PENGERTIAN WACANA UNSUR CIRI DAN JENISJENIS WACANA


Kata wacana merupakan keliru satu katayang banyak dianggap saat ini selain demokrasi, hak asasi manusia, masyarakatsipil, serta lingkungan sipil. Akan tetapi, seperti umumnya poly istilah semakintinggi disebut serta digunakan kadang bukan makin kentara tetepi makin membingungkandan tidak wajar, Erianto (pada Odien R).
Dalam kaitannya , menggunakan penggunaanistilah ihwal, Budiman (dalam Odien R, 2014) menyatakan bahwa menggunakan frekuensipemunculannya yg relatif tinggi belakangan ini lebih poly media massa danpercakapan sehari-hari, kata perihal kemudia terpuruk sebagai sebuah jargondengan pengertian yang tidak pernah begitu jelas atau bahkan simpang siur.

A.Pengertian Wacana

Pada mulanyakata perihal pada bahasa Indonesiadigunakan buat mengacu pada bahan bacaan, percakapan, tuturan. Wacana merupakan satuan bahasayang paling besar yg dipakai dalam komunikasi. Wacana merupakan tatarantertinggi dalam gramatikal secara berurutan satuan bahasa yang terdapat dibawah wacanaadalah kalimat, klausa, frasa, istilah, serta suara atau fonem. Kemudian secaraberurutan rangkaian suara (fonem) menciptakan kata, rangkaian kata membentukfrasa, rangkaian frasa menciptakan klausa, rangkaian klausa membangun kalimat,serta rangkaian kalimat membentuk wacana menjadi suatu satuan yg utuh danmemiliki makna yang lengkap. 
Dilihat darisisi dari istilah, perihal atau pada bahasa inggris, discourse berdasarkan webster 1983 asal berdasarkan bahasa latin, discursus, yg berarti “lari kian-kiankemari” (yg diturunkan dari bahasa latin dis,yg berarti” menurut, dalam arah yg tidak sinkron), serta currere, yang berarti “lari”). Selanjutnya, discourse atau ihwal bisa diartikan sebagai:
1)Komunikasi pikiran menggunakan kata-kata, aktualisasi diri pandangan baru-wangsit ataugagasan-gagasan,konversasi atau dialog;
2)Komunikasi secara generik, terutama sebagaisuatu objek studi atau pokok telaah; serta
3)Risalat tulis, disertasi formal, kuliah,ceramah, khotbah.

Selanjutnya paraahli membicarakan bahwa, Wacana adalah satuan bahasa terlengkap serta tertinggiatau terbesar pada atas kalimat atau klausa menggunakan koherensi serta kohesi tinggiyang berkesinambungan yg mempunyai awal serta akhir konkret, yang disampaikansecara mulut atau tertulis (Tarigan, 1987).
Kemudian wacanaadalah ‘kesatuan makna (semantis) antar bagian pada dalam suatu bangun bahasa.dengan kesatuan makna, wacana dipandang menjadi bangun bahasa yg utuh karenasetiap bagian pada pada ihwal itu berafiliasi secara padu. Disamping itu ,selain itu wacana jua terikat pada konteks. Sebagai kesatuan yg tak berbentuk ,wacana dibedakan berdasarkan teks, tulisan, tuturan, atau inskripsi, yang mengacu padamakna yang sama yaitu, wujud nyata yang terlihat, terbaca, atau terdengar.(Kusharanti, Untung Yuwono, Multamia RMT Lauder, 2007).
Pakar lain,stubbs (1983) menjelaskan bahwa perihal adalah organisasi bahasa diatas kalimatatau diatas klausa; dengan perkataan lain, unit-unit linguistik yang lebihbesar daripada kalimat atau klausa, seperti pertukaran-pertukaran percakapanatau teks-teks tertulis. Secara singkat: apa yg disebut teks  bagi ihwal adalah kalimat bagi ujaran (utterance)
Serupa denganpengertianatau definisi perihal diatas,(Harimurti Kridalaksana, 1983: 179) Wacana (discourse) merupakan satuan bahasaterlengkap; pada hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggiatau terbesar.
Dari berbagaidefinisi tentang diatas,lalu perihal dapat diartikan sebagai suatu satuan gramatikal yg memilikitingkatan lebih tinggi menurut klausa serta kalimat serta memiliki kesatuan makna(semantis) yang lengkap serta utuh karena dalam konstruksinya perihal memilikikesatuan yang utuh yg saling berpadu satu kontruksi dengan kontruksi lainnya.wacana dibedakan menjadi beberapa bagian, dibedakan berdasarkan teks, tulisan, tuturan, atau inskripsi,yang mengacu dalam makna yang sama yaitu, wujud konkret yang terlihat, terbaca,atau terdengar.

B.Unsur-unsurWacana

1)Unsur Internal
Unsurinternal pada perihal adalah unsur yg masih ada didalam ihwal atau dengankata lain unsur internal wacana merupakan susunan satuan istilah yg kemudianmenjadi kalimat. Kata merupakanbagian menurut pada kalimat, serta kalimatmerupakan satuan istilah yg tersusun berdasarkan beberapa istilah yg diberikan intonasifinal sebagai satu makna.  kemudiansatuan istilah yg berposisi sebagai kalimat akan bertalian serta sebagai wacanasebagai satu kesatuan yg utuh serta mempunyai makna yang lengkap.
Selainkata serta kalimat salahsatu unsur internal perihal adalah teks dan konteks, teks identik dengan bahasa tulis ataunaskah, sedangkan konteks merupakanbagian suatu uraian atau kalimat yg dapat mendukung atau menambah kejelasanmakna.
Jadiunsur internal pada perihal merupakan, katadan kalimat, serta teks serta konteks.
loading...
2)Unsur Eksternal
Unsureksternal perihal adalah unsur luar tentang, namun sebagai bagian menurut wacana,misalnya:  referensi, surat keterangan merupakan perilaku pembicara atau penulis yangmenghubungkan anatarkata dengan benda (orang, tumbuhan, rumah, buku, tas dansebagainya).  Interferensi atau kesimpulan pembaca. Implikatur merupakan salahsatu unsur eksternal tentang yg berartiujaran yang memiliki makna implisit atau tersembunyi. Selanjutnya,  preuposisi merupakan acum atau perkiraandasar yang membantu bentuk bahasa sebagai bermakna bagi pendengar/pembicara.
                             
C.Ciri-karakteristik Wacana

       Dari berbagai definisi serta pengertianwacana diatas, maka ciri-ciri wacana adalah sebagai berikut:
1)Sebuah Satuan gramatikal
2) Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
3)Untaian kalimat-kalimat
4)Memiliki interaksi kontinuitas,berkesinambungan
5)Memiliki hubungan koherensi (tersusunnyauraian atau pandangan  sehinggabagian-bagiannya berkaitan satu menggunakan yg lain dengan istilah lain memilikikeselarasan)
6)Memiliki hubungan kohesi (keterikatanantarunsur dalam struktur sintaksis atau struktur wacana yg ditandai antaralain konjungsi, pengulangan, penyulihan, serta pelesapan)
7)Medium sanggup ekspresi juga tulis

D.Jenis-jenis wacana

1.BerdasarkanSaluran yang Digunakan dalam Berkomunikasi

Wacanadapat dibedakan menjadi wacana tulis serta wacana lisan.
a.wacana Tulis
       Wacanatulis berupa rangkaian kalimat yang benar-benar mengungkapkan ragam bahasatulis. Wacana tulis dapat kita temukan dalam bentuk buku, berita koran, artikel, serta makalah.

b.wacana Lisan
Wacana lisan merupakan rangkaian kalimat yangmenggunakan ragam lisan atau di transkip dari rekaman bahasa lisan. Contohwacana lisan diantaranya seperti percakapan, khotbah (spontan), serta siaranlangsung di radio atau televisi.
Berkaitan dengan dua jenis teks diatas, beberapa ahli mengatakan bahwa bahasa dalam wacana lisan berbeda denganbahasa dalam wacana tulis. Dari penelitian Labov (1971), Sinclair serta Coulthard(1975), serta Chafe (1979) ditemukan beberapa ciri bahasa dalam wacana lisan dibanding dengan bahasa dalam wacana tulis, seperti berikut :
a.kalimat dalam wacana lisan cenderungkurang terstruktur (gramatikal) bila dibandingkan dengan bahasa tulis. Bahasalisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan sering hanya berupaurutan kata yang membentuk frasa. Hal ini wajar karena dalam emnggunakan bahasasecara lisan, penutur tidak sempat utnuk merevisi bahasa yang diucapkannya.penutur tidak mampu untuk memantau secara terus-menerus bahasa yangdigunakannya. Sebaliknya, bahasa tulis cenderung lengkap serta panjang bahkan adayang terdiri atas beberapa klausa. Penggunaan bahasa dalam wacana tulis selaludi pantau serta direvisi karena penulis memiliki kesempatan untuk melakukan halitu.
b.bahasa pada perihal verbal, penataansubordinatifnya lebih sedikit, berdasarkan pada bahasa tulis. Dalam wacana ekspresi,cenderung tidak menggunakan kalimat (majemuk) yg subordinatif yg biasanyapanjang-panjang.
c.bahasa pada wacana ekspresi jarangmenggunakan piranti hubung, karena didukung sang konteksnya. Bahasa dalamwacana tulis sering memakai piranti hubung buat membuktikan keterkaitanide.
d.bahasa dalam wacana tulis cenderungmenggunakan frasa benda yang panjang, sedangkan dalam ihwal ekspresi tidak.
e.kalimat-kalimat pada bahasa tuliscenderung berstruktur subjek-predikat sedangkan bahasa ekspresi menggunakanstruktur topik komen atau tema-rama.
f.dalam bahasa ekspresi, pembicara dapatmengubah struktur atau memperhalus ekspresi yg kurang sempurna pada ketika itujuga, sedangkan pada bahasa tulis hal itu nir dapat terjadi.
g.dalam bahasa verbal khusunya dalampercakapan sehari-hari pembicara cenderung memakai kosakata umum.sebaliknya pada bahasa tulis sering dipakai istilah-kata teknis yangmempunyai makna spesifik.

2.Berdasarkan Jumlah Peserta yangIkut Ambil Bagian pada Komunikasi 

Ada tiga jenis wacana, yaitu monolog,dialog serta polilog.
a.monolog
Monologmerupakan jenis tentang yg hanya tertuju buat satu orang saja. Dalam wacanamonolog, pendengar nir menaruh tanggapan secara langsung atas ucapanpembicara. Pada waktu itu pembicara memiliki kebebasan buat menggunakan waktunya,tanpa diselingin sang mitra tuturnya.
b.dialog
Dialogmerupakan jenis perihal saat peserta dalam komunikasi itu ada 2 orang danterjadi pergantian peran berdasarkan pembicara sebagai pendengar atau kebalikannya. Padadialog terdapat pergantian kiprah dimana waktu pembicara sudah terselesaikan berbicaraakan sebagai pendengar atau kebalikannya.
c.polilog
Polilogmerupakan jenis wacana saat peserta dalam komunikasi itu ada dua orang ataulebih serta terjadi pergantian peran dari pembicara menjadi pendengar atausebaliknya.

Ditinjau dari peranpara pesertanya, perihal obrolan atau polilog adalah ihwal timbal kembali.menurut Cook (1989:55), ihwal jenis ini adalah satu jenis ihwal yangdihasilkan sang orang-orang yg berinteraksi timbal-pulang. Dalam obrolan danpolilog, penerima pesan dapat menaruh tanggapan eksklusif terhadap ujaranpembicara. Tanggapan itu diberikan secara eksklusif tanpa menundanya. Hal inilahyang membedakan menggunakan wacana tak timbal kembali misalnya monolog. Dalam wacanatak timbal pulang, pendengar tidak bisa langsung berperan sebagai pembicara.
Selanjutnya, dialogatau polilog merupakan suatu insiden tutur yang berbeda dengan peristiwatutur yang lain. Dialog atau polilog dapat terjadi bila ada 2 orang ataulebih sedang melakukan pembicaraan. Satu orang berfungsi menjadi pembicarasedang yg lain berperan menjadi pendengar. Peran ini berlangsung secarabergantian dengan satu periode tertentu.

3.BerdasarkanTujuan Berkomunikasi

Wacanadapat dibedakan sebagai tentang deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi dannarasi.
a.wacanaDeskripsi
Wacana deskripsi adalah jenis wacanayang ditujukan pada penerima pesan agar dapat menciptakan suatu gambaran(imajinasi) tentang suatu hal.
b.wacanaEksposisi
Wacana eksposisi bertujuan untukmenerangkan sesuatu hal pada penerima agar yg bersangkutan memahaminya.
c.wacanaArgumentasi
Wacanaargumentasi merupakan salah satu bentuk perihal yang berusaha mempengaruhipembaca agar menerima pernyataan yang dipertahankan, baik yg berdasarkan padapertimbangan logis juga emosional (Rottenberg, 1988:9).
d.wacana Persuasi
Wacanapersuasi merupakan tentang yg bertujuan menghipnotis kawan ungkap untukmelakukan tindakan sinkron yg diperlukan penuturnya.
                                                                                                          
e. Wacana Narasi
Wacananarasi merupakan satu jenis wacana yang berisi cerita. Dalam narasi terdapatunsur-unsur cerita yang penting mislanya unsur waktu, pelaku serta peristiwa.

2.1Aneka Kesalahan Sintaksis

A.kesalahanberbahasa

       norma Kesalahan berbahasa adalah bagiandari konversasi atau komposisi yang menyimpang dari beberapa baku (normaterpilih) performansi bahasa orang dewasa (Dulay [et all], 1982 : 277).  Kesalahan berbahasa diartikan jugasebagai penyimpangan-penyimpangan berbahasa yang dilakukan oleh seseorangsecara sistematis serta konsisten.
Jadi kesalahan berbahasa merupakan penggunaankomposisi bahasa yang menyimpang dari norma baku atau dengan kata lain dalambahasa indonesia kesalahan berbahasa merupakan suatu perilaku penggunaan bahasayang tidak sesuai dengan EYD atau ejaan yang disempurnakan, atau tidak sesuaidengan kaidah-kaidah kebahasaan, yang identik dengan slogan “pergunakanlahbahasa indonesia dengan baik serta benar”.
B.kesalahansintaksis
 Kesalahan sintaksis merupakan kesalahan atau defleksi struktur frasa,klausa, atau kalimat, dan ketidaktepatan pemakaian partikel.
Contoh:
Latihan bernyanyi diadakan sekali setiap minggu.
Yang seharusnya:
Latihan bernyanyi diadakan setiap minggu. Atau
Latihan bernyanyi diadakan sekali seminggu.

Dia tidak bisa hadir disebabkan karena beliau sakit.
Yang seharusnya:
Dia tidak bisa hadir karena beliau sakit.

C.sumberKesalahan Sintaksis
Kesalahan sintaksis terjadi padabeberapa sumber dalam tataran linguistik, yaitu kesalahan dalam tataranfonologi, kesalahan tataran morfologi serta sintaksis.
a) .      Kesalahan tataran fonologi;
                        Sumber  kesalahan berbahasa  dalam  tataran fonologi  bahasa  Indonesia antara lain: fonem, diftong,kluster serta pemenggalan kata. Sumber kesalahan itu terdapat pada tataranberikut.

1)Fonem/f/ diucapkan sebagai /p/
Salah
Benar
Pakultas
Fakultas
Positip
Positif
Lapal
Lafal
Aktip
Aktif

2)Fonem/z/ diucapakan menajadi /j/.
Salah
Benar
Jaman
zaman
Jakat
Zakat
Jabur
Zabur

3)Fonem /z/ menajadi /s/
Salah
Benar
Asas
Azas

4)penghilangan fonem/k/.
Salah
Benar
Hawatir        
Khawatir
Malum
Maklum
Ahlak
Akhlak


b) .      Kesalahan tataran morfologi dansintaksis;
- Salah penentuan bentuk dari.
Kata
Salah
Benar
Mengimbau
himbau
imbau

- Fonem yg luluh tidakdiluluhkan.
Fonem yang seharusnya luluh namuntidak diluluhkan
Salah
Benar
Mentabrak
menabrak
Mentertawakan
menertawakan
Mentumbuk
menumbuk


- Fonem yg nir luluh  diluluhkan dari fonem /f/.
Salah
Benar
Memitnah
memfitnah
Memotokopi
memfotokopi
Memasihkan
memfasihkan

- Penulisan morfem yang keliru.
Salah
Benar
Nonmuslin
non-muslim
Ku ajak
Kuajak
Hambanya
hamba-Nya
antar kota
antarkota

- Pengulangan yang salah .
Salah
Benar
Kereta cepat-kereta cepat
Kereta-kereta cepat
bunga latif-bunga indah
bunga-bunga indah
Buku buku
Buku-buku

- Penulisan istilah majemuk yangserangkai
Salah
Benar
Mata hari
Matahari
Sapu tangan
Saputangan
segi tiga
Segitiga
dasa warsa
Dasawarsa




Daftar pustaka
Kusharanti,Yuwono Untung, Multamia LaudeRMT. PesonaBahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. 2007. PT Gramedia Pusaka Utama.jakarta.
Modul UT SINTAKSIS
Modul UT WACANA.
Suherlan, Rosidin Odien. Ihwal Ilmu Bahasa serta Cakupannya.fkip UNTIRTA PRESS. 2004
//nuryantowiryo.blogspot.com/2013/03/analisis-kesalahan-berbahasa.html  (diunduhpada tanggal 12 november 2014, pukul 20:35 WIB)
httpfile.upi.edudirektoriDUALMODESPEMBINAAN_BAHASA_INDO23ESIA_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA10_BBM_8.P(diunduh dalam lepas 12November 2014, pukul 20:40 WIB)









Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel