PENGERTIAN UMUM INTRINSIK NOVEL DAN UNSURUNSUR INTRINSIK NOVEL
Wednesday, May 25, 2016
Edit
Unsur intrinsik ialah unsur produsen yg masih ada dalam atau yang terdapat dalam sastra itu sendiri. Sedangkan unsur ekstrinsik novel merupakan unsur dari luar novel tadi. Di dalam sebuah novel terdapat unsur intrinsik dan pula unsur ekstrinsik. Berikut pengertian unsur intrinsik serta ekstrinsik novel.
Dalam Pengertian Unsur Intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra menurut dalam yg mewujudkan struktur suatu karya sastra seperti unsur-unsur yang terdapat pada unsur-unsur intrinsik,
Intrinsik terdiri atas Unsur-Unsur seperti Alur, Tema, Penokohan, Sudut Pandang, Latar, Amanat, Dalam pengertian unsur-unsur intrinsik dan Penjelasan menurut seluruh unsur-unsur intrinsik tersebut, Unsur-unsur Intrinsik dipakai untuk menganalisis novel-novel supaya lebih mudahkan kita pada menganalisis novel tadi, Apa lagi novel yg sangat tebal butuh saat usang sebagai akibatnya perlunya unsur-unsur intrinsik, Jika Unsur Intrinsik ada, Unsur Ekstrinsik pun jua terdapat.
Untuk mengetahui penjelasan dari unsur-unsur intrinsik ayo kita lihat penjelasannya misalnya dibawah ini.
Unsur-Unsur Intrinsik Novel
Dalam Pengertian Unsur Intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra menurut dalam yg mewujudkan struktur suatu karya sastra seperti unsur-unsur yang terdapat pada unsur-unsur intrinsik,
Intrinsik terdiri atas Unsur-Unsur seperti Alur, Tema, Penokohan, Sudut Pandang, Latar, Amanat, Dalam pengertian unsur-unsur intrinsik dan Penjelasan menurut seluruh unsur-unsur intrinsik tersebut, Unsur-unsur Intrinsik dipakai untuk menganalisis novel-novel supaya lebih mudahkan kita pada menganalisis novel tadi, Apa lagi novel yg sangat tebal butuh saat usang sebagai akibatnya perlunya unsur-unsur intrinsik, Jika Unsur Intrinsik ada, Unsur Ekstrinsik pun jua terdapat.
Untuk mengetahui penjelasan dari unsur-unsur intrinsik ayo kita lihat penjelasannya misalnya dibawah ini.
Unsur-Unsur Intrinsik Novel
Berikut ini penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik novel.
a. Alur (Plot)
Alur. Kita ketahui bersama bahwa alur adalah rangkaian cerita, atau bagaimana garis besar jalan cerita sebuah novel. Ada alur mundur, alur maju dan banyak sekali jenis alur lainnya. Jika alur mundur umumnya cerita diawali menggunakan keadaan dalam saat ini, kemudian berkisah ke masa lalu, dan disanalah cerita novel yang sebenarnya terjadi.dari tahapan-tahapan insiden yg terjadi inilah yang membangun bangun sebuah cerita
Alur adalah pola pengembangan cerita yg terbentuk sang hubungan karena-akibat. Intisari alur ada pada pertarungan cerita. Akan tetapi, suatu permasalahan dalam novel tidak sanggup dipaparkan begitu saja; jadi harus ada dasarnya. Oleh karenanya, alur terdiri atas (1) Saling mengenal , (2) munculnya konflik, (3) konflik meninggi, (4) klimaks, dan (lima) menyelesaikan pertarungan atau perkara . Di termin saling mengenal, pengarang mulai mendeskripsikan situasi serta memperkenalkan tokoh-tokoh cerita sebagai pendahuluan. Di bagian kedua, pengarang mulai menampilkan konfrontasi yg terjadi di antara tokoh. Pertikaian ini semakin meninggi, dan puncaknya berdasarkan perkara tersebut terjadi di bagian keempat (klimaks). Setelah fase tersebut terlampaui, sampailah di bagian kelima (pemecahan kasus). Alur pun menurun menuju ke mencari solusi pada kasus dan penyelesaian cerita. Itulah unsur-unsur alur yg berpusat pada konflik. Dengan adanya alur misalnya di atas, pembaca dibawa ke dalam suatu keadaan yang menegangkan (suspense). Suspense inilah yg menarik pembaca buat terus mengikuti cerita tadi . Dari termin-termin alur pada atas jelaslah bahwa kekuatan sebuah novel terletak dalam kemampuan pengarang membawa pembacanya menemui kasus, memuncaknya kasus, serta berakhirnya kasus. Timbulnya permasalahan seringkali berafiliasi erat menggunakan unsur watak serta latar. Permasalahan dalam cerita mungkin terjadi karena tabiat seorang tokoh yg menimbulkan duduk perkara bagi tokoh lain atau lingkungannya.
Alur adalah pola pengembangan cerita yg terbentuk sang hubungan karena-akibat. Intisari alur ada pada pertarungan cerita. Akan tetapi, suatu permasalahan dalam novel tidak sanggup dipaparkan begitu saja; jadi harus ada dasarnya. Oleh karenanya, alur terdiri atas (1) Saling mengenal , (2) munculnya konflik, (3) konflik meninggi, (4) klimaks, dan (lima) menyelesaikan pertarungan atau perkara . Di termin saling mengenal, pengarang mulai mendeskripsikan situasi serta memperkenalkan tokoh-tokoh cerita sebagai pendahuluan. Di bagian kedua, pengarang mulai menampilkan konfrontasi yg terjadi di antara tokoh. Pertikaian ini semakin meninggi, dan puncaknya berdasarkan perkara tersebut terjadi di bagian keempat (klimaks). Setelah fase tersebut terlampaui, sampailah di bagian kelima (pemecahan kasus). Alur pun menurun menuju ke mencari solusi pada kasus dan penyelesaian cerita. Itulah unsur-unsur alur yg berpusat pada konflik. Dengan adanya alur misalnya di atas, pembaca dibawa ke dalam suatu keadaan yang menegangkan (suspense). Suspense inilah yg menarik pembaca buat terus mengikuti cerita tadi . Dari termin-termin alur pada atas jelaslah bahwa kekuatan sebuah novel terletak dalam kemampuan pengarang membawa pembacanya menemui kasus, memuncaknya kasus, serta berakhirnya kasus. Timbulnya permasalahan seringkali berafiliasi erat menggunakan unsur watak serta latar. Permasalahan dalam cerita mungkin terjadi karena tabiat seorang tokoh yg menimbulkan duduk perkara bagi tokoh lain atau lingkungannya.
b. Tema
Tema. Tema merupakan inti dari sebuah novel, tema berarti merupakan pandangan, hal generik yg hendak dibawa atau diangkat pada novel tadi. Tema sangat tidak selaras dengan judul, judul merupakan bagian dari tema. Misalnya saja akan menciptakan novel dengan tema kesehatan, maka judulnya harus menunjuk ke hal-hal yg berkaitan dengan kesehatan, atau tema kehidupan, maka judulnya wajib herbi hal tersebut. Selain itu tema juga adalah sudut padang penulis terhadap suatu perseteruan, serta pertarungan tadi harus dijawab dalam novel tadi.
Tema. Tema merupakan inti dari sebuah novel, tema berarti merupakan pandangan, hal generik yg hendak dibawa atau diangkat pada novel tadi. Tema sangat tidak selaras dengan judul, judul merupakan bagian dari tema. Misalnya saja akan menciptakan novel dengan tema kesehatan, maka judulnya harus menunjuk ke hal-hal yg berkaitan dengan kesehatan, atau tema kehidupan, maka judulnya wajib herbi hal tersebut. Selain itu tema juga adalah sudut padang penulis terhadap suatu perseteruan, serta pertarungan tadi harus dijawab dalam novel tadi.
Tema adalah inti atau ilham utama pada cerita. Tema adalah awal tolak pengarang pada mengungkapkan cerita. Tema suatu novel menyangkut segala masalah pada kehidupan manusia, baik kasus kemanusiaan, kekuasaan, afeksi, dan sebagainya.
c. Penokohan
Tokoh. Hal in tentu merupakan yang paling krusial, lantaran dalam novel niscaya menampilkan tokoh-tokoh tertentu, ada tokoh primer, tokoh pembantu, dan figuran. Tokoh disini merupakan aktor yang membawa cerita tadi, selain itu cara penulis buat menentukan tokoh ialah penokohan
Tokoh. Hal in tentu merupakan yang paling krusial, lantaran dalam novel niscaya menampilkan tokoh-tokoh tertentu, ada tokoh primer, tokoh pembantu, dan figuran. Tokoh disini merupakan aktor yang membawa cerita tadi, selain itu cara penulis buat menentukan tokoh ialah penokohan
Penokohan adalah cara pengarang mendeskripsikan serta membuatkan karakter tokoh-tokoh pada cerita. Untuk mendeskripsikan karakter seorang tokoh, pengarang dapat jua menyebutkannya pribadi, misalnya si A itu penyabar, si B itu murah hati. Penjelasan karakter tokoh dapat jua melalui gambaran fisik serta perilakunya, lingkungan kehidupannya, cara bicaranya, jalan pikirannya, ataupun melalui penggambaran sang tokoh lain.
d. Sudut Pandang (point of view)
Sudut pandang. Merupakan cara pembawaan atau bagaimana penulis membawakan atau menampilkan tokoh pada novel tersebut berdasarkan cerita yg dipaparkan. Misalkan merogoh sudut pandang tokoh primer, umumnya menggunakan kata “saya” dll.
Sudut pandang. Merupakan cara pembawaan atau bagaimana penulis membawakan atau menampilkan tokoh pada novel tersebut berdasarkan cerita yg dipaparkan. Misalkan merogoh sudut pandang tokoh primer, umumnya menggunakan kata “saya” dll.
Sudut pandang merupakan posisi pengarang atau narator pada membawakan cerita tadi. Posisi pengarang dalam membicarakan cerita ada beberapa macam: .narator serbatahu merupakan narator bertindak menjadi pencipta segalanya yang serbatahu. Beliau memahami segalanya. Ia dapat membentuk segala hal yang diinginkannya. Ia dapat mengeluarkan serta memasukkan para tokoh. Ia bisa mengemukakan perasaan, pencerahan, ataupun jalan pikiran para tokoh cerita. Pengarang bisa mengomentari kelakuan para tokoh-tokoh dalam cerita, bahkan pula bisa berbicara langsung dengan pembacanya.. Narator objektif merupakan pengarang tidak memberi komentar apa pun. Pembaca hanya disuguhi “hasil pandangan mata”. Pengarangnya menceritakan apa yang terjadi seperti penonton melihat pementasan drama. Pengarang sama sekali tidak mau masuk ke pada pikiran para pelaku. Dalam kenyataannya, orang memang hanya bisa melihat apa yg yg dilakukan orang lain. Dengan melihat kelakukan orang lain tersebut, juga boleh menilai kehidupan kejiwaannya, kepribadiannya, jalan pikirannya, dan perasaannya. Motif tindakan pelakunya hanya mampu kita nilai dan perbuatan mereka. Dalam hal ini, jelaslah bahwa pembaca sangat diperlukan partisipasinya. Pembaca bebas menafsirkan apa yg diceritakan pengarang.narator aktif merupakan Narator jua aktor yg terlibat dalam cerita tadi yang terkadang fungsinya sebagai tokoh sentral. Cara thi tampak pada penggunaan kata ganti orang pertama (saya, kami). Dengan posisi yg demikian, narator hanya boleh melihat dan mendengar apa yang orang biasa lihat atau dengar. Selanjutnya narator mencatat mengenai apa yg dikatakan atau dilakukan tokoh lain pada suatu jarak penglihatan serta telinga.narator tidak bisa membaca pikiran tokoh lain kecuali hanya menafsirkan dari tingkah laku fisiknya. Narator pula tidak dapat melompati jeda yang akbar. Hal-hal yg bersifat psikologis bisa dikisahkan bila menyangkut dirinya sendiri. Narator sebagai peninjau adalah pengarang menentukan keliru satu tokohnya buat bercerita. Seluruh peristiwa yg terdapat dalam cerita lakukan beserta tokoh ini. Tokoh ini mampu bercerita tentang pendapatnya atau perasaannya sendiri. Sementara itu, terhadap tokoh-tokoh lain, dia hanya boleh mengungkapkan tentang, kita sesuai apa yg beliau lihat. Jadi, teknik ini adalah berupa penuturan pengalaman seorang. Dalam beberapa hal, teknik ini sebenarnya hampir sama dengan teknik orang pertama, namun teknik ini lebih bebas serta fleksibel pada bercerita.
e. Latar
Latar. Latar ini sendiri terdiri berdasarkan latar tempat serta latar saat. Latar pula terdapat yg bersifat fisik yang berkaitan menggunakan loka atau atau wilayah dimana cerita novel itu berjalan. Selain itu ada juga latar psikologis, hal ini berkaitan dengan lingkungan, benda yang mampu mengarahkan emosi oleh pembaca
Latar. Latar ini sendiri terdiri berdasarkan latar tempat serta latar saat. Latar pula terdapat yg bersifat fisik yang berkaitan menggunakan loka atau atau wilayah dimana cerita novel itu berjalan. Selain itu ada juga latar psikologis, hal ini berkaitan dengan lingkungan, benda yang mampu mengarahkan emosi oleh pembaca
Latar (setting) merupakan tempat, ketika, dan suasana teijadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Dalam cerpen, novel, ataupun bentuk prosa lainnya, terkadang biasanya nir disebutkan secara kentara latar perbuatan tokoh itu. Misalnya, pada tepi hutan, pada sebuah desa, dalam suatu
waktu, pada zaman dahulu, pada kala senja.
f. Amanat
Amanat. Merupakan pesan yg ingin disampaikan dalam novel tadi, amanat sangat krusial, hal ini supaya membawa bekas dan kesan serta pesan dalam pembaca, bahwa pada akhirnya pembaca mendapatkan inti atau petuah setelah membaca novel tersebut,
Amanat. Merupakan pesan yg ingin disampaikan dalam novel tadi, amanat sangat krusial, hal ini supaya membawa bekas dan kesan serta pesan dalam pembaca, bahwa pada akhirnya pembaca mendapatkan inti atau petuah setelah membaca novel tersebut,
Amanat merupakan ajaran moral atau pesan yg hendak disampaikan pengarang pada pembaca melalui Karya yang diciptakan itu. Tidak terlalu tidak sinkron menggunakan bentuk cerita yg Iainnya, amanat dalam novel akan disimpan rapi serta disembunyikan pengarangnya dalam keseluruhan isi cerita. Oleh karenanya, buat mendapatkannya, nir relatif hanya membaca dua atau 3 paragraf, melainkan membaca cerita tersebut sampai tuntas.
Unsur-Unsur Ekstrinsik Novel
- Sejarah/Biodata Pengarang umumnya sejarah/biografi pengarang berpengaruh dalam jalan cerita pada novelnya.
- Situasi serta Kondisi secara pribadi juga tidak langsung, situasi serta kondisi akan berpengaruh pada hasil karya tersebut
- Nilai-nilai pada cerita Dalam sebuah karya sastra terkandung nilai-nilai yang disisipkan sang pengarang. Nilai-nilai itu diantaranya :
- Nilai Moral, adalah nilai yang berkaitan menggunakan ahklak atau budi pekerti baik buruk
- Nilai Sosial, adalah hal-hal yang berkaitan dengan norma –kebiasaan pada kehidupan warga ( contonya, saling memberi, menolong, dan tenggang rasa )
- Nilai Budaya, adalah konsep kasus dasar yg sangat penting serta bernilai dalam kehidupan manusia ( contonya tata cara istiadat ,kesenian, agama, upacara tata cara )
- Nilai Estetika , merupakan nilai yang berkaitan menggunakan seni, keindahan dalam karya sastra ( contonya mengenai bahasa, alur, tema ).
(Sumber : Cerdas Berbahasa Indonesia, 56-58, Penerbit : Erlangga. 2006. Jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)