ANALISIS DAN KAJIAN PUISI PULAI API KARYA BENI R BUDIMAN DAN SAJAK BULAN MEI W.S RENDRA
Friday, January 5, 2018
Edit
KAJIAN PUISIINDONESIA
Puisi “ Pulau Api ” Karya Beni R Budiman
&
“ Sajak Bulan Mei ” Karya W.S Rendra
Menggunakan PendekatanFilsafat dan Semiotika Michael Riffatere
1.kajian puisi mengenal pendekatanfilsafat melalui puisi “pulau api” karya Beni R Budiman
Pulau Api
Beni R Budiman
Gerangan pulau apa ini penuh raung
Pohon-pohon pada hutan limbung
Burung-burung pada dahan murung
Dan batu-batu di jalan misalnya orang gila
Memecahkan jendela kaca serta etalase toko
Dan memadamkan lelampuhingga kota kelabu
Meski hari siang dan bumi terpanggang
Tapi di pulau itu dingin menulang
Hingga orang senang menciptakan tungku api
Menumpukan kayu bagi ngaben sendiri
Gerangan pulau apa ini penuh arang
Dan cintamembakar kota-kota juga
Dan tuhanmenjadikan kita lawan
1998
Dalam hal ini masih ada 5 point primer yang menjadifokus kajian filsafat
a)Eksistensi
Eksistensi atau yangdikenal menggunakan ruang serta ketika atau dimensi yang terdapat pada puisi, yang terdapatpada puisi “pulau api” ini adalah:
·Pohon-pohon
·Hutan
·Siang
·Pulau
·Bumi
b)Sebab akibat
Hal karena-akibat padapuisi ini merupakan terletak pada bait ke 2 larik ke pertama dan larik kedua,menjadi berikut:
Seperti orang gila
Dikatakan seprti oranggila adalah akibat, serta sebab menurut akibat itu adalah larik berikut:
Memecahkanjendela kaca serta etalase toko
Karena memecahkanjendela dan etalase toko, maka dikatakan misalnya orang gila, larik ini berperansebagai sebab dari akibat yg disebabkan diatas.
c)Hubungan
Hubungan yang terteradipuisi ini teretak dalam bait pertama menggunakan baik terakhir, baik pertamamengenai kessedihan menggunakan raunganedangkan baik terakhir mengenai kepasrawahakepada yang kuasa melalui diksi “Tuhan mengakibatkan kita lawan”
Bait 1
Geranganpulau apa ini penuh raung
Pohon-pohon pada hutan limbung
Burung-burung pada dahan murung
Diksi penjelasraung,limbung, murung
Bait 4
Gerangan pulau apa ini penuh arang
Dan cintamembakar kota-kota juga
Dan tuhanmenjadikan kita lawan
Diksi penjelas arang, cinta, danlawan
Hubunganyang terlihat jelas merupakan mengenai suasana kesedihan pada bait pertama denganraung, limbun dan sedih, atau tangis, cemas dan murung , lalu dihubungkandengan bait terakhir akan kepasrahan kepada Tuhan karena kematian kerabat atausiapapun yg dipandang menurut kalimat “Dan tuhanmenjadikan kita lawan”, yg dimaksudtuhan berakibat lawan merupakan, karna insan tidak mampu melawan tuhan danharus menerima kehendak yang kuasa yg sebenarnya bertentangan menggunakan hati insan.dapat disimpulkam kematian lantaran adakata “arang” yang menyimbolkan kematian karna arang adalah hasil ngaben ataupembakaran jenazah.
d)Perubahan
Perubahan yg terdapatpada puisi “Pulau Api” merupakan terletak pada bait ke tiga larik pertama dankedua, menjadi berikut:
Meskihari siang dan bumi terpanggang
Tapidi pulau itu dingin menulang
Perubahannyaterlihat berdasarkan diksi “terpanggang” sebagai “dingin menulang”, suatu hal yangsangat bertentangan karena keduanya sifat yang tidak sinkron.
e)Esensi
Esensi yang terkandungpada puisi “Pulau Api ” karya Beni R Budiman adalah, tentang suatu loka padakondisi berkabung yg diibaratkan menggunakan pulauapi, yang dijelaskan menggunakan kata atau diksi yg secara tidak langsungmenunjukan bahwa yg dimaksud dengan“Pulau api” adalah pulau dewata atau bali yang masyarakatnya mayoritasmemeluk tradisi ngaben atau prosesi adatjika terdapat yg tewas dunia. Ngaben merupakan pembakaran jenazah sampai menjadiabu. Diksi-diksi dalam puisi karya Beni R Budiman ini juga menjelaskan bahwa situasiyang digambarkan merupakan tentang situasi berkabung karena kematian ataukesedihan hal ini sanggup ditinjau berdasarkan diksi-diksi dalam larik-larik ini dia:
·Gerangan pulau apa ini penuh raung
Yang dimaksud menggunakan penuh raung merupakan tangisan karenakesedihan, lantaran kata raung yangsebenarnya mengartikan menangis serta memekik keras-keras, maka sanggup diartikandiksi raung disini adalah mengenai tangis sedih.
·Pohon-pohondi hutan limbun
Maksud menurut lariktersebut merupakan buat memperkuat larik sebelumnya, antara diksi raung dengandiksi limbun masihsaling bertautan mendeskripsikan kesedihan, limbun melemah atau layu, atau maknatidak langsungnya adalah tentang kedukaan tidak bersemangat seperti daun yanglayu, dan yg diibaratkan sebagai “hutan limbun” adalah insan yang tengahberduka.
·Menumpukan kayu bagi ngaben sendiri
Diksi yang sangat jelasmenjelaskan mengenai ngaben, jadi jelas bahwa esensi berdasarkan puisi ini adalahmenegnai suatu tempat yang bersuasana dingin serta berkabung karena kematianhanya raung atau tangisan yang terdapat mengiringi pembakaran atau proses ngaben.
2.kajian puisi mengenal pendekatanfilsafat melalui puisi “Sajak Bulan Mei” karya W.S Rendra
Sajak Bulan Mei 1998 diIndonesia
Aku tulis sajak ini dibulan gelap raja-raja.
Bangkai-bangkaitergeletak lengket pada aspal jalan.
Amarah merajalela tanpaalamat.
Ketakutan timbul darisampah kehidupan.
Pikiran kusut membentuksimpul-simpul sejarah.
O, jaman edan !
O, malam kelam pikiraninsan !
Koyak-moyak sudahketeduhan tenda kepercayaan .
Kitab undang-undangtergeletak di selokan
Kepastian hidupterhuyung-huyung pada comberan.
O, tatawarnafatamorgana kekuasaan !
O, sihir berkilauandari mahkota raja-raja !
Dari semenjak jamanIbrahim dan Musa
Allah selalumengingatkan
bahwahukum harus lebih tinggi
dari impian parapolitisi, raja-raja, dan tentara.
O, kebingungan yangmuncul dari kabut ketakutan !
O, rasa putus harapan yangterbentur sangkur !
Berhentilah mencariratu adil !
Ratu adil itu tidakada. Ratu adil itu tipu daya !
Apa yang wajib kitategakkan bersama
adalah Hukum Adil.
Hukum Adil adalahbintang panduan di dalam prahara.
Bau anyir darah yagkini memenuhi udara
menjadi saksi yang akanberkata :
Apabila pemerintahsudah menjarah Daulat Rakyat,
apabila cukong-cukongsudah menjarah ekonomi bangsa,
apabila aparat keamanansudah menjarah keamanan,
maka rakyat yangtertekan akan mencontoh penguasa,
lalu menjadi penjarahdi pasar dan jalan raya.
Wahai, penguasa duniayang fana !
Wahai, jiwa yangtertenung sihir tahta !
Apakah masih buta dantuli pada dalam hati ?
Apakah masih akanmenipu diri sendiri ?
Apabila saran akalsehat engkau remehkan
berarti pintu untukpikiran-pikiran gelap
yang akan timbul darisudut-sudut gelap
telah engkau bukakan !
Cadar kabut sedih citamenutup wajah Ibu Pertiwi
Airmata mengalir darisajakku ini.
Dalam kajian semiotika Michael Riffatere terdapat empatpoin primer dalam kajiaannya, yaitu:
1) puisiadalah aktualisasi diri nir pribadi, menyatakan suatu hal denga arti yg lain,
2) pembacaan heuristik dan hermeneutik (retroaktif),
3) matriks, model, serta varian, serta
4) hipogram (Riffatere pada Salam, 2009:tiga).
Berikut kajian puisi berjudul “Sajak Bulan Mei”karya W.S Rendra, menggunakan memakai pendekatan semiotika Michael Riffatere:
I.hermeneutik
Dilihat menurut judulnya yaitu “SajakBulan Mei”, tentu menjadi warga negara Indonesia sudah familiar serta akrab dengankejadian dalam mei 1998 dimana terjadi kerusuhan dan pemberontakan. Kembali padapuisi dalam puisi ini menyinggung keras tentang kekuasaan dan para pemimpinyang seolah tidak perduli bahkan ikut berkamuflase serta ikut andil pada kerusuhanyang terjadi.
Dalam puisi ini W.S Rendramemberikan gambaran jelas sesuai menggunakan keaadaan dalam masa itu, seperti padalarik-larik ini dia:
·Aku tulis sajak ini pada bulan gelap raja-raja.
·Bangkai-bangkaitergeletak lengket di aspal jalan.
·Koyak-moyaksudah keteduhan tenda agama.
·Kitab undang-undang tergeletak di selokan.
·O, sihir berkilauan dari mahkota raja-raja !
·apabila cukong-cukong sudah menjarah ekonomi bangsa.
Dilihat menurut sisi gramatikal dari larik-lariktersebut terjadi poly diksi yg mengalami pengulangan atau menggunakan kata laindalam puisi ini banyak masih ada kata ulang, seprti:
·raja-raja.(sebesar dua kali)
·bangkai-bangkai
·koyak-moyak
·undang-undang
·cukong-cukong
·simpul-simpul
·terhuyung-huyung
·pikiran-pikiran
·sudut-sudut
Tetapi berdasarkan banyaknya istilah ulang ini tidakmempengaruhi atau nir berakibat kalimatnya membuahkan ungramatikal.
II.matriks, Model, dan Varian
Puisi “sajak bulan mei”karya W.S Rendra, banyak mengungkapkan kepelikan sosial serta politik diIndonesia, seperti yg terdapat pada baris 1, dua, 9, 10, 13, 38 . Tetapi dalam puisiini jua masih ada baris-baris yg memberikan kesan didaktis atau pesan moralkepada para pembaca misalnya kutipan berikut:
“Dari semenjak jamanIbrahim dan Musa
Allah selalumengingatkan
bahwahukum harus lebih tinggi
dari impian parapolitisi, raja-raja, dan tentara.”
Selain itu, terdapatpula baris-baris yg merepresentasikan ketegasan, keputusasaan, dan kritikkeras kepada para pemimpin yang dicitrakan dalam puisi menggunakan kenyataan yangbersifat sosial politik. Semua representasi itu adalah varian berdasarkan matriksyang sama, yangmana tidak seluruh hal ada dalam teks, didalamnya terdapatoposisi ketuhanan atau keagamaan, sosial, politik, kemanusiaan dan kekuasaan.
III.hipogram: intertekstualitas
Matriks oposisi antaraketuhanan atau keagamaan, sosial, politik, humanisme serta kekuasaan, kelima oposisi tersebut bisa jugadisebut jua menjadi hipogram karena antara kelimanya memiliki keterkaitan atauhubungan yang konteksnya tidak jauh tidak sinkron, keagamaan menggunakan kemanusiaan,manusia nir terlepas menurut keyakinan atau keagamaan, lalu antarasosial, politik dan kekuasaan adalah satu rangkaian dalamkehidupan, politik terdapat pada global sosial serta pada global sosial, kekuasaan menjadi hal yangmutlak.