GERWANI DAN HAK ANAKANAK
Tuesday, November 26, 2013
Edit
Gerwani dan Hak Anak-Anak - Sebelum diperingati Hari Anak Nasional, Indonesia sudah memperingati Hari Anak Internasional yang diperkenalkan oleh Gerwani.
SETIAP tanggal 23 Juli, Indonesia memperingati Hari Anak Nasional. Soeharto menetapkan peringatan ini dalam Keputusan Presiden (Keppres) No 44/1984. Menurut Keppres tadi, tujuan berdasarkan peringatan Hari Anak Nasional adalah pelatihan buat mewujudkan kesejahteraan anak.
Untuk menyusun konsep pelatihan anak-anak Indonesia, Karlinah Umar Wirahadikusumah, pengurus Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, membangun Forum Komunikasi Pembinaan serta Pengembangan Anak Indonesia (FKPPAI). Salah satu hasil menurut forum ini merupakan acara Dasawarsa Anak yang dicanangkan pemerintah pada 23 Juli 1986.
Perhatian primer Dasawarsa Anak (1986-1996) merupakan peningkatan kesejahteraan anak melalui famili menjadi lingkungan primer, didukung lingkungan pendidikan formal serta lingkungan masyarakat.
“Pelaksana pada lapangan dikerjakan oleh Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) pada wilayah-daerah,” istilah Karlinah dalam biografinya yang ditulis Herry Gendut Janarto, Bukan Sekadar Istri Prajurit.
Sebelum peringatan Hari Anak Nasional, Indonesia sudah memperingati peringatan Hari Anak Internasional setiap lepas 1 Juni. Peringatan tadi diperkenalkan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Organisasi ini awalnya bernama Gerakan Wanita Istri Sedar (Gerwis), didirikan pada 1950. Pada kongres Gerwis tahun 1954, para pemimpin organisasi menetapkan untuk menjangkau lebih banyak perempuan berdasarkan kalangan bawah sehingga mengubah namanya sebagai Gerwani.
Hari Anak Internasional dideklarasikan pada kongres Women’s International Democratic Federation (WIDF) pada Moskow, Rusia, dalam 1949. Diperingati kali pertama dalam 1 Juni 1950. Gerwis bergabung dengan WIDF pada 1950. WIDF menjadi saluran politik internasional bagi Gerwis –serta kemudian Gerwani. Gerwani mengirim laporan secara rutin ke WIDF serta mengutus wakilnya ke kongres WIDF.
Menurut Saskia E. Wieringa dalam Penghancuran Gerakan Perempuan, salah satu gerakan Gerwani untuk merebut kepemimpinan gerakan perempuan di Indonesia adalah menggunakan seruan agar Indonesia merayakan 8 Maret menjadi Hari Perempuan Internasional.
“Seruan itu dibarengi menggunakan ajakan menetapkan 1 Juni sebagai Hari Anak-Anak Internasional,” tulis Saskia, “keduanya merupakan seremoni ‘sosialis’ yg didukung bertenaga WIDF.”
Kongres Gerwani II tahun 1954 menetapkan bahwa hak kaum perempuan serta anak-anak tak bisa dipisahkan menurut kemerdekaan dan perdamaian. Menurut Gerwani, hak-hak anak mencakup hak atas kemudahan fasilitas pendidikan dan kesehatan serta masa depan yang cerah tanpa adanya buruh anak-anak, kawin paksa juga pelacuran. Bahkan hak anak termasuk disediakannya loka penitipan anak secara memadai.
Untuk kali pertama pada 1960, Gerwani merumuskan pancacinta (5 cinta buat pendidikan anak-anak): cinta tanah air, cinta orangtua dan humanisme, cinta kebenaran dan keadilan, cinta persahabatan serta perdamaian, serta cinta alam lebih kurang. Dalam konferensi nasional bagi pendidikan anak-anak yg diadakan Gerwani dalam September 1963, terdapat perubahan terhadap pancacinta: cinta bangsa, rakyat dan perdamaian, ilmu serta budaya, kerja dan orangtua.
“Pancacinta tetapkan 5 bidang yg wajib mendasari seluruh sistem sekolah Indonesia, yakni bidang perkembangan intelektual, moral, teknik, artistik, serta mental,” tulis Saskia.
Pergolakan politik pada 1965 menghancurkan Gerwani. Segera sehabis Partai Komunis Indonesia dan Gerwani dituduh terlibat pada Gerakan 30 September 1965, Kongres Wanita Indonesia (Kowani), payung organisasi-organisasi wanita seluruh Indonesia, mengeluarkan Gerwani sebagai anggota dalam 29 Oktober 1965.
Menurut Komnas Perempuan pada Kita Bersikap: Empat Dasawarsa Kekerasan Terhadap Perempuan pada Perjalanan Berbangsa, sejak Soeharto ditetapkan menjadi pejabat presiden dalam 7 Maret 1967, Kowani nir lagi memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret serta Hari Anak Internasional pada 1 Juni. Alasannnya, ke 2 hari peringatan tersebut diprakarsai negara-negara komunis.
Source:
//www.facebook.com/INSIDE.of.indoNESIA