseorang anak akan belajar buat menggunakan serta mengatur aktivitas fsikdan mental sebagai rangkaian perbuatan yang bermakna. Pada termin ini, pemahamananak sangat bergantung pada aktivitas (gerakan) tubuh serta indera-alat inderamereka. Pada tahap pra-operasional (dua-7 tahun), seseorang anak masih sangatdipengaruhi sang hal-hal spesifik yg didapat menurut pengalaman menggunakanindera, sebagai akibatnya dia belum mampu untuk melihat hubungan-interaksi danmenyimpulkan sesuatu secara konsisten. Pada termin operasional nyata (7-11tahun), umumnya anak sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Di tahap ini,seorang anak bisa menciptakan kesimpulan berdasarkan suatu situasi konkret atau denganmenggunakan benda konkret, serta mampu mempertimbangkan dua aspek dari suatusituasi konkret secara bersamasama (misalnya, antara bentuk dan ukuran). Padatahap operasional formal (lebih dari 11 tahun), kegiatan kognitif seseorangtidak mesti memakai benda konkret. Tahap ini adalah tahapan terakhir dalamperkembangan kognitif.

2.belajar Bermakna David P. Ausubel

Teori belajar Ausubelmenitikberatkan pada bagaimana seorang memperoleh pengetahuannya. MenurutAusubel masih ada 2 jenis belajar yaitu belajar hafalan (rote-learning) danbelajar bermakna (meaningfullearning). Apabila seseorang murid berkeinginan untukmengingat sesuatu tanpa mengaitkan hal yg satu dengan hal yg lain maka baikproses juga output pembelajarannya bisa dinyatakan sebagai hafalan (rote) dantidak akan bermakna (meaningless) sama sekali baginya. Pembelajaran yangmengacu pada ‘belajar bermakna’ atau ‘meaningful-learning’ merupakan pembelajarandi mana pengetahuan atau pengalaman baru yg akan dipelajari siswa dapatterkait dengan pengetahuan usang yg sudah dimiliki anak didik.

3.teori Presentasi Bruner

Bruner membagi penyajian prosespembelajaran pada 3 termin, yaitu tahap enaktif, ikonik, dan simbolik. Padatahap enaktif, para murid dituntut buat memeriksa pengetahuan denganmenggunakan sesuatu yang “konkret” atau “nyata” yg berarti dapat diamatidengan menggunakan panca alat. Contohnya, saat akan membahas geometri ruangdi awal pembelajaran, pengajar bisa menggunakan alat peraga maupun barangsehari-hari semisal kaleng, dus, dll. Pada tahap ikonik, yakni selesainya mempelajaripengetahuan menggunakan benda konkret atau benda nyata, tahap berikutnya adalahtahap ikonik, dimana para siswa memeriksa suatu pengetahuan dalam bentukgambar atau diagram menjadi perwujudan menurut aktivitas yg memakai bendakonkret atau nyata tadi. Pada termin simbolik para murid harus melewati suatutahap dimana pengetahuan tersebut diwujudkan pada bentuk simbol-simbolabstrak. Dengan kata lain, murid wajib mengalami proses berabstraksi.berabstraksi terjadi dalam saat seorang menyadari adanya kecenderungan pada ataraperbedaan-disparitas yg ada.



C.teori Belajar Konstruktivisme

1.model Penemuan

Bruner berpendapat bahwa belajardengan penemuan merupakan belajar untuk menemukan (learning by discovery islearning to discover). Ada dua model penemunaan, yaitu contoh inovasi murni danmodel inovasi terbimbing. Model penemuan yg bisa dikembangkan pada kelasadalah contoh penemuan terbimbing pada mana para siswa dihadapkan dengan situasidi mana dia bebas buat mengumpulkan data, menciptakan dugaan (hipotesis), mencoba-coba(trial and error), mencari dan menemukan keteraturan (pola), menggeneralisasiatau menyusun rumus bersama bentuk umum, menerangkan sahih tidaknya dugaannyaitu. Berbeda menggunakan model penemuan murni pada mana mulai berdasarkan pemilihan strategisampai dalam jalan dan output inovasi ditentukan para murid sendiri maka padapenemuan terbimbing ini, para pengajar bertindak sebagai penunjuk jalan, iamembantu serta memberi kemudahan bagi para siswanya sedemikian rupa sehinggamereka dapat mempergunakan idea, konsep serta ketrampilan yg sudah dia pelajariuntuk menemukan pengetahuan yg baru. Penggunaan serangkaian pertanyaan yangtepat akan sangat membantu siswa buat menemukan pengetahuan yang baru berdasarpada pengetahuan usang yang dipunyainya.



2.model Saintifk

Pendekatan saintifk mencakup limapengalaman belajar sebagaimana dijelaskan berikut adalah.

a.mengamati (observing) pada mana siswadifasilitasi buat mengamati menggunakan indra (membaca, mendengar, menyimak,melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa indera.

b.menanya (questioning) di mana siswadifasilitasi untuk membuat serta mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusitentang kabar yang belum dipahami, berita tambahan yang ingin diketahui,atau sebagai klarifkasi.

c. Mengumpulkan kabar/mencoba(experimenting) pada mana siswa difasilitasi buat mengeksplorasi, mencoba,berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen,membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data berdasarkan nara sumbermelalui angket, wawancara, serta memodifkasi/ menambahi/ menyebarkan.

d. Menalar/mengasosiasi(associating) di mana anak didik difasilitasi buat mengolah berita yg sudahdikumpulkan, menganalisis data pada bentuk membuat kategori, mengasosiasi ataumenghubungkan kenyataan/keterangan yg terkait dalam rangka menemukan suatupola, serta menyimpulkan.

e. Mengomunikasikan (communicating)di mana murid difasilitasi buat menyajikan laporan pada bentuk bagan,diagram, atau grafk; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputiproses, hasil, dan kesimpulan secara verbal.



III.PRINSIP-PRINSIPBELAJAR

Dalam perencanaan pembelajaran,prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalampembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan mengenai teori serta prinsip-prinsipbelajar bisa membantu guru pada memilih tindakan yg sempurna.

Dari banyak sekali prinsip belajartersebut terdapat beberapa prinsip yg relatif berlaku umum yang dapatdigunakan menjadi dasar dalam upaya pembelajaran sebagai berikut.

A.perhatian serta Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yangpenting pada aktivitas belajar. Dari kajian belajar pengolahan informasiterungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar (Gage danBerliner, 1984: 355). Di samping perhatian, motivasi memiliki peranan penting

dalam kegiatan belajar. Motivasiadalah tenaga yg menggerakkan serta mengarahkan aktivitas seorang. Motivasidapat dibandingkan dengan mesin serta kemudi pada mobil (Gage dan Berliner, 1984:372).

B.keaktifan

Anak mempunyai dorongan untukberbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar nir bisadipaksakan sang orang lain serta jua tidak sanggup dilimpahkan pada orang lain.belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

C.keterlibatan langsung/Berpengalaman

Belajar adalah mengalami, belajartidak mampu dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolonganpengalaman belajar yg dituangkan pada kerucut pengalamannya mengemukakanbahwa belajar yg paling baik adalah belajar melalui pengalaman pribadi.dalam belajar melalui pengalaman eksklusif anak didik yg nir hanya mengamatisecara pribadi namun ia harus menghayati, terlibat eksklusif pada perbuatan,dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

D.pengulangan

Pada teori Psikologi Asosiasi atauKoneksionisme menyampaikan bahwa belajar artinya pembentukan interaksi antarastimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itumemperbesar peluang timbulnya respons benar. Pengulangan pada belajar akanmelatih daya-daya yang ada pada insan yg terdiri atas daya mengamat,menanggap, mengingat, mengkhayal, mencicipi, hingga berpikir yang akan membuatdaya-daya tersebut berkembang.

E.tantangan

Dalam situasi belajar, siswamenghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai. Tetapi selalu masih ada kendala,yaitu menilik bahan belajar. Timbullah motif buat mengatasi hambatan itu,yaitu menggunakan memeriksa bahan belajar tersebut.

F.balikan atau Penguatan

Siswa belajar sungguh-sungguh danmendapatkan nilai yg baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anakuntuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operantconditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yg mendapatkan nilaiyang tidak baik pada saat ulangan akan merasa takut nir naik kelas, karena takuttidak naik kelas beliau terdorong buat belajar lebih giat. Inilah yang disebutpenguatan negatif.

G.perbedaan Individual

Siswa yang merupakan individualyang unik merupakan nir ada 2 orang siswa yg sama persis, tiap siswamemiliki disparitas satu menggunakan yang lainnya. Perbedaan individu ini berpengaruhpada cara serta output belajar siswa

IV.PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, DANTEKNIK PEMBELAJARAN

Dalam Lampiran tiga Permendikbud Nomor58 Tahun 2014 (233) pendekatan dimaknai sebagai cara menyikapi/melihat(a way of viewing); strategi dimaknai sebagai cara mencapai tujuandengan sukses (a way of winning the game atau a way of achieving of objectif); metodedimaknai sebagai cara menangani sesuatu (a way of dealing). Sedangkan teknikdimaknai sebagai cara memperlakukan sesuatu (a way creating something); danmodel dimaknai sebagai kerangka yang berisikanlangkah-langkah/uruturutan kegiatan/sintakmatik yg secara operasional perludilakukan oleh guru dan murid. Dalam referensi lain dijelaskan bahwa pendekatanadalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran; metodeadalah cara yg digunakan untukmengimplementasikan rencana yg telah disusun dalam bentuk kegiatannyata serta simpel buat mencapai tujuan pembelajaran; teknik adalah carayang dilakukan seorang pada mengimplementasikan suatu metode secara spesifk;serta model adalah bentuk pembelajaran yg tergambar dari awal sampaiakhir yg tersaji secara spesial sang guru (bungkus atau bingkai dari penerapansuatu pendekatan, metode, serta teknik pembelajaran). Pendekatan(approach) merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap prosespembelajaran. Roy Killen (1998) contohnya, mencatat ada dua pendekatan dalampembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centeredapproaches) dan pendekatan yg berpusat dalam murid (student-centeredapproaches) yg digunakan dalam perancangan kurikulum serta pembelajaran saatini. Strategi pembelajaran adalah perencanaan tindakan (rangkaiankegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya ataukekuatan dalam pembelajaran yg disusun buat mencapai tujuan pembelajaran.sedangkan metode merupakan upaya buat mengimplementasikan rencana yangsudah disusun pada aktivitas konkret agar tujuan yg sudah disusun tercapaisecara optimal. Metode dipakai sebagai cara buat melaksanakan danmerealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dalam mengimplementasikan metodepembelajaran, seorang pendidik perlu menetapkan teknik atau cara tertentuagar proses pembelajaran berjaan efektif dan efsien, serta strategi atau gayaindividu dalam melaksanakan suatu teknik atau metode eksklusif misalnya dalammenggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa atau idialek supaya materipembelajaran gampang dipahami.



VI.kritERIA PENYELEKSIAN DAN PEMILIHAN MATERI PEMBELAJARAN

1. Sahih (Valid)

Materi yang akan dituangkan dalampembelajaran benar-sahih telah teruji kebenaran dan kesahihannya. Pengertianini pula berkaitan menggunakan keaktualan materi sehingga materi yang diberikandalam pembelajaran nir ketinggalan jaman serta memberikan kontribusi untukpemahaman ke depan.

2. Tingkat Kepentingan(Significance)

Dalam memilih materi perlumempertimbangkan pertanyaan berikut:

a. Bagaimana intensitas tingkatkepentingan materi tersebut sebagai akibatnya harus dipelajari?

b. Apakah krusial materi tersebutdiajarkan pada murid?

c. Dimana letak kepentingan materitersebut dan mengapa krusial?

Dengan demikian, materi yangdipilih buat diajarkan tentunya memang yang benar-sahih diharapkan sang siswa.

3. Kebermanfaatan (utility)

Manfaat wajib dilihat berdasarkan semuasisi, baik secara akademis maupun nonakademis. Bermanfaat secara akademisartinya guru wajib yakin bahwa materi yg diajarkan dapat memberikandasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan dikembangkan lebih lanjutpada jenjang pendidikan berikutnya. Bermanfaat secara nonakademis maksudnyabahwa materi yg diajarkan dapat menyebarkan kecakapan hidup (life skills)dan perilaku yg dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari

4. Layak dipelajari (learnability)

Materinya memungkinkan untukdipelajari, baik berdasarkan aspek taraf kesulitannya (tidak terlalu mudah, atautidak terlalu sulit), maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatan bahan ajardan syarat setempat.

5.menarik minat (interest)

Materi yg dipilih hendaknyamenarik minat serta bisa memotivasi siswa buat mempelajarinya lebih lanjut.setiap materi yang diberikan pada siswa harus bisa menumbuhkembangkan rasaingin tahu sebagai akibatnya memunculkan dorongan buat berbagi sendiri kemampuanmereka.

B. Pola Pengembangan MateriPembelajaran

Terdapat beberapa pola pengembanganmateri pembelajaran yg dapat dipilih pengajar, yakni menjadi berikut.

1. Pola kronologis, susunan materipembelajaran yang mengandung urutan saat.

2. Pola kausal, susunan materipembelajaran yg mengandung hubungan sebab-akibat.

3. Pola logis, susunan materipembelajaran yg dimulai berdasarkan bagian sederhana menuju pada yg kompleks.

4. Pola psikologis, susunan materipembelajaran yg dimulai berdasarkan umum ke dalam bagian-bagian yang lebih khusus.

5. Pola spiral, susunan materipembelajaran yg dipusatkan pada topik atau bahan tertentu yang terkenal dansederhana; kemudian dikembangkan, diperdalam, dan diperluas dengan bahan yanglebih kompleks.

6. Pola inquiri atau pemecahanmasalah, susunan materi pembelajaran yg menunjuk dalam proses inovasi ataupunpemecahan masalah, yg mencakup langkah-langkah berikut: (a) perumusanmasalah, (b) penyusunan hipotesis, (c) pengumpulan data, (d) pengujianhipotesis, dan (e) perumusan simpulan.



Sumber Pustaka:

Wibowo, Hari,dkk. 2016. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Pusat Pengembangan danPemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Gurudan Tenaga Kependidikan.

__________2016. Teori Belajar. Jakarta: PusatPengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa,Direktorat Jenderal Guru serta Tenaga Kependidikan
BACA JUGA SOAL, PEMBAHASAN, MATERI LENGKAP PEDAGOGIK

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel