SEJARAH AWAL ADANYA BALON ZEPPELIN
Friday, May 4, 2012
Edit
Sejarah Awal Adanya Balon Zeppelin - Zeppelin atau Zepelin merupakan balon udara berbentuk cerutu raksasa yg dapat terbang terarah lantaran mempunyai mesin dan kemudi. Balon tadi dinamai sesuai dengan perancangnya Ferdinand Adolf Heinrich August von Zeppelin, seseorang ahli aeronautika berdasarkan Jerman yang berhasil menerbangkannya untuk pertama kali lepas dua Juli 1900.
Zeppelin dioperasikan sang Deutsche Luftschiffahrts-AG (DELAG). DELAG, penerbangan komersial pertama, melayani penerbangan berkala sebelum Perang Dunia I. Setelah perang pecah, militer Jerman poly memanfaatkan Zeppelin sebagai pengebom dan pengintai.
Kekalahan Jerman pada PD I menghentikan bisnis kapal terbang buat sementara saat. Namun di bawah panduan Hugo Eckener, pengganti Ferdinand von Zeppelin, Zeppelin sipil sebagai terkenal pada tahun 1920-an. Puncak kejayaan zeppelin berjalan pada tahun 1930-an, ketika kapal terbang LZ 127 Graf Zeppelin serta LZ 129 Hindenburg mengoperasikan penerbangan trans-Atlantik berdasarkan Jerman ke Amerika Utara dan Brasil. Puncak Empire State Building bergaya Art Deco awalnya dibuat sebagai loka pemberangkatan Zeppelin serta kapal terbang lain. Musibah Hindenburg dalam tahun 1937, beserta menggunakan masalah politik dan ekonomi, meningkatkan kecepatan kematian Zeppelin.
Perkembangan Teknologi Balon Zeppelin
Prinsip dasar yg dipakai adalah Bouyancy yang diteorikan oleh archimedes yg sama halnya dengan benda terapung di air. Ketika naik balon udara, tekanan udara di luar berkurang dan helium dalam balon mekar. Pilot kemudian memompa udara ke dalam ballonets buat mempertahankan tekanan terhadap helium. Menambahkan udara membuat balon udara lebih berat, sebagai akibatnya buat mempertahankan ketinggian jelajah yang stabil,para pilot wajib menyeimbangkan tekanan udara dengan helium tekanan untuk membangun daya apung/melayang netral. Untuk taraf penerbangan balon udara, tekanan udara antara depan dan belakang diubahsuaikan ballonets. Balon udara dalam ketinggian jelajah dapat mencapai 1.000 hingga dengan 7.000 ft (305-dua.135 m).
Gambar diatas menunjukkan bagaimana balon udara mengangkat dirinya (A) menggunakan gas helium pada dalam nya.buat mendaratkan, dipompa udara kedalam balon supaya helium berkurang dan pesawat menjadi berat lalu mendarat (B), saat mendarat balon pada ikat menggunakan tali ( C)
Mesin depan dan mesin dorong memberikan dorongan ad interim kemudi digunakan hanya buat mengarahkan. Pada awalnya Airship memakai Hidrogen sebagai pengisi balon namun karena mudah terbakar, kemudian digantikan oleh Helium ( Gas hidrogen adalah gas yg paling ringan lantaran jumlah proton, netron, serta elektron yg menyusun atom hidrogen sangat sedikit bila dibandingkan menggunakan jumlah proton, netron, serta elektron yg menyusun atom-atom lainnya ).
Udara tersusun dari banyak sekali macam gas, tetapi gas yg paling banyak terdapat di udara adalah gas nitrogen. Kandungan gas nitrogen pada udara mencapai 80%. Jumlah proton dan elektron yang menyusun atom nitrogen jauh lebih banyak berdasarkan atom hidrogen sehingga massa atom nisbi nitrogen empat belas kali lebih akbar dari massa atom nisbi hidrogen. Gas yg lebih ringan niscaya pribadi naik ke atas. Ini sama saja menggunakan asap rokok yg selalu beranjak secara alami ke arah atas lantaran molekul-molekul pada asap rokok lebih berat menurut molekul-molekul gas-gas yg terdapat pada udara. Itulah sebabnya asap rokok nir pernah turun ke bawah kecuali apabila ditiup. Gas hidrogen sangat mudah ‘terbang’ pada udara karena ringannya massa atom-atomnya. Balon yang diisi gas hidrogen dapat terbang sambil membawa beban berat. Tetapi gas hidrogen juga sangat mudah terbakar. Gas helium adalah gas kedua teringan yang hanya lebih berat menurut hidrogen (massa atom relatif helium empat kali lebih besar dari massa atom nisbi hidrogen). Walaupun gas helium lebih berat dari gas hidrogen, gas-gas lainnya masih lebih berat lagi menurut gas helium sehingga helium masih dapat ‘terbang’ pada udara sembari membawa beban pula. Selain itu, helium termasuk dalam golongan gas mulia, yaitu gas yg paling stabil serta tidak mudah bereaksi. Ini berarti gas helium tidak gampang terbakar seperti gas hidrogen. Inilah yg menjadikan balon helium pilihan terbaik menjadi pengganti balon hidrogen.
Tampak gambar diatas adalah jenis rigid (rangka kaku) yg mana rangka struktur diselubungi sang kain jenis khusus dan menciptakan sebuah ruang bagi gas Helium/hidrogen. Terlihat pula diatas Part (bagian airship ) misalnya Engines (mesin), Gondola ( anjungan penumpang), Rudder (berfungsi pada waktu belok/manuver), Elevator flap ( pengatur ketinggian)
Gambar diatas merupakan gugusan dari Rigid Dan non Rigid ( rangka kaku dan non kaku), dimana pada balon (airship) jenis non rigid tidak memakai rangka pelindung konstruksi, dan versi semirigid memiliki formasi kedua nya.
Referensi:
//www.kaskus.us/showthread.php?T=7328031
Zeppelin dioperasikan sang Deutsche Luftschiffahrts-AG (DELAG). DELAG, penerbangan komersial pertama, melayani penerbangan berkala sebelum Perang Dunia I. Setelah perang pecah, militer Jerman poly memanfaatkan Zeppelin sebagai pengebom dan pengintai.
Kekalahan Jerman pada PD I menghentikan bisnis kapal terbang buat sementara saat. Namun di bawah panduan Hugo Eckener, pengganti Ferdinand von Zeppelin, Zeppelin sipil sebagai terkenal pada tahun 1920-an. Puncak kejayaan zeppelin berjalan pada tahun 1930-an, ketika kapal terbang LZ 127 Graf Zeppelin serta LZ 129 Hindenburg mengoperasikan penerbangan trans-Atlantik berdasarkan Jerman ke Amerika Utara dan Brasil. Puncak Empire State Building bergaya Art Deco awalnya dibuat sebagai loka pemberangkatan Zeppelin serta kapal terbang lain. Musibah Hindenburg dalam tahun 1937, beserta menggunakan masalah politik dan ekonomi, meningkatkan kecepatan kematian Zeppelin.
Perkembangan Teknologi Balon Zeppelin
Prinsip dasar yg dipakai adalah Bouyancy yang diteorikan oleh archimedes yg sama halnya dengan benda terapung di air. Ketika naik balon udara, tekanan udara di luar berkurang dan helium dalam balon mekar. Pilot kemudian memompa udara ke dalam ballonets buat mempertahankan tekanan terhadap helium. Menambahkan udara membuat balon udara lebih berat, sebagai akibatnya buat mempertahankan ketinggian jelajah yang stabil,para pilot wajib menyeimbangkan tekanan udara dengan helium tekanan untuk membangun daya apung/melayang netral. Untuk taraf penerbangan balon udara, tekanan udara antara depan dan belakang diubahsuaikan ballonets. Balon udara dalam ketinggian jelajah dapat mencapai 1.000 hingga dengan 7.000 ft (305-dua.135 m).
Gambar diatas menunjukkan bagaimana balon udara mengangkat dirinya (A) menggunakan gas helium pada dalam nya.buat mendaratkan, dipompa udara kedalam balon supaya helium berkurang dan pesawat menjadi berat lalu mendarat (B), saat mendarat balon pada ikat menggunakan tali ( C)
Mesin depan dan mesin dorong memberikan dorongan ad interim kemudi digunakan hanya buat mengarahkan. Pada awalnya Airship memakai Hidrogen sebagai pengisi balon namun karena mudah terbakar, kemudian digantikan oleh Helium ( Gas hidrogen adalah gas yg paling ringan lantaran jumlah proton, netron, serta elektron yg menyusun atom hidrogen sangat sedikit bila dibandingkan menggunakan jumlah proton, netron, serta elektron yg menyusun atom-atom lainnya ).
Udara tersusun dari banyak sekali macam gas, tetapi gas yg paling banyak terdapat di udara adalah gas nitrogen. Kandungan gas nitrogen pada udara mencapai 80%. Jumlah proton dan elektron yang menyusun atom nitrogen jauh lebih banyak berdasarkan atom hidrogen sehingga massa atom nisbi nitrogen empat belas kali lebih akbar dari massa atom nisbi hidrogen. Gas yg lebih ringan niscaya pribadi naik ke atas. Ini sama saja menggunakan asap rokok yg selalu beranjak secara alami ke arah atas lantaran molekul-molekul pada asap rokok lebih berat menurut molekul-molekul gas-gas yg terdapat pada udara. Itulah sebabnya asap rokok nir pernah turun ke bawah kecuali apabila ditiup. Gas hidrogen sangat mudah ‘terbang’ pada udara karena ringannya massa atom-atomnya. Balon yang diisi gas hidrogen dapat terbang sambil membawa beban berat. Tetapi gas hidrogen juga sangat mudah terbakar. Gas helium adalah gas kedua teringan yang hanya lebih berat menurut hidrogen (massa atom relatif helium empat kali lebih besar dari massa atom nisbi hidrogen). Walaupun gas helium lebih berat dari gas hidrogen, gas-gas lainnya masih lebih berat lagi menurut gas helium sehingga helium masih dapat ‘terbang’ pada udara sembari membawa beban pula. Selain itu, helium termasuk dalam golongan gas mulia, yaitu gas yg paling stabil serta tidak mudah bereaksi. Ini berarti gas helium tidak gampang terbakar seperti gas hidrogen. Inilah yg menjadikan balon helium pilihan terbaik menjadi pengganti balon hidrogen.
Tampak gambar diatas adalah jenis rigid (rangka kaku) yg mana rangka struktur diselubungi sang kain jenis khusus dan menciptakan sebuah ruang bagi gas Helium/hidrogen. Terlihat pula diatas Part (bagian airship ) misalnya Engines (mesin), Gondola ( anjungan penumpang), Rudder (berfungsi pada waktu belok/manuver), Elevator flap ( pengatur ketinggian)
Gambar diatas merupakan gugusan dari Rigid Dan non Rigid ( rangka kaku dan non kaku), dimana pada balon (airship) jenis non rigid tidak memakai rangka pelindung konstruksi, dan versi semirigid memiliki formasi kedua nya.
Referensi:
//www.kaskus.us/showthread.php?T=7328031