SEJARAH AWAL DIBANGUN UNIVERSITAS PADJADJARAN UNPAD BANDUNG

Sejarah Awal Dibangun Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung - Universitas Padjadjaran atau biasa kita kenal menggunakan Unpad, merupakan perguruan tinggi negeri di Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Universitas Padjadjaran mempunyai dua kampus primer, yaitu Kampus Iwa Koesoemasoemantri di Dipati Ukur, Bandung dan Kampus Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Universitas Padjadjaran didirikan atas prakarsa para pemuka rakyat Jawa Barat yang menginginkan adanya perguruan tinggi loka pemuda-pemudi Jawa Barat memperoleh pendidikan tinggi buat mempersiapkan pemimpin di masa depan.

Pada tahun 1950-an, di Bandung sebenarnya sudah terdapat perguruan tinggi seperti Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA yang merupakan bagian dari Universitas Indonesia (UI) dan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG). Tetapi, masyarakat menghendaki sebuah universitas negeri yg menyelenggarakan pendidikan menurut banyak sekali disiplin ilmu. Perhatian pemerintah daerah dan pemerintah pusat sangat akbar terhadap perlu adanya universitas negeri pada Bandung, terutama sehabis Bandung dipilih sebagai kota penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955.

Oleh karena itu, pada lepas 14 Oktober 1956 terbentuklah Panitia Pembentukan Universitas Negeri (PPUN) pada Bandung. Pembentukan PPUN tersebut berlangsung pada Balai Kotapraja Bandung. Pada kedap ke 2 tanggal 3 Desember 1956, panitia menciptakan delegasi yang terdiri menurut Prof. Muh. Yamin, Mr. Soenardi, Mr. Bushar Muhammad, dan beberapa orang tokoh warga Jawa Barat lainnya. Tugas delegasi adalah menyampaikan aspirasi warga Jawa Barat mengenai pendirian universitas negeri pada Bandung pada Pemerintah, DPR Kabupaten serta Kota Besar Bandung, Gubernur Jawa Barat, Presiden UI, Ketua Parlemen, Menteri PPK, bahkan pada Presiden Republik Indonesia.

Delegasi berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga pemerintah melalui SK Menteri PPK No. 11181/S tertanggal 2 Februari 1957, memutuskan menciptakan Panitia Negara Pembentukan Universitas Negeri (PNPUN) di Kota Bandung.

Pada lepas 25 Agustus 1957 dibentuk Badan Pekerja (BP) serta PNPUN tersebut yg diketuai oleh R. Ipik Gandamana, Gubernur Jawa Barat. BP dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kecepatan proses kelahiran UN tadi. Hasil berdasarkan BP merupakan lahirnya Universitas Padjadjaran (Unpad) dalam hari Rabu 11 September 1957, dikukuhkan dari PP No. 37 Tahun 1957 tertanggal 18 September 1957 (LN RI No. 91 Tahun 1957).

Kemudian menurut SK Menteri PPK No. 91445/CIII tertanggal 20 September , status serta fungsi BP diubah menjadi Presidium Unpad yang dilantik sang Presiden RI tanggal 24 September 1957 pada tempat kerja Gubernuran Bandung.

Adapun nama “Padjadjaran” diambil dari nama Kerajaan Sunda, yaitu Kerajaan Padjadjaran yg dipimpin sang Prabu Siliwangi atau Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja di Pakuan Padjadjaran (1473-1513 M). Nama ini merupakan nama yg paling populer dan dikenang sang warga Jawa Barat, karena kemashuran sosoknya pada antara raja-raja yg ada pada tatar Sunda ketika itu.

Pada saat berdirinya, Unpad terdiri dari 4 fakultas: Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ekonomi (keduanya berawal menurut Yayasan Universitas Merdeka di Bandung), Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP, penjelmaan menurut PTPG di Bandung), dan Fakultas Kedokteran.

Pada 18 September 1960, dibuka Fakultas Pendidikan Jasmani (FPJ) sebagai perubahan menurut Akademi Pendidikan Jasmani. Pada tahun 1963-1964, FPJ dan FKIP melepaskan diri berdasarkan Unpad dan masing-masing menjadi Sekolah Tinggi Olah Raga serta Institut Keguruan & Ilmu Pendidikan (IKIP, sekarang Universitas Pendidikan Indonesia).

Dalam kurun waktu 6 tahun, pada lingkungan Unpad bertambah 8 fakultas yakni: Fakultas Sosial Politik (13 Oktober 1958, sekarang FISIP), Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA, 1 November 1958), Fakultas Sastra (1 November 1958, kini sebagai Fakultas Ilmu Budaya), Fakultas Pertanian (Faperta, 1 November 1959), Fakultas Kedokteran Gigi (FKG, 1 November 1959), Fakultas Publisistik (18 September 1960, sekarang menjadi Fikom), Fakultas Psikologi (FPsi, 1 September 1961), serta Fakultas Peternakan (Fapet, 27 Juli 1963).

Tahun 2005, Unpad membuka 3 fakultas baru Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK, 8 Juni 2005), Fakultas Perikanan & Ilmu Kelautan (FPIK, 7 Juli 2005), dan Fakultas Teknik Industri Pertanian (FTIP, 13 September 2005).

Selama dua tahun kemudian, Unpad menaikkan status dua jurusan pada FMIPA, yaitu Jurusan Farmasi menjadi Fakultas Farmasi  (17 Oktober 2006), dan Jurusan Geologi sebagai Fakultas Teknik Geologi (FTG, 12 Desember 2007).

Dalam rangka menaikkan performa universitas, dalam 7 September 1982, Unpad membuka Fakultas Pascasarjana. Fakultas ini menyelenggarakan pendidikan jenjang S-2 (Program Magister) serta S-3 (program Doktor). Pada perkembangan selanjutnya, Fakultas Pascasarjana statusnya berubah sebagai Program Pascasarjana. Sebagai upaya memenuhi tenaga-tenaga terampil pakar madya, maka Unpad jua menyelenggarakan pendidikan Program Diploma (S-0) buat beberapa bidang ilmu.

Kepemimpinan di Unpad pun mengalami perkembangan, baik para pejabat, struktur, juga bentuk organisasinya. Kepemimpinan yg pertama berbentuk presidium, menggunakan ketua R. Ipik. Gandamana, Wakil Ketua R. Djusar Subrata, dan Sekretaris Mr. Soeradi Wikantaatmadja dan R Suradiradja.

Selanjutnya pad 6 November 1957 diangkat Presiden Unpad yaitu Mr. Iwa Koesoemasoemantri, menurut SK Presiden RI No. 14/M/1957, tertanggal 1 Oktober 1957. Pengambilan sumpah dilakukan di Istana Negara. Dalam pelaksanaan tugasnya, Presiden Unpad didampingi Senat Universitas menggunakan Sekretaris Prof. M. Sadarjun Siswomartojo, Kusumahatmadja, serta Mr. Bushar Muhammad.

Sejak 1963, sebutan Presiden Universitas diubah sebagai Rektor dan sebutan Sekretaris Universitas atau Kuasa Presiden diubah sebagai Pembantu Rektor. Adapun susunan pejabat Rektor Unpad sejak awal berdirinya hingga kini menjadi berikut.:
1957-1961                 Prof. Iwa Koesoemasoemantri, S.H.
1961-1964                 Prof. R. G. Soeria Soemantri, drg.
1964-1966                 Moh. Sanusi Hardjadinata
1966-1973                 Prof. R. S. Soeria Atmadja
1973-1974                 Prof. Dr. Muchtar K., S.H., LL.M.
1974-1982                 Prof. Dr. Hindersah Wiraatmadja
1982-1990                 Prof. Dr. Yuyun Wirasasmita, M.sc.
1990-1998                 Prof. Dr. H. Maman P. Rukmana
1998-2007                 Prof. Dr. H. A. Himendra Wargahadibrata, dr., Sp.an., KIC
2007-sekarang           Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA.

Kampus Jatinangor
Terinspirasi sang “Kota Akademik Tsukuba”, Rektor keenam Unpad, Prof. Dr. Hindersah Wiraatmadja menggagas “Kota Akademis Manglayang”, yang terletak pada kawasan kaki Gunung Manglayang.

Konsep tadi menjawab pertarungan kampus Unpad yang beredar di 13 lokasi yang berbeda sehingga menyulitkan koordinasi serta pengembangan daya tampung, selain buat menaikkan produktivitas, mutu lulusan, serta pengembangan sarana/prasarana fisik.

Sejak tahun 1977, Unpad merintis pengadaan huma yg memadai dan tahun 1979 baru disepakati menggunakan adanya penunjukkan huma bekas perkebunan pada Jatinangor.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 593/3590/1987, daerah itu mencakup luas 3.285,5 Hektar, terbagi pada 7 daerah peruntukkan. Khusus buat Unpad, daerah pengembangan kampus di Jatinangor mencakup 175 h.

Secara sedikit demi sedikit, Unpad sudah mulai memindahkan kegiatan pendidikannya ke Jatinangor semenjak 1983, yang diawali sang Fakultas Pertanian. Kemudian diikuti sang fakultas-fakultas lainnya yg terdapat pada lingkungan Unpad. Pada lima Januari 2012, gedung Rektorat Unpad resmi pindah ke Jatinangor.

Referensi:
//www.unpad.ac.id/universitas/sejarah/
//onefikom.blogspot.com/2011/08/sejarah-universitas-padjajaran.html
//blendyourknowledge.blogspot.com/2011/12/sejarah-universitas-padjadjaran.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel