PENGERTIAN TENAGA EKSOGEN SECARA UMUM

Secara Umum Tenaga Eksogen, berdasarkan beberapa ahli tentang pengertian tenaga eksogen, menyatakan bahwa pengertian energi eksogen adalah semua kekuatan menurut luar bumi yang turut berpengaruh terhadap bagian atas bumi. Tenaga Eksogen memiliki efek bagi manusia dan kehidupan lainnya, impak-dampak tenaga eksogen mengakibatkan efek positif serta dampak negatif energi eksogen atau menguntungkan dan merugikan berdasarkan tenaga eksogen. Sumber kekuatan tersebut merupakan sinar mentari , air, aingin, serta gletser, yg membantu dalam proses terjadinya atau terbentuknya tenaga eksogen karna sumber-asal kekuatan tadi. 

Tenaga Eksogen bersifat merusak terhadap bentuk-bentuk muka bumi yang dibangun sang energi endogen. Bentuk-bentuk menonjol output orogenesa akan dikikis oleh energi eksogen. Demikian jua bentuk-bentuk lekuk seperti palung dan basin akan ditimbun menggunakan sedimen.

Kekuatan yang ditimbulkan Tenaga Eksogen 

  1. Pelapukan, pelapukan adalah proses rusaknya batu-batuan pada loka asalnya. Pelapukan dapat terjadi secara pelapukan kimia, mekanik, serta organik 
  2. Erosi, erosi adalah abrasi serta meindahan hasil-output pelapukan oleh air, angin, dan gletser menurut loka dari ke tempat lain. 
  3. Sedimentasi, sedimentasi atau pengendapan adalah proses penimbunan tempat-loka yang lekuk menggunakan bahan-bahan hasil erosi yang terbawa oleh aliran air, angin, ataupun gletser.

Eksogen, atau tenaga eksogen adalah tenaga yang dari dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak permukaan bumi yang telah terbentuk sang tenaga endogen. Tenaga eksogen juga mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat dari menurut tenaga air, angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, serta sedimentasi. Contoh misalnya bukit atau tebing yang terbentuk output tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengganti bentuk permukaan bumi.

Di permukaan laut, bagian litosfer yg ada akan mengalami penggerusan sang energi eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan serta pengangkutan, dan sedimentasi. Misalnya pada bagian atas bahari timbul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui energi pelapukan, lalu puing-puing yang telah musnah diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau menggunakan hanya gravitasi bumi. Hasil pengangkutan itu lalu diendapkan, ditimbun di bagian lain yg akhirnya menciptakan timbunan atau hamparan donasi musnah menurut yg kasar hingga yg halus.

Contoh lain berdasarkan energi eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap ketika air bahari menerjang pantai yg akibatnya tanah serta batuannya terkikis serta terbawa sang air. Tanah dan batuan yg dibawa air tersebut lalu diendapkan serta menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.

Secara generik energi eksogen dari dari tiga sumber, yaitu:
  • Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin.
  • Air yaitu mampu berupa genre air, siraman hujan, hempasan gelombang bahari, gletser, dan sebagainya.
  • Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, fauna, dan insan.
Perusakan bentuk muka bumi sang energi eksogen berupa pelapukan, abrasi (erosi) dan pengendapan. 

1.  Pelapukan 

Pelapukan merupakan penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih mini bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan bisa dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
  1. Sinar matahari
  2. Air
  3. Gletser
  4. reaksi kimiawi
  5. kegiatan makhluk hidup (organisme)
Pelapukan Organis

Menurut proses terjadinya pelapukan bisa digolongkan sebagai tiga jenis yaitu:

- pelapukan fisis atau mekanik

Pelapukan Mekanis
- pelapukan organis
- pelapukan kimiawi
  1. Pelapukan fisik serta mekanik.
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi bongkahan yang lebih mini ,namun tidak mengganti unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar surya, perubahan suhu datang-datang, dan pembekuan air pada celah batu.

Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:

1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yg beriklim kontinental atau beriklim Gurun, pada daerah gurun temperatur dalam siang hari bisa mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan sebagai mekar, pada malam hari waktu udara menjadi dingin, batuan mengerut. Jika hal itu terjadi secara terus menerus bisa menyebabkan batuan pecah atau retak-retak.
2. Adapun pembekuan air di pada batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan ini mengakibatkan tekanan, karena tekanan ini batu-batuan sebagai rusak atau pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yg beriklim sedang menggunakan pembekuan hebat.
3. Berubahnya air garam sebagai kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan pegunungan pada sekitarnya, terutama batuan karang di daerah pantai.

2.pelapukan organik

Penyebabnya merupakan proses organisme yaitu hewan flora danmanusia, hewan yg bisa melakukan pelapukan diantaranya cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang wilayah pantai tak jarang terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang. Pengaruh yg ditimbulkan sang tumbuh flora ini bisa bersifat mekanik atau kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar tumbuh-tumbuhan pada pada tanah yang bisa Mengganggu tanah disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yg dimuntahkan sang akarakar serat kuliner menghisap garam makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman gampang diserap sang akar. Manusia jua berperan pada pelapukan melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan juga penambangan.

3. Pelapukan kimiawi

Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang biasanya berupa pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi dalam pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air serta suhu yang tinggi. Air yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO3). Peristiwa ini adalah pelarutan dan dapat menyebabkan tanda-tanda karst. Di Indonesia pelapukan yang banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini karena di Indonasia poly turun hujan. Air hujan inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.

Gejala atau bentuk – bentuk alam yg terjadi di wilayah karst antara lain:

a. Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina bisa terjadi lantaran erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina masih ada hampir di seluruh bagian pegunungan kapur pada Jawa bagian selatan, yaitu pada pegunungan Seribu.
b. Gua dan sungai di dalam Tanah
Di pada tanah kapur mula-mula masih ada celah atau retakan. Retakan akan semakin besar serta menciptakan gua-gua atau lubang-lubang, lantaran pengaruh larutan. Jika lubang-lubang itu berafiliasi, akan terbentuklah sungai-sungai di dalam tanah.
c. Stalaktit
adalah kerucut kerucut kapur yang bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari kapur yg tebal dampak udara masuk dalam gua. Stalakmit merupakan kerucut-kerucut kapur yg berdiri pada dasar gua. Contohnnya stalaktit serta stalakmit pada Gua tabuhan serta gua Gong pada Pacitan, jawa Timur serta Gua Jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.
Stalagtit-Stalagmit 

2.  Erosi
Erosi seperti pelapukan merupakan tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan merupakan erosi merupakan pengkikisan sang media yg bergerak, misalnya air sungai, angin, gelombang bahari, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis energi perombaknya yaitu : Erosi air, Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi gletser (glasial)’,Erosi Akibat gaya berat.
  1. Erosi Air
Erosi oleh air merupakan  erosi yg di sebabkan oleh air atau air hujan.apabila tingkat curah hujan hiperbola sedemikian rupa sehingga tanah tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah genangan air yg mengalir kencang.aliran air ini tak jarang mengakibatkan terjadinya erosi yg parah lantaran bisa mengikis lapisan permukaan tanah yg dilewatinya, terutama dalam tanah yg gundul.
Erosi sang air laut ( Abrasi )

Tahapan Erosi Air

Proses pengikisan sang air yg mengalir terjadi dalam empat strata yang tidak sama sinkron dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi, menjadi berikut.
1. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke bumi.
2. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sebagai akibatnya kesuburannya berkurang. Pengikisan lembar ditandai sang :
  • warna air yg mengalir berwarna coklat
  • warna air yg terkikis menjadi lebih pucat
  • kesuburan tanah berkurang
3. Erosi alur, adalah lanjutan berdasarkan erosi lembar. Ciri spesial erosi alur merupakan adanya alur-alur pada tanah menjadi loka mengalirnya air.
4. Erosiparit, merupakan terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengikisan aliran air. Jika erosi parit terus berlanjut, maka luas huma kritis dapat meluas, serta dalam taraf ini tanah telah rusak.

Bentuk Permukaan Bumi Akibat Erosi
Pengkikisan sang air bisa menyebabkan :
  1. Tebing sungai semakin dalam
  2. Lembah semakin curam
  3. Pembentukan gua
Pengikisan oleh air laut (abrasi)
Erosi sang air bahari merupakan pengikisan pada pantai sang pukulan gelombang bahari yang terjadi secara terus – menerus terhadap dinding pantai. Bentang alam yg diakibatkan oleh erosi air laut, diantaranya cliff (tebing terjal), notch (takik), gua di pantai, wave cut platform (punggung yg terpotong gelombang), tanjung, dan teluk. Cliff terbentuk karena gelombang melemahkan batuan pada pantai. Pada awalnya gelombang meretakan batuan pada pantai. Akhirnya, retakan semakin mengembang serta membentuk notch yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang gelobang secara terus menerus menyebabkan atap gua runtuh serta membentuk cliff dan wave cut playform.
Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut, sedang teluk merupakan laut yang menjorok ke arah daratan. Pantai mempunyai jenis batuan yg berselang seling antara batuan resisten serta tidak resisten. Pada batuan yg nir resisten akan dengan gampang tererosi, sedangkan batuan yg resisten sulit untuk tererosi. Akibatnya, dalam batuan yg nir resisten akan terbentuk teluk yg menjorok ke daratan pada batuan yg resisten terbentuk tanjung yang menjorok ke bahari.
  • Akibat Abrasi
Abrasi umumnya terjadi pada pantai, menciptakan :
  1. Dinding pantai yg curam
  2. Relung ( lekukan dalam dinding tebing)
  3. Gua pantai
  4. Batu layar
  5.  Cliff
  6. Notch
  7. Gua di pantai
  1. EROSI OLEH ANGIN (korasi)
Erosi oleh angin

Erosi oleh angin merupakan abrasi yang disebabkan sang angin. Hembusan angin kencang yang terus menerus di wilayah yg tandus bisa memindahkan partikel-partikel halus batuan di wilayah tadi sehingga menciptakan suatu formasi, contohnya bukit-bukit pasir di gurun atau pantai.
Pengikisan sang angin ( erosi angin umumnya terjadi pada gurun ) dapat menyebabkan :

Batu jamur

Erosi oleh gletser
Merupakan pengikisan yg dilakukan sang gletser (lapisan es) di daerah pegunungan. Pengikisan ini terjadi di daerah yg memiliki empat musim. Pada ketika musim semi, terjadi erosi oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Akibatnya lereng menjadi lebih terjal. Contoh bentang alam yang terjadi dampak erosi gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai menggunakan dinding yang berkelok kelok.

Erosi Akibat Gaya Berat
Batuan atau sedimen yang berkecimpung terhadap kemiringannya merupakan proses erosi yg disebabkan oleh gaya berat .erosi  ini akan berlangsung sangat cepat sebagai akibatnya bisa menimbulkan  bala longsor.

3.  Sedimentasi ( pengendapan )
Sedimentasi adalah insiden pengendapan material batuan yg sudah diangkut sang energi air atau angin .
Proses sedimentasi atau pengendapan dari energi pengangkutnya :
1. Pengendapan air ( akuatik)
a)    Meander
Meander adalah sungai yang berkelok – kelok yang terbentuk karena adanya pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian hulu.pada bagian hulu, volume air mini dan energi yang terbentuk jua kecil.  Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang serta mencari rute yg paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan. Pada bagian tengah, yg daerahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan menciptakan meander. Proses meander terjadi pada tepi sungi, baik bagian dalam juga tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi abrasi sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan. Jika hal itu berlangsung secara monoton akan membangun meander.

Meander

Meander umumnya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana abrasi dan Pengendapan terjadi secara berturut turut. Proses pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan kelokan sungai terpotong dan terpisah berdasarkan aliran sungai, Sehingga terbentuk oxbow lake.

2. Delta
Pada ketika genre air mendekati muara, seperti danau atau laut maka kecepatan aliranya sebagai lambat. Akibatnya, terkadi pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan Lumpur akan permanen terangkut oleh aliran air. Setelah sekian usang , akan terbentuk lapisan – lapisan sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membangun dataran yang luas pada bagian sungai yg mendekati muaranya serta menciptakan delta.

Pembetukan delta memenuhi beberapa kondisi:
  1. sedimen yang dibawa sang sungai harus banyak saat akan masuk laut atau danau.
  2. arus panjang pada sepanjang pantai nir terlalu kuat.
  3. pantai wajib dangkal. Contoh bentang alam ini merupakan delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
3. Dataran banjir serta tanggul alam
Apabila terjadi hujan lebat, volume air semakin tinggi secara cepat. Akibatnya terjadi banjir dan meluapnya air sampai ke tepi sungai. Pada ketika air surut,bahan bahan yg terbawa sang air sungai akan terendapkan pada tepi  sungai. Akibatnya, terbentuk suatu Dataran pada tepi sungai. Timbulnya material yang nir halus (kasar) terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi dibandingkan dataran banjir yg terbentuk. Bentang alam itu diklaim tanggul alam.

b. Pengendapan air laut ( sedimen marine)
a)  Slip dan Tombolo
Batuan hasil pengendapan sang air bahari dianggap sedimen marine.pengendapan oleh air bahari dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam output pengendapan oleh air bahari, diantaranya pesisir, spit, tombolo, serta penghalang pantai.pesisir adalah daerah pengendapan di sepanjang pantai. Biasanya terdiri berdasarkan material pasir. Ukuran serta komposisi material di pantai sangat berfariasi tergantung pada perubahan syarat cuaca, arah angin, dan arus laut. Arus pantai mengangkut material yg terdapat pada sepanjang pantai. Apabila terjadi perubahan arah, maka arus pantai akan permanen mengangkut material material ke bahari yang dalam. Ketika material masuk ke bahari yg pada, terjadi pengendapan material. Setelah sekian usang, terdapat akumulasi material yg terdapat di atas permukaan laut. Akumulasi material itu disebut spit. Apabila arus pantai terus berlanjut, spit akan semakin panjang. Kadang kadang spit terbentuk melewati teluk dan membangun penghalang pantai (barrier beach).
Barrier Reef

Apabila di lebih kurang spit terdapat pulam, umumnya spit akhirnya tersambung dengan daratan, sehingga membentuk tombolo.

c. Pengendapan Angin (sedimen aeolis)
Sedimen output pengendapan oleh angin diklaim sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan sang angin bisa berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di wilayah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir yg relatif banyak serta tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut serta mengedapkan Pasir di suatu loka secara sedikit demi sedikit sehingga terbentuk timbunan pasir yang dianggap gumuk pasir/sand dune.
Sand Dune (Bukit Pasir)

d. Pengendapan sang gletser
Sedimen hasil pengendapan sang gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam output Pengendapan sang gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V sebagai U. Pada saat ekspresi dominan semi tiba, terjadi abrasi oleh gletser yang meluncur menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil abrasi jua menuruni lereng dan mengendap di lemah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V sebagai berbentuk U.
Kipas alluvial

Dampak positif energi eksogen diantaranya:

  • Memunculkan tempat asal.
  • Memperluas daratan di bumi.
  • Memperdekat barang tambang ke permukaan bumi.
Meskipun begitu energi eksogen juga memiliki efek negatif yang sanggup merugikan manusia.

Dampak negatif energi eksogen tadi diantaranya:
  • Kesuburan tanah mampu berkurang (impak menurut erosi).
  • Hasil-hasil erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai mengakibatkan  pendangkalan dasar sungai.
  • Abrasi dapat menghilangkan garis pantai hilang dihantam
Sekian artikel mengenai Pengertian Tenaga Eksogen serta Penjelasannya semoga bermanfaat 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel