SEJARAH AWAL ADANYA PEMBUKUAN ALQURAN DI DUNIA

Sejarah Awal Adanya Pembukuan Al-Quran di Dunia - Mungkin sebagian berdasarkan kita niscaya dalam belum tahukan tentang sejarah pembukuan Al-Quran? Buat itu mimin websejarah akan menaruh sedikit fakta tentang pembukuan Al-Quran. Semoga berguna ya :) .
Berikut kabar tentang sejarah pembukuan Al-Quran :

Pada Zaman Rasulullah, Ayat Al-Qur’an nir dikumpulkan atau dibukukan misalnya kini . Namun ditimbulkan beberapa faktor, maka ayat Al-Qur’an dimulai dikumpulkan atau dibukukan, yaitu dikumpulkan didalam satu Mushaf.pengumpulan Al-Qur’an dalam masa Nabi hanya dilakukan dalam dua cara yaitu dituliskan melalui benda-benda misalnya yang terbuat menurut kulit binatang, batu yang tipis serta licin, pelapah kurma, tulang binatang serta lain-lain.

1. Periode Nabi Muhammad SAW

Alqur’an merupakan asal ajaran islam yg diwahyukan pada rasulullah secara mutawatir pada saat terjadi suatu peristiwa, disamping rasulullah menghafalkan secara pribadi, Nabi juga menaruh pengajaran kepada sahabat-sahabatnya buat dipahami dan dihafalkan, ketika wahyu turun Rasulullah menyuruh Zaid bin Tsabit buat menulisnya supaya gampang dihafal karena Zaid merupakan orang yang paling berpotensi dengan penulisan, sebagian berdasarkan mereka menggunakan sendirinya menulis teks Al-qur’an buat di milikinya sendiri diantara sahabat tadi , para teman selalu menyodorkan al-Qur’an kepada Nabi pada bentuk hafalan dan tulisan-tulisan. Pada masa rasullah buat menulis teks al-Qur’an sangat terbatas hingga-hingga para sahabat menulis Al-Qur’an pada pelepah-pelepah kurma,lempengan-lempengan batu dan dikeping-keping tulang fauna, meskipun al-qur’an sudah tertuliskan dalam masa rasulullah tapi al-qur’an masih berserakan tidak terkumpul menjadi satu mushaf,

Pada saat itu memang sengaja dibuat menggunakan hafalan yg tertanam didalam dada para sahat serta penulisan teks Al-Qur’an yang pada lakukan sang para sahabat. Dan tidak dibukukan didalam satu mushaf di karenakan rasulullah masih menunggu wahyu yang akan turun selanjutnya, dan sebagian ayat-ayat Al-Qur’an terdapat yg dimansukh sang ayat yang lain, apabila umpama Al-Qur’an segera dibukukan dalam masa rasulullah, tentunya terdapat perubahan ketika terdapat ayat yang turun lagi atau terdapat ayat yg dimanskuh oleh ayat yg lain.

2. Periode Abu Bakar r.A

Ketika rasullulah wafat dan kekholifaaan jatuh ketangan Abu Bakar, poly menurut kalangan orang islam pulang kepada kekhafiran dan kemurtatan, menggunakan jiwa kepemimpinannya umar mengirim pasukan buat memerangi. Tragedi ini dinamakan perang Yamamah (12 H),yg menyebabkan tewasnya kurang lebih 70 para Qori’serta Hufadz. Dari sekian banyaknya para hufadz yang gugur, umar risi Al-Qur’an akan punah serta nir akan terjaga, lalu umar menyusulkan kepada Abu Bakar yg waktu itu sebagai khalifah buat membukukan Al-Qur’an yang masih berserakan kedalam satu mushaf, pada awalnya Abu Bakar menolak dikarenakan hal itu nir dilakukan pada masa rasulullah, dengan penuh keyakinan serta semangatnya buat melestarikan Al-Qur’an umar mengatakan kepada Abu Bakar “ Demi allah ini merupakan baik” dengan terbukanya hati Abu Bakar akhirnya usulan Umar diterima. Abu Bakar menyerahkan urusan tersebut pada Zaid Bin Tsabit . Pada awalnya Zaid bin Tsabit menolaknya dikarenakan pembukuan Al-Qur’an nir pernah dilakukan pada masa rasulullah sebagaimna Abu Bakar menolaknya. Zaid bin Tsabit dengan kecerdasannya mengumpulkan Al-Qur’an menggunakan berpegang teguh terhadap para Hufadz yg masih tersisa serta tulisan-tulisan yang tadinya ditulis oleh Zaid atas perintah rasullullah. Zaid sangat hati-hati didalam penulisannya, lantaran al-Qur’an adalah asal utama ajaran islam. Yang kemudian Zaid menyerahkan output penyusunannya pada Abu Bakar, serta dia menyimpannya sampai wafat. Yang lalu dipegang oleh umar Bin Khattab sebagai gantinya kekhalifaan.

3. Periode Umar Bin Khattab

Pada masa masa Umar Bin Khattab tidak terjadi penyusunan dan konflik apapun tentang Al-Qur’an karena al-Qur’an dianggap sudah menjadi konvensi dan tidak terdapat perselisihan dari kalangan sahabat serta para tabi’in. Dimasa kekhalifaan umar lebih konsen terhadap perluasan wilayah, sebagai akibatnya beliau wafat. Yang selanjutnya kekhalifaan jatuh ketangan Ustman bin Affan.


4. Periode Ustman Bin Affan

Semakin banyaknya negara yang ditaklukkan sang Umar Bin Khattab, semakin beraneragamlah jua pemeluk agama islam, disekian banyaknya pemeluk kepercayaan islam menyebabkan disparitas tentang Qiro’ah antara suku yang satu dengan yang lain, masing-masing suku menjamin Qiro’ah dirinyalah yg paling benar. Perbedaan Qiro’ah tersebut terjadi ditimbulkan kelonggaran-kelonggaran yg diberikan Nabi pada Kabilah-kabilah Arab dalam membaca Al-Qur’an menurut dialeknya masing-masing. Hufaidzah bin Yaman yang pernah ikut perang melawan syam bagian Armenia bersamaan Azabaijan bersama penduduk Iraq. Telah melihaT disparitas tentang Qiro’ah tadi. Setelah pergi berdasarkan peperangan. Hufaidzah menceritakan adanya disparitas qiro’ah pada Ustman Bin Affan, sekaligus beliau mengusulkan buat segera menindak disparitas serta membuat kebijakan, dikhawatirkan akan terjadi perpecahan dikalangan ummat islam tentang buku suci, misalnya perbedaan yg terjadi dikalangan orang yahudi dan Nasrani yg mempermasalahkan disparitas antara kitab injil dan taurat. Selanjutnya Ustman Bin Affan membangun lajnah (panitia) yang dipimpin sang Zaid Bin Harist dengan anggotanya Abdullah bin Zubair. Said ibnu Ash dan Abdurahman bin Harits.

Ustman Bin Affan memerintahkan pada Zaid buat merogoh Mushaf yang berada dirumah Hafsah serta menyeragamkan bacaan menggunakan satu dialek yakni dialek Qurays, mushaf yg asli dikembalikan lagi ke hafsah. Ustman Bin Affan menyuruh Zaid buat memperbanyak mushaf yang diperbaruhi menjadi 6 mushaf, yang 5 dikirimkan kewilayah islam misalnya Mekkah, Kuffah, Basrah serta Suria, yang satu tersisa disimpan sendiri sang Ustaman dirumahnya. Mushaf ini dinamai Al-Imam yg lebih dikenal mushaf Ustmani, demikian terbentuknya mushaf ustmani dikarenakan adanya pembaruan mushaf pada masa ustmani.

Kesimpulan

Pada masa rasulullah Al-Qur’an hanya berupa hafalan-hafalan yang berada benak dada para sahabat dan goresan pena dilempeng-lempeng batu, pelepah kurma serta dikeping-keping tulang, pada masa itu Al-Qur’an masih berserakan belum terdapat pembukuan al-Qur’an dalam satu mushaf. , atas usulan Umar dalam Masa Abu Bakar mulailah terbentuk pembukuan Al-Qur’an, yg dipicu sang banyak para Qori’ serta hufadz yang gugur dalam peperangan Yamamah ( melawan orang yg murtad dari islam ), dikawatirkan Al-Qur’an akan punah. Pada masa Umar Bin Khattab tidak terjadi permasalahan menggunakan Al-Qur’an, lantaran dalam masa pemerintahan Umar Bin Khattab lebih berorientasi terhadap ekspansi wilayah. Masa Ustman terjadi perubahan Mushaf Al-Qur’an lantaran adanya perbedaan antar suku, atas usulan hufaidazh ustman menyeragamkan pembacaan Al-Qur’an dengan dialek Qurays, yg lalu Mushaf tadi diklaim Al-Imam yg lebih dikenal dengan mushaf Ustmani.

Referensi:
//rokimgd.wordpress.com/berhasil-menaa/sejarah-pembukuan-al-quran/
//harismubarak.blogspot.com/2012/09/sejarah-pengumpulan-dan-pembukuan-al.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel