SEJARAH KOTA PROVINSI BENGKULU

Wilayah yang sekarang diklaim Provinsi Bengkulu pada awalnya adalah wilayah menurut beberapa kerajaan mini . Beberapa kerajaan yg pernah berdiri diwilayah ini antara lain Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung serta Kerajaan Marau Riang yang dalam hakekatnya merupakan negara-negara suku.
Tahun 1685-1824 daerah Bengkulu termasuk pada keliru satu daerah yang berada dalam pendudukan penjajah Inggris. Pada tahun 1685 Ralp Ord dan William Cowley memimpin ekspedisi buat membuka kembali perusahaan pembelian lada menurut Banten, yg dialihkan ke Bengkulu. Traktat itu mengizinkan Inggris buat mendirikan benteng serta aneka macam gedung. Benteng York didirikan tahun 1685 di kurang lebih muara Sungan Serut.

Pada tahun 1713 didirikan lagi sebuah benteng yang lebih akbar, tebal, dan bertenaga yg selanjutnya dinamai Fort Malborough. Pembangunan Benteng ini rampung pada tahun 1719. Benteng Malborough tadi dilengkapi dengan 71 buah meriam, buat membuatnya benar-sahih sebagai sebuah benteng yang bertenaga menjadi basis pertahanan. Tetapi sepanjang penjajahan, masyarakat Bengkulu senantiasa mengadakan perlawanan.
Pada masa penjajahan Belanda (1824-1942) dilaksanakan cultur stelsel tumbuhan kopi, kerja rodi, pungutan pajak, eksploitasi tambang emas di rejang lebong, serta diadakan disparitas klas antara pribumi, eropa serta cina. Bengkulu pula pernah dijadikan pemerintah Penjajahan Belanda menjadi tempat pengasinga Ir. Soekarno dalam masa perang usaha merebut kemerdekaan.
Setelah proklamasi kemerdekaan 1945 semua daerah kerajaan yg terdapat di wilayah ini diubah statusnya sebagai Karesidenan dalam lingkup administratif Provinsi Sumatera Selatan, sebelum akhirnya berubah dijadikan provinsi sendiri dalam lepas 18 November 1968. Propinsi / Daerah Tingkat I Bengkulu menjadi propinsi ke-26 menurut 27 Provinsi se-Indonesia saat itu.
Di Provinsi Bengkulu masih ada poly objek wisata alam seperti Pantai Panjang, Taman Nasional Kerinci Sebelat, Hutan Lindung Liku-Sembilan yg adalah daerah asal Bunga ’RafflesiaArnoldi’, Gunung Berapi ’Bukit Kaba’, Kawasan Perkebunan Teh ’Kabawetan’, Kawasan Air Terjun Sembilan Tingkat, Kawasan Carag Alam ’Danau Dendam Tak Sudah sebagai tempat asal plasma nuftah ’Anggrek Vanda’ serta sebagainya.
Provinsi Bengkulu jua mempunyai banyak sekali aset wisata sejarah misalnya Situs Fort York, situs Fort Malborough, Rumah kediaman Gebernur Raffles, Kawasan Kampung Cina, tempat tinggal kediaman Bung Karno dalam saat pengasingan yang saat ini telah mengalami pengembangan sebagai Kawasan Persada Bung Karno, Monumen Thomas Parr, Tugu Hamilton, Komplek Makam Inggris, Situs makam pejuang Sentot Alibasyah, Situs Mesjid Jamik dan sebagainya.
Pembentukan Pemerintahan Provinsi Bengkulu.
Keresidenan Bengkulu pada awalnya adalah keliru satu keresidenan di bawah Provinsi Sumatera Selatan. Keresidengan Bengkulu adalah keresidenan kedua selesainya Keresidenan Lampung yang memisahkan diri menurut Provinsi Smatera Selatan. Sebagai keresidenan, wilayah ini menjadi wilyah administrasi dalam sistem dekonsentrasi menurut Pemerintah Pusat melalui Provinsi Sumatera Selatan. Setelah sebagai Provinsi wilayah ini sebagai wilayah otonom yg berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Perjuangan untuk berakibat Keresidenan Bengkulu menjadi Provinsi Bengkulu dalam awalnya adalah sebuah gerakan moral yg melibatkan partai-partai dan organisasi-organisasi, para tokoh serta pimpinan daerah pada Bengkulu dan di Jakarta, Residen serta para Bupati dan Walikota serta para pejabat berdasarkan instansi militer (Kodim) pada masa itu.
Gerakan ini dimulai dalam tahun 1962 yang dipimpin oleh Panitia Persiapan Daerah taraf I Bengkulu yang mengirimkan tidak kurang menurut sepuluh kali delegasi ke Pemerintah Pusat dan DPR. Di Jakarta dibentuk Panitia Pembentukan Provinsi Bengkulu. Keikutsertaan para tokoh-tokoh nasional dari Bengkulu pada Jakarta misalnya Prof. Dr. Mr. Hazairin (Pejabat Tinggi Departemen Kehakiman dan Pakar Hukum Adat Terkemuka , Ibu Fatmawati Soekarno, Wahab Affan, H. Hasanudin, Letnan Kolonel Alamsyah Hasan, SH, Hanan Gilik SH, Ir. Safuan Gatam dan lain-lain menambah akbar arti perjuangan ini.
Perjuangan ini disambut baik di taraf Provinsi Sumatera Selatan juga di Tingkat Pemerintahan Pusat. Dari pihak legislatif (DPRD GR) Provinsi Sumatera Selatan menyatakan persetujuan menggunakan Surat Keputusan Nomor : 20 DPRD GR/1965 lepas 27 November 1965 junto Surat Keputusan Nomor : 12 DPRD GR – SS/1967 lepas 8 Mei 1967.
Dari pihak eksekutif, seluruh pejabat pimpinan Provinsi Sumatera Selatan telah melayani tuntutan Bengkulu buat sebagai sebuah Provinsi dengan segala kebijaksanaan, mulai berdasarkan Gubernur H. A. Bastari sewaktu berkunjung ke Bengkulu Gubernur Tahun 1962, Gubernur H. A. Y. Bustomi tahun 1965 – 1966 yang menaruh surat pernyataan persetujuan menjadi pengantar buat delegasi menghadap ke Departemen Dalam Negeri, Pjs. Gubernur M. Ali Amin, SH tahun 1966 – 1967 yang menaruh donasi pada rangka persiapan pembentukan Provinsi Bengkulu, dan Gubernur H. Ansawi Mangkualam tahun 1968 yg melakukan penyerahan pemerintahan formil serta materil atas Provinsi Bengkulu. Dari Pemerintah Pusat sudah mengirimkan ’Team Fact Finding’ serta Komisi B DPR GR pada Bulan Mei 1967.
Demikianlah,sesudah usaha lebih dari enam tahun, tuntutan pembentukan Provinsi Bengkulu berhasil terwujud menggunakan dikeluarkannya : Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 mengenai Pembentukan Provinsi Bengkulu dalam tanggal 12 September 1967 yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 dalam lepas 5 Juli 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 serta Pelaksanaan Pemerintahan di Provinsi Bengkulu. Peresmian Provinsi Bengkulu dilakukan oleh Direktur Jenderal Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah, Mayor Jenderal Sunandar Priyosudarmo dalam lepas 18 November 1968.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor : 43/M lepas 4 November 1968 maka diangkatlah M. Ali amin, SH sebagai penguasa yg melaksanakan Pemerintahan Provinsi Bengkulu dengan gelar Pejabat Gubernur. Dengan demikian M. Ali amin, SH adalah Pejabat Gubernur pertama di Provinsi Bengkulu. Setelah itu secara berturut-turut Provinsi Bengkulu yang berjulukan ’Bumi Raflesia’ ini dipimpin oleh Gubernur : Khalik, Drs. Suprapto, Drs. Razie Yahya, Drs. Adjis Ahmad, Hasan Zen, SH, Seman Wijoyo, dan Agusrin M. Najamudin, ST. Gubernur Agusrin M. Najamudin, ST bahkan pernah menyandang predikat Gubernur termuda se-Indonesia selesainya beliau menggunakan semangat ’perubahan’-nya sudah didaulat mengemban amanat buat sebagai Gubernur Provinsi Bengkulu dalam usia 36 Tahun.
Disarikan dan disesuaikan, berdasarkan buku : Kesan-kesan pada kehidupan serta Dalam Berkarya; dari : H. M. Ali Amin, SH – Pengalaman Seorang Pegawai Tiga Zaman.
PROPINSI TERDIRI DARI 9 KABUPATEN DAN 1 KOTA MADIYA
Kabupaten Kaur Ibukota Bintuhan , Kabupaten Bengkulu Selatan Ibukota Manna , Kabupaten Seluma Ibukota Tais , Kabupaten Kepahyang Ibukota Kepahyang , Kabupaten Rejang Lebong Ibukota Curup ,Kabupaten Lebong Ibukota Muara Aman , Kabupaten Bengkulu Tengah Ibukota Talang empat , Kabupaten Bengkulu Utara Ibukota Argamakmur , Kabupaten Muko Muko Ibukota Muko Muko , Kotamadya Bengkulu Ibukota Kota Bengkulu.
Objek Wisata Kota Bengkulu
Selain Memiliki Kekayaan alam yg berlimpah, Propinsi Bengkulu pula memiliki beragam kekayaan budaya serta sederet Daftar objek wisata alam yang tidak kalah menarik dengan berbagai daerah provinsi lainnya di indonesia, sebut saja keliru satunya adalah Lebong Tandai yg ada di Kab. Bengkulu Utara (Penyumbang Emas Monas), Pantai Panjang yg populer dengan Pasirnya yang higienis bak Mutiara, Benteng Fort Marlborough serta banyak lagi objek wisata Bengkulu menarik lainnya.

Referensi:
//tembangringit.blogspot.com/2009/07/sejarah-kota-bengkulu.html
//www.pelangibiru.net/2011/01/daftar-objek-wisata-bengkulu.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel