SEJARAH PROVINSI RIAUPEKANBARU
Tuesday, February 8, 2011
Edit
Mengenai berasal nama Riau terdapat beberapa penafsiran. Pertama toponomi Riau asal dari penamaan orang Portugis dengan kata rio yang berarti sungai. Kedua mungkin dari dari tokoh Sinbad al-Bahar pada buku Alfu Laila Wa Laila (Seribu Satu Malam) yg menyebut riahi, yg berarti air atau bahari, serta yg ketiga berasal dari penuturan warga setempat, diangkat dari kata rioh atau riuh, yg berarti ramai, hiruk pikuk orang bekerja.
Berdasarkan beberapa kabar pada atas, maka nama Riau akbar kemungkinan memang asal dari penamaan masyarakat setempat, yaitu orang Melayu yg hayati pada daerah Bintan. Nama itu akbar kemungkinan sudah mulai populer sejak Raja Kecik memindahkan pusat kerajaan Melayu berdasarkan Johor ke Ulu Riau pada tahun 1719. Setelah itu nama ini dipakai sebagai keliru satu negeri berdasarkan empat negeri primer yg membangun kerajaan Riau, Lingga, Johor serta Pahang.
Kemudian menggunakan Perjanjian London (1824) antara Belanda menggunakan Inggris, kerajaan ini terbelah dua. Belahan Johor - Pahang berada pada bawah dampak Inggris, sedangkan belahan Riau - Lingga berada pada bawah pengaruh Belanda. Dalam zaman penjajahan Belanda (1905 - 1942), nama Riau digunakan buat nama sebuah keresidenan, yang wilayahnya mencakup Kepulauan Riau dan pesisir Timur Sumatera bagian tengah.
Setelah Propinsi Riau terbentuk tahun 1958, maka nama itu pada samping dipergunakan buat nama sebuah kabupaten, digunakan jua buat nama sebuah propinsi yg penduduknya dewasa itu sebagian besar terdiri menurut orang Melayu.
Kerajaan Melayu yang pernah berdiri di rantau ini, antara lain adalah:
* Kerajaan Inderagiri (1658-1838)
* Kerajaan Siak (1723-1858)
* Kerajaan Pelalawan (1530-1879)
* Kerajaan Riau-Lingga (1824-1913)
* Kerajaan mini lainnya, seperti Tambusai, Rantau Binuang Sakti, Rambah, Kampar serta Kandis (Rantau Kuantan).
Kata Melayu berasal menurut kata Mala serta Yu. Mala artinya mula atau permulaan, sedangkan Yu artinya negeri. Melayu adalah negeri yang mula-mula terdapat. Pendapat ini sinkron dengan perkembangan bangsa Melayu menurut daratan Asia Tenggara, dalam kira-kira tahun 2000 sebelum Masehi serta 1500 sebelum Masehi yang menyebar ke seluruh Indonesia. Pendapat lain berkata, bangsa Melayu berasal dari kata layu yang artinya rendah. Maksudnya bangsa Melayu itu rendah hati sangat hormat kepada pemimpinnya. Istilah Melayu ini dipergunakan buat menamakan sebuah Kemaharajaan Melayu serta Kerajaan Melayu Riau. Perkataan Melayu pula digunakan menamakan warga pendukung kerajaan-kerajaan tadi sebagai akibatnya terkenal sebagai suku Melayu menggunakan bahasa yang digunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu ini dalam masa dahulu menjadi Lingua Franca di kawasan Asia Tenggara ini.
RIWAYAT PROPINSI RIAU
Riau dibuat dari Undang-undang Nomor 10 tahun 1948, tentang pembagian Sumatera dalam 3 propinsi. Antara lain Sumatera Tengah yg mencakup keresidenan Sumatera Barat, Riau serta Jambi.
Keinginan masyarakat Riau yg menghendaki wilayah swatantra dibahas pada aneka macam kesempatan, diantaranya:
* 17 Oktober 1954 diadakan Kongres Pemuda Riau pada Pekanbaru.
* 7 Agustus 1955 diadakan Konperensi DPRDS I antar empat kabupaten dalam Keresidenan Riau di Bengkalis
* 7 September 1955 delegasi DPRDS empat Kabupaten Riau menghadap Mendagri Mr. R. Soenarjo yang membuat Keterangan Nomor De/44/12/13/7 yg isinya, "Persoalan itu akan diberi perhatian seperlunja, serta pembagian wilajah R.I. Pada daerah-daerah propinsi jang baru sedang direntjanakan."
* 9 September 1955 dibentuk Badan Penghubung Persiapan Propinsi Riau di Jakarta.
* 31 Januari s/d 2 Februari 1956 diselenggarakan Kongres Rakyat Riau. 22 Oktober 1956, pertemuan para tokoh menggunakan Mendagri Soenaryo. Menurut menteri, Undang-undang Pembentukan Propinsi Riau belum disiapkan, namun akan diajukan dalam Sidang Parlemen permulaan 1957.
* Sidang Kabinet 1 Juli 1957 menyetujui Riau dan Jambi sebagai propinsi.
* 7 Agustus 1957, Undang-undang Propinsi Sumatera Barat, Riau, Jambi disetujui.
* 9 Agustus 1957 diundangkan dalam Lembaran Negara Nomor 75 dengan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1957 yang memutuskan pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Riau dan Jambi.
* Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 256/M/1958, pada lima Maret 1958 dilakukan peresmian Gubernur KDH Propinsi Riau, SM Amin di Tanjungpinang. Maka resmilah wilayah Swatantra Tingkat I Propinsi Riau.
* 20 Januari 1959 ibukota propinsi kemudian dipindahkan berdasarkan Tanjungpinang ke Pekanbaru, menurut Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Des 52/1/44-25. Gubernur SM Amin digantikan sang Kaharuddin Nasution yang dilantik pada 6 Januari 1960 di Pekanbaru.
Alam Sejarahnya , wilayah Riau pernah sebagai pembuat berbagai output bumi dan barang lainnya. Pulau Bintan pernah pada juluki menjadi pulau seganteng lada, karena banyak menghasilkan Lada. Daerah Pulau tujuh, terutama pulai Midai pernah sebagai produsen Kopra terbesar di Asia tenggara,paling kurang sejak tahun 1906 sampai tahun 1950-an. Bagan siapi-barah hingga tahun 1950-an merupakan penghasil ikan terbesar di Indonesia, Batu bata yg di buat perusahaan raja Aji kelana pada pulau Batam,pasarannya mencapai Malaysia sekarang ini. Kemudia dalam bidang produsen karet alam, dengan sisitem kupon tahun 1930-an belahan daratan misalnya Kuantan,Indragiri dan kampar pula daerah yang amat potensial.
Referensi :
//dolu-terempa.com/artikel/sejarah.htm
//kampungrison.wordpress.com/2008/07/30/sejarah-ringkas-daerah-riau/
//kampungrison.wordpress.com/2008/07/30/sejarah-ringkas-daerah-riau/