PARAGRAF

Seri Penyuluhan Bahasa IndonesiaPusat Pembinaan
Badon Pengembangan don Pembinaan
BahasaKementerian Pendidikan don Kebudayaan
Jakarta
2015

iSeri Penyuluhan Bahasa IndonesiaPARAGRAFSuladi
Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan
Jakarta
2014

iiKATA PENGANTARPenggunaan bahasa Indonesia saat ini dalam kondisi yang
memprihatinkan. Kita menyaksikan pada ruang-ruang publik
bahasa Indonesia nyaris tergeser oleh bahasa asing. Ruang
publik yg seharusnya adalah ruang yg menunjukkan
identitas keindonesiaan melalui penggunaan bahasa
Indonesia ternyata sudah banyak disesaki oleh bahasa asing.
Berbagai papan nama, baik papan nama pertokoan, restoran,
pusat-sentra perbelanjaan, hotel, perumahan, periklanan,
maupun kain rentang hampir sebagian akbar tertulis dalam
bahasa asing.
Mutu penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai
ranah, baik ranah kedinasan, pendidikan, jurnalistik,
ekonomi, maupun perdagangan, pula belum membanggakan.
Di dalam berbagai ranah tadi, campur campurkan dan kocok penggunaan
bahasa masih terjadi. Berbagai kaidah yg telah berhasil
dibakukan dalam pengembangan bahasa jua belum
sepenuhnya diindahkan sang para pengguna bahasa.
Sementara itu, para pejabat negara, para cendekia, dan
tokoh masyarakat, termasuk tokoh publik, yg seharusnya
memberikan keteladanan pada berbahasa Indonesia
ternyata juga belum bisa memenuhi asa warga .
Penghargaan kebahasaan yang pernah diberikan pada para
tokoh masyarakat tadi sepertinya belum mampu
memotivasi mereka buat menaruh keteladanan dalam
berbahasa Indonesia.
Berbagai masalah tersebut menampakan bahwa
upaya pelatihan bahasa Indonesia dalam berbagai lapisan

iii
masyarakat masih menghadapi tantangan yg relatif berat.
Oleh karenanya, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa—melalui Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan—
masih perlu bekerja keras buat membangkitkan kembali
kecintaan dan kebanggaan warga terhadap bahasa
Indonesia. Upaya itu ditempuh melalui peningkatan sikap
positif masyarakat terhadap bahasa Indonesia dan
peningkatan mutu penggunaan bahasa Indonesia dalam
berbagai ranah. Upaya itu juga dimaksudkan agar kedudukan
dan fungsi bahasa Indonesia, baik menjadi bahasa nasional
maupun bahasa negara, makin mantap pada tengah terpaan
gelombang globalisasi waktu ini.
Untuk mewujudkan itu, sudah disediakan berbagai
bahan acum kebahasaan dan kesastraan, seperti (1)
pedoman ejaan, (dua) rapikan bahasa standar, (tiga) panduan kata, (4)
glosarium, (5) kamus besar bahasa Indonesia, serta (6)
berbagai kamus bidang ilmu. Selain itu, jua sudah dilakukan
berbagai kegiatan kebahasaan serta kesastraan, seperti
pembakuan kosakata dan istiah, penyusunan berbagai
pedoman kebahasaan, serta pemasyarakatan bahasa Indonesia
kepada berbagai lapisan warga .
Terkait dengan aktivitas pemasyarakatan bahasa
Indonesia, terutama yg berupa penyuluhan bahasa, juga
telah disusun sejumlah bahan dalam bentuk seri penyuluhan
bahasa Indonesia. Salah satu pada antaranya adalah Seri
Penyuluhan Bahasa Indonesia: Paragraf
ini. Hadirnya buku
seri penyuluhan ini dimaksudkan menjadi bahan penguatan
dalam pelaksanaan aktivitas pemasyarakatan bahasa
Indonesia yg baik serta sahih pada berbagai lapisan
masyarakat.
Penerbitan kitab ini tidak terlepas menurut kerja keras
penyusun, yaitu Drs. Suladi, M.pd., serta penyunting, Kity

iv
Karenisa, S.S. Untuk itu, kami menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan pada yg bersangkutan.
Mudah-mudahan kitab ini bermanfaat, baik bagi
masyarakat juga penyuluh bahasa yang bertugas di
lapangan.
Jakarta, November 2014Dra. Yeyen Maryani, M.hum.Kepala Pusat Pembinaan
dan Pemasyarakatan

vDAFTAR ISIKata Pengantar ------------------------------------------------------- ii
Daftar Isi -------------------------------------------------------------- v
BAB I HAKIKAT PARAGRAF
1.1 Pengertian Paragraf --------------------------------------------- 1
1.2 Gagasan Utama dan Kalimat Topik -------------------------- 2
1.3 Struktur Paragraf ------------------------------------------------ 4
1.4 Paragraf yg baik ---------------------------------------------- 12
1.4.1 Kesatuan ------------------------------------------------------- 12
1.4.dua Kepaduan ------------------------------------------------------ 15
1.4.2.1 Kata Transisi ------------------------------------------------ 16
1.4.dua.dua Referensi ---------------------------------------------------- 25
1.4.dua.3 Substitusi ---------------------------------------------------- 31
1.4.dua.4 Elipsis -------------------------------------------------------- 33
1.4.dua.lima Sinonim ------------------------------------------------------ 34
1.4.2.7 Antonim ------------------------------------------------------ 35
1.4.dua.8 Hiponim ------------------------------------------------------ 41
1.4.2.9 Kemeroniman ----------------------------------------------- 43
1.4.dua.9 Repetisi ------------------------------------------------------- 45
1.4.3 Kelengkapan dan ketuntasan -------------------------------- 46
1.4.4 Keruntutan ----------------------------------------------------- 47
1.4.lima Konsistensi ----------------------------------------------------- 49

vi
BAB II JENIS PARAGRAF
2.1 Berdasarkan Pola Pernalaran ---------------------------------- 53
2.1.1 Deduktif ------------------------------------------------------- 53
2.1.2. Induktif -------------------------------------------------------- 54
2.1.tiga Deduktif-Induktif -------------------------------------------- 56
2.1.4 Ineratif --------------------------------------------------------- 57
2.1.5 menyebar ------------------------------------------------------ 58
2.dua Berdasarkan Gaya Ekspresi/Pengungkapan ----------------- 59
2.2.1 Narasi ----------------------------------------------------------- 59
2.2.dua Deskripsi ------------------------------------------------------- 62
2.dua.3 Eksposisi ------------------------------------------------------- 66
2.2.4 Persuasi --------------------------------------------------------- 72
2.2.lima Argumentasi --------------------------------------------------- 74
2.tiga Berdasarkan Urutan --------------------------------------------- 75
2.tiga.1 Paragraf Pembuka -------------------------------------------- 76
2.tiga.dua Paragraf Isi ----------------------------------------------------- 77
2.tiga.tiga Paragraf Penutup ---------------------------------------------- 79
BAB III PENGEMBANGAN PARAGRAF
3.1 Kronologi --------------------------------------------------------- 82
3.dua Ilustrasi ----------------------------------------------------------- 83
3.3 Definisi ----------------------------------------------------------- 84
3.4 Analogi ----------------------------------------------------------- 86
3.lima Perbandingan serta Pengontrasan ------------------------------ 87
3.6 Sebab-Akibat ---------------------------------------------------- 89
3.7 Pembatas Satu Per Satu/Contoh ------------------------------- 90
3.8 Repetisi ----------------------------------------------------------- 92
3.9 Kombinasi -------------------------------------------------------- 92

vii
BAB IV PERNALARAN
4.1 Induktif ----------------------------------------------------------- 94
4.1.1 Pernalaran Induktif Analogi --------------------------------- 95
4.1.dua Pernalaran Induktif Generalisasi ---------------------------- 96
4.1.dua Pernalaran Induktif Sebab-Akibat -------------------------- 98
4.dua Deduktif ---------------------------------------------------------- 101
4.dua.1 Silogisme ------------------------------------------------------- 102
4.dua.dua Entimen -------------------------------------------------------- 104
Daftar Pustaka -------------------------------------------------------- 106

I. HAKIKAT PARAGRAF
1.1 Pengertian Paragraf
Di pada sebuah goresan pena atau karangan biasanya
terdapat bagian yang relatif menjorok ke pada. Bagian
yang secara fisik telah tampak dengan konkret karena
adanya tanda menjorok itu diklaim paragraf. Dengan kata
lain, batas-batas paragraf ditandai indensi (dimulai pada
huruf ke sekian menurut margin kiri).
Hakikat paragraf sebenarnya nir sesederhana itu.
Paragraf merupakan miniatur menurut suatu karangan. Syaratsyarat sebuah karangan ada pada paragraf. Memahami
seluk beluk paragraf berarti juga memahami miniatur dari
sebuah bangun yang diklaim karangan. Terampil membentuk paragraf berarti terampil jua membangun
miniatur karangan dalam ukuran yg lazim. Hal ini
berarti bahwa paragraf merupakan dasar primer bagi
kegiatan karang-mengarang.
Untuk bisa memahami paragraf secara baik, kita
perlu mengetahui batasan-batasan paragraf. Banyak pendapat tentang pengertian serta batasan paragraf. Meskipun demikian, intisari menurut pendapat-pendapat tersebut
adalah sama. Pada dasarnya paragraf merupakan seperangkat kalimat yang saling bekerjasama yg secara
bersama dipakai buat menyatakan atau mengembangkan

2
sebuah gagasan. Paragraf adalah inti penuangan buah
pikiran dalam sebuah karangan dan didukung sang himpunan kalimat yang saling bekerjasama untuk membentuk
sebuah gagasan.
Dalam sebuah karangan/tulisan, paragraf mempunyai fungsi memudahkan pengertian dan pemahaman
dengan memisahkan satu topik atau tema menggunakan topik
atau tema yg lain karena setiap paragraf hanya boleh
mengandung satu unit pikiran atau wangsit pokok. Ide pokok
tersebut berfungsi menjadi pengendali warta yang
diungkapkan melalui sejumlah kalimat.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan hal-hal
berikut.
1. Paragraf memiliki ilham utama (gagasan primer) yang
dikemas dalam kalimat topik. Bagi penulis, ilham pokok
itu sebagai pengendali buat kalimat-kalimat penjelas/pengembang agar tidak keluar berdasarkan pokok pembicaraan. Sementara itu, bagi pembaca pandangan baru utama itu
menjadi penuntun dalam memahami isi lantaran di
situlah inti keterangan yg ingin disampaikan penulis.
2. Salah satu dari sekumpulan kalimat pada paragraf
merupakan kalimat topik, sedangkan kalimat-kalimat
lainnya adalah pengembang yang berfungsi memperjelas atau menerangkan kalimat topik.1.2 Gagasan Utama dan Kalimat TopikDalam sebuah paragraf, inti perseteruan terdapat
pada topik utama atau pikiran utama. Semua pembicaraan
dalam paragraf terpusat dalam pikiran primer. Pikiran utama
inilah yg sebagai pokok problem atau pokok perbincangan sehingga juga seringkali dianggap gagasan pokok,
gagasan primer, atau wangsit pokok. Gagasan primer tersebut
dikemas dalam sebuah kalimat topik.

3
Fungsi kalimat topik sangat penting, yaitu memberitahukan kepada pembaca tentang apa yg diperbincangkan di dalam paragraf itu. Bagi penulis kalimat
topik berfungsi menjadi pengendali atau pengontrol
terhadap permasalahan yang akan dibicarakan pada situ.
Dengan istilah lain, kalimat topik berfungsi menjadi pemberi
arah terhadap seluruh perseteruan yang dituliskan di
dalam paragraf itu. Bagi paragraf itu sendiri, kalimat topik
berfungsi menjadi sandaran bagi kalimat-kalimat lain di
dalam paragraf itu. Kalimat-kalimat lain akan selalu
bertolak dari gagasan yang masih ada pada dalam kalimat topik
itu. Semua kalimat yg membina paragraf itu secara
bersama-sama menyatakan satu hal atau satu tema
tertentu.
Untuk membuat paragraf, kalimat topik harus dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas. Pengembangan paragraf dilakukan buat memerinci secara cermat
gagasan utama yg terkandung dalam kalimat topik.
Dalam perincian itu terangkai sejumlah keterangan yang
terhimpun menurut kerangka serta tahapan tertentu. Dengan
menuliskannya dalam kalimat-kalimat penjelas, informasi
itu disampaikan secara logis, dijalin secara berurutan, dan
ditautkan secara tertib.
Dalam pembuatan paragraf, gagasan utama yang
dituangkan dalam kalimat topik dapat diletakkan pada
bagian awal, akhir, awal serta akhir, pada tengah, atau dapat
pula menyebar ke semua bagian paragraf. Secara generik,
paragraf yg efektif memiliki ciri-ciri, yaitu (1)
mengandung satu gagasan utama yang dijelaskan dengan
beberapa pikiran penjelas, (dua) pikiran penjelas yang betulbetul mendukung gagasan utama, (tiga) gagasan primer dan
penjelas yang dikemas pada kalimat yg lugas dan

4
efektif, serta (4) kalimat yang satu berkait serasi dengan
kalimat yg lain pada sebuah paragraf.1.3 Struktur ParagrafSeperti yg sudah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa pada menciptakan paragraf kalimat topik harus
dikembangkan menggunakan kalimat-kalimat penjelas. Kalimatkalimat penjelas tadi berfungsi mendukung, menyebutkan, atau mengembangkan kalimat topik. Kalimat-kalimat
semacam itu lazim disebut kalimat pengembang.
Dalam paragraf, taraf keeratan hubungan antara
kalimat-kalimat pengembang serta kalimat topik berbedabeda. Ada kalimat-kalimat pengembang yg langsung
menjelaskan kalimat topiknya. Tetapi, terdapat jua kalimatkalimat pengembang yg nir secara langsung menjelaskan kalimat topiknya. Kalimat yang langsung menjelaskan
kalimat topiknya diklaim kalimat pengembang langsungatau kalimat pengembang mayor, sedangkan kalimat yang
secara tidak pribadi menjelaskan kalimat topik disebutkalimat pengembang taklangsung atau kalimat pengembang minor. Kalimat pengembang taklangsung mengungkapkan kalimat topik melalui aklimat pengembang langsung.
Pengembangan kalimat topik menggunakan kalimatkalimat penjelas tadi menciptakan suatu bangun atau
struktur paragraf. Secara hierarki, hubungan antara kalimat
topik dan kalimat-kalimat pengembangnya dapat digambarkan pada diagram berikut.

5
Pada bagian sebelumnya telah dibahas bahwa
sebuah paragraf terdiri atas kalimat topik yg dijelaskan
dengan kalimat-kalimat pengembang, baik pengembang
langsung serta pengembang taklangsung. Banyaknya kalimat pengembang langsung dan pengembang taklangsung
sangat bergantung pada luas dan sempitnya cakupan fakta yg terdapat dalam kalimat topiknya. Namun, yang
tidak boleh dilanggar merupakan kalimat topik yang langsung
dijelaskan oleh kalimat pengembang taklangsung.
Dalam menciptakan paragraf perlu diperhatikan hierarki pada atas. Kalimat topik hendaknya selalu diikuti
dengan kalimat pengembang pribadi. Seandainya perlu
ada kalimat pengembang taklangsung, tempatnya harus
sesudah kalimat pengembang pribadi. Struktur paragraf
yang hierarkis tadi, diantaranya, adalah (1) kalimat
topik (KT)–kalimat pengembang pribadi (KPL), (dua)
kalimat topik (KT)–kalimat pengembang langsung (KPL)–
kalimat pengembang taklangsung (KPT), (tiga) kalimat
pengembang pribadi (KPL)–kalimat topik (KT), (4)
kalimat pengembang taklangsung (KPT)–kalimat pengembang langsung (KPL)–kalimat topik (KT). Struktur
paragraf (1) dan (dua) diawali dengan kalimat topik dan
Kalimat Topik
Kalimat Pengembang Langsung
Kalimat Pengembang Taklangsung

6
dijelaskan dengan kalimat pengembang. Sementara itu,
struktur (tiga) serta (4) diawali dengan kalimat penjelasnya
(kalimat pengembang taklangsung dan kalimat pengembang langsung) lalu baru disimpulkan pada kalimat
topik. Struktur-struktur paragraf itu bisa digambarkan
dalam diagram menjadi berikut.
Struktur (1) Struktur (2)
Struktur (tiga) Struktur (4)KTKPL
KPLKTKPL
KPLKTKPL
KPL
KPT
KPT
KPT
KPT
KPT
KPT
KPT
KPT
KPL
KPLKT

7
Contoh Paragraf Struktur (1)
(1) Ruang lingkup manajemen operasi meliputi tiga
aspek primer, yaitu perencanaan sistem produksi,
sistem pengendalian produksi, serta sistem liputan produksi. Perencanaan sistem produksi
meliputi perencanaan produk, perencanaan lokasi
pabrik, perencanaan tata letak (lay out) pabrik,
perencanaan lingkungan kerja, serta perencanaan
standar produksi. Sistem pengendalian produksi
meliputi pengendalian proses produksi, bahan,
tenaga kerja, biaya , kualitas, serta pemeliharaan.
Sementara itu, sistem berita produksi meliputi
struktur organisasi, produksi atas dasar pesanan,
dan produksi massal (mass production).
ContohParagraf Struktur (dua)
(dua) Dalam hal pakaian tata cara, masyarakat Tengger mempunyai tradisi berbusana yang merefleksikan kebersahajaan hayati serta religiusitas yg mendalam.
Pakaian istiadat dikenakan saat ada ritual ataupun
hajatan. Para laki-laki mengenakan celana panjang
warna hitam, baju koko lengan panjang—biasanya
warna hitam buat masyarakat biasa dan warna putih
untuk dukun pandita—serta mengenakan ikat
kepala (udeng). Para perempuan mengenakan kain
batik dan kebaya polos hitam dengan menyanggul
rambut mereka atau menyisir rambut mereka
dengan rapi. (Sumber: Pengetahuan Tradisional
dan Ekspresi Budaya Lokal Jawa Timur
,
2013:411)

8
Strukutr paragraf dalam model (1) adalah kalimat
topik (KT) yang dijelaskan dengan 3 kalimat pengembang eksklusif (KPL). Kalimat topiknya merupakan ruang
lingkup manajemen operasi mencakup 3 aspek utama,
yaitu perencanaan sistem produksi, sistem pengendalian
produksi, serta sistem liputan produksi.
Kalimat topik
tersebut dijelaskan dengan 3 kalimat pengembang
langsung sesuai menggunakan jumlah warta yang diharapkan.kpl 1
Perencanaan sistem produksi
meliputi perencanaan
produk, perencanaan lokasi
pabrik, perencanaan tata
letak pabrik, perencanaan
lingkungan kerja, dan
perencanaan standar
produksi.KTRuang lingkup
manajemen
operasi
mencakup tiga
aspek utama,
yaitu
perencanaan
sistem produksi,
sistem
pengendalian
produksi, dan
sistem informasi
produksi.
KPL 2
Sistem pengendalian
produksi meliputi
pengendalian proses
produksi, bahan, tenaga
kerja, biaya , kualitas, dan
pemeliharaan.
KPL 3
Sistem keterangan produksi
meliputi struktur organisasi,
produksi atas dasar pesanan,
dan produksi massal.

9
Struktur paragraf dalam model (dua) merupakan kalimat topik
(KT)-kalimat pengembang eksklusif (KPL)-kalimat pengembang taklangsung (PPT). Apabila dimasukkan ke dalam
diagram, struktur paragraf itu merupakan menjadi berikut.kt
Dalam hal sandang norma,
masyarakat Tengger memiliki
tradisi berbusana yang
merefleksikan kebersahajaan hidup
dan religiusitas yang mendalam.kplPakaian tata cara dikenakan waktu ada
ritual ataupun hajatan.
KPT 1
Para pria mengenakan celana panjang warna hitam, baju koko lengan panjang—umumnya warna
hitam buat rakyat biasa dan warna putih buat dukun pandita—
serta mengenakan ikat kepala
(udeng).kpt 2Para wanita mengenakan kain batik dan kebaya polos hitam
dengan menyanggul rambut mereka atau menyisir rambut mereka
dengan rapi.

10
Struktur paragraf yang diawali menggunakan kalimat
pengembang mengkategorikan menjadi paragraf induktif.
Paragraf seperti itu selalu dimulai berdasarkan perincian atau
pernyataan khusus kemudian ditutup dengan konklusi
dalam bentuk kalimat topik.
Contoh paragraf struktur (tiga) dan (4):
(tiga) Dari segi dampaknya, jelas bahwa pemakaian
dinamit buat menangkap ikan mengakibatkan
kerusakan yg sangat fatal. Dinamit dapat
menghancurkan batu karang. Selain itu, ledakan
dinamit juga mengakibatkan biota bahari mati.
Bahkan, ledakan dinamit yang besar dapat merusak
kapal-kapal yg kebetulan lewat. Dari segi
keamanan, ledakan dinamit nelayan telah terbukti
telah makan poly korban. Hingga pertengahan
tahun ini, tercatat telah 15 nelayan tewas dan 25
orang lainnya terluka. Ledakan terparah yang
pernah terjadi sudah menghancurkan bahtera nelayan serta mengakibatkan seluruh awak dan nelayan
mati karam. Itulah sebabnya, pemakaian dinamit buat menangkap ikan wajib tidak boleh karena
lebih banyak mudaratnya daripada keuntungannya.
(Sumber: Bahan Penyuluhan Bahasa Indonesia:
Paragraf
, 2001)
Contoh paragraf (tiga) tersebut diawali menggunakan kalimat-kalimat pengembang, kemudian diakhiri menggunakan simpulan dalam bentuk kalimat topik. Terdapat dua kalimat
pengembang eksklusif yang menjelaskan kalimat topiknya. Dua kalimat pengembang langsung tersebut masingmasing juga dijelaskan dengan kalimat pengembang

11
taklangsung. Lebih jelasnya misalnya tampak pada diagram
berikut.kpl
Dari segi dampaknya, kentara bahwa pemakaian dinamit untuk menangkap ikan
mengakibatkan kerusakan yang sangat fatal.KPLDari segi keamanan, ledakan dinamit nelayan
sudah terbukti sudah makan poly korban.
KPT
Dinamit bisa menghancurkan
batu karang.
KPT
Selain itu, ledakan dinamit juga
mengakibatkan biota laut tewas.
KPT
Bahkan, ledakan dinamit yang
besar dapat menghambat kapal-kapal
yang kebetulan lewat.
KPT
Hingga pertengahan tahun ini,
tercatat telah 15 nelayan tewas
dan 25 orang lainnya terluka .
KPT
Ledakan terparah yg pernah
terjadi sudah menghancurkan bahtera nelayan dan mengakibatkan
seluruh awak serta nelayan mati
tenggelam.KTItulah
sebabnya,
pemakaian
dinamit untuk
menangkap
ikan harus
dilarang
karena lebih
banyak
mudaratnya
daripada
manfaatnya.

121.4 Paragraf yang BaikPengembangan paragraf seperti yang sudah diuraikan
pada bagian sebelumnya tentu saja disesuaikan dengan
maksud atau tujuan penulisan itu. Di samping itu, sebuah
tulisan dapat pula disusun menurut urutan berdasarkan yang umum
ke yang spesifik atau menurut yg khusus ke yang generik.
Dalam holistik goresan pena itu, ada bagian pembuka
(ancang-ancang), bagian isi (pembagian terstruktur mengenai), serta bagian
penutup. Pada holistik bagian karangan terdapat bagian
yang nir kalah krusial, yaitu bagian yg memberikan
rambu-rambu. Rambu-rambu yang dimaksud adalah
penanda interaksi antarbagian yang sangat mutlak
diperlukan untuk membentuk paragraf yg baik.
Secara generik rambu-rambu paragraf yg baik
meliputi kesatuan, kepaduan, kelengkapan/ketuntasan, keruntutan, serta konsistensi. Perincian tentang ramburambu atau syarat aragraph yg baik adalah sebagai
berikut.1.4.1 Kesatuan ParagrafSalah satu hal yg mendasar buat diperhatikan
penulis adalah kesatuan paragraf. Kesatuan berkaitan dengan adanya sebuah gagasan primer serta beberapa gagasan
tambahan atau penjelas yang mendukung gagasan utama
itu. Dalam gagasan tambahan tadi tidak boleh terdapat
aragr-unsur atau informasi yang sama sekali nir berhubungan dengan gagasan utama. Penyimpangan informasi
dari gagasan utama akan menyulitkan pembaca. Jadi,
semua gagasan tambahan dalam paragraf wajib menyampaikan gagasan primer.
Kesatuan paragraf bisa terpenuhi jika semua
informasi pada paragraf itu masih dikendalikan oleh
gagasan utama. Dengan istilah lain, berita-informasi

13
dalam paragraf itu hanya terfokus pada topik yg dibicarakan. Oleh karenanya, penulis wajib selalu mengevaluasi kalimat-kalimat yang dibuatnya. Apabila terdapat kalimat
yang sama sekali tidak berkaitan menggunakan gagasan primer,
kalimat tersebut harus dimuntahkan berdasarkan paragraf. Jika
ternyata dalam sebuah paragraf masih ada 2 gagasan
utama, kedua gagasan primer itu wajib dipisah dan
dijadikan paragraf tersendiri.
Contoh:
(4) Angklung adalah indera musik tradisional
masyarakat Sunda, yg semenjak November 2010
diakui menjadi warisan budaya oleh UNESCO.
Alat musik tersebut berbahan pipa bambu. Pada
awalnya angklung dimainkan menggunakan tangga nada
pentatonik yang terdiri atas 5 nada, seperti
halnya gamelan serta indera tradisional lain. Tahun
1938 angklung mulai dimainkan menggunakan tangga
nada diatonik layaknya alat musik barat, seperti
piano. (Diadaptasi berdasarkan ―Promosi Angklung Perlu
Dibenahi‖ dalam Kompas,9 Desember 2013)
Contoh paragraf (4) tersebut mengandung satu kalimat topik, yaitu angklung merupakan alat musik
tradisional rakyat Sunda
. Kalimat topik itu dikembangkan menggunakan empat kalimat penjelas, yaitu (1)November 2010 (angklung) diakui menjadi warisanSebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan jika
paragraf itu hanya mengandung satu gagasan utama
dan kalimat-kalimat dalam paragraf menunjuk pada
satu pokok atau nir menyimpang berdasarkan pokok
pembicaraan.

14budaya oleh UNESCO; (dua) Angklung berbahan pipa
bambu
; (tiga) Pada awalnya angklung dimainkan dengan
tangga nada pentatonik
; (4) Tahun 1938 angklung mulai
dimainkan dengan tangga nada diatonik
. Keempat kalimat
pengembang itu membicarakan problem yang sama,
yaitu angklung. Oleh karenanya, aspek kesatuan sebagai
salah satu ketentuan paragraf yang baik terpenuhi.
Sebuah paragraf kadang-kadang mengandung dua
gagasan utama. Paragraf misalnya itu termasuk paragraf
yang buruk karena aspek kesatuannya nir terpenuhi.
Kalau terdapat paragraf semacam itu, gagasan utama sebaiknya
dipisah ke pada paragraf yang tidak sinkron. Dengan begitu,
kesatuan paragraf terpenuhi. Selain itu, pengembangannya
pun bisa lebih baik. Perhatikan model paragraf berikut.
(lima) Pada saat ini manfaat internet menjadi sarana
komunikasi pada tengah-tengah rakyat sangat
besar. Internet dilihat menjadi sarana yang tidak
dapat diabaikan pada kehidupan sehari-hari.
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui kiprah, manfaat, serta imbas negatif internet
bagi warga . Selain itu, tujuan penulisan karya
ilmiah ini adalah buat mengetahui dan mendalami
fasilitas serta perkembangan internet.
Dalam paragraf tadi terdapat dua pesan atau
gagasan primer yang ingin disampaikan penulis. Agar
paragraf menjadi baik, dua gagasan primer itu harus
dipisahkan ke pada dua paragraf yg tidak sama seperti
berikut ini.

15
(5a) Internet menjadi sarana komunikasi pada tengah-tengah rakyat dalam waktu ini sangat akbar andilnya. Internet dilihat sebagai sarana yg tidak
dapat diabaikan pada kehidupan sehari-hari.
(5b)Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui kiprah, manfaat, serta imbas negatif internet
bagi warga . Selain itu, tujuan penulisan karya
ilmiah ini adalah buat mengetahui dan mendalami
fasilitas serta perkembangan internet.
Gagasan utama pada paragraf (5a) adalah andil
internet sebagai sarana komunikasi di tengah-tengah
masyarakat sangat akbar
yang terdapat pada kalimat
pertama. Gagasan primer (5a) itu dikembangkan dengan
gagasan tambahan yang berupa kalimat penjelas internet
dipandang sebagai sarana yang nir bisa diabaikan
dalam kehidupan sehari-hari
. Sementara itu, yang menjadi
gagasan primer pada paragraf (5b) merupakan tujuan
penulisan karya ilmiah
. Kedua gagasan utama itu berisi
dua hal yg tidak sinkron sehingga nir mungkin disatukan
dalam satu paragraf. Oleh lantaran itu, apabila ada paragraf
dengan kasus semacam itu, paragraf itu wajib dipecah ke
dalam 2 paragraf, kemudian setiap paragraf dapat
dikembangkan lagi menggunakan menambah kalimat penjelas.1.4.dua Kepaduan ParagrafParagraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat
yang masing-masing berdiri sendiri. Paragraf dibangun
oleh kalimat yang mempunyai hubungan atau keterkaitan.
Pembaca dapat dengan gampang memahami dan mengikuti
jalan pikiran penulis tanpa hambatan dampak adanya
loncatan pikiran yang membingungkan. Urutan pikiran

16
yang teratur bisa terbentuk dari keterkaitan dan keserasian antarkalimat pada paragraf.
Kepaduan suatu paragraf berkaitan dengan keserasian antarkalimat yang membentuk paragraf tadi.
Keserasian interaksi antarkalimat pada paragraf dapat
dibangun menggunakan menggunakan alat kohesi, baik gramatikal maupun leksikal. Alat kohesi gramatikal yang
dapat dipakai buat membentuk paragraf yg padu,
antara lain, merupakan (1) istilah transisi (konjungsi/ungkapan
penghubung antarkalimat), (dua) surat keterangan (pengacuan), (3)
paralelisme (kesejajaran struktur), serta (4) ellipsis (pelesapan). Sementara itu, alat kohesi leksikal, diantaranya,
berupa (1) sinonim, (dua) antonim, (tiga) hiponim, serta (4)
repetisi (pengulangan).1.4.dua.1 Kata Transisi (Ungkapan Penghubung Antarkalimat)
Kata transisi merupakan penghubung (konjungtor)
atau perangkai yang dipakai buat menghubungkan
unsur-unsur pada sebuah kalimat atau antarkalimat dalam
sebuah paragraf. Ketepatan penggunaan istilah transisi
berpengaruh terhadap ketegasan kabar. Gagasan-gagasan pada kalimat yang sama dapat memunculkan
informasi yg tidak sinkron lantaran perbedaan penggunaan
kata transisi.
Kalimat Jaka memelihara ayam lantaran rumahnya
kotor
berbeda maknanya menggunakan kalimat Jaka memeliharaSebuah paragraf dikatakan memiliki kepaduan jika
terdapat keserasian interaksi antarkalimat dalam
paragraf.

17ayam sebagai akibatnya rumahnya kotor. Perbedaan makna tersebut ditimbulkan oleh pemakaian konjungsi yang tidak sinkron,
yaitu karena dan sehingga. Konjungsi karena mengandung makna ‗penyebaban‘, yaitu bahwa pernyataan dalam
klausa subordinatif (yang diawali dengan konjungsi)
merupakan sebab dari terjadinya keadaan/insiden dalam
klausa lainnya. Dalam konteks tersebut, rumahnya kotormenjadi karena Jaka memelihara ayam. Sementara itu,
konjungsi sehingga mengandung makna ‗pengakibatan‘,
yaitu bahwa pernyataan dalam klausa subordinatif merupakan dampak menurut keadaan dalam klausa lainnya. Dalam
konteks kalimat itu rumahnya kotor merupakan dampak dariJaka memelihara ayam.
Kata transisi atau ungkapan penghubung antarkalimat berupa istilah atau frasa yg berfungsi merangkaikan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain sesuai
dengan jenis interaksi yg ditunjukkan. Kata transisi
yang biasa dipakai pada paragraf, diantaranya, adalah
sebagai berikut.
a) Hubungan yg menyatakan tambahan kepada sesuatu
yang telah disebut sebelumnya
Paragraf yg interaksi antarkalimatnya menunjukkan makna tambahan ini umumnya menggunakan
ungkapan penghubung antarkalimat, misalnya lebih lagi,tambahan (pula), selanjutnya, di samping itu, selain itu,lalu, seperti halnya, juga, lagi (pula), berikutnya, kedua,ketiga, akhirnya, tambahan lagi, serta demikian juga.
Dalam hubungan ini, suatu pernyataan yang dinyatakan
setelah ungkapan penghubung antarkalimat itu merupakan
keadaan atau peristiwa lain yg serupa dengan keadaan
atau peristiwa yang telah disebutkan sebelumnya.

18
Contoh:
(6) Pesan yg diusung pada upacara tradisional
Longkangan ini adalah pentingnya berterima kasih
kepada Tuhan yang telah membangun langit dan
bumi dan menaruh kenikmatan dan kesejahteraan. Di samping itu, upacara tradisional ini
dimaksudkan buat mengenang jasa leluhur yang
telah merintis permukiman bagi para pelaku
upacara. Mereka takut atau merasa terancam oleh
bencana yg bersumber menurut kemarahan Yang
Mahakuasa atau roh leluhur bila tidak melakukan
upacara. ((Sumber: Pengetahuan Tradisional dan
Ekspresi Budaya Lokal Jawa Timur
, 2013:57)
Jika kita perhatikan, pada paragraf (6) tersebut
terdapat keterangan tambahan bagi kalimat topiknya.
Informasi tambahan yg dimaksud masih ada pada kalimat
yang diawali menggunakan ungkapan transisi di samping itu.
Jadi, kalimat upacara tradisional ini dimaksudkan untuk
mengenang jasa leluhur yang sudah merintis permukiman
bagi para pelaku upacara
merupakan liputan tambahan
dari gagasa primer, yaitu pentingnya upacara sebagai
bentuk ungkapan terima kasih atau rasa syukur kepada
Tuhan
.
b) Hubungan yang menyatakan pertentanganDalam paragraf ini suatu pernyataan, keadaan, atau
peristiwa yang dinyatakan selesainya ungkapan penghubung
antarkalimat memperlihatkan keadaan yg berlawanan
dengan sesuatu yg sudah disebutkan terlebih dahulu.
Untuk menghubungkan dua pernyataan yg berlawanan
seperti itu umumnya dipakai kata transisi, misalnya akan

19tetapi, namun, bagaimanapun juga, walaupun demikian,sebaliknya, biarpun, serta meskipun demikian.
Contoh:
(7) Arsitektur suatu wilayah akan mengalami perubahan
jika terjadi perubahan pada unsur kebudayaan yang
lain. Bahkan, sebagai bentuk kebudayaan yang
paling nyata, arsitektur adalah bentuk kebudayaan yang paling rentan berubah. Namun,
perubahan suatu kebudayaan nir terjadi secara
spontan dan menyeluruh. Perubahan arsitektur
akan berlangsung secara bertahap serta parsial.
Dalam perubahan itu, ada bagian yg tetap, tetapi
ada jua bagian yg mengalami perubahan dan
mengikuti perkembangan sinkron dengan syarat,
baik alam maupun lingkungan. (Dimodifikasi dariPengetahuan Tradisional serta Ekspresi Budaya
Lokal Jawa Timur
, 2013:318)
Paragraf tersebut mengandung berita yg bersifat mempertentangkan. Informasi yg dimaksud diawali
dengan ungkapan transisi namun. Dengan demikian,
kalimat perubahan suatu kebudayaan nir terjadi secara
spontan dan menyeluruh
bersifat mempertentangkan
informasi dalam gagasan utama yg masih ada pada
kalimat topiknya, yaitu arsitektur suatu daerah akan
mengalami perubahan
.
c) Hubungan yang menyatakan perbandinganDalam interaksi perbandingan ini suatu keadaan
atau peristiwa yang disebutkan sehabis ungkapan penghubung antarkalimat adalah pembanding menurut pernyataan, keadaan, atau peristiwa yg telah disebutkan
sebelumnya. Ungkapan penghubung yang lazim digu-

20
nakan dalam hubungan misalnya itu, antara lain, adalahsama halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal
yang demikian
, sebagaimana halnya, dan begitu juga
dengan.
Contoh:
(8) Meski berdiri di dua bagian global yang tidak selaras,
dua orang itu tetap berada pada atas tanah. Keduanya
tidak melayang pada angkasa. Gaya gravitasi yang
menyebabkan keduanya tetap berpijak pada tanah.Begitu jua menggunakan laut yang mengelilingi bumi,
airnya nir tumpah. Gaya tarik bumi yg tidak
terlihat mengakibatkan bahari permanen berada pada bagiannya. (Dimodifikasi menurut Republika, 23 Januari
2003)
Paragraf (8) tadi mengandung dua informasi
yang menampakan makna perbandingan. Dua informasi
yang dimaksud itu diantarai dengan ungkapan transisibegitu juga dengan. Pernyataan pada kalimat (1), meski
berdiri pada dua bagian global yg tidak selaras, dua orang itu
tetap berada pada atas tanah
, serta kalimat (dua) keduanya tidak
melayang pada angkasa
, diperbandingkan dengan pernyataan
dalam kalimat (4), laut yg mengelilingi bumi, airnya
tidak tumpah
. Dua informasi yang diperbandingkan itu
adalah dua orang yang nir melayang dan air tidak
tumpah meskipun berada pada atas bumi
karena ada
gravitasi.
d) Hubungan yang menyatakan akibat atau hasilDalam hubungan yg menyatakan dampak ini suatu
keadaan atau insiden yang disebutkan setelah ungkapan
penghubung antarkalimat adalah dampak atau output dari
pernyataan, keadaan, atau peristiwa yg telah disebutkan

21
sebelumnya. Dalam suatu paragraf ungkapan penghubung
yang lazim digunakan pada interaksi, misalnya itu, antara
lain adalah oleh karena itu, oleh karena itu, jadi, maka, danakibatnya.
Contoh:
(9) Pesan yang diusung dalam upacara ini adalah
bahwa dalam bepergian hidupnya manusia selalu
mendapat ancaman menurut kekuatan dursila yg bisa
merusak atau menghancurkan hidupnya. Kekuatan
jahat ini wajib disingkirkan atau diusir agar tidak
membawa bala. Oleh lantaran itu, insan harus
berusaha menyingkirkannya dengan cara memohon
kepada Tuhan agar terhindar menurut ancaman
tersebut. (Dimodifikasi menurut Pengetahuan Tradisional serta Ekspresi Budaya Lokal Jawa Timur,
2013:117)
Dalam paragraf (9) tadi terdapat hubungan
antarinformasi yang memperlihatkan makna hasil atau
akibat. Pernyataan yang diungkapkan pada kalimat yang
diawali menggunakan ungkapan transisi oleh karena itumerupakan dampak dari pernyataan yang dituangkan dalam
kalimat-kalimat sebelumnya. Penyataan bahwa manusia
harus berusaha menyingkirkannya menggunakan cara memohon
kepada Tuhan
merupakan hasil atau dampak adanyaancaman berdasarkan kekuatan dursila yang bisa menghambat atau
menghancurkan hayati manusia
.
e) Hubungan yang menyatakan tujuanDalam paragraf interaksi yang menyatakan tujuan
ini, suatu keadaan atau peristiwa yg disebutkan setelah
ungkapan penghubung antarkalimat merupakan tujuan dari
pernyataan, keadaan, atau peristiwa yg telah disebutkan

22
sebelumnya. Ungkapan penghubung yg lazim digunakan pada interaksi seperti itu diantaranya adalah untuk
maksud itu, buat maksud tadi,
dan supaya.
Contoh:
(10) Pengambilan santan dari kelapa yang sudah
diparut dapat dilakukan menggunakan meremas-remas
dengan tangan. Namun, hasilnya nir bersih dari
parutan kelapa sebagai akibatnya perlu penyaring. Untuk
maksud itu
, digunakan alat penyaring mulai dari
yang sangat tradisional sampai dalam saringan
hasil pabrik, seperti yg poly dipakai oleh
ibu-mak rumah tangga kini ini. Di Sumatera
Barat, wadah dari anyaman daun pandan yang
berbentuk persegi empat dapat dijadikan sebagai
alat memeras santan kelapa. Dengan cara ini
santan yg didapat higienis dari parutan.
(Dimodifikasi menurut Pengetahuan Tradisional dan
Ekspresi Budaya Lokal Sumatera Barat
,
2014:142)
Pernyataan kalimat (tiga) yang diawali menggunakan ungkapan untuk maksud itu merupakan tujuan menurut pernyataan
dalam gagasan primer yang tertuang dalam kalimat
sebelumnya, yaitu diperlukan penyaring dalam pengambilan santan kelapa yg diparut yg dilakukan dengan
meremas-remasnya dan hasilnya tidak bersih.
f) Hubungan yang menyatakan singkatan, model,
identifikasi
Dalam hubungan yang menyatakan singkatan ini,
suatu keadaan atau peristiwa yg disebutkan setelah
ungkapan penghubung antarkalimat merupakan contoh
atau identifikasi dari pernyataan, keadaan, atau peristiwa

23
yang sudah disebutkan sebelumnya. Ungkapan penghubung
yang lazim digunakan pada hubungan misalnya itu antara
lain adalah singkatnya, ringkasnya, seperti sudah dikatakan, dengan istilah lain, misalnya, yakni, yaitu, dansesungguhnya.
Contoh:
(11) Carok mampu terjadi saat ada konflik tanah dan
persoalan lain yang dipercaya menyinggung harga
diri. Dengan istilah lain, carok sebenarnya tidak
akan serta tidak perlu terjadi apabila tidak terdapat lelaki
yang menggoda istri orang lain atau konflikkonflik yg dianggap menghina keliru satu
pihak. (Dimodifikasi menurut Pengetahuan Tradisional serta Ekspresi Budaya Lokal Jawa Timur,
2013:516)
Dalam paragraf (11) tersebut, pernyataan kalimat (1)
diindentifikasi secara lebih lebih jelasnya dan terperinci pada
kalimat (dua). Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa
kalimat (dua) adalah bentuk identifikasi dari kalimat (1).
Pernyataan yg diidentifikasi tersebut merupakan persoalan
lain yang dipercaya menyinggung harga diri
. Yang
dianggap menyinggung harga diri pada dalam paragraf itu
adalah adanya lelaki yang menggoda istri orang lain atau
konflik-konflik yg dianggap menghina salah satu pihak
.
Penyataan yg mengidentifikasi dan yang diidentifikasi
dihubungkan dengan ungkapan transisi dengan istilah lain.
g) Hubungan yang menyatakan waktuDalam hubungan yang menyatakan ketika ini, suatu
keadaan atau insiden yang disebutkan setelah ungkapan
penghubung antarkalimat adalah ketika terjadinya
keadaan atau peristiwa yg telah disebutkan sebelumnya.

24
Ungkapan penghubung yg lazim dipakai dalam
hubungan seperti itu, diantaranya, adalah sementara itu,segera, beberapa saat kemudian, sesudah, serta kemudian.
Contoh:
(12) Matahari terbentuk kurang lebih lima miliar tahun lalu.Sesudah matahari terbentuk, partikel-partikel
lainnya terus berputar mengelilingi matahari
seperti pusaran air. Putaran itu berlangsung dari
ratusan juta sampai miliaran tahun. (Republika, 09
Januari 2003)
Dalam paragraf (12) tadi terdapat dua peristiwa yang
menunjukan urutan saat berlangsungnya. Antara insiden yang masih ada pada kalimat (dua) terjadi setelah
peristiwa (1). Kedua insiden itu dihubungkan dengan
ungkapan transisi sesudah.
h) Hubungan yang menyatakan tempatDalam hubungan yang menyatakan tempat ini, suatu
keadaan atau insiden yang disebutkan setelah ungkapan
penghubung antarkalimat merupakan tempat berlangsungnya keadaan atau peristiwa yang sudah disebutkan
sebelumnya. Ungkapan penghubung yg lazim dipakai dalam hubungan misalnya itu, antara lain, adalah di sini,di situ, dekat, di seberang, berdekatan dengan, danberdampingan dengan.
Contoh:
(13) Alam semesta yg maha luas ini memang tidak
terjadi menggunakan sendirinya. Di sana ada sebuah
titik putih yang lalu meledak, selanjutnya
muncul partikel debu serta gas yg berkumpul
setelah bertebaran. Dari pertikel-partikel ini

25
tercipta alam semesta dan seisinya. (Republika, 9
Januari 2003)
Ungkapan transisi yg menyatakan tempat dimanfaatkan menggunakan baik dalam paragraf (13). Ungkapan di sanamengacu dalam suatu tempat awal mula alam semesta
terjadi. Kalimat (1) memang tidak secara eksplisit
menunjukkan loka, namun kita dapat menyarikan makna
implisitnya bahwa yg dimaksudkan itu merupakan suatutempat atau ruang.1.4.2.2 ReferensiReferensi atau pengacuan merupakan hubungan
antara referen menggunakan lambang yg dipakai untuk
mewakilinya. Dengan istilah lain, referensi merupakan unsur
luar bahasa yang ditunjuk sang unsur bahasa, misalnya,
benda yang disebut rumah adalah referen berdasarkan kata rumah.Referensi bisa dicermati berdasarkan segi maujud yang
menjadi acuannya. Dalam kaitan ini, surat keterangan dapat
dikelompokkan sebagai 2, yaitu eksoforis dan
endoforis. Referensi eksoforis merupakan pengacuan terhadap
maujud yang masih ada di luar teks (bahasa), seperti
manusia, hewan, alam sekitar, atau suatu aktivitas.
Sementara itu, surat keterangan endoforis adalah pengacuan
terhadap maujud yang masih ada di pada teks (bahasa),
teks yang umumnya diwujudkan oleh pronomina, baik
pronomina persona, pronomina demonstrativa, maupun
pronomina komparatif.
Referensi yg bisa dijadikan menjadi indera kohesi
dalam paragraf merupakan surat keterangan endoforis. Apabila ditinjau
dari arah acuannya, surat keterangan endoforis ini bisa dibagi
menjadi dua macam, yaitu surat keterangan anaforis dan referensi
kataforis.

26
Dalam kaitannya dengan masalah referensi yang
anaforis serta kataforis, persyaratan bagi suatu konstituen
yang bisa diklaim anafora atau katafora merupakan konstituen
itu wajib berkoreferensi (memiliki referen yang sama)
dengan konstituen yg diacunya. Salah satu akibat dari
hal itu merupakan memungkinkan adanya konstituen tertentu
yang telah disebutkan sebelumnya atau sesudahnya, baik
dalam bentuk pronomina persona maupun pada bentuk
pronomina lainnya. Pengacuan terhadap konstituen yang
sudah disebutkan sebelumnya atau pada sebelah kirinya
disebut rerefensi anafora. Jika koreferensi suatu bentuk
mengacu dalam konstituen yang berada pada belakangnya atau
di sebelah kanannya disebut referensi katafora. Referensi,
baik anafora maupun katafora, meliputi pronomina
persona, pronomina demonstrativa, serta pemarkah definit.a. Pronomina PersonaSeperti yang telah disebutkan terdahulu bahwa
referensi itu terdiri atas anaforis serta kataforis. Referensi
anaforis mengacu dalam maujud yg telah disebutkan
sebelumnya (kiri), sedangkan surat keterangan kataforis mengacu
pada maujud yang terdapat pada belakangnya (kanan). Referensi
anaforis umumnya berupa pronomina persona dan
pronomina demonstrativa. Referensi anaforis yang berupa
pronomina persona bisa berwujud enklitik -nya dan kata
ganti orang III.
Pronomina persona merupakan bentuk deiksis yang
mengacu dalam orang secara berganti-ganti. Hal ini sangat
bergantung dalam kiprah pelibat wacana, baik sebagai
pembicara (persona I), pendengar (persona II), atau yang
dibicarakan (persona III). Pronomina persona III yang
berupa enklitik -nya mengacu pada maujud yang telah

27
disebutkan pada bagian sebelumnya. Dengan istilah lain,
enklitik -nya cenderung bersifat anaforis.
Contoh:
(14) Ciri spesial warga Tengger secara tradisional
adalah kepatuhan mereka pada meyakini dan
menjalankan ajaran leluhur, misalnya menggelar
ritual yg berkaitan menggunakan siklus kehidupan dan
lingkungan alam. Meskipun sudah mengenal
pertanian komersial sejak zaman kolonial
Belanda, mereka tidak serta-merta meninggalkan
tradisi leluhurnya hanya karena alasan ekonomi.
Sektor pariwisata jua tidak sanggup mengubah
secara mutlak pandangan dan perilaku hidupmereka. Persentuhan mereka dengan budaya
modern—menonton televisi, menggunakan sepeda motor dan kendaraan beroda empat buatan Jepang, mengenakan
pakaian protesis pabrik, sampai mengenyam pendidikan sekolah—jua tidak mengurangi keyakinan serta kesetiaan warga Tengger terhadap
ajaran leluhurnya. (Dimodifikasi menurut Pengetahuan Tradisional serta Ekspresi Budaya Lokal
Jawa Timur
, 2013:527)
Dalam paragraf tersebut terdapat dua kata ganti yang
digunakan, yaitu mereka dan –nya. Kata ganti merekamerupakan istilah ganti masyarakat Tengger yang telah
disebutkan pada bagian sebelumnya. Begitu juga dengan
kata ganti –nya, kata ganti itu pula menggantikanmasyarakat Tengger. Pemanfaatan istilah ganti misalnya itu
juga membantu pemaduan antarkalimat pada paragraf.

28b. Pronomina DemonstrativaPronomina demonstrativa adalah kata-kata
yang menunjuk pada suatu benda. Kata-kata itu bersifat
deiktis, yakni menunjuk pada hal generik, loka,
ataupun ihwal. Pronomina demonstrativa umum terdiri
atas ini, itu, dan anu. Kata itu mengacu ke acuan yang
agak jauh menurut pembicara, ke masa lampau, atau ke
informasi yang sudah disampaikan (distal). Sementara
kata ini mengacu ke konstituen yang berjarak relatif dekat
atau sedang (semiproksimal).
Contoh:
(15) Testosteron merupakan hormon steroid menurut kelompok
androgen yang dihasilkan sang testis pada pria
dan indung telur (ovari) pada perempuan . Hormon inimerupakan hormon seks pria primer serta merupakan steroid anabolik. Baik pada pria maupun
wanita, testoren memegang peranan krusial bagi
kesehatan. Fungsinya, antara lain, adalah menaikkan libido, tenaga, fungsi imun, serta proteksi terhadap osteoporosis. Secara rata-rata,
pria dewasa membuat testosteron lebih kurang dua
puluh kali lebih poly daripada perempuan dewasa.
(16) Perdana Menteri Prancis, Jean-Marc Ayrault,
menulis surat pada para menteri berupa
instruksi buat menghentikan penggunaan istilah
berbahasa Inggris pada komunikasi resmi. Suratitu keluar setelah para menteri menggunakan
istilah Silver Economy untuk menamai program
ekonomi Prancis. Menurut Ayrault, bahasa
Prancis bisa mengekspresikan realitas kontemporer dan mendeskripsikan penemuan yang terus
berkembang pada bidang pengetahuan dan

29
teknologi. (Dimodifikasi menurut www. kompas.com,3 Mei 2013)
Kata ganti penunjuk ini dan itu merupakan deiksis
yang digunakan buat mengacu dalam sesuatu yg telah
atau yg akan disebutkan. Sesuatu yg telah disebutkan
pada bagian sebelumnya bisa diacu menggunakan kedua kata
ganti tadi. Tetapi, untuk sesuatu yg akan
disebutkan kemudian hanya dapat menggunakan istilah gantiini. Pada paragraf (15) tersebut istilah ini mengacu padatestosteron yang sudah disebutkan pada bagian sebelumnya, yaitu dalam kalimat pertama. Pada paragraf (16) kata
ganti itu juga mengacu dalam pernyataan sebelumnya. Kata
ganti itu dalam paragraf tersebut mengacu pada surat yang
ditulis Perdana Menteri Prancis Jean-Marc Ayrault untuk
para menteri
.c. Pemarkah Ketakrifan atau KedefinitanUntuk mengungkapkan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya bisa dilakukan dengan strategi
penyulihan yang koreferensial dengan memakai pemarkah ketakrifan atau kedefinitan. Pemarkah-pemarkah
yang tak jarang dipakai menjadi penyulih merupakan tersebut,
begini,
dan begitu.Contoh:
(17) Pantai Nongsa dengan panjang 1,tiga km diapit oleh
beberapa resor wisata bertaraf international. Di
sebelah timur masih ada resor Nongsa Point Marina
dan Turi Beach, sedangkan di sebelah barat
berbatasan dengan Palm Spring, sebuah lapangan
golf serta resor. Target pasar resor-resor wisatatersebut tidak lain adalah para pelancong dari

30
negeri seberang. (Dimodifikasi dariwww.tiket.com/attractions/indonesia/kepulauan
riau/ hotel-dekat-pantai-kampung-nongsa)
(18) Keadaan itu merupakan keliru satu tanda kalau
alam semesta ini sangat luas. Tidak seseorang pun
mengetahui kepastian luasnya alam semesta ini.
Yang terjadi, alam semesta masih terus berkembang dan bertambah akbar dari waktu ke
waktu. Seperti engkau meniup balon yg terus
membesar, begitulah alam semesta ini bertambah
luas. (Republika, 9 Januari 2003)
Kata ganti tersebut pada kalimat ketiga paragraf (17)
mengacu dalam pernyataan sebelumnya, yaitu Resor
Nongsa Point Marina
dan Turi Beach serta Palm Spring.
Dengan menggunakan istilah ganti definit tersebut sebagai
acuan, paragraf sebagai lebih kohesif. Begitu jua dengan
penggunaan istilah ganti begitulah yang terdapat dalam
contoh (18), paragraf pada atas jua lebih kohesif. Katabegitulah pada contoh (18) mengacu dalam pernyataanseperti engkau meniup balon yang terus membesar yang
sudah diungkapkan pada bagian sebelumnya.
Selain menggunakan istilah tersebut, begini, dan begitu,
pemarkah ketakrifan atau kedefinitan jua dapat menggunakan frasa di sana, pada sini, pada situ, menurut sana, berdasarkan sini,
dari situ
. Contoh pengacuan semacam itu merupakan sebagai
berikut.
(19) Sambil berdiri menatap langit, Newton merekareka soal interaksi gravitasi tadi menggunakan apel
yang jatuh, bulan, serta bumi. Dari situ Newton
menemukan rumusan jika antara bumi dan

31
bulan mempunyai gaya tarik yg tak terlihat. Gaya
tarik itu yang menyebabkan bulan nir jatuh atau
menabrak bumi. (Republika, 23 November 2002)
Pada paragraf (19), frasa dari situ mengacu pada
pernyataan sebelumnya, yaitu sambil berdiri menatap
langit, Newton mereka-reka soal hubungan gravitasi tadi
dengan apel yg jatuh, bulan, serta bumi
. Pemanfaatan
kata ganti definit dari situ membantu terciptanya kohesif
dan koherennya tentang. Dengan cara itu kita tidak terlalu
banyak mengulang sesuatu yg telah kita sebutkan
sebelumnya.1.4.2.tiga SubstitusiSubstitusi atau penyulihan merupakan penggantian
konstituen menggunakan memakai kata yg maknanya
sama sekali tidak sinkron menggunakan kata yang diacunya.
Penyulihan itu merupakan galat satu cara untuk menciptakan kepaduan paragraf dengan cara mengubah suatu
unsur menggunakan unsur lain yg acuannya tetap sama, dalam
hubungan antarbentuk istilah atau bentuk lain yg lebih
besar daripada kata, seperti frasa atau klausa. Misalnya,
kata Jepang dapat disulih menggunakan frasa Negeri Sakura atau
ada yang menyebut dengan frasa Negeri Matahari Terbit.
Dalam paragraf, penyulihan misalnya itu digunakan
untuk menghindari pengulangan kata atau ungkapan.
Penyulihan bisa dimunculkan karena adanya pertalian
gramatikal yg bertenaga sehingga tercipta pertalian semantik.
Dalam paragraf bahasa Indonesia hal itu perlu direalisasikan untuk menciptakan pemahaman yang utuh bagi
pembaca atau pendengar. Dengan penyulihan paragraf
tidak terkesan terus-menerus karena terhindar berdasarkan pengulangan
bentuk yg sama. Selain itu, penyulihan juga dapat

32
dimanfaatkan buat memperjelas atau mempertegas suatu
kata atau frasa. Perhatikan paragraf berikut.
(20) Seorang ibu tempat tinggal tangga terjangkit virus HIV.Virus penyebab AIDS itu diduga ditularkan oleh
suaminya yang acapkali berkencan menggunakan pekerja
seks komersial. Menurut dokter, dampak virus yang
hingga kini belum ada vaksinnya itu,
kemungkinan beliau hanya bisa bertahan hayati dalam
waktu enam bulan.
Dalam model itu terlihat kentara bahwa virus HIVdapat disulih menggunakan bentuk-bentuk yg tidak sama, yaituvirus penyebab AIDS dan virus yg hingga kini belum
ada vaksinnya
. Pembaca bisa tahu secara utuh
konteks itu karena kesemua bentuk direalisasikan dalam
sebuah paragraf. Dengan demikian, secara gramatikal dan
semantis pertalian antarkalimat terjalin dengan erat.
Seandainya yang dimunculkan pada paragraf itu hanyavirus yg hingga kini belum ada vaksinnya, pembaca
atau pendengar pasti kesulitan tahu makna
pernyataan itu. Hal itu dapat terjadi lantaran virus yang
belum terdapat vaksinnya tidak hanya HIV.
Contoh lain penyulihan adalah sebagai berikut.
(1) K.H. Abdul Rahman Wahid disulih menggunakan Gus Duratau Presiden ke-4 RI.
(dua) Belanda disulih menggunakan Negeri Kincir Angin.
(tiga) Bandung disulih menggunakan Kota Kembang.
(4) Susilo Bambang Yudoyono disulih menggunakan Presiden
ke-6 RI
.
(5) Kesebelasan nasional Italia disulih menggunakan Gli Azzuriatau juara Piala Dunia empat kali.

