SEJARAH OLAHRAGA TINJUBOXING
Saturday, May 7, 2011
Edit
Olahraga Tinju merupakan salah satu cabang bela diri yang bertanding satu versus satu buat melakukan agresi menggunakan cara memukul menggunakan tangan yg diberi sarung serta melindungi diri dari pukulan yang diberikan sang lawan. Dalam pertandingan, nilai diperhitungkan pada jumlah pukulan yg dianggap absah.
Petinju akan mendapat nilai yang lebih banyak apabila mampu melakukan pukulan pada lawan, terutama di bagian ketua atau dada. Jika musuh nir sanggup melakukan pertandingan karena terkena pukulan lawan yg keras dan tidak mampu bangun lagi menurut jatuhnya dalam hitungan yg ke sepuluh, oleh wasit dinyatakan kalah KO atau Knockout. Dan lawannya secara otomatis jadi pemenangnya.
Namun, jika musuh mampu bertanding terus hingga dalam ronde terakhir maka penentuan pemenangnya dari nilai atau jumlah pukulan yang ditentukan sang juri.
Kata Tinju merupakan terjemahan dari kata Inggris "boxing" atau "Pugilism". Kata Pugilism asal dari istilah latin, pugilatus atau pinjaman berdasarkan istilah yunani Pugno, Pignis, Pugnare, yg menandakan segala sesuatu yg berbentuk kotak atau "Box" pada bahasa Inggrisnya. Tinju Manusia, kalau terkepal, berbentuk misalnya kotak. Kata Yunani pugno berarti tangan terkepal sebagai tinju, siap buat pugnos, berkelahi, bertinju. Dalam mitologi, bapak dan Boxing merupakan Poliux, saudara kembar menurut Castor, putera legendaris dari Jupiter dan Leda.
Sejarah Olahraga Tinju
Olahraga tinju pertama kali dipertandingkan sang bangsa Romawi, Mesir dan Yunani. Petinju legendaris yang sampai sekarang masih menjadi catatan sejarah emas merupakan Theagenes yg dari menurut Thaos Yunani. Dia sebagai kampiun dalam pesta olimpiade antik tahun 450 (masehi).
Selama karirnya dia pernah melakukan pertandingan 1.406 kali. Pada saat itu petinju sudah memakai sarung tinju seperti ketika ini, namun bahannya terbuat berdasarkan besi. Maka tidak mengherankan jika poly versus yang eksklusif mangkat seketika gara-gara terkena pukulan tangan bersarung besi itu. Kemudian sarung tinju yang bentuknya seperti sekarang ini pertama kali dikenalkan sang seorang petinju menurut Inggris pada tahun 1973.
Seluk Beluk Pertandingan Tinju
Olahraga tinju terbagi pada poly kelas, yang dipengaruhi menurut berat badan berdasarkan petinjunya. Yang paling ringan diklaim kelas Straw, dengan berat badan minimal 47,61 Kg hingga menggunakan 58,98 Kg. Kemudian yang paling berat, dianggap kelas berat juga dengan berat petinju minimal 90 Kg ke atas. Kemudian dalan setiap pertandingan, perserta terdiri berdasarkan dua orang yang sama kelasnya.
Lamanya pertandingan ditentukan sang lamanya saat yg dinamakan ronde. Dalam setiap ronde ada saat 3 mnt buat bertanding serta dua menit buat melakukan istirahat. Pertandingan ini selalu diadakan di sebuah area yg dinamakan ring. Para penonton pertandingan bisa menyaksikannya dari pinggir ring tersebut.
Olahraga tinju adalah keliru satu jenis olahraga yg keras. Resiko sebagai seorang petinju juga tinggi. Karena nyawa jua sanggup melayang waktu melakukan pertandingan, terutama bagi yg profesional. Tidak mengherankan jika poly petinju yang mengalami cacat seumur hayati sesudah purna tugas menurut tinju.
Contoh yang paling konkret merupakan Muhammad Ali. Dia merupakan seseorang mantan petinju paling populer pada dunia waktu ini yg asal menurut Amerika Serikat. Saat ini dia menderita sakit parkinson yg ditimbulkan karena pukulan-pukulan yg diterimanya dari versus waktu masih aktif melakukan pertandingan dulu.
Namun meski begitu, olahraga tinju permanen punya poly penggemar. Tidak terkecuali kaum perempuan yang terkenal dengan kelemahlembutannya. Salah satu karena merupakan lantaran pada bertanding seseorang petinju selalu bertelanjang dada. Maka semua otot tubuhnya yg bertenaga akan terlihat dengan kentara. Dan inilah yg banyak disukai oleh mereka. Apalagi tubuh petinju pada umumnya pula nampak kekar serta perkasa, apalagi waktu sudah mengeluarkan keringat yang banyak. Benar-sahih jantan.
Referensi :
//www.anneahira.com/olahraga-tinju.htm
//history-our.blogspot.com/2010/10/sejarah-singkat-tinju.html