CERPEN SAYANG KAMU MILIK ORANG LAIN

            Rintikhujan masih enggan enyah dari semesta senja ini, sedang surya segerabergegegas pulang. Satu persatu kursi halte tempatku menunggu bis mulai kosong.hanya terdapat satu pasangan remaja yang masih mencumbu istilah sembari ketawa-ketiwidiujung kursi. Aku sedikit berpandangan sinis terhadap mereka. Entahlah mungkinaku iri dalam mereka. Lantaran saya masih saja sendiri serta kesepian.
        Sembarimenunggu bis datang fikiranku mengawang-awang ke mana-mana. Fikiranku tersugestioleh cumbuan istilah cinta yang terdengar jelas diantara pasangan remaja itu.katanya cinta itu indah, cinta itu sayang, cinta itu ya,..cinta tidak dapatdiungkapkan hanya dengan beribu istilah begitu manis serta indahnya cinta. Tapibagiku cinta itu merepotkan. Begitu sinisnya aku dalam cinta.
            Akulebih suka sendirian daripada menjalin interaksi atau berpacaran, lantaran bagikuitu membuat repot. Aku lebih senang kemana-mana dan melakukan hal apapunsendirian. Aku nir mau membuat repot siapapun, saya lebih bahagia memendam masalahdan keresahan sendirian daripada mengungkapkannya, termasuk saat aku jatuhhati ataupun sedang sakit hati itu tak akan terlihat diwajahku. Aku lebih memeilihmengabaikan perasaanku sendiri buat perasaan yg nir krusial itu, jatuh cintaatau terluka aku lebih senang memendamnya sampai aku lupa jikalau aku sedangjatuh cinta ataupun terluka.
Aku merupakan sosok perempuan yang keras dankuat tak percaya cinta serta kesetiaan karena sekali lagi itu membuat repot buang-buangwaktu. Ya ini persepsiku yang sinis terhadap cinta. Namun di sisi lain adabisikan yang mengatakan itu bukan kuat akan tetapi itu semacam prosedur pertahanandiri suatu cara supaya kamu nir tersakiti karena trauma sakitnya dikhianti olehorang yg sangat dicintai.
            30 menitberlalu kusakisikan pasangan yg tengah dimadu asmara itu. Suara rintik hujanmasih kurang jelas terdengar menurut atap serta satu suara samar terdengar semakinmendekat. Suara sepatu sesok laki-laki berkemeja putih menggunakan setelan rapih danwewangian yang telah mulai memudar karena bekerja seharian namun pesonanya takmemudar sedikitpun.
“eh, Maria..aku boleh duduk disini kan?” tanya Rizky
“ya Ki duduk aja”
            Kamihanya membisu tak berdialektika sedikitpun sampai 15 mnt lalu bis datang.kamipun memasuki bis yang sama, sayangnya bis terisi penuh dan memaksa aku danRizky wajib berdiri bersebelahan. Jalan yang bergelombang membuatku harus terusmenjaga keseimbangan, ya aku nir tinggi karena itu berpegangan berdiri di bisadalah galat satu usaha untukku serta itu tidak gampang.
            Tiba-tibapegangan tanganku terlepas serta tubuhku jatuh menghempas ke Rizky bak di dramakorea saja kami saling bertatapan sayangnya tidak ada soundtrack yg mengiringijantungku berdetak kencang tak karuan seolah-olah seisi bis dapat mendengar dagdig dug nya jantungku, akan tetapi saya benar-benar takut. Takut apabila seisi bismenanyakan lantaran siapa detak jantung ini berdetak amat kencang?.
Aku telah sampai dirumah dan seperti adayang janggal berdasarkan ini, mengapa cita rasanya hatiku sakit sekali serta dadaku berdebarkencang, ah mungkin ini efek terjatuh tersebut. Tapi apakah hadirnya bayang-bayangRizky juga pengaruh dari terjatuh tersebut? Gumamku pada hati.
***
Jatuh cinta serta merasakan sakit karenacinta merupakan satu hal yg saling berintegrasi. Berani jatuh cinta maka beranisakit karena cinta pula. Sejatinya jatuh itu sakit, apalagi jatuh sendirianlebih sakit rasaya. Sama halnya  dengancinta,  jatuh cinta, jatuh cinta ituindah cita rasanya akan tetapi ketika kita hanya jatuh cinta sendirian tanpa dia yg kitacintai ikut terjatuh bersama kita maka itu akan menyakitkan, karena jatuhsendirian itu menyakitkan. Di waktu seperti ini bangun menurut kejatuhan adalahsolusi terbaik.
Ah! Tidak ini situasi yang sulit, hatikutidak bisa kubohongi bahwa saya sahih-benar jatuh cinta kepadanya. Belakanganini ada sosok adam yang saya tak ingin mengungkapkan namanya lantaran setiap kusebutnamanya jantungku berdebar lebih kencang, dan aku takut debar jantungkuterdengar sang dia. Sebut saja dia Rizky, ah tidak itu memang namanya.
Adaketeduhan pada pandangannya, kesejukan pada sapanya. Wajahnya yg oriental denganmatanya sedikit sipit, hidungnya yang siap menciptakan siapapun cemburu melihatkeelokannya. Bibirnya yang semu memerah memancarkan senyum yang manisnyamengalahkan manisnya madu. Alisnya yang tebal hampir menyambung satu sama lainmenambah ketegasan wajahnya. Tubuhnya tinggi semampai. Satu lagi, sikapnya yangriang ramah dan peduli membuatku terus membayangkannya

“Ah!Apa ini? Aku benar-benar membayangkan dan menjelaskannya”

Tuhan ! Tolong saya, tolonglah hati ini,saya tak ingin terpaut dalam hati yg nir terpaut padamu juga padaku.
            Hariini senin, hari pertama masuk kerja di kantorku sesudah libur selama beberapahari. Aku begitu bersemangat buat bekerja. Entahlah, ku mulai sapukan bedakdipipiku, kulukiskan pemerah bibir di bibirku, ku tata pakaianku semodis dansenecis mungkin.
            Sampaidikantor, ruangan telah mulai dipenuhi oleh karyawan lain yang sudahbersiap-siap buat pekerjaannya masing-masing serta sebagian karyawan masih asikmengobrol mengenai liburan mereka.
“tidak,..tidak,..tidak” suara sepatu menurut kejauhan
“dag diig dug” tidak karuan detakjantungku
Dadaku datang-datang berebar tidak karuan.lagi! Mengapa ini terjadi lagi. Ku hela nafas buat menghalaui debar dada yangkencang ini, ah apakah aku sakit?
“Wewangian ini misalnya kukenal didalambis semalam, apakah ini Rizky?”  Tanyakudalam hati padaku sendiri.
“selamat pagi Maria” sapanya padakudengan senyum yang merekah berdasarkan bibir yg teduh itu.
Takhabis sejuta diksi untuk membicarakan indahnya dirimu. Lewat wewangian yangkau kenakan, lewat kemeja yg kau kenakan serta aku jatuh cinta pada kedua bolamatamu. Dan akhirnya aku mengakui pada diri sendiri bahwa aku memang jatuhcinta padanya.
Tapi, iya tapilogikaku masih menolak mengakui kalau aku memang jatuh cinta, itu bukan cintahanya mengagumi dan misalnya yg kau memahami Rizky sudah punya kekasih. Dan yangharus kulakukan merupakan memendam perasaan itu sampai aku lupa jika saya sedangjatuh cinta pada Rizky.
Aku belummenceritakan jika aku dan Rizky bekerja menggunakan tugas yang saling berafiliasi.hal itu memungkinkan aku terus bertemu dengannya. Mungkin perasaan ini munculkarena acapkali aku berhubungan denganya, karenanya saya wajib mulai mengontroldiri serta menjauh sebelum perasaan ini terendu sang Rizky lantaran aku akan sangatmalu nantinya.
            Waktumenunjukan pukul 15.00 saya selesai waktunya meeting dan aku telahmempresentasikan tugasku serta syukurlah semuanya lancar.
“Maria...”panggil Rizky padaku

“iya,terdapat apa?”

“prsentasikamu indah tersebut”

“oh,ya terimakasih”

aku sedikit cuek, tepatnya pura-puracuek dan pergi menggunakan entengnya tanpa berpamitan, saya berusaha menghindar darisetiap pertemuan dan tatap matanya.
***
 Mentari dan rembulan silih bergantimenerangi alam,

 jarum jam terus berputar

Hariterus berganti,

namunperasaan ini masih juga belum terhenti.


            Sepertibiasanya, aku sendirian berjalan di lorong kantor yang mulai sepi. Tapi bagikuini sesuatu yang menyenangkan merasakan kehampaan yg nyaman. Tapi seketikaaku dikagetkan oleh sesosok laki-laki berkemeja putih menggunakan dasi abu-abu yangmenghiasi kerahnya, beliau menoleh kearahku, ah nir!
“maria, tunggu” panggil Rizky
Aku hanya membisu tidak menyampaikan. Sementaradebar jantung ta kuasa kusembunyikan
Akutakut dia memahami apa yg ada pada hatiku, karena hatiku dipenuhi dengan lalulintas namanya, memompa harapan yg semakin membumbung
“tak perlu penggambaranvisual karena perasaan dapat terlihat tanpa disengaja” ucap Rizky padaku
“apa maksudmu?”
“Maria, bisakah kamuberhenti menghindar dariku, mengapa engkau menghindar? Apakah kamu takut saya tahukamu menyukaiku?”
Kalimatnya menciptakan hatiku tertampar danpedih seolah.
“apa? Aku menyukaimu? Atas dasar apakamu menyampaikan itu?”
“jika bukan lantaran menyukaiku, laludebar jantungmu yg kencang itu milik siapa?”
 “bisakah engkau berpura-pura untuk nir tahusaja? Mengenai apa yang aku rasa untukmu dan akupun akan berusaha untukmenghilangkan perasaan ini”
“Maria,..” mencoba memotongpembicaranku
Aku terus melanjutkankalimatku tanpa menatap matanya
“ini rasaya cukupmenyakitkan, melihat orang yang diam-diam kita cintai mengetahui perasaan kitasedang dia nir mempunyai rasa yang sama. Ini malu”
            Rasanya saya sangat memalukan dan tak punya muka dihadapannyalagi. Mengapa kau sangat kolot hingga beliau saja memahami bila kau menyukainya.

***
            Setelahperbincangan yg menegangkan seminggu yg lau, aku benar-benar tidak bertegursapa dengannya, meskipun banyak kolega tempat kerja yg merasa aneh menggunakan kami.
            Nampaknyasaat ini oleh raja siang berpihak padaku, mengalah pada hujan, bersembunyi padaawan berjelaga. Ya! Kali ini adalah hujan pertama dan pembuka pada demam isu kaliini. Aku suka hujan, saya suka irama iringan air yang jatuh ke tanah. Dan akusuka bau tanah saat hujan rasanya menenangkan. Ibagiku ini adalah nikmat tuhanyang wajib kunikmati.
            Hampirlima belas mnt berlalu saya masih terduduk termangu menyaksikan sendu yangterlihat disetiap rintik hujan yang mulai mereda. Sekarang pukul 12.45 akumenghabiskan ketika istirahat dengan berdiam diri pada dekat jendela kantor, udaracukup dingin sang paparan angin yang berkecamuk serupa dengan hatiku.
“teh hangat minumlah” seseorangmemberikan selas teh hangat dari belakangku
“terimakasih” jawabku singkat
“apakah engkau masih berfikir sama untukmembohoni perasaanmu?”
            Sepertinyaaku mengenal suaranya, ya itu Rizky di belakangku. Ah. Aku tak habis fikiruntuk apa dia datang serta berbicara dengan dalih segelas teh ini.
“aku nir membohongi sepenuhnyaperasaanku, aku hanya berusaha membuat sistem pertahanan diri buat tidakterluka karena penghinaanmu kemarin”
“Maria, kamu yakin menggunakan keputusnamu,kamu tidak mau mendengar pernyataanku?”
“pernyataan apa?”
“aku jua menyukaimu”
            Mendengarpernyataannya detak jantungku seolah melemah tidak seperti  umumnya ketika dekat dengannya.
“kamu jangan bergurau,...ini tentangperasaan”
“saya tidak bergurau”
“bukankah engkau punya kekasih?”
“ya. Tapi kau nir membohongi dirisendiri jika aku senang sama kamu, aku mau engkau jadi kekasihku”
“ini tidak benar, ki...kenapa engkau jadiseperti ini, jangan membuatku resah”
“saya juga risau, aku pula resah denganperasaan ini, aku ingin denganmu tapi saya tak ingin menyakiti perasaan beliau”
“ah sudahlah, ini terlalu menyakitkan,aku sangat mengharapkanmu, dan kamu membuatku semakin sakit dengan pernyataanmuitu, saya juga tidak mau sebagai penjahat yg merebut kekasih orang”
            Rizkymemegang kedua bahuku menghadapkan aku tepat pada wajahnya, saya tidak mampu untukmenatap wajahnya terlalu menyakitkan. Aku sedikit berkaca-kaca
“Maria, saya tidak sanggup mengendalikandiri buat ngin selalu dekat denganmu” matanya yang latif trelihatberkaca-kaca, wajah rupawannya memerah
“Rizky, ayo bersama-sama kita berbohong”
“berbohong apa maksudmu?”
“berbohong terhadap perasaan yang kitarasakan”,
 Terkadang membohongi diri sendiri denganmengatakan apa yg dikatakan sang nalar serta menyampaikannya dalam perasaanhati adalah yg terbaik.  Membohongihati itu krusial karena hati kita itu sulit buat dibohongi, bila hati mampukita bohongi dengan keyakinan yg bersumber menurut fikiran maka apa yang adadifikiran kita akan bisa dicapai, karna saraf dan hati itu merupakan 2 hal yangpenting dan dua hal yang bertolak belakang--quotes by Muhammad Ali.”
“menurutmu saya mampu melakukannya? Aku gakbisa maria”
“ah! Sudahlah ini cukup pedih, kitaakhiri sampai disini, perasaanku juga perasaanmu relatif kita yg memahami, jikakamu memiliki keberanian buat mendmaingiku pada hidupku, aku masih menunggumu”
            Rizkyterdiam menggunakan air mata yg mulai menetes di pipinya yang menwan. Ah! Aku sangatmenyukainya. Tapi, Sayang Kamu milik orang.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel