CERITA RAKYAT MUNCULNYA MASJID BINUANG MASIGIT


CERITA RAKYAT- MUNCULNYAMASJID BINUANG MASIGIT
Oleh: Yunidah, Sri.W, Sartini, Deris, Egi R
Narasumber : Nyai Sarem
 Terletakdisebuah kampung paling ujung di Kecamatan Binuang, Kabupten Serang, ProvinsiBanten. Masjid Masigit[1]menjadi salah satu tempat yg menyimpan beberapa cerita rakyat serta mitos yangberkembang didalamnya, beberapa cerita rakyat tersebut adalah Legenda MunculnyaMasjid Masigit, Sumur Kanja/Sumur Belut Putih.
Alkisahentah berapa ratus tahun yang kemudian, tidak ada yg tau niscaya, warga kampungbinuang masigit dikejutkan menggunakan keluarnya sebuah masjid, syahdan katanyamasjid tersebut dibuat oleh seekor buayaputih atau mampu dikatakan manusia buaya putih atau lebih familiar dikenaldengan kata siluman buaya putih dalam tempo hanya pada satu malam, sebuahkerangka masjid dengan kerangka dasar kayu muncul dengan sendirinya, kononmenurut rakyat sekitar siluman buaya putih itu belum selesai menciptakan masjidnamun malam terlanjur berlalu lantaran pagi telah tiba menyapa, berdasarkan ceritasecara turun – temurun buaya putih itu ditugaskn sang ibunya buat membuattujuh masjid dalam ketika satu malam ditempat yang tidak sinkron juga, galat satunyadi Binuang Masigit, sayangnya pada Binuang Masigit Masjid belum terselesaikan sempurna.
Dikisahkanbahwa siluman buaya putih menentukan Binuang Masigit sebagai tempat beliau membangunmasjiddikarenakan, dahulu terdapat sesepuhatau nenek moyang menurut buaya putih tersebut dikubur, menurut penuturan NyaiSarem keliru satu narasumber mengatakan, bahwa dahulu terdapat seekor buaya putihberada disebuah rawa dekat perkampungan Binuang Masigitditemukan masyarakat, buaya tersebut ditemukandirawa karena rawa tersebut kekeringan sampai tidak ada tempat bagi buayatersebut buat bersembunyi, akhirnya masyarakat membawa buaya putih tersebutkekampung dan berusaha memukulinya secara beramai-ramai hingga nyaris tewastanpa perlawanan sedikitpun dari oleh buaya, serta masyarakat berinsiatif untukmenyembelih buaya, masyarakat takut buaya itu merupakan siluman dan akan membawa sialatau kekacauan, dan ternyata ketakutan serta kecurigaan rakyat benar terjadi bahwaseekor buaya putih yg mereka temukan merupakan siluman buaya atau manusia buayaputih, lantaran buaya putih memang identik dengan siluman. Pasrah dengan keadaandan terjebak pada kerumunan dan terlanjur menjadi bulan-bulanan masyarakat buayaputih menggunakan lemah tidak berdaya meminta satu permintaan terakhir sebelumdisembelih, yaitu ingin dikuburkan di kampung tadi, dan akhirnya wargamenuruti permintaannya, akhirnya siluman buaya putih disembelih serta dikuburkandi Kampung Binuang Masigit.
Karenaterdapat kuburan sesepuh atau leluhurnya buaya putih menciptakan masjidnya dikampung binuang masigit pula, syahdan dari cerita turun-temurun masjid masigitdibangun diatas kuburan sang leluhur buaya putih. Tidak hingga disitu sajamasjid masigit memiliki benda-benda pusaka peninggalan para sultan atau yangdimaksud buaya putih tersebut,silumanbuaya putihitu nir sembarang buayaputih mereka merupakan keturunan para wali atau sunan yg bermetamorfosis sebagai seekorbuaya putih. Benda-benda peniggalnnya berupa, pedang, golok, keris danlain-lain, dan satu lagi yg memperkuat mengenai legenda ini merupakan adanyasebuah kayu yg entah apa jenisnya sebagai penghuni setia masjid masigit, satuhal yg menjadi bukti diri mitosnya masjid masigit yg dibangun oleh silumanbuaya tersebut adalah dikaitannya dengan terjadinya banjir yang kerap terjadi.
Suatuhari terjadi banjir akbar yang melanda kampung-kampung pada Binuang takterkecuali Binuang Masigit, banjir amat deras dengan arus yg kencang, namunada kejanggalan terjadi menurut banyaknya sampah dan kayu-kayu yang terbawaderasnya arus, sebuah kayu berjalan antagonis arah dengn arus, melihatkeanehan itu seorang warga mengambil kayu tersebut serta dibawan ke rumhnya, namunsekali lagi keanehan terjadi kayu tersebut nir ada dirumah penemu tetapi kayutersebut telah ada menggunakan sendirinya dimasjid yg dibangun sang buaya putihitu, warag percaya jika kayu tersebut bukan sekedar kayu biasa karena setelahlama masjid itu muncul dan telah dipakai oleh warga , kayu itu menunjukankeanehnnya buat ke 2 kalinya sesudah ditemukan melawan arus banjir, ketikakayu tadi hendak ditukarkan buat sebagai kayu bakar menggunakan gentengnantinya, waktu kayu itu dibacok dengn golok kayu itu nir musnah dan tetaputuh malah mengeluarkan darah, tak sampai disitu tukang genteng mencobamembakarnya namun lagi-lagi kayu itu tak terbakar habis melainkn mengeluarkandarah, aneh memang, masyarakat terkejut menggunakan kejdian itu, lantaran kejdian itu wargamembuang menggunakan sembarang kayu itu akan tetapi anehnya sesudah dibuang kayu itu tetapada ditempat biasa ditempatkan dimasjid, semenjak ketika itu sampai sat itu kayuajaib itu terdapat dimasjid, sebagai bukti sejarah dan mitos masjid, danmenurut penuturan Bapak Saikad, tokoh msyarakat Kampung Binuang Masigitmengatakan menurut cerita turun-temurun yg beliau bisa, bahwa setiap banjirterjadi maka rombongan buaya putih datang buat berjiarah kemasjid serta ke makamsesepuh mereka yg dikuburkan dimasjid tersebut, selain itu, rombongan buayaputih itu nir hanya berjiarah tetapi sholat serta berwudhu dimasjid itu pula,msyarakat percaya bahwa jika sudah terdengar bunyi gemercik air wudhu namuntidak terlihat siapapun, maka banjir akan segera berakhir atau akan segera surut.lantaran itulah setiap banjir yang terjadi pada Binuang dikaitkan menggunakan akanadanya kunjungan dari rombongn buaya putih.
MasjidBinuang Masigit tidak sembarang masjid tetapi poly tata krama yg harusdiperhatikan saat berada dimasjid yg dibentuk siluman buaya putih ini,meskipun masjid memang tempat kudus bagi umat islam, tetapi terdapat yang berbedadimasjid ini yaitu, ketika siapapun berbuat tidak sopan atau melanggar etikamaka sanksi yang didapat akan langsung didapat pula, misalnya yg diceritakanoleh NyaiSarem serta Bapak Saikad.
Anak-anaktengah bermain dikolam tempat wudhu dimasjid itu, menggunakan bahasa jawa serang,seseorang berkata:
bocah-bocah jaga kebersihan balong[2]iki yah, aja sampe ana sing ngebeloki, apa maning sampe nguyuhi atawa ngiduhi,lantaran banyu balong iki bakal wudhu ” petuah seseorang dewasa kepadaanak-anak yang tengah bermain.
Artinyaanak-anak tidak boleh mengotori apalagi meludahi dan kencing dikolam karena kolamitu loka wudhu, namun tanpa mnghiraukan nasihat itu, seseorang anak meludahikolam itu, dan konkret adanya sanksi yang didapat pribadi terlihat, bibir anakitu miring seperti orang sumbing, sebagai akibatnya beliau sulit berbicara dengan kentara.
Tidakhanya itu ada lagi cerita menurut masjid yang harus diambil pelajaran bahwa, kitatidak boleh bersikap sembarangan atau nir sopan.
Suatuketika terdapat seekor kambing yg berada didepan masjid kemudian seseorangberusaha mengusir kambing tersebut dengan kayu, orang itu bermaksud mengusirkambing tadi menggunakan alasan supaya kambing tersebut tidak mengotori masjid,orang itu mengusir kambing menggunakan cara memukul kambing menggunakan kayu atau sebilahbambu, tetapi yg terjadi bukannya kambing yang terluka namun orang yangmemukul kambing tersebut yang terjatuh dan terpental hampir kelenger.
Daridua cerita tadi masjid itu memberikan pelajaran mengenai norma dan etikakesopanan dan kebersihan lingkungan, dalam cerita pertama peristiwa dimasjidmengenai anak-anak yg meludahi kolam masjid yang bibirnya miring, dapatdiambil pelajaran bahwa kita tidak boleh berbuat seenaknya dan wajib menjagakebersihan. Kemudian menurut cerita kedua tentang laki-laki atau orang yangmemukul kambing kemudian beliau terjatuh serta terpental, dapat diambil kesimpulankita nir boleh berlaku kasar terhadap binatang atau siapapun.
Tidakhanya 2 cerita itu yg sebagai butir bibir yang turun-temurun diceritakankepada keturunan masyarakat binuang tetapi masih poly lainnnya.
Satulagi keistimewaan dari Masjid Masigitadalah, menurut Nyai Sarem, dahulu setiap malam sosok “ nyidadari ”kata untuk sebutan “ bidadari ”pada bahasa indonesia, dari cerita NyaiSarem, para bidadari pada malam-malam jum’at eksklusif datang kesumur ataukekolam masjid buat mandi disitu.
Masjid Masigit memiliki nama orisinil ataunama awalnya adalah Masjid Sultan lantaran dahulu pada saat awal mula masjid ituada banyak paera sultan yang sholat disitu, dan karena konon pungkasnya buayaputih yang seringkali disebut siluman buaya putih tadi adalah keluarga sultandan para wali.


[1]Katamasigit dalam bahasa jawa serang berarti ujung atau akhir

[2] Balongadalah sebutan atau nama lain dari kolam

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel