CERPEN SEDIH CORETAN SEKOLAH

Coretan Sekolah

Masa sekolah adalah masa yg paling indah pada hayati. Terutamamasa SMA.
Masa dimana transisi kita menuju kedewasaan. “Jay, menurut engkau , masaSMA itu apa sih?” tanya Ririn sahabat sebangku. Sebelumnya nama aku Wijaya Panedan Ririn merupakan sahabat sebangkuku. Kalian harus tahu, Ririn itu cewek yangpernah aku kenal yg paling kepo, banyak pertanyaan, cerewet, pokoknya manjabanget.


“Ih Rin, udh SMA kok belum memahami masa SMA, masa SMA yah masa pakaibaju putih abu-abu.” Jawabku tertawa.

“Terus, kalau SMA yang gak pake baju putih abu-abu gimana dong,gak ngalami masa Sekolah Menengah Atas lah?” Jawabnya.

“Aduh Rin, lo bolot atau apa sih, aku pusing deh dengerin sejuta pertanyaankamu,” Jawabku kesal.

“Jay, biasa ajalah, gak usah lebay, gak hingga sejuta kali pertanyaanku samakamu.” Jawabnya dengan muka kesel juga. “Rin, engkau gak belajar bahasa indonesiaapa, itu tuh majas hiperbola.” Balasku.

“Ternyata engkau pandai juga yah, jika gitu aku nanti pergi sekolah belajar dirumah kamu yah, aku belum ngerti majas-majas gitu.” Jawab Ririn.
“Hm, iya deh bolot.” Jawabku.

Sepulang sekolah, kami pun belajar pada rumahku. “Jay, gimana sihrasanya pacaran?” istilah Ririn membuka pembicaraan.

“Rin, kita mau belajar apa gak nih?!” Jawabku cepat.

“Iya belajar Wijaya yang tampan, tapi belajar cinta yah, kita kupas tentangpacaran dulu,” Jawab Ririn semangat.

“Rin, jikalau mau bahas gituan mending kamu pergi deh, di sini gak buka privatecinta.” Jawabku sedikit kesal.

“Iya deh, kita belajar beneran, kita belajar majas-majas yang kamu bilang tadidi sekolah.” Jawabnya pasrah. Aku serta Ririn pun belajar dengan kebiasaanbelajar seperti biasa, dikit-dikit bercanda. Hahaha. Walau Ririn itu sedikitbuat aku pusing jika lagi bolotnya kambuh, tapi sebenarnya aku sayang bangetsama beliau.

“Jay, kalau aku pulang engkau bakal sedih ngak?” tanya Ririnmembuyarkan lamunanku.

“Apa sih Rin, bolotnya kambuh, ngawur aja kerjaannya,” Jawabku.

“Ngomong-ngomong besok aku ulang tahun loh Rin, engkau mau kasih kado apa?”sambungku.

“Iyah Jay, aku tuh gak bakal lupa soal gituan, hening aja kadonya siap kok.”Jawabnya.

“Besok, kita temuan pada taman dekat cafe yah, saya mau kasih kejutan sama engkau ,”Sambung Ririn.

“Okeh Rin, yang menarik yah kadonya.” Jawabku bercanda.

Besoknya aku pun menunggu Ririn di tamandekat cafe sinkron janji kemarin. “Janjinya siang, ini udah mau sore belumdatang-datang jua,” Kataku pada hati. Hingga matahari karam serta bulanmulai ada, Ririn belum muncul pula. Aku pun jadi khawatir, aku hendaktelepon dia, akan tetapi hp aku ketinggalan di tempat tinggal .
 Akhirnya aku berinisiatif kerumahnya. Terkejut bukan main bendera kuning menggunakan papan bunga indikasi turutberduka cita berjejer di jalanan dekat rumah Ririn. Aku tetap berpikir positif,mungkin orang lain. 
Tapi rasa was-was masih ada pada hatiku. Memasuki rumahRirin, aku mendengar tangisan memanggil nama Ririn. Sontak aku kaget, dalamhati ini gak mungkin. Aku pun mulai masuk ke tempat tinggal , mencari Ririn tidak kutemukan.
“Tante, Ririn mana?” tanyaku dalam ibu Ririn.

“Wijaya, Ririn udah gak terdapat, Ririn udah pergi ninggalin kita.” Jawab ibunyamenangis. Aku terdiam kaku, serta mencoba membuka kain yg menutup muka Ririn.

 Dengan tangan gemetar aku membukanya, “Ririinnnn..” Tangisku meledak takterkendali.

Ini gak mungkin, ini cuma mimpi. Orang-orangdi sana pun mencoba menenangkan saya. Aku tak kuasa, aku berlari ke kamar Ririn,aku menangis sejadi-jadinya di sana. Memeluk, mencium seluruh benda-benda milikRirin. Dan ku temukan diary Ririn di atas mejanya, ku baca lbr demi lembar.
Aku tambah menangis membaca diary Ririn. Hingga pada akhir kitab Ririn, Ririnmenulis, “Sahabatku, sayangku, cintaku selamanya Wijaya Pane.” Aku tidak kuasamembendung tangis ini. Rasanya ingin menyusulnya.
Hari demi hari aku mulai menerima keadaanini, saya mencoba lapang dada atas kepergian Ririn. Lantaran aku sangat mencintai danmenyayangi Ririn. Sahabat terbaikku pada dunia ini.
Selesai
Baca Juga "Air Mata Dibalik Senyuman"

Sumber                : "cerpenmu.com"
Karya                   : "Yahya Wijaya Pane"
File Editing           : "M. Rizki Riswandi"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel