REMAJA PERAN LINGKUNGAN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA


PERAN LINGKUNGAN 
DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA
                 
Selalu merasa ingin tau akan hal baru, dan mencari jatidiri mungkin itu yg menjadi suatu bukti diri ataupun ciri dari seorang remaja,yg memang dalam syarat labil dan mudah terpengaruh sang lingkungan, untukitu sebaiknya apabila para orangtua yang memilki anak yg menginjak fase remajaagar lebih memperhatikan tindak tanduknya agar dapat dipastikan tak ada sesuatuhal pun yg jelek dilakukannya. Pada umumnya remaja selalu melihatlingkunngan sebagai cerminan hidupnya dan tahapan usia remaja merupakan suatutahap yg mana remaja sedang gencar-gencarnya mencoba meniru hal-hal baruterutama dalam apa yg dilihatnya. Tentu yg menjadi cermin fokus bagi pararemaja adalah terutama orang tua, pengajar disekolah dan lingkunganpergaulanpula turut andil dalamperkembangan remaja.
Realitas sekarang mengungkapkan bahwa remaja identik dengankenakalannya yang seolah sebagai momok mengerikan serta tentu tidak diinginkan olehpara orangtua manapun, masih ingatkah kita menggunakan pepatah “tak terdapat asap tanpaada api”, “butir tidak jatuh jauh dari pohonnya”, dan kita acapkali juga mendengaristilah “aturan alam berlaku”, menindaklanjuti pepatah yg pertama, danmengaitkannya menggunakan perkembangan remaja, tentu setiap hal yg terjadi semuaterdapat hal mula sebabnya, dalam hal ini permasalahan remaja dalamkenakalannya, kenakalan remaja umumnya memiliki sebab yg kentara yaitu lingkunganpergaulan sosialnya seperti disekolah, loka bermain dll yg mempunyai perananpenting dalam pembentukan kepribadian remaja, kemudian pepatah yang keduamengatakan bahwa butir tak jauh jatuh berdasarkan pohonnya, pada hakikatnya,kemungkinan besar apa yg terdapat pada diri anak (remaja) sanggup jadi merupakanturunan sifat baik dari orangtua kandung maupun dari kakek nenek atau saudarasedarah lainnya, tidak sanggup divonis hanya faktor lingkungan saja yang andil dalamhal ini, mungkin saja dahulu ketika si orangtua masih remaja menjadi remajayang ugal-ugalan dan nakal, bukan tidak mungkin kelak anaknya akan lebih-lebihugal-ugalan serta nakal dari orangtuanya dahulu.
Tapi bukan berarti disini orangtua menjadi satu-satunyayang disorot sebagai terdakwa atau yang dipercaya paling bersalah dalamkenalkalan remaja, karena remaja jua emiliki status akademik menjadi siswadalam sekolah, maka ketika remaja sedang berada disekolah maka guru menjadipengajar, sekaligus orangtua sementara yang bertanggungjawab atas segala tindaktanduk siswa. Kembali mencantumkan pepatah “pengajar kencing berdiri anak didik kencingberlari”, telah hal harus bagi guru untuk selalu berbuat serta mencontohkan halyang baik pula dalam anak didik, bila gurusedikit saja berbuat hal yg kurang baik maka anak didik akan meremehkan perintahguru dan meniru bahkan melebihi yang dilakukan gurunya, pengajar memang manusiabiasa bukanlah malaikat yang diciptakan tanpa dosa dan sifat khilafnya, tetapidisinlah peranan terpenting bagi pengajar agar mampu menjaga perilaku baik dalamsituasi serta kondisi apapun.
Seperti yg telah kita pahami beserta remaja merupakanketika manusia sampai pada umur belasan tahun, dalam masa ini remaja tidak bisadikatakan menjadi orang dewasa dan nir bisa pula dianggap anak-anak, karenadimasa ini (remaja), sedang mengalami masa peralihan berdasarkan anak-anak menujumanusia dewasa menggunakan segala kematangan pola fikirnya, maka tak heran dimasaperalihan ini, remaja cendrung berbuat hal-hal nekad bahkan hal-hal yg kurangbaik, dan lebih poly menghabiskan waktu diluar keluarga melainkan denganteman sebaya, dalam masa ini (remaja), apabila dianalogikan maka masa remaja serupadengan trend pancaroba yaitu masa peralihan berdasarkan musin panas menuju animo hujan,yg mana pada kondisi ini cendrung tidak stabil dan mudah terpengaruh dancendrung membawa impak kurang baik misalnya kenakalan-kenakalan yangdilakukan remaja, tidak ubahnya masa pancaroba yg dimasa ini sangat mudahmenimbulkan atau terjadi imbas-dampak negatif seperti ketidakstabilan cuaca yangmengakibatkan segala macam penyakit serta flu mudah menyerang manusia. Oleh sebabitu orangtua serta guru sebagai pendidik bagi remaja yg lebih berpengalamanmemiliki peranan yang krusial pada perkembangannya.
Realitas di abad ini menerangkan bahwa kenyataan kenakalanremaja telah menjadi hal yang nir dianggap tabu lagi, namun dianggap sebagaipermasalahan sosial yg sangat kentara serta tentu kentara pula wajib segeradiberantas serta dihilangkan, karena bila dibiarkan fenomena kenakalan remajaakan menjamur dan bisa jadi akan menjadi budaya jangan hingga hal seburuk ituterjadi, buat itu orangtua, pengajar serta pemerintah menjadi bagian darimasyarakat pada lingkungan remaja harus mewanti-wanti serta memberi didikan yangsesuai kebiasaan, tentu hal ini dimulai terlebih dahulu oleh orangtua, serta gurusebagai contoh buat mencontohkan kepada remaja, remaja lebih bersifat labildan mudah meniru, jangan abaikan remaja-remaja menjadi penerus bangsa memilikikecacatan kebiasaan, lantaran seperti yg dilansir sang sang proklamator sekaliguspresiden pertama RI yakni Soekarno
“Beri aku sepuluh pemuda pasti akan kuguncang dunia”
Jika hanya dengan sepuluh pemuda akan bisa mengguncangdunia maka bagaimana dengan sekarang yg laju pertumbuhan masyarakat indonesiasemakin meningkat maka bukan hanya sepuluh pemuda yg ada tetapi poly bahkanribuan pemuda yang ada diindonesia bila dari ribuan remaja atau pemudadiindonesia mempunyai etika dan terhindar berdasarkan kenakalan remaja, maka dapatdipastikan indonesia akan menjadi negara yg maju dengan daya intelektual anakmuda bangsa yang berkualitas.
Remajatak lepas dari sifat keingin tauannya dari hal-hal baru, yang meski terkadangefek dari keingin tauannya itu membawa hal yg kurang baik, tetapi perlu dingatkembali bahwa remaja merupakan masa dimana masa peralihan menurut anak-anak menujudewasa dalam situasi ini remaja lebih mudah menerima apa yg beliau dapat sertalebih mudah buat melakukan atau meniru apa yg beliau lihat, buat itu sebagaibagian dari lingkungan sosial remaja orangtua serta guru menjadi pendidik harussenantiasa menanamkan dan mencontohkan hal-hal positif dalam remaja, agarnantinya kepositifan yg dicontohkan berbuah kebaikan bagi remaja hingga pararemaja akan melakukan hal yg sama yaitu berbuat baik serta positif, danterhindar menurut virus berfenomena kenakalan remaja.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel