AKHIRNYA TAKDIR MENJAWABNYA PART I ZIKRUNAL ULYA CERPEN




Hidup adalah masa berkarya. Dimana kita diberi setiap batasan ketika yang lalu kita sebut umur,
pada batasan saat itulah kita melihat banyak sekali macam warna tinta kehidupan. Hitam putih hayati ini sebagai tantangan tersendiri bagi sang pemilik jiwa. Dengan tekad itulah aku lahir didunia ini.


            Zaya Lestari itulah nama anugerah berdasarkan mendiang ibuku. Tepatnya dalam 4 mei 1995 beberapa mnt sehabis kelahiranku,  ibuku meninggal dunia. Ia hanya meninggalkan sepucuk surat pada bapakku.

suamiku,
maafkan saya yg nir sanggup menemanimu hingga akhir hayatmu.
Lewat surat ini Kutitipkan salam rinduku pada mu, waktu kamu membaca surat ini
aku sudah pulang untuk selamanya. Yakinlah wahai suamiku, aku telah bahagia disisiNya.
Wahai suamiku
Dengan surat ini aku memintamu buat menitipkan putri kita pada temanku Rummi di jakarta
Aku sangat mengerti keadaanmu yang telah nir mampu lagi merawat seorang bayi seseorang diri. Oleh karena itu, berikanlah hak asuh Zaya dalam rummi. Kau hanya wajib mengantarnya padanya karna sebelumnya saya telah mengungkapkan hal ini padanya.
Suamiku tercinta
Aku telah menyiapkan nama bagi anak kita, ZAYA LESTARI itulah nama yang telah kupersiapkan untuk putri kita. Semoga kamu memenuhi wasiatku ini.
            Salam sayang
            Mendiang Istrimu


Sepeninggal ibuku, bapakku hayati sebatang kara di Aceh, walaupun kutahu warga disekitarku nir akan membiarkan tetangga mereka larut dalam kesedihan. Sudah sebagai kebiasaan masyarakat Aceh buat saling membuatkan dan tolong menolong dalam hal apapun, aku juga nir terlalu risi karna ada beberapa kerabat bapakku yg pula tinggal bersebelahan dengan rumahku, aku bersyukur Allah masih memberinya kesehatan dan fisik yg bertenaga buat terus bekerja demi membayar semua hutangnya pada seorang saudagar kaya pada kampungku, pak Mail namanya. Bagaimana mungkin saya lupa dengan perangai jelek pak Mail yg arogan serta suka menindas masyarakat kecil. Ia jua terkenal menggunakan saudagar yang memiliki 6 orang  istri padahal dalam islam seorang laki laki tidak boleh menikah lebih menurut 4 orang wanita walaupun dia mampu.

Surat itulah yang membuatku berada disini. Aku tinggal beserta ibu angkatku yang akrab kusapa ummi, dia seseorang janda dengan seseorang putra yg sekarang sedang menuntut ilmu dinegeri para nabi tepatnya di universitas tertua di global, Al Azhar Cairo, Mesir. Beliau merupakan seorang pensiunan dosen disebuah universitas dijakarta, walaupun beliau hanyalah seseorang bunda angkat namun beliau menyayangiku layaknya anak kandung sendiri dan itu bisa kurasakan, rasa iba dan afeksi yg beliau berikan padaku cukup membuatku nyaman tinggal bersama mereka.

Sebagai seorang anak angkat aku relatif tahu diri buat membahagiakannya, dia telah kuanggap misalnya mak kandungku sendiri. Aku adalah seorang mahasiswa psikologi di keliru satu universitas dijakarta dan seminggu lagi merupakan hari wisudaku sesudah sekian lama aku berjuang buat menyandang gelar sarjana, saya ingin dihari wisudaku nanti aku bisa membuat ummi bahagia menggunakan prestasiku, berkat jasa dia aku mampu melanjutkan pendidikanku ke jenjang mahasiswa padahal ku memahami untuk seorang janda purna tugas seperti beliau sangatlah sulit buat menyekolahkan dua anak dengan pendidikan yg lumayan akbar, walaupun anak laki lakinya, kak Hifzil disekolahkan sang negara karena kemampuannya menghafal Al Quran hingga 30 jus . Yah.. Tidak bisa dipungkiri bahwa kak Hifzil merupakan seorang laki laki yang ganteng dan baik hati selain itu dia juga pintar pada berargumentasi sebagai akibatnya negara mau membiayai sekolahnya keluar negeri. Sungguh beruntung jika kelak ada wanita yg terpikat olehnya karena semenjak dulu aku sangat mengenalnya bahwa ia tidak senang menjalani hubungan dengan wanita, ucapnya “ kakak mau tunggu halal dulu”, begitulah kesehariannya yg senang bercanda tetapi permanen sopan.
Hari ini merupakan hari selasa, misalnya biasa sehabis solat subuh saya pribadi bersiap siap dan membantu ummi pada dapur buat menyiapkan sarapan misalnya biasa.

“zaya, terdapat jadwal kuliah hari ini nak?? “ tanya ummi datang tiba
“ insyaallah hari ini zaya ingin mendaftar wisuda ummi, akan tetapi cuman sampek jam 11 aja ummi, memangnya ada apa ummi ?? “ tanyaku penasaran
“ nir sayang, ummi ingin mengajak kamu ke bandara buat menjemput kakakmu sayang”

 “ kak Hifzil ummi? “ tanyaku menggunakan nada sumringah
“ iya sayang, nak Hifzil akan pergi hari ini, ia sudah menyelesaikan kuliahnya serta akan bekerja disalah satu tempat kerja hukum dijakarta “ jawab ummi dengan nada bersyukur.

Bagaimana nir, sehabis 5 tahun lalu kami melihatnya berangkat menggunakan tas dipundaknya demi menuntut ilmu disebuah universitas aturan di mesir kini datang saatnya kami melihatnya kembali, serta itu sangat membuat kami bahagia.

“ baiklah ummi, zaya akan pergi cepat hari ini. Setelah itu kita akan menjemput kak Hifzil ya ummi”sehabis bersalaman dengan ummi aku pamit berangkat kuliah.
            Aku bahagia menggunakan kepulangan kak Hifzil, dia sudah kuanggap seperti kakakku sendiri. Sejak mini dia selalu melindungiku dan telah menganggapku misalnya adiknya sendiri, aku sangat ingat bagaimana beliau membelaku waktu sahabat sahabat mengejekku menggunakan sebutan “anak pungut”         , yah waktu itu aku duduk dikelas 1 Sekolah Menengah pertama dan dia sudah kelas tiga SMP, memang usia kami hanya terpaut 2 tahun.

            Sepulangku dari kampus ummi eksklusif mengajakku ke bandara buat menjemput kak Hifzil menggunakan menggunakan taxi serta kami pun tiba di bandara. Setelah tiba dibandara kami langung mencari kak Hifzil menggunakan penerbangan cairo-jakarta. Tiba datang seseorang laki laki muda yg gagah dan tampan berdiri menggunakan tersenyum pada kami tidak lain itulah kak Hifzil. Aku tak menyangka dia yg kulihat lima tahun lalu dengan penampilan kurus kini berubah sebagai seorang laki laki menggunakan tubuh kekar dan gagah jua ganteng . Itulah abang ku, dia yang selalu melindungiku sekarang telah kembali dan saya selalu berdoa agar suatu waktu nanti beliau mendapatkan perempuan yg anggun serta sholehah buat menjadi ibu berdasarkan anak anaknya.

            Tak usang sehabis itu kami pun langsung bergega meninggalkan bandara dan langung menuju kerumah kami tercinta, setiba dirumah kami disibukkan menggunakan permintaan kak Hifzil buat dibuatkan Timphan, yaitu kudapan manis khas aceh yg sangat disukainya. Ia ingin kali ini aku yg menyebarkan timphan untuknya walaupun dia tahu saya tidak sepandai ummi  dalam menciptakan timphan
“ zaya... Hari ini saudara tertua mau engkau yang menciptakan timphan” dengan nada mengejek karna beliau tahu walaupun timphan merupakan kudapan manis khas daerah asalku akan tetapi aku tidak sanggup membuatnya tanpa donasi ummi.

“ iya iyaa.. Zaya buatin deh buat kakak Hifzil terganteng sedunia” menggunakan nada bercanda
“ wahh zaya.. Masi suka ngejek kakak ya.. Oke baiklah timphan kali ini ga boleh terdapat donasi ummi, gimana?? Dill” menggunakan nada sombong layaknya pemenang
“ ihh ummi.. Liat tuh kak Hifzil. Oke baiklah. Pokoknya timphan protesis zaya nanti saudara tertua habisin tanpa sisa oke “ tanpa menghiraukan kak Hifzil aku pun menuju dapur buat menciptakan timphan.

            Dengan sediki pesimis saya membuat timphan, aku takut bila timphan buatanku tidak seenak timphan buatan ummi. Setelah selesai aku pun pribadi menyajikan timphan buatanku diatas meja makan. Kulihat ummi dan kak Hifzil keluar menurut kamar dengan peci diatas ketua kak Hifzil serta dapat kupastikan bahwa mereka sudah mengerjakan solat zuhur, saya pun pamit buat melaksanakan solat zuhur serta langsung menuju kamarku. Setelah selesai kami makan siang bersama.

“ oh 5 tahun ditinggal zaya udah pande bikin timphan rupanya” dengan nada menggodaku
“ iya dong.. Zaya kan anak wanita ummi jadi wajib pande kayak ummi dong “ sahut ummi menggunakan nada bercanda
“ kak Hifzil gak cemburukan ummi belain zaya?? “ menggunakan nada menggoda
“ ya enggaklah kan zaya saudara termuda bungsu saudara tertua yg selalu ngajak bertengkar lalu menangis kalau diejek” tertawa  
“ ituukan dulu, sekarang zaya kan udah gede. Gak menangis lagi dong kak. Bentar lagi zaya kan jadi ssikolog, masa ikutan nangis sama pasien “
“ oh jadi zaya kira saudara tertua pasien zaya gitu?” (merasa jengkel)
“ hahaha ya bisa jadi”(dengan nada bercanda)

            Begitulah keseharian kami diisi menggunakan canda serta tawa, aku bersyukur Allah sudah menitipkanku pada keluarga yang sangat baik hati serta menjunjung tinggi nilai nilai islam.

Tidak terasa hari wisudaku tinggal 3 hari lagi serta hari ini ummi menyuruhku untuk menjemput bapakku di bandara. Beliau sengaja datang buat menyaksikan hari bahagiaku.

“ nak zaya, bukankah hari ini bapak akan datang dijakarta? “ ucap ummi padaku
“ iya ummi, beliau akan tiba nanti sore pukul 03.00 WIB” jawabku sambil menyiapkan makanan
“ memangnya jam berapa jadwal pesawatnya akan berangkat ? “ tanya ummi
“ zaya jua tidak tau ummi, akan tetapi kata bapak, zaya wajib jemput bapak jam 03.00 nanti ummi “
“ baiklah bila begitu “

            Tiba datang pembicaraan kami terputus dengan kedatangan kak Hifzil yang membawa bungkusan besar

“ zaya.. Liat ni abang bawa apa? “ panggil kak Hifzil
“ oh jadi cuman zaya aja yg dipanggil, ummi enggak nih “ canda ummi
“ ya enggak dong ummi.. Zaya kan yg paling bawel jika melihat hadiah. Beda dengan ummi yg bersikap manis didepan bantuan gratis “
“ ihh lezat saja. Zaya udah bukan anak kecil lagi kali kak”
“ oh iya abang lupa. Zaya kan udah mau jadi ibuk psikolog”
“ hahha.. Iya nak zaya. Bentar lagi zaya wisuda serta tidak lama lagi zaya akan menikah. Ummi sangat berharap apabila suatu hari nanti zaya menikah ummi ingin zaya tetap tinggal bersama ummi, ummi ingin zaya yang akan merawat ummi ketika ummi sudah tua nanti “ celoteh ummi menggunakan nada serius
“ ummi jangan bicara begitu, siapa yg mau menikahi putri ummi yang bawel ini “ canda kak Hifzil
“ wah.. Jadi kakak mengejekku ? Baiklah apabila suatu hari nanti saya menikah, akan kupastikan kakak merupakan orang pertama yang akan ku undang” sahutku cemberut
“ telah sudah. Kalian ini selalu saja bertengkar. Ayo Hifzil tunjukan apa yang kau bawa itu
“ baiklah. Ini untuk zaya serta ini buat ummi “

            Setelah kubuka bungkusan yg diberikan kak Hifzil serta ternyata bungkusan itu berisi kain sari menurut india. “ ini abang Hifzil beli pada india dua minggu yg lalu” ucapnya

“ terima kasih kak ini latif sekali “ ucapku menggunakan nada bahagia
“ akan tetapi berdasarkan mana engkau mendapatkan uang buat membeli seluruh ini nak ?, tentu ini seluruh sangat mahal “ tanya ummi penasaran
“ nir ummi, Hifzil mendapat pekerjaan pada cairo. Keseharian Hifzil tidak hanya kuliah ummi, Hifzil jua mengajar disalah satu taman pendidikan kanak kanak islam dicairo serta mendapatkan honor yg lumayan besar sebagai akibatnya sebagian Hifzil sisihkan menjadi tabungan.”
“ alhamdullillah jikalau begitu , oh iya zaya bukan kah engkau harus menjemput bapak kini “
“ masyaallah zaya hampir lupa ummi, baiklah zaya pamit berangkat ummi “ ucapku berpamitan

            Setelah berpamitan aku langsung menuju bandara buat menjemput bapak yang datang dari aceh. Sesampaiku disana aku langsung menemui bapak. Kulihat beliau bersama seorang wanita setengah baya serta kutahu bahwa dia merupakan ibu tiriku, sepeninggalku kejakarta bapakku menikah dengan seseorang janda menggunakan seorang anak laki laki, ia bermaksud agar terdapat yg menjaganya diusianya yg telah terbilang tua. Dan aku sangat mengenal wanita itu, ia adalah bibi sumi yang pula tetanggaku bagaimana mungkin saya melupakannya ia yg telah menguruku serta membantu ibuku sejak dulu. Aku beryukur bapak menikah dengan perempuan sebaik bi sumi . Dan akupun langung menghampiri mereka

“ assalamualaikum bapak” panggilku
“ waalaikumsalam nak zaya “

            Tanpa berpikir lagi saya eksklusif memeluk bapakku, bagaimana mungkin setelah sekian usang saya berpisah dengan dia tentu saya sangat merindukan beliau, kami hanya berinteraksi melepas rindu melalui telepon genggam dan aku hanya bisa mendengan suaranya tanpa melihat rupanya. Begitulah hari ini kebahagiaanku memuncak waktu bapakku datang demi menyaksikan hari bahagiaku menyandang gelar sarjana.


            Setelah itu kami pribadi menghentikan sebuah taxi guna mengantarkan kami kerumah ummi pada pada taxi bibi sumi poly bercerita tentang keadaan kampung kami, namun bapak hanya terdiam tanpa bicara sedikitpun , aku curiga tampaknya bapak sedang memendam sebuah kasus. Kemudian datang tiba...


-BERSAMBUNG-

Cerpen Karangan : Zikrunal Ulya


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel