STRUKTUR TEKS EKSPOSISI
Saturday, May 22, 2021
Edit
Struktur Teks Eksposisi
Tekseksposisi merupakan teks yang dibangun oleh pendapat atau opini. Sejalan denganisi teks eksposisi, struktur teks eksposisi mencakup (a) tesis atau penyataanpendapat, (b) argumentasi, dan (c) penegasan ulang.
Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian pembuka pada teks eksposisi.bagian tadi berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadappermasalahan yg diangkat dalam teks eksposisi.
Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian pembuka pada teks eksposisi.bagian tadi berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadappermasalahan yg diangkat dalam teks eksposisi.
Argumentasi adalah unsurpenjelas buat mendukung tesis yang disampaikan. Argumentasi dapat berupaalasan logis, data output temuan, liputan-berita, bahkan pernyataan para ahli.argumen yg baik harus bisa mendukung pendapat yang disampaikan penulis ataupembicara.
Bagian terakhir adalah penegasanulang, yaitu bagian yg bertujuan menegaskan pendapat awal serta menambahrekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat.
Contoh Teks Ekposisi dan AnalisisStruktur Teks Eksposisi
Pembangunan serta BencanaLingkungan
Bumi waktu ini sedang menghadapi berbagaimasalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yg primer tersebutadalah ledakan jumlah penduduk, penipisan asal daya alam, perubahan iklim global,kepunahan tumbuhan serta hewan, kerusakan tempat asal alam, serta peningkatan polusi dankemiskinan. Dari hal itu bisa dibayangkan betapa besar kerusakan alam yangterjadi lantaran jumlah populasi yg besar , konsumsi sumber daya alam dan polusiyang meningkat, sedangkan teknologi waktu ini belum bisa menyelesaikanpermasalahan tadi.
Para ahli menyimpulkan bahwa kasus tadi disebabkan sang praktikpembangunan yg tidak memerhatikan kelestarian alam, atau diklaim pembangunanyang nir berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan merupakan memenuhikebutuhan manusia waktu ini menggunakan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatangdalam memenuhi kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dalam waktu ini ternyata jauh dariharapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi pada Negara berkembang, salahsatunya Indonesia. Sebagai model, setiap tahun di negara kita diperkirakanterjadi penebangan hutan seluas tiga.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kotaJakarta). Hal ini juga diikuti sang punahnya tanaman dan fauna langka. Kenyataanini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini yangdiikuti bala bagi manusia.
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat, sudah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencanatanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, serta 13 bencanatsunami. Bencana longsor dan banjir itu ditimbulkan oleh perusakan hutan danpembangunan yg mengabaikan kondisi alam.
Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi lantaran praktikpembangunan yg dilakukan tanpa memerhatikan potensi bala. Misalnya, banjiryang terjadi di Jakarta dalam Februari 2007, dapat dipahami menjadi dampakpembangunan kota yg mengabaikan pelestarian lingkungan.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian serta Pengembangan Sumber Daya Air, penyebabutama banjir pada Jakarta artinya pembangunan kota yg mengabaikan fungsi daerahresapan air serta tampungan air. Hal ini diperparah menggunakan saluran drainase kotayang tidak terencana serta nir terawat dan tumpukan sampah dan limbah disungai. Akhirnya, debit air hujan yg tinggi mengakibatkan bala banjir yangtidak terelakkan.
Masalah lingkungan pada atas adalah masalah berfokus yg wajib segera diatasi.meskipun nir mungkin mengatasi keenam perkara primer lingkungan tadi,setidaknya wajib dicari solusi buat mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
Sumber: www.buletinpilar.com menggunakan penyesuaian.
Para ahli menyimpulkan bahwa kasus tadi disebabkan sang praktikpembangunan yg tidak memerhatikan kelestarian alam, atau diklaim pembangunanyang nir berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan merupakan memenuhikebutuhan manusia waktu ini menggunakan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatangdalam memenuhi kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dalam waktu ini ternyata jauh dariharapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi pada Negara berkembang, salahsatunya Indonesia. Sebagai model, setiap tahun di negara kita diperkirakanterjadi penebangan hutan seluas tiga.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kotaJakarta). Hal ini juga diikuti sang punahnya tanaman dan fauna langka. Kenyataanini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini yangdiikuti bala bagi manusia.
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat, sudah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencanatanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, serta 13 bencanatsunami. Bencana longsor dan banjir itu ditimbulkan oleh perusakan hutan danpembangunan yg mengabaikan kondisi alam.
Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi lantaran praktikpembangunan yg dilakukan tanpa memerhatikan potensi bala. Misalnya, banjiryang terjadi di Jakarta dalam Februari 2007, dapat dipahami menjadi dampakpembangunan kota yg mengabaikan pelestarian lingkungan.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian serta Pengembangan Sumber Daya Air, penyebabutama banjir pada Jakarta artinya pembangunan kota yg mengabaikan fungsi daerahresapan air serta tampungan air. Hal ini diperparah menggunakan saluran drainase kotayang tidak terencana serta nir terawat dan tumpukan sampah dan limbah disungai. Akhirnya, debit air hujan yg tinggi mengakibatkan bala banjir yangtidak terelakkan.
Masalah lingkungan pada atas adalah masalah berfokus yg wajib segera diatasi.meskipun nir mungkin mengatasi keenam perkara primer lingkungan tadi,setidaknya wajib dicari solusi buat mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
Sumber: www.buletinpilar.com menggunakan penyesuaian.
Tesis/ Pernyataan
Pendapat
Pendapat
Bumi ketika ini sedang menghadapi aneka macam perkara lingkungan yang berfokus. Enam masalah lingkungan yg primer adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan asal daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan serta hewan, kerusakan tempat asal alam, serta peningkatan polusi serta kemiskinan polusi serta kemiskinan. Dari hal itu dapat dibayangkan betapa akbar kerusakan alam yg terjadi lantaran jumlah populasi yg akbar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yg meningkat, sedangkan teknologi ketika ini belum bisa menyelesaikan permasalahan tersebut.
Argumentasi
Para ahli menyimpulkan bahwa kasus tersebut ditimbulkan sang praktik pembangunan yg tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yg tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan merupakan memenuhi kebutuhan insan ketika ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang pada memenuhi kebutuhannya.
Argumentasi
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada waktu ini ternyata jauh menurut asa. Kesulitan penerapannya terutama terjadi pada negara berkembang, keliru satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini jua diikuti sang punahnya flora dan hewan langka. Kenyataan ini sangat jelas mendeskripsikan kehancuran alam yg terjadi waktu ini yang diikuti bala bagi manusia.
Argumentasi
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, serta 13 bencana tsunami. Bencana longsor serta banjir itu disebabkan sang perusakan hutan serta pembangunan yang mengabaikan syarat alam.
Argumentasi
Bencana alam lain yg mengakibatkan jumlah korban banyak terjadi lantaran praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, bisa dipahami menjadi efek pembangunan kota yg mengabaikan kerusakan lingkungan dan bala alam.
Argumentasi
Menurut tim pakar Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab primer banjir pada Jakarta artinya pembangunan kota yg mengabaikan fungsi wilayah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yg tidak terpola serta nir terawat serta tumpukan sampah serta limbah pada sungai. Akhirnya, debit air hujan yang tinggi mengakibatkan bencana banjir yg tidak terelakkan.
Penegasan Ulang
serta rekomendsi
serta rekomendsi
Masalah lingkungan pada atas adalah masalah berfokus yang wajib segera diatasi. Meskipun nir mungkin mengatasi keenam perkara primer lingkungan tadi, setidaknya wajib dicari solusi buat mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
Rujukan
Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli, dkk. Buku Pengajar Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun2017. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks pada Mata Pelajaran BahasaIndoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya.
BACA JUGA
CIRI KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI KLIK //cara-pramuka.blogspot.com/2018/08/karakteristik-kebahasaan-teks-eksposisi.html
BACA JUGA
CIRI KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI KLIK //cara-pramuka.blogspot.com/2018/08/karakteristik-kebahasaan-teks-eksposisi.html