SEJARAH 1500 SM BERDIRINYA KEMBALI KABAH

Sejarah 1500 SM : Berdirinya Kembali Ka'bah - Ka'bah adalah bangunan suci Muslimin yg terletak pada kota Mekah didalam Masjidil Haram. Bangunan persegi bernama Ka’bah didaulat menjadi pusat dari kota itu sekaligus sentra ibadah semua umat Islam. Mengunjunginya merupakan keliru satu dari rukun Islam, Ibadah Haji.

Ka’bah masih permanen berdiri kokoh hingga saat ini dan diperkirakan masih terus berdiri hingga kiamat menjelang. Beberapa generasi pernah sebagai saksi berdirinya Ka’bah hingga banyak sekali kemelut menyelimutinya.

Tercatat, 1500 SM merupakan merupakan tahun pertama Ka’bah pulang didirikan. Berdua menggunakan putranya yang taat, Ismail, Ibrahim membentuk Ka’bah berdasarkan bebatuan bukit Hira, Qubays, serta tempat-loka lainnya.

Bangunan mereka semakin tinggi dari hari ke hari, dan kemudian selesai dengan panjang 30-31 hasta, lebarnya 20 hasta. Bangunan awal tanpa atap, hanyalah empat tembok persegi menggunakan 2 pintu.

Celah pada keliru satu sisi bangunan diisi sang batu hitam besar yang dikenal menggunakan nama Hajar Aswad. Batu ini tersimpan pada bukit Qubays ketika banjir akbar melanda pada masa Nabi Nuh.

Batu ini istimewa, sebab diberikan oleh Malaikat Jibril. Hingga waktu ini, jutaan umat Muslim dunia mencium batu ini waktu berhaji, sebuah lelaku yang dicontohkan sang Rasulullah Muhammad.

Selesai dibangun,  Allah memerintahkan Ibrahim buat menyeru umat manusia berziarah ke Ka’bah yang didaulat sebagai Rumah Tuhan. Dari sinilah, awal mula haji, ibadah akbar umat Islam di semua dunia.

Karena nir beratap dan bertembok rendah, sekitar dua meter, barang-barang berharga pada dalamnya sering dicuri. Bangsa Quraisy yang memegang kendali atas Mekkah ribuan tahun sehabis kematian Ibrahim berinisiatif buat merenovasinya. Untuk melakukan hal ini, terlebih dahulu bangunan awal wajib dirubuhkan.

Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumy adalah orang yang pertama kali merobohkan Ka’bah buat membangunnya menjadi bangunan yg baru.

Pada zaman Nabi Muhammad, renovasi juga pernah dilakukan pasca banjir besar melanda. Perselisihan timbul pada antara famili-famili kaum Quraisy mengenai siapakah yang pantas memasukkan Hajar Aswad ke tempatnya pada Ka’bah.

Rasulullah berperan akbar dalam hal ini. Dalam sebuah kisah yang terkenal, Rasulullah meminta keempat suku buat mengangkat Hajar Aswad secara bersama menggunakan memakai secarik kain. Ide ini berhasil menghindarkan perpecahan serta pertumpahan darah di kalangan bangsa Arab.

Renovasi terbesar dilakukan dalam tahun 692. Sebelum renovasi, Ka’bah terletak pada ruang sempit terbuka di tengah sebuah mesjid yg sekarang dikenal dengan Masjidil Haram. Pada akhir tahun 700-an, tiang kayu mesjid diganti menggunakan marmer dan sayap-sayap mesjid diperluas, ditambah menggunakan beberapa menara. Renovasi dirasa perlu, menyusul semakin berkembangnya Islam dan semakin banyaknya jemaah haji berdasarkan seluruh jazirah Arab serta sekitarnya.

Wajah Masjidil Haram terbaru dimulai waktu renovasi tahun 1570 dalam kepemimpinan Sultan Selim. Arsitektur tahun inilah yg kemudian dipertahankan oleh kerajaan Arab Saudi hingga ketika ini.

Pada penyatuan Arab Saudi tahun 1932, negara ini didaulat sebagai Pelindung Tempat Suci serta Raja Abdul Aziz adalah raja pertama yg menyandang gelar Penjaga Dua Mesjid Suci, Masjidil Haram serta Masjid Nabawi.

Pada pemerintahannya, Masjidil Haram diperluas hingga bisa memuat kapasitas 48.000 jemaah, ad interim Masjid Nabawi diperluas sampai dapat memuat 17.000 jemaah.

Pada pemerintahan Raja Fahd tahun 1982, kapasitas Masjidil Haram diperluas sampai memuat satu juta jemaah. Renovasi ketiga terselesaikan pada tahun 2005 dengan tambahan beberapa menara. Pada renovasi ketiga ini, sebesar 500 tiang marmer didirikan, 18 gerbang tambahan jua dibuat. Selain itu, banyak sekali perangkat modern, misalnya pendingin udara, eskalator dan sistem drainase juga dibubuhi.

Saat ini, pada masa kepemimpinan Raja Abdullah bin Abdul-Aziz, renovasi keempat tengah dilakukan sampai tahun 2020. Rencananya, Masjidil Haram akan diperluas sampai 35 persen, dengan kapasitas luar mesjid bisa menampung 800.000 sampai 1.120.000 jemaah. Apabila rampung, bagian dalam Masjidil Haram akan bisa menampung hingga dua juta jemaah.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel