SISTEM SARAF PADA MANUSIA

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan menurut reseptor buat dideteksi serta direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap menggunakan cepat terhadap perubahan-perubahan yg terjadi pada lingkungan luar maupun pada.
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yg wajib dimiliki sang sistem saraf, yaitu:
  • Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yg bertindak menjadi reseptor merupakan organ indera.
  • Penghantar impuls, dilakukan sang saraf itu sendiri. Saraf tersusun berdasarkan berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yg memanjang serta meluas. Sel saraf disebut neuron.
  • Efektor, adalah bagian yg menanggapi rangsangan yang sudah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yg paling penting pada manusia merupakan otot dan kelenjar
Sistem saraf insan dibedakan sebagai sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar. Sistem saraf sadar berfungsi mengatur seluruh aktivitas tubuh yg kita sadari, sedangkan saraf tidak sadar mengatur aktivitas organ tubuh yg tidak kita sadari. Susunan saraf sadar terdiri atas saraf pusat serta saraf tepi. Saraf sentra terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Susunan saraf tepi terdiri atas 12 pasang serabut saraf otak serta 31 pasang serabut saraf serta sumsum tulang belakang. Susunan saraf tak sadar berfungsi mengatur aktivitas organ tubuh yang tidak kita sadari. Susunan saraf tak sadar dibedakan menjadi 2 macam, yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Kita menerima rangsang menurut luar tubuh melalui alat-alat indra. Pada indera-alat indra masih ada ujung saraf yg peka terhadap rangsangan eksklusif, misalnya panas, dingin, cahaya, serta bunyi. Rangsang yang diterima oleh alat indra merambat pada sepanjang sel saraf. 

Segala bentuk rangsangan yg merambat di dalam sel saraf merupakan impuls yg selanjutnya dikirim ke otak dalam bentuk pulsá listrik. Sesampainya di otak, pulsa listrik tadi diseleksi dan ditafsirkan. Hasil penafsiran itu dijadikan dasar buat menentukan bentuk tanggapan yg akan diberikan. Tanggapan tadi sebelumnya diwujudkan dalam bentuk perintah yg disampaikan oleh 
Otak menuju otot atau kelenjar.
Sistem saraf pada tubuh kita secara umum memiliki fungsi menjadi berikut:
  • alat koordinasi buat mengatur dan mengendalikan kerja alat-indera tubuh kita; 
  • alat komunikasi buat mengenali perubahan-perubahan yg terjadi pada luar tubuh kita; 
  • merupakan sentra pencerahan, kemauan, dan pikiran.
1. Sel Saraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yg saling berafiliasi. Neuron mempunyai bagian-bagian yang terdiri atas badan sel, dendrit (dendron), serta neurit (akson). Badan sel terdiri atas inti sel (nukleus) dan sitoplasma. Didalam sitoplasma masih ada mitokondria, badan Golgi, lisosom, serta badan Niesel. Dendrit adalah serabut pendek berdasarkan penjuluran badan sel yg berfungsi menjadi penghantar impuls saraf ke badan sel, sedangkan akson merupakan serabut panjang menurut penjuluran badan sel yg berfungsi sebagai penghantar impuls saraf dari badan sel menuju ke neuron lain atau jaringan lainnya. Kumpulan akson dan dendrit bisa menciptakan serabut saraf yg berukuran sangat panjang. Misalnya, akson dan sumsum tulang belakang mempunyai ujung di telapak kaki, sedangkan dendron dari sumsum tulang belakang memiliki ujung di ujung jari tangan.



Akson terdapat yg dilapisi sang selubung lemak dan ada juga yg nir. Selubung lemak (selubung mielin) adalah membran sel yang meluas dari suatu sel Schwann sebagai pembuat selubung mielin itu sendiri. Kerusakan selubung mielin dapat mengakibatkan korsleting ketika impuls saraf menjalar melalui neuron sehingga gerakan otot sebagai nir terkendali. Di antara selubung menurut sel Schwann yang satu dan sel Schwann berikutnya masih ada bagian yg nir berselubung. Oleh karenanya, bagian akson pada loka itu berbentuk seperti sekat atau cekungan yang disebut nodus Ranvier. Nodus Ranvier berperan krusial pada perambatan impuls saraf.
Berdasarkan fungsinya, sel saraf (neuron) dibedakan sebagai tiga macam, yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan intemeuron. Neuron sensorik berfungsi mengantarkan rangsangan dari penerima rangsangan menuju ke sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang. Penerima rangsangan dmamakan reseptor, yaitu indera-alat indra. Dendrit dalam neuron sensorik berhubungan dengan reseptor. Akson serta neuron sensorik herbi neuron lain. Neuron motorik berfungsi mengantarkan rangsangan dari sistem saraf sentra menuju ke sasaran rangsang (efektor), yg berupa otot serta kelenjar. Dendrit dan neuron motorik mendapat rangsangan menurut neuron lain, sedangkan akson atau neuritnya berhubungan dengan efektor yang memberi reaksi terhadap isyarat saraf. Interneuron (neuron asosiasi) yang disebutjuga neuron penghubung terdapat pada sumsum tulang belakang. Neuron penghubung berfungsi menghantarkan rangsangan menurut neuron sensorik ke neuron motorik.



Kesimpulan : Sel Saraf Berdasarkan fungsinya, set saraf dibedakan menjadi sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf penghubung.


Berdasarkan strukturnya, sel saraf dibedakan menjadi sel saraf unipolar, sel saraf bipolar, dan sel saraf multipolar. Sef saraf unipolar memiliki satu neurit, sel saraf bipolar memiliki satu neurit, dan satu dendrit, sedangkan sel saraf multipolar mempunyai sebuah neurit serta beberapa dendrit.

2. Impuls Saraf
Sel saraf adalah sel spesifik penghantar impuls saraf. Impuls saraf dapat terjadi karena berbagai macam rangsangan atau stimulus, contohnya panas, dingin, serta tekanan. Rangsangan ini diterima oleh indera indra atau reseptor. Keberadaan rangsangan menimbulkan perbedaan potensial di tempat yg berdekatan sebagai akibatnya menyebabkan terjadinya denyut listrik pada sepanjang selaput neuron.
Kecepatan penjalaran impuls saraf melalui neuron kira-kira 300 kilometer per jam atau lebih kurang 83 meter tiap dtk. Akan tetapi, kekuatan pada penjalaran impuls saraf nir berkurang ketika. Impuls berjalan melewati serabut neuron yang panjang atau melewati suatu percabangan. Hal itu terjadi karena energi buat penjalaran impuls saraf dari dari tenaga yg tersimpan pada pada rangsangan, bukan pada sel sarafnya. Impuls saraf yang dikirim ke otak akan diseleksi, lalu diolah buat memilih jenis tanggapan terhadap rangsangan tadi. Selanjutnya, tanggapan atau reaksi yg diberikan sang otak dikirim ke otot atau kelenjar.

3. Sinapsis
Ujung akson dan ujung dendrit tidak memiliki selubung pembungkus. Ujung akson suatu neuron akan bertemu dengan ujung dendrit neuron lainnya pada titik temu yg diklaim sinapsis. Sebenarnya, dalam titik temu tadi ujung akson tidak eksklusif bersambungan dengan ujung dendrit, akan namun terdapat celah sempit yg dianggap celah sinapsis. Ujung akson pada setiap sinapsis menciptakan bonggol yg mengandung senyawa kimia (senyawa neurotransmiter) berupa asetilkolin dan kolinesterase. Kedua macam senyawa tadi berperan krusial dalam pemindahan impuls saraf dalam sinapsis.
Kesiumpulan : Sinapsis 
Perjalanan impuls saraf berlangsung melalui sel saraf  Sel saraf yang satu menggunakan yg lain dihubungkan oleh sinapsis.

4. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf sentra terdiri atas otak serta sumsum tulang belakang (sumsum spinal). Kedua organ itu dilindungi sang selaput berupajaringan ikat yang disebut meninges. Sistem sarafpusat berfungsi menjadi pusat koordinasi serta semua aksi yg akan dilakukan oleh tubuh.
Apabila membran ini terkena infeksi, bisa terjadi radang yang dianggap meningitis. Selaput otak (meninges) terdiri atas 3 lapisan, yaitu durameter, arachnoid, dan piameter.
Durameter adalah selaput terluar yang kuat serta manunggal melekat menggunakan tengkorak. 
Arachnoid merupakan lapisan tengah di antara selaput durameter serta piameter yang berbentuk mirip sarang laba-keuntungan. Di dalamnya terdapat cairan serebrospinal. Cairan ini berupa cairan limfa yg mengisi sela-sela membran arachnoid. Selaput arachnoid berfungsi sebagai bantalan yang melindungi otak dari kerusakan mekanik. 
Piameter merupakan lapisan paling pada yg melekat ke bagian atas sumsum dan sangat dekat dengan bagian atas otak. Lapisan ini penuh menggunakan pembuluh-pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi memberi oksigen dan zat
Otak dan sumsum tulang belakang tersusun sang 3 materi penting, yaitu badan sel menjadi pembentuk bagian materi kelabu, serabut-serabut saraf menjadi pembentuk bagian materi putih, dan sel-sel neuroglia yg adalah jaringan ikat yang terletak pada antara sel-sel saraf.

A. Otak
Otak (ensefalon) adalah organ terbesar dan paling kompleks pada antara seluruh sistem saraf. Volume homogen-homogen otak orang dewasa sekitar 1.350 mililiter. Otak terletak di dalam rongga kepala yg terlindung oleh tulang tengkorak (kranium), selaput otak (meninges), serta cairan serebrospinal. Otak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak belakang.
1). Otak Depan : Bagian utama berdasarkan otak depan (diensefalon) adalah otak besar (otak besar). Otak akbar memiliki 2 macam lapisan, yaitu lapisan luar (korteks) serta lapisan dalam (medulla). Lapisan luar otak terbentuk berdasarkan bahan atau substansi kelabu yg berisi badan sel. Lapisan dalam otak terbentuk serta substansi putih yg mengandung serabut-serabut saraf (dendrit dan akson) berselubung mielin. Jumlah neuron yg masih ada pada korteks serebrum diperkirakan lebih dari sepuluh miliar. Jumlah ini dapat meningkat bergantung pada banyaknya lipatan-lipatan yang terdapat pada korteks otak tadi. Diduga, makin poly lipatan pada serebrum, makin cerdas seorang. Hal itu lantaran jumlah neuronnya jua makin poly. 
Otak besar dibangun oleh 2 belahan, yaitu belahan kanan yg melayani dan mengatur bagian tubuh sebelah kiri, dan belahan kiri yg melayani dan mengatur bagian tubuh sebelah kanan. Masing-masing belahan terbagi sebagai empat bidang yg disebut lobus. Keempat lobus itu ialah lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal, serta lobus oksipital. Lobus frontal bertugas memerintah gerakan otot sadar. Lobus parietal bertugas menafsirkan impuls menurut  kulit berupa sentuhan dan suhu. Lobus temporal bertugas menafsirkan impuls serta hidung serta pendengaran. Lobus oksipital bertugas menganalisis masukan dan mata.  
Budaya bangsa kita secara turun-temurun lebih banyak menggunakan anggota tubuh bagian kanan berdasarkan pada bagian kiri. Kondisi ini memengaruhi perkembangan otak secara turun-temurun sebagai akibatnya otak belahan kiri yang mengatur.tubuh bagian kanan dalam umumnya lebih berkembang.  Otak akbar berfungsi sebagai sentra pengendalian seluruh aktivitas yang disadari, seperti berpikir, berbicara, melihat, berkecimpung, serta mendengar. 
Berat otak insan kita-kira hanya 2% menurut berat tubuh. Tetapi, manfaatnya yang sangat besar memerlukan energi sangat banyak. Oleh karenanya, otak memerlukan oksigen yang poly. Diperkirakan, otak menghabiskan 20% oksigen hasil respirasi dalam waktu tubuh sedang istirahat. 
Kesimpulan : Otak besar berfungsi menjadi pusat pengendali aktivitas tubuh yang disadari (berpikir melihat, berbicara, mendengar, serta berkecimpung).
2) Otak Tengah : Otak tengah (mesensefalon) pada insan berukuran mini serta tidak mencolok karena nir mengalami perkembangan pesat misalnya otak besar. Otak tengah terletak di antara otak besar dan otak mini . Bagian terbesar otak tengah adalah lobus optikus yg herbi mobilitas refleks mata. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls saraf antara otak depan serta otak belakang serta membicarakan impuls saraf añtara otak depan serta mata. Selain itu, otak tengah juga berfungsi dalam menjaga keseimbangan.


3) Otak Belakang : Otak belakang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu otak kecil (serebellum) dan sumsum lanjutan (medula oblongata). Otak mini terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian belakang. Otak kecil berfungsi sebagai sentra keseimbangan gerak dan sentra koordinasi gerakan otot dan posisi tubuh. Seperti halnya serebrum, otak kecil pula terdiri atas 2 belahan, yaitu belahan kiri serta belahan kanan. Belahan kiri dan belahan kanan otak’kecil dihubungkan menggunakan jembatan Varol. Jembatan Varol ini juga menghubungkan serebrum dan otak mini . Otak kecil terdiri atas lapisan luar (korteks) yang berwama kelabu dan lapisan dalam yg berwarna putih.
4) Sumsum Lanjutan : Sumsum lanjutan atau diklaim jua sumsum penghubung (medula oblongata) yang terletak pada depan otak mini dan di bawah serebrum merupakan struktur penghubung otak dan sumsum tulang belakang. Bagian sumsum lanjutan yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang diklaim pons. Sumsum lanjutan berfungsi buat mengoordinasikan impuls-impuls saraf yg tiba dan indra pengecap, peraba, dan pendengar. Pada sumsum lanjutan, terletak pusat pengaturan sistem pernapasan tubuh kita. Bagian tadi bert ugas mengatur kegiatan otot pernapasan serta mengatur pertukaran gas pada paru-paru. Selain itu, sumsum lanjutan juga berfungsi sebagai pengatur denyut jantung, pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, mobilitas menelan, bersin, batuk, dan bersendawa. 
Kesimpulan :  Jembatan Varol berfungsi menghubungkan belahan otak kecil bagian kiri serta kanan. Otak mini berfungsi sebagai pusat ekuilibrium dan koordinasi gerakan otot serta posisi tubuh.
5) Sumsum Tulang Belakang Sumsum tulang belakang dianggap pula sumsum spinal (medula spinalis) adalah kelanjutan serta medula oblongata. Sumsum ini terletak memanjang di pada ruas-ruas tulang belakang, mulai dan ruas-ruas tulang leher hingga tulang pinggang ke 2. Sumsum tulang belakang dilindungi oleh meninges. Bagian tengah sumsum tulang belakang berisi cairan serebrospinal. Seperti halnya otak. Sumsum tulang belakang memiliki substansi kelabu dan substansi putih. Substansi kelabu pada sumsum tulang belakang terletak pada bagian pada. Sedangkan substansi putih terletak di bagian luar. Pada penampang melintang sumsum tulang belakang, substansi kelabu berbentuk seperti huruf H yang dilingkupi oleh substansi putih. Substansi putih tersusun atas serabut saraf (dendrit serta akson) yang dilapisi mielin, sedangkan substansi kelabu poly mengandung badan sel serta neuron penghubung (interneuron). Sumsum tulang belakang berafiliasi eksklusif dengan saraf sensorik dan saraf motorik. Oleh karena itu, fungsi sumsum tulang belakang berhubungan dengan penghantaran impuls saraf menurut kulit dan otot menuju ke otak, serta penghantaran impuls saraf dari otak menuju ke otot serta kelenjar. Di pada sumsum tulang belakang terdapat badan-badan sel saraf penghubung sehingga sumsum tulang belakang juga berfungsi sebagai sentra mobilitas refleks.

Kesimpulan :
Sistem saraf sentra tersusun atas otak serta sumsum tulang belakang. Otak terbagi menjadi otak depan, otak tengah, serta otak belakang. Sistem saraf pusat berfungsi menjadi sentra koordinasi semua aksi yang dilakukan tubuh.
5. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraftepi diklaim sistem saraf perifer. Sistem saraf tepi menghubungkan saraf pusat dengan indera-alat tubuh eksklusif, seperti kulit, mata, telinga, dan hidung. Berdasarkan asalnya, saraf tepi dibedakan sebagai dua macam, yaitu saraf otak serta saraf tulang belakang. Saraf otak terdiri atas 12 pasang saraf serta otak menuju ke alat-alat indra otot serta kelenjar. Saraf otak tersebut adalah saraf sensorik, saraf motonik, atau saraf campuran. Pasangan saraf yang berupa saraf sensorik, diantaranya asal berdasarkan indra pencium menuju ke sentra saraf pencium, serta indra pendengar menuju ke pusat saraf pendengar, dan indra pengecap menuju ke sentra sarafpengecap pada otak. Pasangan saraf yg berupa sarafmotorik, antara lain yg menuju otot penggerak mata dan bawah lidah. Pasangan saraf yang lain bersifat adonan, artinya terdiri atas saraf motorik serta saraf sensorik, antaralain yang menuju wajah. 
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang. Semua keluar dan sela- sela ruas tulang belakang serta berhubungan dengan bagian tubuh, antara lain kaki.  Semua saraf sumsum tulang belakang adalah saraf campuran, yaitu terdiri atas saraf motorik dan saraf sensorik. Semua saraf sensorik masuk ke sumsum tulang belakang melalui akar dorsal dan semua saraf motorik keluar dan sumsum tulang belakang melalui akar ventral.

6. Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom diklaim pula sistem saraf tak sadar karena sistem saraf ini mengendalikan aktivitas tubñh yg nir disadari, diantaranya denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi enzim. Sistem saraf otonom terdiri atas saraf sensorik dan saraf motorik yg terdapat di antara sistem saraf sentra serta banyak sekali indera dalam tubuh, misalnya jantung, usus, dan kelenjar-kelenjar. Sistem saraf otonom dibedakan menj adi sistem saraf simpatik serta sistem saraf parasimpatik.  Kedua sistem tersebut dari serta otak dan sumsum tulang belakang, lalu menuju ke efektor yg sama. Meskipun begitu, kedua sistem saraf itu mempunyai imbas kerja yang saling berlawanan atau bersifat antagonis.
Cara kerja saraf yg antagonis seperti itu bertujuan agar proses di pada tubuh berjalan dengan seimbang. Sebagai contoh pada hal pengaturan jantung, saraf simpatik meningkatkan kecepatan detak jantung, sedangkan saraf parasimpatik memperlambat detak jantung. Dengan demikian, detak jantung akan permanen normal. Sistem saraf simpatik serta parasimpatik mengandung sebuah neuron preganglion serta neuron postganglion. Efek berlawanan dalam 2 sistem saraf itu merupakan akibat dan disparitas transmiter kimia yg didapatkan pada ujung saraf. Semua serabut preganglion serta kedua sistei saraf membentuk asetilkolin. Akan namun, ujung saraf serabut postganglion dan sistem saraf simpatik umumnya menyekresikan noradrenalin, sedangkan ujung saraf serabut postganglion dan sistem saraf parasimpatik biasanya mengeluarkan asetilkolin.

Kesimpulan : 
Sistem saraf tepi terbagi menjadi sistem saraf sadar serta sistem saraf tidak sadar. Sistem saraf sadar terdiri atas 12 pasan saraf otak (kranial) serta 31 pasang saraf sumsum tulang belakang (spinal). Sistem saraf otonom dibedakan menjadi sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

7. Gerak Refleks serta Gerak Biasa
Gerak refleks merupakan tindakan yang ada tiba-tiba, nir bisa dicegah, serta berlangsung tanpa disadari. Gerak refleks dimulai dan datangnya impuls saraf yg diterima oleh reseptor, rnisalnya kulit, kemudian disampaikan ke saraf sensorik. Impuls dan saraf sensorik terus berkiprah menujii ke saraf penghubung yg terdapat di pada sumsum tulang belakang. Selanjutnya, impuls saraf diteruskan ke saraf motorik yang akan menyampaikan perintah ke efektor, yaitu otot, buat melakukan mobilitas. Gerak yang terjadi secara refleks tidak kita sadari karena berlangsung tanpa melalui pengolahan warta sang otak. Gerak refleks merupakan tanggapan terhadap suatu rangsang atau impuls agar fungsi normal tubuh tetap terjaga.
Berdasarkan uraian di atas, urutan proses terjadinya gerak refleks bisa di ikhtisarkan sebagai berikut.


Gerak refleks berleda menggunakan gerak biasa. Proses terjadinya gerak biasa dimulai dan datangnya impuls saraf yang diterima oleh reseptor, yaitu indra. Pada indra terdapat ujung-ujung saraf sensorik yang mendapat impuls saraf tersebut dan membawanya ke otak buat diolah. Hasil pengolahannya berupa pesan atau perintah yang dikirimkan melalui saraf motorik ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. 

Urutan perjalanan impuls saraf dalam gerak biasa diuraikan secara singkat seperti pada bawah.


Kesimpulan :
Gerak refleks merupakan mobilitas yang nir disadari. Impuls sarafdibawa oleh saraf sensorik ke saraf motorik melalui sarafpenghubung atau tanpa melalui otak.

Demikian Artikel Singkat Tentang Sistem Saraf dalam Manusia, Semoga Bermanfaat bagi kita seluruh, sekian dan terima kasih.

Sumber : 
Konsep dan Penerapan Sains Biologi, Hal 102-115, Penerbit : Tiga Serangkai.2004.solo, Penulis : Drs. Sunarto.dkk



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel