CIRICIRI DAN CARA REPRODUKSI ASCOMYCOTA


Ascomycota atau fungi kantung adalah galat satu phylum menurut Fungi yg monofiletik atau asal berdasarkan nenek moyang yg sama serta menyumbang lebih kurang 75% dari semua fungi yang telah diketahui. Ascomycota berkembang biak menggunakan membentuk spora pada dalam selnya (kantung kecil) yg diklaim askus. Pembentukan askus inilah yang sebagai ciri Ascomycota.
Jika jamur Zygomycota memiliki hifa yang tidak bersekat misalnya pipa, jamur sejati (Eumycota) yg terdiri menurut Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota mempunyai hifa yang bersekat-sekat. Dinding sel terdiri atas kitin serta bisa hidup sebagai saprofit, parasit, atau bersimbiosis.
Ascomycota bercirikan talus yg terdiri berdasarkan miselium bersekat. Reproduksi seksual membentuk askospora pada pada askus. Ada yang hayati sebagai saproba serta ada yg pula hayati sebagai parasit. Ascomycota yg hayati menjadi parasit banyak mengakibatkan penyakit pada tumbuh-flora. Reproduksi seksual Ascomycota membuat spora konidium yang terbentuk dalam ujung hifa spesifik yg diklaim dengan konidiofor. Kecuali dari beberapa kelompok kecil, umumnya askus dibentuk pada dalam tubuh buah yang disebut menggunakan askokarp atau askoma. 

A. Cara Hidup Ascomycota
Ascomycota hayati sebagai pengurai bahan organik khususnya berdasarkan flora atau residu-residu dari organisme yg ada didalam tanah serta pula dilaut. Ascomycota bersel satu atau ragi hayati pada bahan yg mengandung gula atau karbohidrat, misalnya singkong yang membentuk tapai atau sari anggur yg digunakan buat membuat minuman anggur merah (wine). Sebagian jenis terdapat yang hidupnya menjadi parasit di organisme lain. Jamur morel atau Morchella esculenta hidup menggunakan bersimbiosis mutualisme pada tumbuhan dengan membangun mikoriza. Ascomycota dapat melindungi flora berdasarkan serangan hama serangga dengan cara mengeluarkan racun bagi Ascomycota yang hidup di permukaan sel mesofil daun. Terdapat sekitar 30.000 spesies atau separuh berdasarkan jumlah spesies Ascomycota yg terdapat ditemukan hayati bersimbiosis dengan ganggang membangun lichen (lumut kerak).
 

B. Daur Hidup Ascomycota atau Reproduksinya 
Dalam daur hidupnya, Ascomycota uniseluler maupun multiseluler yg dapat bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dan juga reproduksi secara seksual (generatif). Berikut uraian reproduksi secara aseksual serta seksual...
1. Reproduksi Aseksual Ascomycota 
a. Ascomycota Uniseluler : Reproduksi secara aseksual dari uniseluler yang dilakukan menggunakan pembelahan sel atau divestasi tunas dari sel induk. Tunas yang terlepas akan menjadi sebuah sel fungi baru. Tetapi, apabila nir terlepas maka sel tunas akan menciptakan rantai pseudohifa (hifa semu). 
b. Ascomycota Multiseluler : Reproduksi secara aseksual yg dilakukan dengan dua cara, yaitu fragmentasi hifa serta pembentukan spora aseksual konidiospora. Hifa dewasa yg terputus akan tumbuh menjadi sebuah hifa fungi baru. Hifa haploid (n) yg sudah dewasa akan membuat konidiofor (tangkai konidia). Pada ujung dari konidiofor akan terbentuk spora yg diterbangkan angin yg diklaim menggunakan konidia. Konidia memiliki jumlah kromosom yang haploid (n). Konidia pada jamur Ascomycota berwarna-warni, diantaranya berwarna oranye, hitam, biru atau kecokelatan. Jika syarat lingkungan menguntungkan, maka konidia akan berkecambah sebagai hifa yang haploid. Hifa akan bercabang-cabang menggunakan menciptakan miselium yang berkromosom haploid (n).

"(a) Reproduksi aseksual (pembentukan tunas) dan (b) reproduksi seksual 
(pembentukan askospora) dalam Asmocycota uniseluler" 
2. Reproduksi Seksual Ascomycota :
a. Ascomycota Uniseluler : Reproduksi Ascomycota uniseluler diawali menggunakan konjugasi atau penyatuan dua sel haploid (n) yang tidak selaras jenis. Dari hasil penyatuan dengan membentuk zigot yg berkromosom diploid (2n). Zigot tumbuh mengembang sebagai askus yang diploid. Inti (nukleus) diploid di dalam askus membelah secara miosis dengan membentuk 4 inti yang berkromosom haploid (n). Di sekitar empat inti tersebut, terbentuk dinding sel dengan 4 askospora didalam askus berkromosom haploid (n). Apabila askus sudah masak, maka selanjutnya askus akan pecah menggunakan mengeluarkan askospora. Askospora akan tumbuh sebagai sel fungi baru yg haploid (n).
b. Ascomycota Multiseluler : Reproduksi seksual jamur Ascomycota multiseluer adalah sebagai berikut :
  • Hifa (+) serta hifa (-) yang masing-masing mempunyai kromosom haploid yang berdekatan. Hifa (+) membentuk askogonium (alat reproduksi betina), sedangkan hifa (-) dengan menciptakan anteridium (alat reproduksi jantan). 
  •  Askogonium akan membentuk saluran yang menuju anteridium yang diklaim menggunakan trikogin. Melalui trikogin, terjadi proses plasmogami (peleburan sitoplasma). Askogonium akan mendapat nukelus yg berkromosom haploid dari anteridium sebagai akibatnya askogonium memiliki banyak inti berdasarkan keduanya (dikariotik). 
  • Askogonium akan tumbuh sebagai sebuah hifa dikariotik yang bercabang-cabang serta tergabung pada askokarp (tubuh buah). 
  • Ujung-ujung hifa dalam askokarp akan membangun askus dikariotik
  • Di dalam aksus terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga akan terbentuk inti yang berkromosom diploid (2n). 
  • Inti diploid yg terdapat pada askus akan membelah secara meiosis menggunakan membentuk 4 nukelus yg haploid (n). 
  • Masing-masing berdasarkan nukleus haploid akan membelah secara mitosis sehingga yg ada didalam askus dengan masih ada 8 nukleus. Selanjutnya, berdasarkan kurang lebih nukleus akan terbentuk dinding sel dan terbentuk askospora yg berkromosom haploid (n). 
  • Jika askus sudah masak, maka askospora akan terbesar secara serentak. Hal ini akan terjadi karena apabila satu askus pecah maka akan berakibat dalam pecahnya askus lain. 
  • Askospora yg jatuh ditempat yg cocok akan berkecambah menjadi hifa baru yg haploid (n). Hifa haploid akan tumbuh bercabang-cabang menciptakan miselium yg haploid (n). 
"Daur hidup Ascomycota multiseluler, meliputi reproduksi aseksual
(pembentukan konidiospora) serta seksual (pembentukan askospora)"

C. Ciri-Ciri Ascomycota
Berdasarkan dari pembahasan diatas maka bisa disimpulkan ciri-ciri Ascomycota. Ciri-karakteristik Ascomycota adalah menjadi berikut...
  • Menghasilkan askospora sebagai hasil reproduksi seksual menurut askus. 
  • Askus memiliki bentuk struktur yg mirip kantong
  • Ascomycota bersifat uniseluler dan multiseluler
  • Ascomycota multiseluler memiliki hifa yang bersekat
  • Sebagian jenis Ascomycota hifa bercabang-cabang menggunakan membentuk miselium dan tersusun kompak sebagai tubuh buah makroskopis yang diklaim dengan askokarp atau askokarpus. 
  • Bentuk askokarp yang majemuk atau bervariasi misalnya ada yang berbentuk botol, mangkok, serta bola. 
  • Askokarp memiliki poly askus yg didalamnya terdapat askospora. 
D. Contoh Ascomycota
Anggota jamur pada devisi Ascomycota dianggap menggunakan fungsi kantong (sac fungi). Para pakar mikologi telah mendeskripsikan sekitar 60.000 fungsi kantong, baik yg uniseluler maupun multiseluler. Contoh-contoh Ascomycota terdapat yg menaruh menaruh manfaat dan kerugian bagi manusia atau tidak bisa dikonsumsi. Contoh Ascomycota adalah sebagai berikut..
  • Morchella esculenta : Morchella esculenta adalah jamur yg mempunyai tubuh butir menggunakan mengandung poly air. Jamur Morchella esculenta sangat lezat dimakan yg bisa ditemukan dibawah pohon buah-buahan.
  • Saccharomyces cerevisiae : Saccharomyces cerevisiae merupakan fungi yang bersel satu dan memiliki dinding askus yg tipis serta jua dikenal sebagai khamir. Manfaat atau kegunaan Saccharomyces cerevisiae adalah digunakan pada pembuatan bir, tapai, serta menjadi pengembang campuran roti. Jamur ini dapat membarui gula menjadi alkohol dan karbon dioksida (CO2) dengan melalui proses fermentasi (respirasi anaerob). Gas CO2 yang terbentuk akan menjadikan roti mekar 
  • Trichophyton mentagrophytes : Trichophyton mentagrophytes merupakan jenis fungi yg menyebabkan timbulnya penyakit kulit kurap dalam tubuh serta kulit kepala
  • Neurospora crassa dan Neurospora sitophila : Neurospora sitophila adalah jamur oncom yang mempunyai spora dengan berwarna orange
  • Candida Albicans : Candida albicans merupakan hayati parasit pada jaringan epitel yang lembap, misalnya saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan alat kelamin wanita atau penyebab keputihan
  • Penicillum notatum dan Penicillium chrysogenum : jamur ini digunakan menjadi pembuatan antibiotik penisilin yang dilakukan dengan cara mengekstraksi biakan cair. Kegunaan penesilin adalah buat membasmi bakteri, antara lain Neisseria meningitidis, Streptococcus, pneumoniae dan Staphylococcus sp.
  • Claviceps purpurea : Claviceps purpurea adalah fungi Ascomycota yg memiliki rona ungu yg diklaim dengan ergot, yg bersifat parasit dalam terigu hitam (rye). Jika jamur ini ikut tergiling bersama gandum dan tercampur pada tepung, serta sampai dikonsumsi manusia, maka yg terjadi akan menyebabkan penyakit gangren. Gejala-gejala yg dialami merupakan misalnya kejang saraf, rasa panas terbakar, kegilaan temporer (sementara), serta halusinasi.
  • Tuber melanosporum (truffle) : Tuber melanosporum adalah fungi yang hidup dengan bersimbiosis dalam akar tumbuhan menggunakan membentuk mikoriza. Truffle sangat disukai oleh sejumlah pakar pencicip kuliner karena Truffle memiliki cita rasa yg lezat . Bagi para pencari Truffle yang menggunakan bantuan penciuman anjing. 
  • Blue mold :Blue mold atau kapang biru merupakan jamur yg tumbuh dalam butir jeruk. Blue mold merupakan jamur penicillum yang hidupnya saproba
  • Aspergillus flavus : Aspergillus flavus adalah fungi yang pada umumnya hayati saproba pada makanan serta biji-bijian. Koloni dari Aspergillus flavus menghasilkan spora yg memiliki rona cokelat kehijauan atau kehitaman dan menyekresikan senyawa aflatoksin yg bersifat racun bagi insan. 
Demikianlah artikel sederhana mengenai Ciri-Ciri dan Cara Reproduksi Ascomycota. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan Terima Kasih.
Pustaka :
Irnanintyas. 2013. Biologi buat Sekolah Menengah Atas/MA Kelas X, Kelompok Peminatan Matematika serta Ilmu Alam. Hal : 233-237. Jakarta : Erlangga. ; Pratiwi.D.A. 2006. Biologi Jilid 1 buat Sekolah Menengah Atas Kelas X. Hal :93-96. Jakarta : Erlangga. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel