MENGENAL BP

Mengenang BP serta 105 tahun Pendidikan Kepanduan
Robert Baden-Powell memulai gerakan Kepanduan, 105 tahun yang kemudian.
Tahun 1896, Baden-Powell ditugaskan ke wilayah Matabeleland pada Rhodesia Selatan (sekarang dikenal dengan nama Zimbabwe) sebagai Chief of Staff di bawah Jenderal Frederick Carrington selama Perang Matabele Kedua, dan disanalah pertama kalinya dia bertemu dengan orang yang nanti menjadi sahabat karibnya, Frederick Russell Burnham, tentara kelahiran Amerika Serikat yang menjabat menjadi kepala pasukan pengintai Inggris. Keberadaannya di sana akan sebagai pengalaman yg sangat krusial, bukan hanya lantaran Baden-Powell berkesempatan memimpin misi sulit di daerah musuh, tetapi ketika-waktu itulah Ia banyak menerima wangsit buat menciptakan sistem pendidikan kepanduan. Ia bergabung menggunakan tim pengintai (mata-mata) di Lembah Matobo. Burnham mulai mengajari woodcraft kepada Baden-Powell, keahlian yang jua memberikan ide buat menyusun program/ kurikulum dan kode kehormatan kepanduan. Woodcraft adalah keahlian yg banyak dikenal serta dikuasai pada Amerika, tetapi nir dikenal di Inggris. Keahlian itulah cikal bakal dari apa yg kiri sering disebut Ketrampilan Kepramukaan.
Keduanya menyadari bahwa kondisi alam dan peperangan pada Afrika jauh tidak selaras dengan di Inggris. Maka mereka merencanakan acara pelatihan bagi pasukan tentara Inggris agar mampu beradaptasi. Program pelatihan itu diberikan pada anak-anak muda, isinya penuh dengan materi-materi mengenai eksplorasi, trekking, kemping dan mempertinggi agama diri.
Saat itu jua adalah kali pertama bagi Baden Powell mengenakan topi khasnya (Burnham seperti topi koboi) menjadi pengenal dan sampai sekarang masih digunakan oleh anggota kepanduan di semua dunia. Selain itu, Baden-Powell juga mendapat sangkakala (terompet) kudu, alat-alat pada Perang Ndebele. Terompet itu nantinya ditiup setiap pagi untuk membengunkn para peserta Perkemahan Kepanduan pertama pada Kepulauan Brown sea.
Tiga tahun kemudian, pada Afrika Selatan selama Perang Boer II. Baden-Powell ditempatkan pada kota mini bernama Mafeking dengan jumlah pasukan Boer yg jauh lebih banyak berdasarkan pada pada loka sebelumnya. The Mafeking Cadet Corps adalah sekelompok anak belia yang bertugas membawakan pesan buat pasukan lain. Meskipun mereka tidak berpengalaman pada menghadapi musuh, mereka berhasil melawan musuh mempertahankan kota (1899–1900), dan kejadian inilah yang juga sebagai keliru satu faktor yang mengilhami Baden-Powell pada menciptakan materi kepanduan. Setiap orang pada pasukan itu mendapat bedge penghargaan berbentuk jarum kompas yang dikombinasikan dengan ujung anak panah. Bedge ini bentuknya mirip menggunakan fleur de lis, logo yg hingga kini dipakai menjadi logo organisasi kepanduan pada poly negara pada dunia.
Di Inggris Raya, orang-orang membaca warta prestasi Baden-Powell dalam memimpin Pasukan Mafeking sebagai akibatnya di negara asalnya itu, ia menjadi “Pahlawan Nasional”. Hal ini menaruh keuntungan, karena kitab mini yg ditulisnya “Aids to Scouting” menjadi terjual laku .
Sekembalinya ke Inggris, Ia melihat bukunya telah populer dan banyak dipakai para guru buat mendidik muridnya, serta juga para pemuda yg aktif pada organisasi. Karena itulah, Ia diminta buat menulis ulang bukunya tersebut supaya mudah dipahami sang anak muda, terutama buat anggota Boys’ Brigade, sebuah orgaisasi kepemudaan yang besar dan bernuansa militer. Baden-Powell mulai berpikir kemungkinan hal ini mampu berkembang jauh lebih besar . Ia mulai mempelajari materi lain yang bsa sebagai bahan pelajaran pada kepanduan.
Juli 1906, Ernest Thompson Seton mengirimi Baden-Powell salinan bukunya yg berjudul The Birchbark Roll of the Woodcraft Indians. Seton, merupakan orang Kanada yang lahir pada Inggris dan tinggal pada Amerika Serikat. Ia bertemu menggunakan aden-Powell bulan Oktober 1906, dan mereka saling mengembangkan ide tentang program pembinaan bagi pemuda. Tahun 1907, Baden-Powell menulis draft kitab berjudul Boy Patrols. Pada tahun yg sama, untuk menguji idenya, Ia mengumpulkan 21 pemuda dengan latar belakan beragam (yg diundang dari beberapa sekolah khusus pria di London, yakni Poole, Parkstone, Hamworthy, Bournemouth, serta Winton Boys’ Brigade units) serta mengadakan perkemahan selama seminggu di Brownsea Island, Poole Harbour, Dorset, Inggris. Metode yang diterapkan pada perkemahan itu merupakan memberikan kesempatan dalam para pemuda tersebut untuk mengatur gerombolan mereka sendiri menggunakan membentuk kelompok mini dan memilih keliru satu anggota kelompok menjadi pemimpin.
Brownsea, 1908
Musim panas 1907, Baden-Powell melakukan promo serta bedah kitab barunya, “Scouting for Boys”. Ia nir sekedar menulis ulang kitab “Aids to Scouting” yang lebih poly materi kemiliterannya. DI kitab yg baru itu, aspek kemiliterannya diperkecil serta digantikan menggunakan teknik-tekni non-militer (terutama survival) seperti pioneering serta penjelajahan. Ia pula memasukka perinsip edukasi yg inovatif, diklaim Scout method (metode kepramukaan). Ia jua berkreasi menggunakan menciptakan game-game menarik sebagai wahana pendidikan mental.
Scouting for Boys awalnya diperkenalkan di Inggris pada Januari 1908 dalam 6 jilid. Pada tahun yg sama, kitab tersebut dicetak dalam bentuk satu kitab utuh. Sampai ketika ini, buku tersebut di peringkat ke empat pada daftar buku bestseller dunia sepanjang masa.
Mulanya, Baden-Powell diminta sebagai “pembina” organisasi The Boys’ Brigade, yang didirikan William A. Smith. Kemudian, lantaran popularitasnya semakin meningkat dan tulisannya mengenai petualangan-petualangan pada alam terbuka, banyak pemuda yang mulai membangun gerombolan kepanduan serta Baden-Powell “kebanjiran order” buat menjadi pembina kelompok-kelompok itu. Mulai ketika itulah Gerakan Kepanduan (Scout Movement) mulai berkembang dengan pesat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel