SEJARAH BERCERITA SUKU BETAWI JAKARTA
Tuesday, January 27, 2015
Edit
Ketika ditanya siapa penghuni suku orisinil pada Jakarta, niscaya mereka akan menjawab Betawi karena penghuni Jakarta ya suku betawi. Tapi engkau memahami tidak bagaimana asal usul suku betawai itu berada di Jakarta, pasti engkau nir tahu kan. Untuk itu mimin sejarah bakalan menceritakan seluk beluk suku betawi jakarta.
Betawai asal dari istilah "Batavia" yaitu nama dulu jakarta yg di namai dalam ketika Belanda menjajah. Orang Betawi kebanyakan menganut kepercayaan Islam, tetapi yang menganut kepercayaan Katholik, Kristen, Protestan terdapat juga tetapi sedikit sekali. Di antara suku Betawi yg enganut agama Kristen, terdapat menyatakan bahwa mereka keturunan adonan antara penduduk lokal menggunakan bangsa Portugis.
Menurut perkiraan Antropolog Universitas Indonesia, Dr. Yasmine Zaki Shahab, MA, suku betawi terbentuk lebih kurang satu abad yg kemudian di antara tahun 1815-1893. Bedasarkan studi sejarah demografi penduduk jakarta yg dirintis sejarawan Australia, Lance Castle. Di zaman Belanda, Dalam data Jakarta di tahun 1615 serta 1815, terdapat penduduk menurut berbagai golongan etnis, namun nir terdapat catatan mengenai golongan etnis Betawi. Misalnya saja orang Sunda, Arab serta Moor, orang Jawa serta , orang Sulawesi Selatan, orang Sumbawa,orang Melayu, orang Ambon dan Banda .
Di tahun 1930, orang betawi sebelumnya tidak pernah ada dan justru ada menjadi kategori bari dalam sensus tahun tadi. Sebanyak 778.953 jiwa menjadi penduduk batavia dalam waktu itu.
Pengakuan adanya orang Betawi menjadi gerombolan etnis, satuan sosial, politik dalam ruang lingkup lebih luas, yakni Hindia Belanda, serta muncul pada tahun 1923, ketika Husni Thamrin, tokoh rakyat Betawi mendirikan Perkumpulan Kaum Betawi. Baru dalam ketika itu jua semua orang Betawi sadar mereka merupakan sebuah golongan, yakni golongan orang Betawi.
Ada juga orang berpendapat bahwa orang Betawi tidak hanya melibatkan rakyat adonan pada benteng Batavia yang dibangun oleh Belanda tapi jua melibatkan penduduk di luar benteng tersebut yang dianggap warga proto Betawi.