331.4.2.4 ElipsisElipsis atau pelesapan adalah pelesapan unsur
bahasa yang maknanya telah diketahui sebelumnya
berdasarkan konteksnya. Pada dasarnya elipsis dapat
dianggap menjadi substitusi dengan bentuk kosong atau
zero. Unsur-unsur yg dilesapkan itu dapat berupa
nomina, verba, atau klausa. Elipsis nominal merupakan
pelesapan nomina, baik berupa leksikal maupun frasal.
Dalam suatu tentang tulis, yg biasanya dilesapkan merupakan unsur yg sama sebagai akibatnya pada klausa
atau kalimat selanjutnya nir dimunculkan lagi. Dalam
kalimat beragam, contohnya, jika terdapat unsur yg sama
dan menduduki fungsi yg sama jua pada kalimat itu,
salah unsur itu biasanya dilesapkan.
Contoh:
(21) Einstein lahir di Ulm, Jerman, dalam tanggal 14
Maret 1879, tergolong anak yg pendiam, tidak
pernah senyum, serta lamban. Dia jarang berbicara
dengan orang lain. Tetapi, bila telah bertanya
sesuatu yang menarik perhatiannya, beliau berubah
menjadi orang yang cerewet. (Republika, 23
Januari 2003)
Pada paragraf (21) kalimat pertama, unsur yang
dilesapkan adalah kata Einstein yang berfungsi sebagai
subjek. Jika dituliskan secara lengkap, bentuknya adalahEinstein lahir di Ulm, Jerman, dalam tanggal 14 Maret
1879, Einstein tergolong anak yg pendiam, Einstein
tidak pernah senyum, serta Einstein lamban
. Pada kalimat
kedua nir terjadi pelesapan. Yang dilakukan penulis
hanya membarui istilah Einstein dengan istilah ganti dia. Pada
kalimat ketiga, kata Einstein kembali dilesapkan pada
anak kalimat, sementara pada induk kalimatnya digunakan

34
kata ganti dia. Pada kalimat ketiga itu, bila penulis
mengabaikan pelesapan, bentuk lengkap kalimat itu adalahnamun, jika Einstein telah bertanya sesuatu yang
menarik perhatiannya, maka Einstein berubah menjadi
orang yang cerewet
.1.4.dua.5 SinonimKesinoniman berarti bahwa 2 butir leksikal
memiliki makna yang hampir sama atau seperti. Sinonim
dapat pula dikatakan sebagai ungkapan, baik berupa kata,
frasa, maupun kalimat, yg maknanya kurang lebih sama
dengan makna ungkapan lain, contohnya bunga, kembang,dan puspa; mati, mati, wafat, mati, dan gugur; jelekdan buruk. Jika suatu istilah yang bersinonim tidak
mempunyai makna yang persis sama, kesamaannya
terletak dalam kandungan informasinya.
Kesinoniman ini bisa menjadi wahana membangun
paragraf yg baik. Dengan memanfaatkan bentuk-bentuk
bersinonim, paragraf yang dibentuk sebagai lebih variatif
dan tidak terkesan monoton.
Contoh:
(22) Siapakah Wilbur dan Oville Wright? Bila
membaca page Iptek kemarin, kamu tentu
telah mengetahuinya. Ya, sahih mereka dua
bersaudara yang merancang pembuatan pesawat
terbang. Kakak beradik ini lahir pada Dayton, Ohio,
Amerika Serikat. Orang tuanya bernama Pak
Wilton Wright. (Republika, 8 Mei 2003)
Pada contoh paragraf (22), kata dua bersaudara dankakak beradik merupakan 2 buah frasa yang bersinonim
secara mirip, ialah keduanya memiliki makna yang

35
tidak sama benar . Kemiripan makna keduanya adalah
adanya unsur pertalian darah.1.4.2.7 AntonimAntonim adalah oposisi makna dalam pasangan
leksikal yang dapat dijenjangkan. Secara umum antonim
memiliki karakteristik-karakteristik menjadi berikut.
a. Antonim penuh dengan kejenjangan (kebanyakan
adjektiva serta beberapa verba).
b. Anggota tingkat pasangan menunjukkan beberapa ciri
peubah misalnya kepanjangan, kecepatan, ketelitian, dan
sebagainya.
c. Untuk menyatakan relatif/lebih dan sangat, anggota
pasangan yang berkecimpung dalam kontradiksi arah,
panjang skala memberitahuakn tingkat ciri peubah yang
relevan.
Contoh tentang bobot<--dua----------1-----------0-----------1----------dua--->sangat agak bobot agak sangat
berat berat ringan ringan
Jika diperinci lebih cermat, keantoniman dapat
dibagi lagi sebagai 5, yaitu sebagai berikut.
1. Oposisi Mutlak
Oposisi mutlak adalah kontradiksi makna secara
mutlak, seperti hidup dan mati.2. Oposisi Kutub
Oposisi kutub merupakan kontradiksi tidak mutlak,
tetapi bergradasi atau terdapat taraf-tingkat makna
pada kata-kata tadi, misalnya kaya-miskin, besarkecil, jauh-dekat, panjang-pendek, tinggi-rendah,
terang-gelap, luas-sempit
.

36
3. Oposisi Relasional
Dalam oposisi relasional (interaksi) ini makna katakata yg beroposisi bersifat saling melengkapi.
Artinya, kehadiran kata yg satu karena ada kata yang
lain yang sebagai oposisinya. Tanpa kehadiran keduanya oposisi ini tidak ada, seperti menjual-membeli,
suami-istri, mundur-maju, pergi-pulang, pasang-surut,
memberi-mendapat, belajar-mengajar, ayah-ibu, gurumurid, atas-bawah, utara-selatan, buruh-majikan.
4. Oposisi Hierarki
Makna kata yang beroposisi hierarki ini menyatakan
suatu deret jenjang atau tingkatan. Oleh lantaran itu,
kata-istilah yg beroposisi ini merupakan kata-istilah yang
berupa nama satuan berukuran (berat, panjang, serta isi),
seperti meter-kolometer, kuintal-ton, nama satuan
hitungan dan almanak, nama jenjang kepangkatan,
seperti prajurut-opsir.5. Oposisi Majemuk
Oposisi beragam merupakan suatu kata yang beroposisi menggunakan lebih dari satu istilah, seperti berdiri dengan
kata duduk, berbaring, tiarap, berjongkok.Oposisi MutlakDalam oposisi ini, makna antara kata yg satu
dengan istilah lainnya yang saling dipertentangkan bersifat
mutlak. Jika istilah yang satu diingkarkan, istilah lainnya
dibenarkan. Dengan istilah lain, jika kata yang satu positif,
kata yg lain negatif, serta kebalikannya. Contoh bentuk
oposisi mutlak itu dalam paragraf merupakan menjadi berikut.

37
(23) Semua makhluk yg hidup di global ini
membutuhkan pangan, nir terkecuali binatang
yang berada pada tengah hutan. Ketakcukupan
pangan dapat mengakibatkan kematian, seperti
yang terjadi pada Afrika menjadi dampak dari kemarau
yang berkepanjangan.
24) Anto serta Kamto adalah sahabat karib
semenjak mereka masih duduk pada bangku Sekolah Menengah pertama.
Ke mana pun pergi, mereka selalu berdua.
Namun, sejak lulus perguruaun tinggi, mereka hampir nir pernah bertemu. Pertemuan
mereka terjadi ketika terdapat program reuni pada Sekolah Menengah Atas.
Keduanya saling menceritakan karier dan
keluarganya. Anto bercerita bahwa beliau telahkawin dan dikaruniai dua anak. Anak pertamanya
laki-laki serta telah bersekolah di Sekolah Dasar. Kamto ikut
senang mendengar cerita sahabatnya itu
meskipun dia sendiri hingga kini masih hidup
seorang diri. Dia masih lajang.
Pasangan istilah hidup dan mati merupakan 2 kata
yang berantonim secara absolut. Kedua istilah tersebut tidak
dapat dijenjangkan atau digradasikan. Sesuatu yg hidupdapat dipastikan tidak mati, sebaliknya yg mati pastitidak hidup. Jadi, nir akan pernah terdapat agak mati, lebih
mati
, atau paling mati. Pasangan kawin dan lajang juga
merupakan pasangan antonim mutlak. Orang yg tidak
atau belum kawin pasti lajang, sebaliknya orang yang
lajang pula bisa dipastikan beliau belum atau tidak kawin.
Tidak pernah ada orang yg agak lajang atau paling
lajang.
Yang ada adalah masih lajang atau sudah kawin.

38Oposisi Tidak MutlakDalam oposisi ini istilah-kata yang dipertentangkan
bersifat nir mutlak atau tak jarang diklaim menggunakan oposisi
kutub. Makna istilah yang satu serta istilah yg lain yang
dioposisikan itu cenderung bergradasi atau terdapat
tingkat-tingkat makna. Contoh bentuk oposisi kutub dalam
paragraf merupakan menjadi berikut.
(25) Pada masa krisis ekonomi kini ini, jumlah
orang miskin bertambah akbar. Mereka yang
dulunya mengkategorikan menjadi gerombolan prasejahtera, sekarang terpuruk jauh menurut kategori itu. Jika
sebelum krisis mereka masih bisa makan nasi
setiap hari, sekarang ubi pun sulit mereka dapatkan.
Untuk meringankan beban mereka diperlukan
uluran tangan menurut banyak sekali pihak yang mampu.
Dalam keadaan seperti itu, memang sangat ironis
ternyata masih poly orang yg inginmemperkaya diri sendiri.
Dalam oposisi nir mutlak atau oposisi kutub ini,
pertentangan antarkata bergradasi atau masih ada tingkattingkat makna. Seseorang yang miskin tidak selalu
beroposisi secara mutlak dengan orang kaya. Antaramiskin dan kaya itu masih ada strata atau gradasi karena
di dalamnya terdapat yang sangat miskin, agak miskin, miskin,agak kaya, kaya, serta sangat kaya.Oposisi HierarkiDalam oposisi hierarki makna istilah yang dipertentangkan menyatakan suatu deret jenjang atau strata. Kata-istilah yg beroposisi ini adalah istilah-kata
yang berupa nama satuan berukuran, satuan hitungan dan

39
penanggalan, serta jenjang kepangkatan. Contoh pemakaian
bentuk oposisi hierarki pada paragraf adalah sebagai
berikut.
(26) Menurut Danpuspom Tentara Nasional Indonesia, semua yang terlibat
dalam kasus penembakan mahasiswa akan
diproses sinkron menggunakan hukum yang berlaku.
Pemeriksaan dimulai menurut prajurit yang bertugas
di lapangan. Dari inspeksi itu kemudian akan
dikembangkan inspeksi terhadap komandan
lapangan yang berpangkat perwira pertama.
Bahkan, nir tertutup kemungkinan untuk
memeriksa pejabat pada atasnya, baik yang
berpangkat perwira menengah maupun perwira
tinggi,
yang diduga terlibat.
Oposisi makna yang bersifat hierarki ditunjukkan
oleh adanya hubungan makna yang menyatakan suatu
deret jenjang atau strata berdasarkan kata yang dipertentangkan itu. Pada model (26) kata yg dipertentangkan, yaitu prajurit, perwira pertama, perwira
menengah,
dan perwira tinggi merupakan tingkatan atau
jenjang kepangkatan pada militer.Oposisi RelasionalDalam oposisi ini makna kata-kata yang dipertentangkan bersifat saling melengkapi. Kehadiran kata yang
satu karena adanya istilah yang lain yg menjadi
oposisinya. Jadi, kehadiran kedua kata yang dioposisikan
harus ada. Contoh bentuk oposisi ini dalam paragraf
adalah sebagai berikut.

40
(27) Seorang lelaki tua berjalan tertatih-tatih menuruni
tangga rumahnya. Dia seorang suami yang baik.
Meski sudah tua, dia masih rajin mengurus
kebunnya. Istri yang dicintainya juga sangat setia
mendampinginya. Suami-istri itu memang sudah
dikenal oleh masyarakat sekitarnya sebagai
pasangan yang sangat serasi. Tidak pernah
terdengar pertengkaran keduanya.
Jika dipandang berdasarkan sudut pandang sifatnya, model (27)
menunjukkan oposisi relasional. Artinya artinya bahwa
makna kata-istilah yg beroposisi relasional ini bersifat
saling melengkapi. Kehadiran istilah yg satu lantaran ada
kata yang lain yang sebagai oposisinya. Tanpa kehadiran
keduanya oposisi ini nir ada. Pada contoh (27), istilah istriitu terdapat karena adanya kata suami yang sebagai oposisi
atau antonimnya.
(28) Keberhasilan proses belajar mengajar, baik di
sekolah lanjutan maupun pada perguruan tinggi,
tidak hanya bergantung dalam sosok guru dandosennya. Banyak faktor yg pula menentukan.Murid dan mahasiswa merupakan faktor yang
penting pada penentuan keberhasilan itu, di
samping kurikulum. Guru dan murid serta dosendan mahasiswa harus bisa mengembangkan
sistem yang dialogis.
Dalam rekanan ini interaksi antarkata bersifat saling
melengkapi. Keberadaan galat satu istilah yg beroposisi
itu mensyaratkan hadirnya istilah yg lain. Pada contoh
(28), kata guru dan murid serta dosen dan mahasiswamerupakan contoh interaksi oposisi relasional. Kebera-

41
daan guru tidak dapat terlepas berdasarkan adanya murid. Begitu
juga menggunakan istilah dosen pasti tidak terlepas darimahasiswa. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
antara yang mengoposisi serta yang dioposisi harus ada.Oposisi MajemukDalam oposisi beragam ini, suatu istilah yg dipertentangkan memiliki oposisi lebih berdasarkan satu kata. Satu
kata nir selalu wajib beroposisi menggunakan satu kata saja,
seperti yang tampak dalam contoh paragraf berikut adalah.
(29) Pertunjukan pentas seni yg dilangsungkan di
lapangan sepak bola semalam berlangsung dalam
suasana meriah. Banyak anggota masyarakat
yang berdatangan dari berbagai kampung.
Mereka yang datang lebih awal sangat beruntung
karena bisa duduk paling depan. Karena
banyaknya penonton, mereka yang datang
belakangan harus rela berdiri di belakang.
Suatu istilah kadang-kadang berpasangan dengan
beberapa istilah yang secara semantis terdapat keterkaitan
makna. Kata duduk dapat saja berpasangan dengan
beberapa kata, misalnya berdiri atau jongkok. Pasangan kata
yang demikian itu dinamakan beroposisi beragam. Hal itu
juga yang diperlihatkan pada contoh (29), yaitu istilah dudukdan berdiri.1.4.dua.8 HiponimKehiponiman merupakan interaksi yang terjadi antara
kelas yg generik dan subkelasnya. Bagian yang mengacu
pada kelas yg umum diklaim superordinat, sedangkan
bagian yang mengacu dalam subkelasnya disebut hiponim.

42
Kehiponiman bisa dikatakan sebagai hubungan makna
leksikal yang bersifat hierarkis antara suatu konstituen dan
konstituen yang lain. Relasi makna terlihat dalam hubungan
antarkonstituen yang memiliki makna yang khusus.
Hubungan hiponimi bisa berupa superordinat dari
superordinat yg lain (hiponimi bertingkat). Perhatikan
contoh berikut.
(30) Darah kita terdiri atas empat bagian, yaitu sel
darah merah, sel darah putih, sel pembeku darah,
dan plasma. Sel darah merah mengandung
hemoglobin yang berwarna merah sehingga sel
ini berdarah merah. Sel darah ini mengalir di
dalam tubuh dengan membawa oksigen dan
karbondioksida. Sel darah putih bertugas
menjaga tubuh kita berdasarkan kuman. Sel pembeku
darah
membantu proses pembekuan darah ketika
sel itu keluar. Kemudian, plasma merupakan
cairan pada darah yg mengandung protein dan
mineral. (Dimodifikasi menurut Republika, ―Luka dan
Memar‖, 30 Maret 2003)
Dalam paragraf tersebut ada interaksi kehiponiman
yang dimanfaatkan menjadi wahana buat membangun
kepaduan paragraf. Dalam interaksi seperti itu kalimat
topik mengandung unsur superordinat, yaitu makna
umum, sedangkan kalimat-kalimat lain yg menjadi
penjelas mengandung unsur hiponimnya atau makna
khusus.
Dalam paragraf itu yang sebagai unsur superordinat
atau makna umum adalah darah. Unsur hiponim atau
makna khusus pada paragraf tersebut adalah sel darah

43merah, sel darah putih, sel pembeku darah, serta plasmayang disebar ke dalam kalimat–kalimat penjelasnya.1.3.2.9 KemeronimanKemeroniman merupakan konsep yg mengacu
pada hubungan bagian-seluruh, misalnya hubungan antarapohon, akar, batang, dahan, dan ranting. Pohon memiliki
makna hubungan holistik, sedangkan pohon dandahan memiliki makna hubungan bagian. Kata pohon danbatang merupakan kemeronim yang merupakan bagian
dari leksem pohon. Dengan demikian, meronim adalah
hubungan makna yg terjadi antara bagian-bagian
sesuatu dan sesuatu itu sendiri secara holistik.
Contoh bentuk konfigurasi kehiponiman itu adalah
seperti berikut ini.
Makna bagian
Contoh:
(31) Dari jauh terlihat seseorang pemuda dengan
lincah menunggangi kuda tanpa pelana. Badannya yg kekar itu mengendalikan kuda melewati
jalan perbukitan yang terjal. Rambutnya yangakar batang dahan ranting daunpohon(makna keseluruhan)

44
hitam, tebal, serta bergelombang bergoyanggoyang diterpa angin. Demikian pula jubah
putihnya. Kulitnya yang putih higienis menjadi
agak kemerah-merahan ditimpa sinar mentari .
Ketika jeda makin dekat, makin tampaklah
si penunggang kuda yang gesit itu. Tingginya
sedang, dadanya bidang dan bahunya lebar. Bila
dipandang, wajahnya, o betapa tampannya.Dahinya lebar, bola mata hitam agak coklat, danalisnya melengkung indah. Hidungnya mancung,pipinya halus dan bila tersenyum tampaklah
sederetan giginya yang tertata rapi. Wajah itu
tampak bercahaya! Subhanallah bentuk lahiriah
yang paripurna. Boleh jadi Allah sedang tersenyum ketika membangun makhluk indah ini.
Pada contoh (31), terdapat 2 paragraf yg memanfaatkan satu kemeroniman. Kata badan merupakan makna
keseluruhan yg mengacu pada seseorang pemuda yang
sedang mengendarai kuda, sedangkan makna bagiannya
meliputi rambut, kulit, dada, bahu, wajah, dahi, bola
mata, alis, hidung, pipi
, serta gigi. Dalam menggambarkan
sosok tokoh cerita, pencerita memanfaatkan makna bagian
yang berupa anggota badan. Tiap-tiap bagian dijelaskan
dengan suatu uraian yang mendukung kesempurnaan
sosok yang dittokohkan. Dengan uraian yg mendeskripsikan kondisi fisik sang tokoh, pembaca yg kebetulan
anak-anak sebagai sasarannya akan dapat menggunakan mudah
mempunyai bayangan atau citra mengenai tokoh itu.
Jalinan antarunsur yg memanfaatkan hubungan
kemeroniman itu sangat cocok buat tentang yang berupa
cerita. Pembaca dapat menggunakan mudah tahu apa yang
dimaksud dan diinginkan penulis. Wacana yang disusun

45
pun tampak kohesif dari segi hubungan antarunsurnya dan
koheren dari segi jalinan kepaduan makna keseluruhannya.1.4.2.10 RepetisiPerulangan merupakan penyebutan pulang suatu unit
leksikal yg sama yg sudah diklaim sebelumnya.
Perulangan bisa berupa iterasi istilah, frasa, atau
klausa. Di samping itu, masih ada juga iterasi sebagian
dan perulangan seluruhnya. Dalam iterasi itu,
kemungkinan yg diulang merupakan nomina atau verba, atau
kategori istilah lainnya.
Contoh:
(32) Ada yg mengusulkan agar kelima orang itu
dibuat patungnya sampai mampu dikenang setiap
saat. Lama-kelamaan penduduk Armenia tidak
hanya mengunjungi patung-patung itu, tetapi
mulai menyembahnya. Patung itu dianggap
berkuasa seperti Tuhan saja. Seorang pemuda
bernama Syakirin sangat murung dan sering
menangis melihat penduduk Armenia yang
menyembah patung. Patung itu kan tak mampu apaapa, tetapi mengapa disembah? Pemuda Syakirin
akhirnya digelari Nuh, adalah yg sering
menangis.
Pada model paragraf (32), kata patung diulang
pada setiap kalimat. Kata patung kalimat pertama yang
berfungsi sebagai objek diulang pada kalimat ke 2 dalam
fungsi yg sama. Kata itu pada kalimat berikutnya
ditempatkan sebagai subjek. Penempatan istilah patung yang
bervariasi itu pada samping dimaksudkan menjadi pemfokusan, jua buat kohesif serta koherennya paragraf itu.

461.4.tiga Kelengkapan serta KetuntasanKelengkapan atau kekompletan adalah salah
satu syarat paragraf yang baik. Aspek kelengkapan ini
terpenuhi bila seluruh fakta yg dibutuhkan untuk
mendukung atau menjelaskan gagasan primer sudah
tercakup. Hal ini berarti bahwa gagasan utama dalam
paragraf wajib dikembangkan sinkron menggunakan informasi
yang diharapkan dan dituntut oleh gagasan primer. Dengan
begitu, pembaca akan memperoleh warta secara utuh.
Ketuntasan bisa dimaknai kedalaman pembahasan, yakni semakin konkret penggambaran suatu objek
akan semakin kentara kabar yg disampaikan. Ketuntasan bahasan berkaitan menggunakan kesempurnaan pembahasan materi secara menyeluruh serta utuh. Ini dilakukan
karena pembahasan yang nir tuntas akan menghasilkan
simpulan yang salah, tidak sahih, serta tidak valid.
Ketuntasan dapat dilakukan menggunakan penjabaran, yaitu
pengelompokan objek secara lengkap serta menyeluruh.
Ketuntasan klasifikasi nir memungkinkan adanya bagian
yang nir masuk grup pembagian terstruktur mengenai.
Berikut ini merupakan model paragraf yang memperlihatkan ketuntasan:
(33) Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
keluarga—menjadi organisasi sosial terkecil di
dalam sebuah rakyat—memiliki peran cukup
penting. Pertama, famili dibuat buat meneruskan garis keturunan menjadi galat satu
kebutuhan hakiki manusia. Kedua, setiap anggota
dalam famili mampu belajar untuk menjalankan
tanggung jawab masing-masing guna menciptakan keluarga yang harmonis. Ketiga, hubungan

47
harmonis antara satu famili dan keluargakeluarga lain akan membentuk kedamaian dalam
masyarakat. Ketiga, keluarga berperan menyosialisasikan pengetahuan tentang budaya tradisional, keyakinan atau agama, serta pentingnya
pendidikan pada anak-anak menjadi generasi
penerus. (Dimodifikasi menurut Pengetahuan Tradisi
dan Ekspresi Budaya Jawa Timur
, 2013:520)
Gagasan utama dalam paragraf tadi terdapat
pada kalimat pertama, yaitu beberapa faktor penyebab
keluarga mempunyai kiprah relatif penting. Ada informasi
penting pada gagasan primer itu yg harus dicermati
untuk dapat menyebarkan menjadi paragraf yang
memenuhi syarat kelengkapan. Informasi penting itu
berupa ungkapan beberapa faktor yang harus dikembangkan menggunakan lebih menurut satu penjelas.
Paragraf pada model (33) tersebut telah menerangkan syarat kelengkapan. Gagasan utama sudah
dijelaskan menggunakan tiga kalimat pengembang. Dengan
kalimat-kalimat penjelas itu liputan yg dibutuhkan
oleh kalimat topik telah terpenuhi.1.4.4 KeruntutanSebuah paragraf dikatakan runtut apabila uraian
informasi disajikan secara urut, tidak terdapat berita yang
melompat-lompat sebagai akibatnya pembaca lebih mudah
mengikuti jalan pikiran penulis. Keruntutan paragraf
ditampilkan melalui interaksi formalitas pada antara kalimat
yang membentuk paragraf. Hubungan formalitas tersebut
menunjukkan pola urutan penyajian infomasi.
Ada beberapa contoh urutan liputan, seperti urutan
tempat, urutan ketika, urutan khusus-umum, urutan

48
tingkat, urutan apresiatif, urutan sebab-akibat, serta urutan
tanya-jawab. Tiap-tiap model itu mempunyai karakteristik
yang bhineka. Untuk contoh urutan tempat, misalnya,
penyajian informasi mengenai objek hendaknya disampaikan
secara horizontal, dari kiri ke kanan atau sebaliknya, atau
secara vetikal, menurut bawah ke atas atau sebaliknya.
Contoh:
(34) Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April 1879 di
kota Jepara, Jawa Tengah. Ia merupakan anak
salah seorang bangsawan yang masih sangat taat
pada norma istiadat. Setelah lulus menurut sekolah
dasar, dia nir diperbolehkan melanjutkan sekolah
ke taraf yg lebih tinggi sang orang tuanya. Ia
dipingit sambil menunggu saat untuk
dinikahkan. Kartini kecil sangat murung menggunakan hal
tersebut. Ia ingin menentang, tetapi nir berani
karena takut dipercaya sebagai anak durhaka.
Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan kitab -kitab ilmu
pengetahuan kemudian membacanya di taman
rumah menggunakan ditemani simbok (pembantunya).
Akhirnya, membaca sebagai kegemarannya.
Tiada hari beliau lalui tanpa membaca. (Dimodifikasi
dari www.dbiografi. Com)
Untuk contoh urutan saat, informasi mengenai objek
disajikan secara kronologis. Penulis bisa memulai
penyajian fakta menurut awal sampai akhir keadaan,
peristiwa, atau kejadian hingga keadaan terakhir. Penulis
juga bisa menyajikan fakta menurut keadaan terakhir
kemudian berkecimpung ke arah keadaan awal. Dengan kata
lain, penulis dapat menerapkan cara penyajian kilas balik
(flashback).

49
Penulis pula bisa menerapkan urutan spesifik-umum
dalam penyajian informasinya. Dengan contoh ini,
penyajian warta dimulai berdasarkan hal-hal yg bersifat
khusus dan diakhiri dengan fakta yg bersifat umum.
Meskipun demikian, penulis juga bisa menyajikan
informasi umum terlebih dulu kemudian disusul dengan
informasi-kabar khusus.
Pada contoh (34) tersebut penulis memulai
paparannya menurut ketika lahir dilanjutkan dengan masa
sekolah. Urutan yang sistematis dari kronologi
tersebut akan lebih memudahkan pembaca memahami
keseluruhan isi paragraf itu. Seandainya penulis ingin
memaparkan warta itu secara terbalik (flashback), itu
pun wajib dilakukan secara sistematis.1.4.lima KonsistensiSudut pandang merupakan cara penulis menempatkan
diri dalam karangannya. Dengan istilah lain, sudut pandang
dapat diartikan menjadi cara penulis atau pengarang
menempatkan dirinya terhadap cerita atau karangan; atau
dari sudut mana penulis memandang ceritanya. Sudut
pandang ini dalam suatu karangan bisa berupa perspektif
yang hendak dibangun penulis.
Berikut ini merupakan beberapa sudut pandang yang
dapat dipakai penulis pada karangan.
a. Sudut pandang orang pertama umumnya menggunakan
kata ganti aku atau saya. Dengan sudut pandang ini
penulis seakan-akan terlibat dalam cerita serta seolaholah bertindak menjadi tokoh cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga umumnya menggunakan
kata ganti orang ketiga, seperti dia atau nama orang
yang sebagai tokoh pada cerita.

50
c. Sudut pandang pengamat menempatkan penulis sebagai
pengamat serba memahami yg bertindak seolah-olah
mengetahui segala tingkah laris serta insiden yang
dialami tokoh.
d. Sudut pandang adonan adalah kombinasi antara
sudut pandang orang pertama serta pengamat. Dengan
sudut pandang ini penulis mula-mula menggunakan
sudut pandang orang pertama lalu bertindak
sebagai pengamat yg serba tahu dan bagian kembali
lagi ke sudut pandang orang pertama.
Dari beberapa macam sudut pandang itu, yang
penting buat diperhatikan merupakan konsistensinya. Penulis
harus menetapkan sudut pandangnya terhadap calon
pembaca tulisannya. Dengan penentuan sudut pandang
berdasarkan pembacanya, penulis bisa menentukan gaya
penulisan yg tepat. Sudut pandang yg sudah
ditentukan itu seyogyanya dipertahankan menurut awal hingga
akhir pembahasan.
Contoh:
(35) Seperti kita ketahui beserta, tidak mudah
mengendalikan anak laki-laki kita yang sedang
dalam masa pubertas. Ulahnya bermacam-macam
dan sering kali sangat menjengkelkan. Sebagai
orang tua, Anda mungkin mempunyai
pengalaman yg menarik buat menangani
masalah itu. Kemukakanlah pengalaman Anda
melalui rubrik ini. Mungkin pengalaman Anda
dapat membantu orang tua lain pada mengatasi
masalah anak-anaknya. (Bahan Penyuluhan
Bahasa Indonesia: Paragraf, 2001
)

51
Pada paragraf 35), penulis memakai kata kitadan Anda secara konsisten. Pemilihan istilah kita dan Andatersebut memperlihatkan bahwa penulis secara sadar seolaholah ingin mengajak pembaca berkomunikasi eksklusif.
Penulis menempatkan pembaca sebagai mitra dialog
interaktif. Penggunaan kata Anda merupakan bentuk
penyapaan pada pembaca yang efektif. Dengan cara itu
pembaca merasa dilibatkan dalam perseteruan yang
sedang dikomunikasikan pada paragraf itu. Begitu juga
dengan penggunaan kata kita, hal itu akan menguatkan
keterlibatan dan keterikatan secara emosional pembaca
dan penulis. Coba bandingkan paragraf (35) dengan
paragraf (36) berikut adalah.
(36) Seperti diketahui bersama, tidak gampang mengendalikan anak laki-laki yang sedang dalam masa
pubertas. Ulahnya beragam dan seringkali sangat menjengkelkan. Sebagai orang tua,
para pembaca mungkin memiliki pengalaman
yang menarik untuk menangani kasus itu.
Pembaca bisa mengemukakan pengalamannya
melalui rubrik ini. Mungkin pengalaman itu dapat
membantu pembaca-pembaca lain pada mengatasi kasus anak-anaknya. (Bahan Penyuluhan
Bahasa Indonesia: Paragraf, 2001
)
Pada paragraf (36), interaksi antara penulis dan
pembaca nir seerat paragraf (35). Pada paragraf (36),
penulis terkesan nir mengajak pembaca buat terlibat
secara pribadi pada komunikaksi. Pembaca seolah-olah
tidak begitu dipedulikan, penulis seakan-akan tidak begitu
menghiraukan apakah pembaca mempunyai perhatian atau
tidak terhadap informasi yang disampaikan. Dengan

52
menggunakan ungkapan para pembaca, bagi penulis yang
terpenting adalah membicarakan warta kepada siapa
saja tanpa pelibatan pembaca menjadi kawan bicara.

53BAB II
JENIS PARAGRAF
2.1 Berdasarkan Pola Pernalaran
Banyak cara yg dapat dilakukan buat menuangkan gagasan dalam sebuah karangan ilmiah atau
tulisan lainnya. Namun, paling tidak terdapat kriteria cara
penuangan gagasan itu. Dalam setiap karangan ilmiah,
seluruh gagasan itu dikemas pada bentuk paragrafparagraf. Dalam setiap paragraf harus dipastikan ada
gagasan utama atau gagasan utamanya, sedangkan
gagasan lain yg ada di dalam paragraf itu merupakan
penjelas.
Dalam menuangkan gagasan itu, kita harus
memperhatikan pola pernalaran. Berdasarkan pola
pernalaran itu, pengelompokan paragraf berdasarkan pada
penempatan gagasan primer. Berdasarkan letak gagasan
utama itu, paragraf dapat dibedakan atas paragraf deduktif,
induktif, deduktif-induktif, ineratif, serta menyebar.2.1.1 Paragraf DeduktifParagraf deduktif merupakan paragraf yg pandangan baru pokok
atau gagasan utamanya terletak di awal paragraf dan
diikuti sang kalimat-kalimat penjelas buat mendukung
gagasan primer. Ide utama atau gagasan primer berupa
pernyataan generik yang dikemas pada kalimat topik.
Kalimat topik itu lalu diikuti oleh kalimat-kalimat

54
pengembang yang berfungsi memperjelas fakta yang
ada dalam kalimat topiknya.
Contoh:
(37) Tenaga kerja yang dibutuhkan pada persaingan
bebas merupakan tenaga kerja yg mempunyai etos
kerja tinggi, yaitu tenaga yang pandai , terampil,
dan berkepribadian. Tenaga kerja yg pandai
adalah energi kerja yang mempunyai kemampuan
akademis memadai sinkron dengan disiplin ilmu
tertentu. Terampil adalah mampu menerapkan
kemampuan akademis yg dimiliki disertai
kemampuan pendukung yang sesuai untuk
diterapkan supaya diperoleh hasil aporisma.
Sementara itu, energi kerja yang berkepribadian
adalah tenaga kerja yg memiliki perilaku loyal,
disiplin, serta jujur.
Paragraf (37) pada atas termasuk paragraf deduktif
karena kalimat topiknya masih ada pada awal paragraf.
Kalimat topik paragraf (37) tersebut adalah tenaga kerja
yang diperlukan dalam persaingan bebas tenaga kerja
adalah energi kerja yang memiliki pandangan hidup kerja tinggi,
yaitu tenaga yang pandai, terampil, serta berkepribadian
.
Kalimat topik itu kemudian dikembangkan dengan
kalimat-kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas itu
masing-masing menguraikan butir-butir yg diperlukan
untuk mempertegas warta dalam kalimat topik tentang
etos kerja tinggi, yg meliputi kepandaian, keterampilan,
dan kepribadian tenaga kerja.2.1.dua Paragraf InduktifParagraf induktif merupakan paragraf yg kalimat
topiknya masih ada pada bagian akhir. Secara garis besar ,

55
paragraf induktif memiliki karakteristik-karakteristik, yaitu a) diawali
dengan penyebutan insiden-peristiwa spesifik yang
berfungsi menjadi penjelas dan merupakan pendukung
gagasa utama serta b) lalu menarik simpulan
berdasarkan peristiwa-peristiwa spesifik itu.
Untuk menjaga koherensi antarkalimat dalam
paragraf, pada perumusan kalimat simpulan itu acap
digunakan konjungsi penumpu kalimat yang sekaligus
berfungsi menjadi konjungsi antarkalimat. Kata atau frasa
yang biasa dipakai sebagai penumpu kalimat simpulan
itu merupakan jadi, akhirnya, akibatnya, oleh karena itu, maka
dari itu, berdasarkan uraian di atas,
dan dengan
demikian.
Karena fungsinya sebagai penumpu kalimat, katakata tersebut diletakkan di awal kalimat dan tentu saja
harus diawali dengan alfabet modal. Karena fungsinya juga
sebagai konjungsi antarkalimat (konjungsi ekstraklausal),
kata-kata tersebut harus diikuti indikasi baca koma.
Contoh:
(38) Salju yang turun menurut langit memberikan hiasan
yang indah buat bumi. Beberapa kota disulap
dengan nuansa putih, menghasilkan pemandangan manis serta memikat bagi penikmat
keindahan. Hawa dinginnya semakin hari menggigit tempat-daerah yg beriklim subtropis
dan sedang ini. Inilah animo dingin yang terjadi
di negeri matahari terbit.
Paragraf (38) diawali menggunakan perincian yg berupa
peristiwa-insiden spesifik. Peristiwa spesifik itu berupa
salju yang turun, keadaan kota yang memutih karena salju,
dan hawa dingin yang menyelimuti beberapa daerah di

56
Jepang. Semua peristiwa khusus itu kemudian disimpulkan bahwa itulah keadaan Jepang saat demam isu dingin.
Tulisan menggunakan pemaparan semacam itu dapat mengkategorikan sebagai paragraf induktif, suatu paragraf yang
dimulai dengan hal spesifik lalu diakhiri dengan
pernyataan umum yg merupakan kalimat topiknya.2.1.3 Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran)Paragraf deduktif-induktif adalah paragraf yang
kalimat topiknya terdapat dalam bagian awal dan akhir
paragraf. Meskipun ada 2 kali pemunculan kalimat
topik, hal itu bukan berarti gagasan utamanya terdapat dua.
Adanya 2 kalimat topik itu hanya merupakan bentuk
pengulangan gagasan primer buat mempertegas berita.
Paragraf dengan pola ini dimulai berdasarkan pernyataan
yang bersifat umum, diikuti menggunakan pernyataan-pernyataan
yang bersifat khusus sebagai penjelas, serta diakhiri dengan
pernyataan umum lagi yg adalah pengulangan
gagasan utama. Biasanya gagasan primer dalam akhir
paragraf dikemas dengan kalimat topik yg agak berbeda
dengan kemasan kalimat topik pertama.
Contoh:
(39) Hasil penelitian menyampaikan bahwa
tingginya kolesterol adalah faktor risiko
yang paling besar yang mengakibatkan seseorang terjangkit penyakti jantung koroner
.
Hampir 80% penderita jantung koroner pada Eropa
disebabkan kadar kolesterol pada tubuh yang
tinggi. Bahkan, pada Amerika hampir 90% penderita
jantung koroner ditimbulkan penderita makan
makanan yang berkadar kolesterol tinggi. Begitu

57
juga di Asia, sebagian akbar penderita jantung
koroner ditimbulkan oleh pola makan yang banyak
mengandung kolesterol. Dengan demikian, kolesterol merupakan penyebab primer penyakit
jantung koroner.
Gagasan primer paragraf (39) tersebut merupakan kolesterol merupakan penyebab penyakit jantung koroner.
Gagasan utama itu kemudian diikuti oleh tiga kalimat
penjelas. Ketiga kalimat penjelas itu merupakan (1) hampir
80% penderita jantung koroner di Eropa disebabkan
kadar kolesterol dalam tubuh yg tinggi
; (dua) di Amerika
hampir 90% penderita jantung koroner disebabkan
penderita makan kuliner yg berkadar kolesterol
tinggi
; (tiga) di Asia sebagian akbar penderita jantung
koreoner disebabkan sang pola makan yang banyak
mengandung kolesterol
. Ketiganya merupakan penjelas
atau penegas bahwa kolesterol sebagai penyebab utama
penyakit jantung koroner.2.1.4 Paragraf IneratifParagraf inretaif merupakan paragraf yang kalimat
utamanya terletak di tengah-tengah paragraf. Paragraf ini
diawali dengan kalimat-kalimat penjelas sebagai pengantar lalu diikuti gagasan utama serta ditambahkan
lagi kalimat-kalimat penjelas buat menguatkan atau
mempertegas keterangan.
Contoh:
(40) Gunung Sinabung di Sumatera Utara meletus.
Belum reda letusan Gunung Sinabung, Gunung
Kelud pada Jawa Timur pula meletus. Selain gunung
berapi yang meletus itu, banjir terjadi di beberapa
daerah. Ibu kota Jakarta, seperti tahun-tahun

58
sebelumnya, dilanda banjir. NTT yang sering
mengalami kekeringan juga dilanda banjir.Indonesia memang sedang ditimpa banyak
musibah dan bencana
. Bencana-bencana
tersebut menelan korban, baik harta juga jiwa.
Padi di sawah-sawah yang siap panen menjadi
gagal panen. Sayur mayur yg banyak ditanam
dan dihasilkan di lereng-lereng gunung juga
hancur sebagai akibatnya harga pada pasar menjadi
melambung.
Gagasan utama paragraf tadi merupakan Indonesia
sedang ditimpa poly musibah dan bencana
. Dalam
menyampaikan fakta penulis memulai dengan menampilkan hal-hal yang bersifat spesifik. Penulis mengawalinya dengan menampilkan bermacam-macam peristiwa
yang terjadi pada berbagai daerah di Indonesia kemudian
menyimpulkannya dalam bentuk kalimat topik. Untuk
menegaskan bahwa seluruh yg terjadi itu merupakan
musibah yg menimpa warga Indonesia, penulis
menambahkan liputan yang berupa akibat dari bencana
itu.2.1.lima Ide Pokok MenyebarParagraf dengan pola semacam itu tidak memiliki
kalimat utama. Pikiran utamanya menyebar dalam seluruh
paragraf atau tersirat dalam kalimat-kalimatnya.
Contoh:
(41) Matahari belum tinggi benar. Embun masih
tampak berkilauan. Warna bunga sebagai sangat
indah diterpa sinar mentari . Tampak kupu-kupu

59
dengan poly sekali warna terbang dari bunga yang
satu ke bunga yg lain. Angin pun semilir terasa
menyejukkan hati.
Gagasan primer paragraf (41) tadi nir terdapat
pada kalimat pertama, kedua, serta seterusnya. Untuk dapat
memahami gagasan primer paragraf itu, pembaca harus
menyimpulkan isi paragraf itu. Dengan memperhatikan
setiap kalimat pada paragraf itu, kita dapat menyarikan
isinya, yaitu gambaran suasana pada pagi hari yg cerah.
Inti sari itulah yg sebagai gagasan utamanya.2.2 Berdasarkan Gaya Ekspresi/PengungkapanSuatu gagasan bisa diungkapkan menggunakan berbagai
gaya bergantung pada tujuan komunikasinya. Tujuan
komunikasi yang tidak selaras pasti akan disampaikan dengan
gaya pengungkapan yang tidak sinkron jua. Misalnya, jika
komunikasi tersebut bertujuan buat memberikan
informasi secara objektif tanpa bermaksud memengaruhi
atau mengajak, gagasan itu dapat disampaikan dengan
corak eksposisi. Suatu gagasan yg disampaikan dengan
maksud buat meyakinkan orang lain nir mungkin
diungkapkan menggunakan corak pelukisan. Penulis tentu akan
memilih gaya pengungkapan yg paling sinkron, yaitu
argumentasi.
Gaya atau corak aktualisasi diri mencakup narasi, pelukisan,
eksposisi, argumentasi, serta persuasi. Adapun perincian
tiap-tiap gaya itu merupakan sebagai berikut.2.dua.1 Paragraf Narasi (Kisahan)
Narasi
merupakan gaya pengungkapan yang
bertujuan menceritakan atau mengisahkan rangkaian

60
kejadian atau insiden--baik peristiwa kenyataan maupun
peristiwa fitnah--atau pengalaman hidup berdasarkan
perkembangannya berdasarkan ketika ke waktu sebagai akibatnya tampak
seolah-olah pembaca mengalami sendiri insiden itu.
Paragraf narasi dimaksudkan buat memberi tahu
pembaca atau pendengar mengenai sesuatu yang diketahui
atau dialami penulis supaya pembaca terkesan.
Ciri utama paragraf narasi adalah adanya peristiwa
atau insiden, baik yg benar-sahih terjadi atau berupa
imajinasi juga campuran keduanya, yang dirangkai
dalam urutan saat. Di pada insiden itu ada juga tokoh
yang menghadapi suatu konflik. Permasalahan itulah yang dapat
menambah daya tarik cerita. Jadi, ketiga unsur yang
berupa kejadian, tokoh, serta konflik merupakan unsur
pokok sebuah narasi. Apabila ketiga unsur itu bersatu, ketiga
unsur itu dianggap plot atau alur.Narasi, berdasarkan tujuannya, dapat dibedakan
atas narasi ekspositoris, artistik, serta sugestif. Narasi
ekspositoris
berisi penyampaian fakta secara tepat
tentang suatu peristiwa berdasarkan data yg sebenarnya
dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentangkisah seorang (umumnya satu orang). Pelaku diceritakan
mulai berdasarkan kecil sampai ketika ini atau hingga terakhir dalam
kehidupannya. Narasi artistik berusaha untuk
memberikan suatu maksud tertentu atau menyampaikan
suatu amanat terselubung pada para pembaca atau
pendengar sehingga tampak seolah-olah melihat. Narasi
sugestif
berusaha buat memberikan suatu maksud
tertentu serta menyampaikan suatu amanat secara
terselubung kepada para pembaca atau pendengar
sehingga tampak seolah-olah melihat.
Berdasarkan sifat informasinya, ada narasi yang
berupa informasi serta narasi yg berupa fiksi. Contoh narasi

61
yang berisi fakta adalah biografi, autobiografi, atau kisah
pengalaman. Contoh narasi yg berupa fiksi adalah
novel, cerita pendek, cerita bersambung, serta cerita
bergambar.
Contoh:
(42) Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin
Jusuf Habibie adalah keliru seorang tokoh
anutan dan menjadi kebanggaan bagi banyak
orang di Indonesia. Presiden ketiga Republik
Indonesia itu dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi
Selatan, pada lepas 25 Juni 1936. Beliau
merupakan anak keempat menurut delapan
bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie
dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie
yang menikah menggunakan Hasri Ainun Habibie pada
tanggal 12 Mei 1962 ini dikaruniai dua orang
putra, yaitu Ilham Akbar serta Thareq Kemal.
Masa mini Habibie dilewati beserta saudarasaudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan. Sifat
tegas berpegang dalam prinsip sudah ditunjukkan
Habibie sejak kanak-kanak. Habibie yg punya
kegemaran menunggang kuda dan membaca ini
dikenal sangat cerdas sejak masih duduk di
sekolah dasar. (Dimodifikasi dariwww.dbiografi.com)
Berdasarkan sifat informasinya, paragraf (42) pada atas
dapat dikategorikan menjadi paragraf narasi yang berisi
fakta.
Penulis berusaha menceritakan tokoh menurut
realitas atau liputan sebenarnya. Tokoh yg digambarkan
merupakan sosok yang benar-benar hayati serta peristiwa
yang dialami tokoh jua sahih-benar terjadi. Tokoh

62
Habibie sahih lahir di Pare-Pare dalam 25 Juni 1936 anak
dari pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie serta R.A. Tuti
Marini Puspowardojo. Apa yg dialami Habibie dalam
narasi itu tidak ditambah atau dikurangi. Sementara itu,
berdasarkan tujuan penulisannya, paragraf (42) itu
digologkan ke dalam paragraf narasi ekspositoris.Penulis menyampaikan warta secara tepat tentang
suatu insiden yg dialami tokoh Habibie berdasarkan
data yang sebenarnya menggunakan maksud memperluas
pengetahuan pembaca.
(43) Dengan sekuat tenaga saya menggunakan jariku
untuk menulis. Tuhan Mahabesar membiarkan
tanganku yang lumpuh dapat berkecimpung. Walau
banyak yg ingin kutulis, namun tanganku mulai
tak bertenaga beranjak. Aku hanya ingin melihat
keluargaku bahagia serta rukun. Aku ingin ketika
aku pergi famili mampu ikhlas serta menerima
semua ini. Lima belas tahun lamanya Keke bisa
hidup dalam sebuah kebahagiaan di global ini.
Paragraf tadi, menurut sifat infomasi,
merupakan model paragraf narasi yang berupa fiksi.
Penulis memaparkan kisah tokoh berdasarkan fitnah atau
imajinasinya meskipun kadang-kadang terdapat yg merupakan pengalaman hayati penulis atau orang lain. Tetapi,
dalam paparannya penulis telah menambahkan berbagai
hal buat membuahkan tulisannya menarik.2.dua.dua Paragraf DeskripsiParagraf pelukisan berisi gambaran mengenai suatu
objek atau suatu keadaan sejelas-jelasnya dengan
melibatkan kesan alat. Paragraf ini bertujuan untuk

63
memberikan kesan/impresi kepada pembaca terhadap
objek, gagasan, tempat, peristiwa, serta semacamnya yang
ingin disampaikan penulis. Melalui pengesanan ini
pembaca seolah-olah berada pada suatu loka serta dapat
melihat, mendengar, meraba, mencium, atau merasakan
apa yang tertulis dalam paragraf tadi.
Paragraf deskripsi mempunyai beberapa pola
pengembangan, yaitu (1) pola deskripsi spasial, (dua) pola
deskripsi sudut pandang, (tiga) pola deskripsi pengamatan
(observasi), serta (4) pola deskripsi fokus.
1) Pola deskripsi spasial merupakan suatu pola pengembangan paragraf yg menggambarkan objek berupa
ruang, benda, atau loka.
Contoh:
(44) Ruangan ukuran 9m x 8m ini benar-benar sangat
nyaman ditempati. Sebuah sofa empuk
berwarna putih dengan meja kayu berada di
tengah ruangan. Sementara itu, rak buku berisi
beberapa novel serta kitab -kitab ilmiah
diletakkan mepet menggunakan dinding sebelah
selatan bersanding menggunakan sebuah pot berisi
pohon palem mini yang seakan-akan menyatu
dengan tembok yang dicat menggunakan rona hijau
muda. Di luar ruangan, masih ada sebuah kolam
kecil ukuran 2,5m x 2m berisi beberapa ikan
koi yg berseliweran. Suara gemericik air dari
kolam menambah sejuknya suasana di ruang
tamu milik Pak Toni ini.
2) Pola deskripsi sudut pandang merupakan suatu pola
sudut pandang yang berdasarkan atas posisi penulis
dalam mendeskripsikan suatu objek. Pola pengem-

64
bangan sudut pandang dibagi menjadi 2, yaitu sudut
pandang subjektif serta sudut pandang objektif.
a. Pola subjektif merupakan pola pengembangan paragraf
deskripsi menggunakan cara menggambarkan objek sesuai
dengan penafsiran yang disertai kesan atau opini dari
penulis.
(45) Pantai Wediombo mungkin hanya keliru satu di
antara sekian poly pantai yg masih belum
terjamah di Kabupaten Gunung Kidul,
Yogyakarta. Pantai dengan hamparan pasir
putih mahaluas ini seolah menarik hati kaki
untuk terus memijak serta berjalan-jalan di
atasnya. Di kanan kiri pantai dapat kita lihat
bukut-bukit kapur hijau ditumbuhi lumut yang
berdiri gagah menantang derasnya ombak
pantai. Suasana pantai yang sepi juga
menambah pesona pantai yg masih perawan
ini.
b. Pola objektif adalah pola pengembangan paragraf
deskripsi dengan cara mendeskripsikan objek secara
apa adanya tanpa disertai opini penulis.
(46) Pantai Wediombo terletak di Kecamatan
Girisobo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Pantai ini berjarak 70
km atau dua jam bepergian menurut pusat Kota
Yogyakarta. Di kanan kiri pantai landai yang
berpasir putih ini, kita dapat melihat gugusan
bukit kapur yang berwarna hijau ditumbuhi
lumut. Namun yang perlu diperhatikan, pantai

65
ini mempunyai ombak yang relatif besar
sehingga wisatawan dilarang berenang di
pantai ini lantaran sangat berbahaya.
3) Pola pelukisan pengamatan (observasi) merupakan suatu
pola paragraf yg dikembangkan menggunakan melakukan
pengamatan terhadap objek yang akan dideskripsikan.
Pembaca seolah-olah dapat melihat atau mengalami
sendiri tentang objek yang dilukiskan.
Contoh:
(47) Setiap sore terlihat awan mendung menggantung.
Awan mendung dipercaya indikasi akan turun
hujan. Awan bergulung-rol tertiup angin. Ada
yang manunggal menggunakan awan lain. Ada jua yang
berpencar. Tidak lama petir menyambar.
Kemudian, hujan pun turun. Hujan turun dengan
sangat deras. Air mengalir ke segala arah dan
menggenang di mana-mana. Rupanya peresapan
air ke dalam tanah semakin berkurang akibat
betonisasi.
4) Pola pelukisan penekanan adalah suatu pola paragraf
yang dikembangkan menggunakan menonjolkan suatu bagian
objek yang dideskripsikan. Perhatian pembaca atau
pendengar terfokus pada bagian objek yang
dideskripsikan. Paragraf pelukisan penekanan ini dapat
digunakan buat menjelaskan insiden, objek benda,
atau insan. Paragraf ini menggunakan pilihan kata
atau kalimat yg sempurna dan menarik perhatian
pembaca.

66
Contoh:
(48) Suasana pagi hari pada Taman Wisata Kaliurang
sangat sejuk. Kicau burung bersahut-sahutan.
Semilir angin sepoi-sepoi menambah sejuknya
udara pagi. Warna-warni bunga yang ada di
taman membuat orang betah duduk. Taman
dihiasi pepohonan. Taman itu pula dihiasi
beberapa patung bangau putih. Patung-patung itu
terlihat sangat unik. Di tengah taman terdapat
kolam. Di tengah kolam masih ada air mancur.
Aneka mainan anak-anak turut melengkapi
Taman Wisata Kaliurang.
Fokus yg dibicarakan dalam paragraf tersebut
adalah sebuah taman pada loka wisata di Kaliurang. Selain
menggambarkan insiden, paragraf pelukisan dapat
digunakan buat menyebutkan objek benda atau manusia.
Misalnya: 1. Saraswati berperawakan tinggi semampai.
Rambutnya lurus sebahu. Kulitnya sawo
matang. Sorot matanya teduh dan hidungnya
mancung.
2. Benda ini dipakai buat membersihkan
debu. Benda ini terbuat menurut bulu ayam dan
rotan.2.dua.tiga Paragraf EksposisiParagraf eksposisi merupakan paragraf yang
bertujuan untuk menginformasikan sesuatu sehingga
memperluas pengetahuan pembaca. Paragraf eksposisi
bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber buat penulisan paragraf

67
ini bisa diperoleh berdasarkan hasil pengamatan, penelitian atau
pengalaman.
Paragraf eksposisi tidak selalu terbagi atas bagianbagian yang diklaim pembukaan, pengembangan, dan
penutup. Hal ini sangat bergantung dalam sifat goresan pena dan
tujuan yg hendak dicapai. Adapun ciri-karakteristik paragraf
eksposisi, diantaranya, adalah (a) berusaha menjelaskan
sesuatu, (b) gaya goresan pena bersifat informatif, (c) fakta
dipakai sebagai alat kontribusi, serta (d) fakta dipakai
sebagai alat buat mengonkretkan warta.
Paragraf eksposisi dapat dikembangkan melalui
klasifikasi, ilustrasi, perbandingan/pertentangan, laporan,
proses, atau definisi. Dalam pengembangan dengan
klasifikasi, kalimat-kalimat penjelasnya merupakan bentuk
pengelompokan menurut gagasan utamanya. Contoh paragraf
eksposisi menggunakan penjabaran ini adalah sebagai berikut.
(49) Pemerintah akan memberikan bantuan pembangunan tempat tinggal atau bangunan pada korban
gempa. Bantuan pembangunan rumah atau
bangunan tadi disesuaikan dengan tingkat
kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak
ringan menerima bantuan sekitar 10 juta. Warga
yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan
sekitar 20 juta. Warga yg rumahnya rusak berat
mendapat donasi kurang lebih 30 juta. Calon
penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat
desa setempat menggunakan pengawasan menurut pihak
LSM.
Pada contoh tadi, pengklasifikasian terjadi
pada kalimat pengembang taklangsungnya. Pengklasifikasian itu menjadi penjelas menurut kalimat pengembang

68
langsung. Jadi, kalimat (tiga) warga yang rumahnya rusak
ringan mendapat bantuan kurang lebih 10 juta
; kalimat (4)warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan
sekitar 20 juta
; dan kalimat (5) warga yang rumahnya
rusak berat mendapat donasi kurang lebih 30 juta
merupakan
pengelompokan dari kalimat pengembang langsung
(kalimat dua), yaitu bantuan pembangunan rumah atau
bangunan tadi disesuaikan dengan tingkat
kerusakannya
.
Dalam paragraf eksposisi dengan ilustrasi, gagasan
utama dijelaskan menggunakan kalimat-kalimat pengembang
dalam bentuk ilustrasi. Penulis ingin memaparkan sesuatu
dengan cara menyajikan citra generik atau khusus
tentang sesuatu yg dipercaya belum diketahui atau
belum dipahami pembaca. Paparan mengenai sesuatu itu
disajikan dari kesan yg ditangkap oleh indera.
Contoh paragraf eksposisi menggunakan gambaran adalah sebagai
berikut.
(50) Cengkeh, pohon yg tetap hijau, mempunyai
nama latin Sysygium aromatikum (Eugeniacarllophulinta). Cengkeh merupakan tanaman
asli di Kepulauan Maluku. Kuncup bunganya
yang belum terbuka merupakan rempah yang
penting. Di samping penggunaan terpenting
sebagai rempah-rempah, kuncup bunganya yang
berbentuk paku, apabila sudah dikeringkan, dipakai
sebagai campuran tembakau pada Pulau Jawa, lebihlebih selesainya tahun 1915 dengan pesatnya
perusahaan rokok kretek di Kudus. Di tempattempat lain, kadang-kadang setelah digiling,
cengkeh digunakan buat mengharumkan kudapan manis.
Cengkeh juga membentuk minyak uap yang

69
digunakan sebagai bahan obat-obatan dan minyak
wangi.
(51) Pernahkan Anda menghadapi situasi tertentu
dengan perasaan takut? Bagaimana cara
mengatasinya? Di bawah ini terdapat 5 jurus untuk
mengatasi rasa takut tersebut. Pertama,
persiapkan diri Anda sebaik-baiknya bila
menghadapi situasi atau suasana tertentu; ke 2,
pelajari sebaik-baiknya apabila menghadapi situasi
tersebut; ketiga, pupuk serta binalah rasa percaya
diri; keempat, setelah ada rasa percaya diri,
pertebal keyakinan Anda; kelima, untuk
menambah rasa percaya diri, kita harus
menambah kecakapan atau keahlian melalui
latihan atau belajar benar-benar–sungguh.
Paragraf eksposisi juga bisa dibentuk dengan cara
mempertentangkan sesuatu yang sebagai wangsit pokok
dengan sesuatu yang lain. Banyak hal yang dapat
dipertentangkan tentang sesuatu. Pada contoh berikut ini
penulis ingin memaparkan udang vannamei menggunakan cara
mempertentangkannya dengan jenis udang yg lain, yaitu
udang windu. Penulis ingin memberi tahu pembaca bahwa
ada jenis udang yang kualitasnya lebih baik daripada
udang windu yg telah dikenal warga . Perhatikan
contoh berikut.
(52) Di lapangan, ketika ini para petambak justru tengah
membudidayakan benih udang vannamei.
Meskipun harganya lebih murah menurut udang
windu, udang vannamei punya keunggulan.
Udang ini tahan menurut berbagai penyakit,

70
sedangkan udang windu sangat rentan dengan
penyakit.
Dalam paragraf itu tampak dengan jelas kelebihan
udang vannamei yang ingin dipaparkan penulis. Dari segi
harga, udang vannamei lebih murah daripada udang
windu. Dari segi ketahanan, udang vannamei pula lebih
tahan penyakit daripada udang windu. Cara seperti itu
sangat cocok buat mempromosikan suatu produk baru.
Pembaca bisa membandingkan produk baru itu dengan
produk lain atau produk lama yg serupa.
Paragraf eksposisi juga tersaji dalam bentuk
laporan. Dengan cara ini penulis ingin menyampaikan
informasi kepada pembaca mengenai sesuatu secara objektif.
Contoh paragraf eksposisi laporan ini adalah sebagai
berikut.
(53) Sebenarnya, bukan hanya ITS yg menawarkan
rumah instan sehat buat Aceh atau dikenal
dengan Rumah ITS buat Aceh (RI-A). Pusat
Penelitian dan Pengembangan Permukiman,
Departemen Pekerjaan Umum pula menawarkan
―Risha‖ alias Rumah Instan Sederhana Sehat.
Modelnya hampir sama, mudah dibongkarpasang, bahkan motonya ―Pagi Pesan, Sore
Huni‖. Bedanya, sistem struktur dan konstruksi
Risha memungkinkan rumah ini berbentuk
panggung. Harga Risha sedikit lebih mahal, Rp20
juta buat tipe 36. Akan tetapi, usianya dapat
mencapai 50 tahun lantaran komponen struktur
memakai beton bertulang, diperkuat pelat baja di
bagian sambungannya. Kekuatannya terhadap

71
gempa jua telah diuji pada laboratorium sampai
zonasi enam.
Paragraf eksposisi pula bisa dikembangkan
berdasarkan proses. Dalam mengungkapkan fakta,
penulis memaparkan suatu kondisi yang diikuti dengan
kondisi yang lain. Hal itu tampak dalam contoh ini dia.
(54) Sampai hari ke-8, donasi buat para korban
gempa Yogyakarta belum merata. Hal ini terlihat
di beberapa daerah Bantul serta Jetis. Misalnya di
Desa Piyungan, sampai waktu ini rakyat desa itu
hanya makan singkong. Mereka mengambilnya
dari beberapa kebun masyarakat. Apabila terdapat warga yang
makan nasi, itu merupakan sisa-sisa beras yang
mereka kumpulkan di kembali reruntuhan bangunan.
Kondisi seperti ini memperlihatkan bahwa bantuan
pemerintah kurang merata.
Paragraf eksposisi paling lazim dibentuk dengan
menggunakan pengembangan definisi. Dalam paragraf ini,
gagasan primer dijelaskan dengan kalimat pengembang
yang berupa definisi. Gagasan primer diberi pengertian dan
diuraikan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Contoh
paragraf eksposisi definisi ini adalah menjadi berikut.
(55) Terapi ozon merupakan pengobatan suatu penyakit
dengan cara memasukkan oksigen ,urni dan ozon
berenergi tinggi ke pada tubuh melalui darah.
Terapi ozon adalah terapi yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk
menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun
sebagai pencegah penyakit.

722.dua.4 Paragraf PersuasifParagraf persuasi merupakan paragraf yg berisi
ajakan. Paragraf persuasi bertujuan buat membujuk
pembaca agar mau melakukan sesuatu sinkron dengan
keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai,
penulis wajib sanggup membicarakan bukti menggunakan data
dan informasi pendukung.
Contoh paragraf persuasi yg sering kita temukan
adalah propaganda yang dilakukan sang aneka macam lembaga,
badan, atau organisasi dan iklan yang disampaikan dalam
berbagai media buat menarik perhatian konsumen dan
mempromosikan suatu produk. Untuk mengajak atau
mengimbau pembaca, penulis dapat menggunakan
ungkapan persuasif, misalnya ayo atau mari.
Contoh:
(56) Pendidikan adalah salah satu wahana untuk
menghasilkan penduduk yg berkualitas sebagai
modal pembangunan. Tingkat pendidikan
seseorang akan berpengaruh bagi penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang amat sangat
penting pada abad ke-21 ini. Sebagai negara
berkembang, Indonesia masih memiliki tingkat
pendidikan yang bisa dibilang masih cukup
rendah. Menurut data United Nation
Development Programme (UNDP), tingkat
pendidikan warga Indonesia berada di
peringkat 124 berdasarkan 187 negara yg disurvei.
Tingginya angka putus sekolah karena ketidakadaan biaya mungkin menjadi karena rendahnya
tingkat pendidikan warga Indonesia ini.

73
Oleh lantaran itu, sudah saatnya pendidikan
menjadi tanggung jawab semua komponen
bangsa. Seluruh lapisan masyarakat harus
mengambil kiprah dalam pendidikan ini. Seluruh
komponen masyarakatlah yg seharusnya
membantu mereka yang membutuhkan agar dapat
melanjutkan pendidikannya.
(57) Pencemaran Sungai Ciliwung sudah sangat parah
dan bisa mengkategorikan sebagai pencemaran
tingkat berat. Rumah tangga merupakan
penyumbang terbesar sampah pada Sungai
Ciliwung. Apabila kondisi ini terus berlanjut,
sejumlah wilayah yang menggantungkan sumber
air dari Sungai Ciliwung dikhawatirkan akan
mengalami krisis. Untuk itu, pencerahan untuk
menjaga lingkungan perlu ditanamkan secara
kuat pada warga . Apabila lingkungan terjaga,
kita jugalah yang akan diuntungkan.
Dalam paragraf persuasi, penulis ingin memengaruhi pembaca atau mengajak pembaca buat melakukan sesuatu. Persuasi paragraf (56) tampak pada tiga
kalimat terakhir, yaitu sudah saatnya pendidikan menjadi
tanggung jawab semua komponen bangsa; Seluruh
lapisan warga wajib merogoh kiprah dalam
pendidikan ini;
dan seluruh komponen masyarakatlah
yang seharusnya membantu mereka yang membutuhkan
agar bisa melanjutkan pendidikannya
. Sementara itu,
dalam paragraf (57) bentuk persuasi ditunjukkan pada dua
kalimat terakhir, yaitu Kesadaran untuk menjaga
lingkungan perlu ditanamkan secara kuat kepada

74masyarakat dan Jika lingkungan terjaga, kita jugalah
yang akan diuntungkan
.2.2.5 Paragraf ArgumentasiParagraf argumentasi atau paragraf bahasan adalah
suatu corak paragraf yg bertujuan membuktikan
pendapat penulis supaya pembaca mendapat pendapatnya.
Dalam paragraf ini penulis membicarakan pendapat yang
disertai penerangan dan alasan yg kuat dan meyakinkan
dengan maksud supaya pembaca mampu terpengaruh.
Dasar goresan pena argumentasi merupakan berpikir kritis
dan logis berdasarkan warta-fakta yang bisa dipertanggungjawabkan. Fakta-liputan tadi dapat diperoleh
dengan poly sekali cara, antara lain, bahan bacaan (kitab ,
majalah, surat fakta, atau internet), wawancara atau
angket, penelitian atau pengamatan pribadi melalui
observasi. Selain itu, paragraf ini wajib dijauhkan dari
emosi serta unsur subjektif.
Paragraf argumentasi dapat dikembangkan denganpola karena-akibat, yakni membicarakan terlebih dahulu
sebab-sebabnya dan diakhiri dengan pernyataan sebagai
akibat berdasarkan sebab tersebut. Dalam penggunaannya, pola
sebab-dampak dapat disajikan sebagai dampak-sebab, yaitu
menyampaikan terlebih dahulu akibatnya kemudian dicari
sebab-sebabnya. Kata penghubung antarkalimat yang
dapat dipakai dalam paragraf ini, antara lain, adalaholeh karena itu, dengan demikian, oleh karena itu.
Contoh:(58) Memilih Sekolah Menengah Atas tanpa pertimbangan yang matang
hanya akan menambah pengangguran karena
pelajaran di Sekolah Menengah Atas nir memberi bekal bekerja.
Menurut Iskandar, sudah saatnya masyarakat
mengubah paradigma agar lulusan SMP tidak latah

75masuk Sekolah Menengah Atas. Kalau memang lebih berbakat pada jalur
profesi, sebaiknya lulusan SMP menentukan Sekolah Menengah Kejuruan. Dia
mengingatkan sejumlah risiko bagi lulusan Sekolah Menengah pertama yang
sembarangan melanjutkan sekolah. Misalnya, lulusan
SMP yg nir memiliki potensi talenta-minat ke
jalur akademik hingga perguruan tinggi, tetapi
memaksakan diri masuk SMA, beliau nir akan lulus
UAN karena sulit mengikuti pelajaran di SMA.
Namun, tanpa lulus UAN tidak mungkin mampu sampai
perguruan tinggi.dalam paragraf argumentasi, suatu gagasan utama
dijelaskan dengan kalimat pengembang yang berupa
alasan. Dengan data atau bukti yang konkret, pernyataan
dalam gagasan primer semakin bertenaga. Penulis ingin
meyakinkan pembaca terhadap pandangan baru atau gagasan utama
yang dikemukakannya dengan argumen disertai keterangan.
Penulis ingin membicarakan pesan bahwa dalam memilih
sekolah perlu pertimbangan yg matang agar tidak
menambah pengangguran
. Penulis memberi argumen
bahwa seorang yang berorientasi kerja nir masuk
SMA, namun menentukan Sekolah Menengah Kejuruan lantaran SMA nir memberi
bekal kerja. Kalimat (dua) pada paragraf (58) hingga kalimat
terakhir merupakan warta yg menguatkan gagasan
utamanya.2.3 Berdasarkan UrutanPada umumnya suatu karangan terdiri atas tiga
bagian, yaitu (1) paragraf pembuka, (dua) paragraf isi, dan
(tiga) paragraf penutup. Ketiga jenis paragraf itu merupakan
bagian yang nir terpisahkan menurut struktur karangan.
Paragraf pembuka, paragraf isi, serta paragraf penutup
terjalin sangat erat satu sama lain dan terpadu.

762.tiga.1 Paragraf Pembuka/PengantarParagraf ini adalah pembuka buat sampai
pada permasalahan yang dibicarakan. Dengan istilah lain
paragraf pembuka itu mengantarkan pembaca pada
pembicaraan. Berkaitan dengan itu, paragraf ini berfungsi
untuk memberi tahu latar belakang, masalah tujuan, dan
anggapan dasar. Pengantar yg baik bisa mengetuk hati
dan memperoleh simpati, menggugah minat dan gairah
orang lain buat mengetahui lebih banyak.
Ada beberapa fungsi paragraf pengantar, pada antaranya, yaitu (1) menerangkan utama duduk perkara yang
mendasari masalah, (dua) menarik minat pembaca dengan
mengungkapkan latar belakang dan pentingnya pemecahan masalah, (tiga) menyatakan tesis, yaitu ide sentral
karangan yang akan dibahas, serta (4) menyatakan pendirian (pernyataan maksud) sebagai persiapan ke arah
pendirian selengkapnya sampai dengan akhir karangan.
Untuk dapat menarik simpati atau perhatian
pembaca, penulis bisa melakukan berbagai upaya. Upaya
yang dimaksud di antaranya adalah dengan (1) menyampaikan berita hangat, (dua) menyampaikan anekdot, (3)
memberikan latar belakang, suasana, atau karakter, (4)
memberikan contoh nyata berkenaan menggunakan pokok
pembicaraan, (5) mengawali karangan menggunakan suatu pernyataan yang tegas, (6) menyentak pembaca menggunakan suatu
peryataan tajam, (7) menyentak menggunakan perbandingan,
analogi, atau kesenjangan kontras, (8) mengungkapkan
isu-isu penting yang belum terungkap, serta 9) mengungkap
peristiwa yang luar biasa.

77
Contoh:(59) Asam urat adalah terjemahan dari uric acid. Uric
merupakan sesuatu yg dari menurut urine atau air
seni. Pada penderita penyakit asam urat, asam urat
akan keluar melalui urine berupa endapan putih dan
pekat. Asam urat merupakan zat berupa kristal putih
sebagai hasil akhir atau residu menurut metabolisme protein
dan penguraian senyawa purin pada tubuh. (Khasiat
Sakti Tanaman Obat,
2013:dua)2.tiga.dua Paragraf IsiParagraf isi adalah inti berdasarkan sebuah karangan
yang terletak pada antara paragraf pembuka serta paragraf
penutup. Di dalam paragraf isi inilah inti pokok pikiran
penulis dikemukakan. Jumlah paragraf isi sangat
bergantung dalam luas sempitnya cakupan warta yang
ingin disampaikan. Yang terpenting adalah ketuntasan
pembahasan utama pikiran yg dikemukakan.
Dalam paragraf isi ini ada paragraf yg merupakan pengembang berdasarkan pokok pikiran, terdapat juga yang
berperan menjadi transisi atau peralihan gagasan. Paragraf
pengembang berfungsi memberitahuakn atau menguraikan
gagasan utama karangan. Paragraf pengembang ini
berfungsi (1) menguraikan, mendeskripsikan, membandingkan, menghubungkan, menjelaskan, atau menerangkan pokok pikiran; (dua) menolak atau mendukung konsep
yang berupa alasan, argumentasi (pembuktian), model,
fakta, atau rincian. Sementara itu, paragraf peralihan
merupakan paragraf penghubung yang terletak pada antara
dua paragraf primer. Paragraf yang nisbi pendek ini
berfungsi untuk memudahkan pikiran pembaca beralih ke
gagasan lain.

78
Contoh paragraf isi:
60) Asam surat memiliki fungsi di pada tubuh
sebagai antioksidan serta berguna dalam
regenerasi atau peremajaan sel. Tetapi, asam urat
tersebut sine qua non pada kadar normal. Asam
urat memang secara alami masih ada pada jumlah
kecil di dalam tubuh kita karena sel-sel yang mati
melepaskan purin pada tubuh. Purin inilah yag
kemudian diproses buat membangun metabolisme pada tubuh serta menghasilkan asam urat.
Selain berasal menurut sel-sel mangkat pada tubuh kita,
purin adalah salah satu jenis zat menjadi penyusun
asam nukleat yang masih ada dalam setiap sel
makhluk hayati, baik fauna juga tanaman ,
juga dalam kuliner. Dari kuliner yg kita
makan. Secara otomatis, waktu makan kita juga
menambah kadar purin ke dalam tubuh sebab zat
purin yang yang ada berdasarkan makanan yang kita
konsumsi tadi berpindah ke pada tubuh kita.
Asam urat adalah senyawa yg sukar
larut pada dalam air. Normalnya, asam urat itu akan
larut pulang di dalam darah serta disaring oleh
ginjal, lalu dikeluarkan melalui urine. Selain itu,
asam urat pula dikeluarkan melalui feses dan
keringat, namun jumlahnya nir sebesar yang
keluar melalui urine atau air seni. Fungsi utama
ginjal merupakan membuang asam urat yg berlebih
tersebut. Tetapi, jika terdapat gangguan ginjal
atau fungsi ginjal tidak berjalan menggunakan baik, ini
akan menyebabkan asam urat terlalu banyak
(hiperurisemia) sehingga tidak mampu larut kembali
dalam darah. Akhirnya, asam urat menumpuk dan

79
tertimbun pada daerah persendian tubuh dan lamakelamaan akan membangun kristal. Tumpukan
kristal itulah yang menyebabkan rasa sakit
berupa nyeri, bengkak, serta meradang. Kristal
tersebut dianggap benda asing oleh tubuh dan
akan dimusnahkan oleh sel-sel kekebalan
(immune cells). Hal tersbut menyebabkan radang,
bengkak, kemerahan, serta nyeri dalam sendi atau
artritis sebagai akibatnya diklaim menjadi arthritis goutatau penyakit asam urat atau gout. (Khasiat Sakti
Tanaman Obat,
2013:dua)2.tiga.tiga Paragraf PenutupParagraf penutup merupakan simpulan menurut pokokpokok pikiran pada paragraf isi. Tujuan penyajian
paragraf penutup ini adalah supaya apa yang tertuang dalam
paragraf-paragraf sebelumnya terkesan mendalam di
benak pembaca. Secara umum fungsi paragraf penutup
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Paragraf penutup memberitahuakn bahwa karangan
sudah selesai.
2. Paragraf ini mengingatkan (menegaskan) kembali
kepada pembaca akan pentingnya pokok pembahasan.
3. Paragraf ini berupaya buat memuaskan pembaca
untuk mendapatkan wangsit.
4. Paragraf ini menyajikan simpulan.
Untuk memberi kesan yg bertenaga pada pembaca,
penulis dapat epilog karangan menggunakan (1) menegaskan
kembali tesis atau ilham pokok karangan menggunakan kata-kata
lain; (dua) meringkas atau merangkum gagasan-gagasan
penting yang telah disampaikan; (tiga) memberikan kesim-

80
pulan, saran, serta proyeksi masa depan; (4) memberikan
pernyataan yang tegas dan kesan mendalam.
Contoh:
61) Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan
bahwa penyakit asam urat adalah penyakit akibat
kelebihan asam urat pada darah yang kemudian
menumpuk dan tertimbun pada bentuk kristalkristal dalam persendian. Kristal-kristal tersebutlah
yang mengakibatkan radang dan nyeri dalam sendi
tersebut. (Khasiat Sakti Tanaman Obat, 2013:dua)

81BAB III
PENGEMBANGAN PARAGRAF
Kalimat-kalimat topik yg merupakan inti gagasan
penulisnya itu wajib dikembangkan dengan kalimatkalimat penjelas. Untuk menyelaraskan kalimat-kalimat
dalam paragraf itu, cara yg bisa ditempuh adalah
dengan kata-istilah transisi yang berupa konjungsi dan
ungkapan penghubung antarkalimat, mengulang kata-kata
kunci, menggunakan kata ganti, serta mendayagunakan
keterpautan isi. Itu seluruh bisa disajikan dengan baik jika
penulis menguasai teknik-teknik pengembangan paragraf.
Tiap-tiap kalimat itu merupakan kesatuan kecil
dalam karangan buat membicarakan suatu maksud,
sedangkan paragraf adalah kesatuan yang lebih besar ,
yang tersusun menurut satu atau lebih kalimat dan merupakan
kesatuan yg utuh buat membicarakan suatu gagasan.
Kalimat-kalimat dalam paragraf itu bahu-membahu,
bekerja sama untuk menerangkan, melukiskan, menguraikan, atau mengulas suatu gagasan yang menjadi subjek
dalam paragraf itu, atau tema (jiwa) pembicaraannya.
Sebuah paragraf dikembangkan dari sifatnya.
Pengembangan paragraf dapat dilakukan dengan satu pola
tertentu dan bisa jua dengan kombinasi dua pola atau
lebih. Ada beberapa metode pengembangkan paragraf, di
antaranya merupakan menjadi berikut.

823.1 KronologiPengembangan paragraf secara kronologi atau
alamiah disusun menurut susunan waktu (the order of
time
). Pengembangan paragraf secara kronologi ini pada
umumnya dipakai dalam paragraf kisahan (deskriptif) dengan
mengembangkan setiap bagian pada proses. Pengembangan itu dilakukan dengan memerikan suatu insiden,
membuat atau melakukan sesuatu secara berurutan,
selangkah demi selangkah berdasarkan perturutan ketika.
Susunan itu dapat dikatakan sangat sederhana karena
perincian bahan karangan dilakukan secara berurutan atau
kronologis. Sering terjadi bahwa insiden pertama tidak
begitu penting serta menarik hingga semua rangkaian
peristiwa berkembang. Di samping itu, susunan logis
mengikuti jalan pikiran bahwa penempatan sesuatu di
belakang memberikan tekanan yg paling poly.
Sejalan menggunakan itu, perincian goresan pena diatur, semakin ke
bawah semakin memberikan kesan krusial, yaitu mulai
kurang krusial/menarik hingga ke bagian-bagian yang
paling menarik pada akhir goresan pena. Seperangkat istilah dapat
digunakan sebagai penanda perturutan waktu itu, sepertipertama-tama, mula-mula, kemudian, setelah itu,
selanjutnya
, serta akhirnya.Contoh:(62) Pada Maret 1942, Imamura memasuki
Bandung, tanpa menarik perhatian. Sehari
sesudah itu beliau memerintahkan stafnya untuk
mulai menegakkan pemerintahan militer guna
memerintah Pulau Jawa. Kemudian, ia mengadakan inspeksi ke markas besar dari kedua
divisi lain yg masih termasuk pada tentara
ke-16 yg beliau pimpin, yaitu divisi ke-48 di
Fort de Kock (Bukittinggi), Sumatera Tengah,

83
dan divisi ke-8 pada Surabaya, yang telah
menduduki Jawa Timur. Pada 12 Maret 1942,
Imamura mendirikan markas akbar tentara ke-
16 di Batavia, yang kemudian diberi nama
Djakarta (Jakarta). (Diolah berdasarkan Soekarno:
Biografi 1901—1950
)
Dalam paragraf ini, penulis memaparkan suatu
keadaan setahap demi setahap dari kronologi atau
urutan saat. Penulis ingin memaparkan tokoh, Imamura,
mulai ketika memasuki kota Bandung hingga pendirian
markas tentara di Jakarta. Pemaparan urutan waktu yang
penulis lakukan dijalin secara sistematis.3.dua IlustrasiPengembangan paragraf dengan ilustrasi digunakan
dalam paragraf gambaran (ekspositoris) buat menyajikan
suatu gambaran umum atau spesifik mengenai suatu prinsip
atau konsep yg dipercaya belum dipahami oleh pembaca.
Pengembangan paragraf ini biasa dipakai oleh penulis
yang ingin memaparkan sesuatu yang dilihatnya.
Pemaparannya tersaji mengikuti kesan demi kesan yg ditangkap sang indera penglihatannya. Dengan
mengambil posisi tertentu, pemaparan dimulai secara
berurutan dari benda yg terdekat ke benda yang lebih
jauh/pada letaknya, dari satu ruang ke ruang lainnya.
Kesinambungan antarbagian yang dipaparkan harus
terjaga supaya isi paragraf dapat dipahami serta diikuti oleh
pembaca.
Contoh:(63) Berdasarkan data yang diperoleh menurut Stasiun
Gambir, kepadatan penumpang kereta pada
arus mudik semakin hari semakin semakin tinggi.

84
Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada
H-tiga Lebaran. Menurut Kepala Stasiun Gambir,
tujuan pemudik yg memanfaatkan moda
transportasi kereta merupakan ke kota-kota akbar di
Jawa Tengah serta Jawa Timur, seperti Solo,
Semarang, Yogyakarta, serta Surabaya. Untuk
mengantisipasi lonjakan penumpang, PT KA
telah menambah rangkaian gerbong kereta.
Selain itu, PT KA pula akan mengoperasikan
kereta sapu jagat.
Dalam paragraf ilustrasi suatu keadaan digambarkan
secara objektif. Dalam paragraf 63) itu penulis
memaparkan keadaan yang sebenarnya Stasiun Gambir
menjelang Lebaran. Keadaan Stasiun Gambir itu dijelaskan menggunakan pemaparan kepadatan calon pemudik yang
meningkat ditambah keterangan berdasarkan kepala stasiun. Dengan
model pemaparan misalnya itu pembaca diharapkan dapat
menangkap warta yg diinginkan penulis dengan
mudah. Pembaca diperlukan bisa memperoleh gambaran
yang kentara tentang objek yg disampaikan.3.3 DefinisiPengembangan paragraf ini dipakai apabila
seorang penulis bermaksud mengungkapkan suatu istilah yang
mengandung suatu konsep menggunakan tujuan agar pembaca
memperoleh pengertian yang kentara dan mapan mengenai
hal itu. Istilah dalam kalimat topik dikembangkan dan
dijelaskan pada kalimat penjelas. Untuk memberikan
batasan yang menyeluruh tentang suatu kata, kadangkadang penulis menguraikannya secara panjang-lebar
dalam beberapa kalimat, bahkan bisa mencapai beberapa

85
paragraf. Dalam hal itu, prinsip kesatuan dan kepaduan
dalam paragraf wajib permanen terjaga.
Definisi merupakan persyaratan yang tepat mengenai arti suatu kata atau konsep. Definisi yg baik akan
menunjukkan batasan-batasan pengertian suatu kata secara
tepat serta jelas.
Dalam pola ini pikiran utama yang mengawali
paragraf dikembangkan dengan menaruh definisi dari
istilah inti dalam pikiran primer. Pengembangan selanjutnya merupakan menggunakan menguraikan hal-hal yg dapat
menjelaskan definisi itu.
Contoh:
(64) Istilah globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa serta antarmanusia di
seluruh dunia melalui perdagangan, investasi,
perjalanan, budaya populer, serta bentuk-bentuk
interaksi yg lain sehingga batas-batas
suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi merupakan suatu proses ketika antarindividu, antarkelompok, serta antarnegara saling
berinteraksi, bergantung, terkait, serta saling
memengaruhi satu sama lain yg melintasi
batas negara. Dalam banyak hal, globalisasi
mempunyai poly karakteristik yang sama
dengan internasionalisasi sebagai akibatnya ke 2 kata ini seringkali dipertukarkan. Sebagian pihak
sering menggunakan kata globalisasi yang
dikaitkan menggunakan berkurangnya peran negara
atau batas-batas negara.

863.4 AnalogiPengembangan paragraf secara analogi merupakan
pengembangan paragraf dengan gambaran yang spesifik.
Dalam pengembangan ini diberikan suatu contoh
gambaran yg berbeda, namun memiliki kecenderungan,
baik bentuk juga fungsi, buat menjelaskan kepada
pembaca tentang sesuatu yg nir dipahaminya dengan
baik. Pengembangan menggunakan analogi ini umumnya dipakai buat membandingkan sesuatu yang nir atau
kurang dikenal menggunakan sesuatu yang dikenal baik oleh
umum. Tujuannya merupakan buat menyebutkan informasi
yang kurang dikenal.
Pengembangan paragraf menggunakan menganalogikan
sesuatu dengan benda yang sudah diketahui sang umum
dapat mempermudah pembaca membayangkan objek yang
dilukiskan itu. Penganalogian itu dapat membantu
menanamkan kesan terhadap tokoh yang dilukiskan itu.
Contoh:
(65) Alam semesta berjalan dengan sangat teratur,
seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan,
dan hewan yang berjuta-juta jumlahnya,
beredar menggunakan teratur, misalnya teraturnya roda
mesin yang rumit berputar. Semua bergerak
mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada
penciptanya, yaitu insan. Tidakkah alam
yang mahabesar dan beredar rapi sepanjang
masa ini tidak terdapat penciptanya? Pencipta alam
tentu merupakan zat yg sangat maha. Manusia
yang membangun mesin, sangat sayang akan
ciptaannya. Pasti demikian juga dengan

87
Tuhan, yg niscaya akan sayang kepada semua
ciptaan-Nya itu.
Dalam paragraf tersebut, penulis membandingkan
mesin menggunakan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya,
yakni manusia, alam pun niscaya terdapat pula penciptanya. Jika
manusia sangat sayang dalam ciptaannya itu, tentu
demikian jua menggunakan Tuhan menjadi pencipta alam. Dia
pasti sangat sayang kepada ciptaan-kreasi-Nya itu.
Dalam paragraf berikut adalah penulis pula menganalogikan penanganan masalah SARA menggunakan memegang
sebutir telur. Apabila tidak sempurna pada cara memegangnya,
telur itu akan pecah. Begitu juga dengan penanganan
SARA, jika tidak sempurna memilih cara atau strateginya,
kemungkinan akan memunculkan pertarungan antarwarga yang
pada akhirnya bisa memecah belah bangsa ini.
(66) Penanganan masalah SARA memang tidak
mudah serta perlu kehati-hatian. Untuk menanganinya bisa diibaratkan misalnya memegang
telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur
itu akan pecah. Tetapi, kalau terlalu longgar
memegannya, telur itu pula akan pecah karena
akan terlepas dari tangan. Oleh lantaran itu, kita
harus menanganinya masalah SARA itu secara
tepat dan harus penuh kehati-hatian. Masalah
tersebut jangan hingga membuat kita sebagai
bangsa terpecah-belah.3.5 Pembandingan serta PengontrasanUntuk memperjelas gambaran, kadang-kadang penulis membandingkan atau mempertentangkan hal-hal yang
dibicarakan. Penulis berusaha memperlihatkan persamaan

88
dan disparitas antara 2 hal. Yang dapat dibandingkan
atau dipertentangkan merupakan 2 hal yang tingkatnya sama.
Kedua hal itu memiliki persamaan dan disparitas.
Pembandingan serta pengontrasan atau pertentangan
merupakan suatu cara yang digunakan pengarang untuk
menunjukkan kecenderungan atau disparitas antara dua orang,
objek, atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi
tertentu. Dalam pengembangan paragraf ini, pembandingan digunakan buat membandingkan dua unsur atau
lebih yang dianggap sudah dikenal sang pembaca, di satu
pihak memiliki kesamaan, sedangkan pada pihak lain
mempunyai disparitas. Pengembangan paragraf dengan
pengontrasan bertolak menurut adanya 2 unsur atau lebih
yang sama, namun menerangkan ketakserupaan pada
bagian-bagiannya. Bagian-bagian di antara keduanya
sudah niscaya tidak sama jauh dan nir sama.
Pengembangan paragraf yg menampakan pembandingan pada umumnya ditandai menggunakan kata-kata
seperti serupa dengan, misalnya halnya, demikian pula,
sama menggunakan, sejalan dengan,
dan sementara itu.
Sementara itu, pengembangan paragraf yang menunjukkan
pengontrasan dalam umumnya ditandai menggunakan istilah-kata
yang mengandung makna pertentangan, misalnya akan
tetapi, tidak sinkron menggunakan, bertentangan dengan, lain halnya
dengan,
dan bertolak belakang menurut.Contoh:
(67) Anak sulungku benar-sahih tidak sinkron dengan
adiknya. Wajah anak sulungku mirip dengan
ibunya, sedangkan adiknya mirip dengan aku .
Dalam hal makan, sulit membujuk si Sulung
untuk makan. Ia hanya menyenangi makananmakanan ringan seperti kue, sedangkan adiknya hampir nir pernah menolak makanan

89
apa pun. Namun, pada minum obat mereka
justru bertolak belakang. Si Sulung sangat
mudah minum segala obat yang diberikan
dokter, sedangkan adiknya wajib dibujuk
terlebih dulu supaya mau meminumnya.
Dalam paragraf ini penulis ingin memaparkan
sebuah warta menggunakan cara membandingkan dua hal
yang mempunyai kemiripan serta mengontraskan dua hal
yang memperlihatkan perbedaan. Paragraf (67) dikembangkan menggunakan cara mengontraskan sifat yg dimiliki
dua orang. Penulis mengontraskan anak sulung dan
adiknya dalam hal wajah, kebiasaan makan, serta dalam hal
minum obat. Dalam paragraf itu penulis hanya menampilkan kekontrasannya, tanpa membandingkan kesamaannya. Meskipun begitu, cara pengembangan paragraf
seperti itu bisa memudahkan pembaca tahu konsep
yang dimaksudkan penulis.3.6 Sebab-AkibatDalam pengembangan sebab-akibat, hubungan kalimat pada sebuah paragraf dapat berbentuk karena-akibat.
Dalam pengembangan ini, suatu paragraf mungkin berupa
satu sebab dengan poly akibat atau poly sebabdengan satu akibat. Sebab dapat berfungsi menjadi pikiran
utama serta akibat sebagai pikiran penjelas, atau dapat juga
sebaliknya. Apabila akibat merupakan pikiran primer, untuk
dapat memahaminya perlu dikemukakan sejumlah
penyebab menjadi perinciannya. Sebab-akibat sebagai
pikiran utama dapat ditempatkan dalam bagian permulaan
atau bagian akhir paragraf. Pengembangan ini dipakai
dalam tulisan ilmiah atau keteknikan buat berbagai
keperluan, diantaranya, buat (1) mengemukakan alasan

90
yang masuk akal, (dua) memerikan suatu proses, (tiga) menerangkan mengapa sesuatu terjadi demikian, serta (4)
meramalkan runtunan peristiwa yg akan datang.
Contoh:
(68) Banyak sekali perkara penebangan hutan liar
yang terjadi dalam 10 tahun belakangan.
Pemerintah sudah mengeluarkan berbagai
aturan buat menghukum para penebang liar.
Namun, faktanya penebangan liar terus terjadi
sehingga merugikan poly pihak. Akibat dari
penebangan liar itu tanah nir mampu
menyerap air dengan baik serta pula tanah tidak
ada lagi yang mengikat. Oleh lantaran itu, tiap
datang ekspresi dominan hutan selalu terjadi bencana
banjir serta juga tanah longsor.
Paragraf 68) tadi diawali menggunakan sebab, yaitu
perincian mengenai terjadinya insiden. Penulis memulainya menggunakan memaparkan keadaan sesungguhnya yang
terjadi disertai alasan yg mendukung. Pada bagian akhir,
penulis baru menyimpulkan pada bentuk kalimat topik.
Simpulan itu merupakan dampak yg ditimbulkan oleh
uraian-uraian spesifik sebelumnya.3.7 Pembatas Satu Per Satu/ContohSebuah generalisasi yg terlalu generik sifatnya
harus diuraikan dengan penjelasan. Agar bisa menaruh penjelasan pada pembaca, kadang-kadang penulis
memerlukan model-contoh yg konkret.
Pengembangan paragraf dengan pembatas satu per
satu atau model kalimat digunakan untuk memberikan
penjelasan pada pembaca lantaran gagasan utama kalimat
topik masih dianggap terlalu umum sifatnya. Dalam

91
kalimat penjelas, gagasan primer dalam kalimat topik itu
diuraikan menggunakan menaruh contoh-contoh nyata.
Dalam pengembangan paragraf ini, pikiran utama
dikembangkan menggunakan penjelas yg berupa model.
Contoh itu kemudian diuraikan dengan banyak sekali informasi yg bisa memperjelasnya. Dengan contoh yang
diuraikan menggunakan penjelas-penjelas itu pembaca dapat
lebih mudah memahami isi paragraf. Sumber pengalaman
sangat efektif buat dijadikan contoh, namun sebuah contoh
sama sekali nir berfungsi untuk menunjukan pendapat
seseorang. Contoh digunakan sekadar untuk menjelaskan
maksud penulis.
Contoh:
(69) Dalam hayati sehari-hari kita perlu menyisihkan ketika buat bermain dan beristirahat.
Kamu dapat melakukan apa saja seperti
menonton televisi, membaca kitab serta majalah, bermain layang-layang, bermain bulu
tangkis, atau apa pun sesuai dengan kesukaanmu. Pilihlah hiburan yg sehat, yaitu
sesuatu yang membawa manfaat serta tidak
membahayakanmu. Lakukan pada saat dan
tempatnya. Saat belajar, belajarlah dengan
sungguh-benar-benar. Saat bermain, bermainlah
dengan sepenuh hati.
Paragraf tersebut dikembangkan dengan memakai pola model. Untuk menguatkan pernyataan yang
tertuang pada kalimat topik, penulis menjelaskannya
dengan model. Penulis memaparkan contoh waktu
pemanfaatan istirahat dan waktu bermain. Dengan cara itu
pembaca dimudahkan buat tahu konsep yang
hendak disampaikan penulis.

923.8 RepetisiPengembangan paragraf dengan pengulangan sering
digunakan buat mengingatkan kembali pada pokok
gagasan serta menguatkan utama bahasannya. Pokok
bahasan yang dikemukakan pada awal paragraf diulangi
pada akhir paragraf menjadi simpulan. Jadi, bila kata atau
gugus istilah dalam sebuah kalimat diulang pada kalimat
berikutnya, pembaca diingatkan kepada warta yang
pernah dibacanya.
Dalam pengembangan paragraf secara repetisi ini,
sebuah utama bahasan ditampilkan secara berulang pada
kalimat berikutnya. Cara pengembangan menggunakan pengulangan ini jua bisa dimaksudkan buat menekankan
pokok duduk perkara atau pokok bahasan dalam paragraf itu.
Contoh:
(70) Di semua global, manusia memerlukan kebutuhan yg sama. Manusia memerlukan udara
segar serta air yg bersih. Manusia juga
memerlukan tanah yang sehat dan aman untuk
bercocok tanam. Semua itu sudah tersedia di
bumi kita yang kaya ini. Namun, mengapa
semua itu kini sulit kita dapatkan?3.9 KombinasiPengembangan paragraf jua bisa dilakukan
dengan mengombinasikan beberapa metode pengembangan. Pengembangan ini bisa dilakukan dengan
memadukan repetisi, terutama repetisi kata-istilah kunci atau
kata ganti menggunakan analogi. Pengembangan paragraf dengan
kombinasi ini paling tak jarang dipakai oleh penulis untuk
menuangkan gagasan-gagasannya. Cara pengembangan ini
memang paling gampang dilakukan.

93
Contoh:
71) Aku pernah mengalami insiden banjir di
lingkunganku. Peristiwa itu terjadi setahun yang
lalu. Hari itu saya bersiap-siap ke sekolah. Namun,
hujan belum jua reda. Hujan telah turun sejak
kemarin sore tanpa henti. Itu hujan terlama setelah
kemarau panjang. Sudah 2 minggu hujan selalu
turun setiap hari, tetapi tidak sederas dan selama
malam itu. Aku segan buat berangkat. Tetapi,
ayah serta bunda telah bersiap-siap ke tempat kerja. Ayah
akan mengantarkanku terlebih dahulu.
Pada model tersebut, pengembangan paragraf
dilakukan melalui kombinasi. Pada model itu pengembangan dilakukan menggunakan cara pemanfaatan istilah ganti
takrif itu pada peristiwa itu yang mengacu pada peristiwa
banjir di lingkunganku.
Pemakaian istilah ganti takrif itu
dikombinasi dengan penggunaan konjungsi adversatif
yang menyatakan makna perlawanan.

94BAB IV
PERNALARAN
Pernalaran adalah proses berpikir yg bertolak dari
pengamatan alat (pengamatan empirik) yang membentuk sejumlah konsep dan pengertian. Dalam proses
berpikir itu seseorang menghubung-hubungkan data atau
fakta sampai hingga pada suatu simpulan. Data atau fakta
itu kemudian dinalar serta data yang dinalar itu boleh benar
dan boleh nir benar. Seseorang akan mendapat data atau
fakta yg benar dan menolak data yang nir benar.
Berdasarkan pengamatan yg sejenis, jua akan
terbentuk proposisi-proposisi yg sejenis. Berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau proposisi yang
dianggap benar, orang akan menyimpulkan sebuah
proposisi baru yg sebelumnya tidak diketahui. Proses
menghubungkan sejumlah pengamatan seperti itulah yang
disebut menalar.
Dalam penulisan paragraf, terdapat 2 pola pernalaran
yang biasa dipakai, yaitu pola pernalaran induktif dan
pola pernalaran deduktif.4.1 Pernalaran InduktifPernalaran induktif adalah suatu proses pernalaran
untuk menarik simpulan berupa prinsip atau perilaku yang
berlaku umum dari warta, perkiraan, atau andaian

95
yang bersifat spesifik. Pernalaran induktif ini berpangkal
pada realitas buat menyusun suatu penjelasan, teori, atau
kaidah yang berlaku umum. Hal yg generik itu berupa
generalisasi, simpulan, atau rampatan. Paragraf berikut ini
menunjukkan penyimpulan berdasarkan liputan.
(72) Dua tahun terakhir ini, tepatnya sejak
suaminya tewas dunia, Ny. Rosi sering
sakit. Setiap bulan beliau pulang ke dokter untuk
memeriksakan penyakitnya. Harta peninggalan
suaminya semakin menipis buat membeli
obat serta porto pemeriksaan yang nir bisa
ditanggung Askes serta buat biaya hidup
sehari-hari bersama 3 orang anaknya.
Apalagi ketiga anaknya masih memerlukan
banyak biaya buat sekolah. Anak sulung dan
adiknya masih kuliah pada sebuah perguruan
tinggi partikelir, sedangkan anak bungsunya
masih duduk di bangku SMA. Sungguh berat
beban hidup Ny. Rosi.
Ada 3 jenis pengambilan simpulan berdasarkan
pernalaran induktif ini, yaitu dengan analogi, generalisasi,
dan interaksi kausal (karena-dampak).4.1.1 Pernalaran Induktif AnalogiPernalaran induktif analogi merupakan proses penyimpulan dari kecenderungan data atau informasi. Analogi
dapat jua dikatakan menjadi proses membandingkan dua
hal yang berlainan menurut kesamaannya, kemudian
berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu simpulan.
Dengan istilah lain, analogi merupakan suatu proses yang

96
bertolak berdasarkan peristiwa atau tanda-tanda khusus yg satu sama
lain mempunyai kesamaan buat menarik sebuah simpulan.
Titik tolak pernalaran ini adalah kecenderungan ciri pada antara dua hal sehingga simpulannya akan
menyiratkan bahwa yang berlaku pada satu hal, akan pula
berlaku buat hal lainnya
. Dengan demikian, dasar
simpulan pernalaran ini adalah karakteristik pokok atau esensi
dari dua hal yg dianalogikan.
Contoh:
(73) Dalam riset medis, para peneliti mengamati
berbagai imbas menurut bermacam bahan melalui
eksperimen hewan seperti tikus serta simpanse,
yang dalam beberapa hal mempunyai kesamaan
karakter anatomis dengan manusia. Dari kajian
itu akan ditarik simpulan bahwa imbas bahanbahan uji coba yg ditemukan dalam binatang
juga akan terjadi dalam insan.4.1.dua Pernalaran Induktif GeneralisasiGeneralisasi adalah suatu proses pernalaran
yang bertolak berdasarkan sejumlah tanda-tanda atau peristiwa yang
serupa buat menarik simpulan mengenai semua atau
sebagian berdasarkan gejala atau insiden itu. Jumlah data atau
peristiwa spesifik yang dikemukakan harus mencukupi dan
dapat mewakili. Generalisasi diturunkan menurut gejala-gejala
khusus yang diperoleh melalui pengalaman, observasi,
wawancara, atau studi dokumentasi. Sumber data itu dapat
berupa dokumen, statistik, kesaksian, pendapat pakar, dan
peristiwa-peristiwa di kurang lebih kita, misalnya politik, sosial
ekonomi, atau aturan. Dari banyak sekali tanda-tanda atau peristiwa
khusus itu, orang menciptakan opini, perilaku, evaluasi,
keyakinan, atau perasaan eksklusif.

97
Generalisasi dibedakan atas generalisasi sempurna
dan generalisasi tidak paripurna. Dalam generalisasi
sempurna, seluruh fenomena yg sebagai dasar
penyimpulan itu diselidiki. Generalisasi semacam ini
memberikan simpulan yang sangat bertenaga. Sementara itu,
generalisasi nir paripurna merupakan generalisasi
berdasarkan sebagian kenyataan buat mendapatkan
simpulan yg berlaku bagi kenyataan homogen yang belum
diselidiki.
Contoh:
(74) Pemerintah sudah mengakibatkan Pulau Komodo
sebagai habitat pelestarian komodo. Di Ujung
Kulon, Banten, pemerintah menciptakan cagar
alam buat pelestarian badak bercula satu.
Selain itu, sejumlah undang-undang dibuat
untuk melindungi fauna langka dari incaran
pemburu. Banyak cara yg sudah dilakukan
pemerintah buat melestarikan fauna-hewan
langka.
Contoh paragraf (74) dapat mengkategorikan sebagai
generalisasi sempurna kualitatif. Data serta berita yang
menjadi dasar pengambilan simpulan diselidiki serta benar
bahwa keadaan atau insiden yg terjadi di kawasankawasan yg dimaksud pada paragraf itu benar-benar
ada dan konkret. Sementara itu, dalam paragraf (75) simpulan
diambil menurut telaah pendapat. Hasil jajak pendapat
yang mengambil sampel berdasarkan beberapa orang dari
beberapa komponen rakyat dijadikan sebagai alat
untuk merogoh simpulan.

98
(75) Beberapa ketika yg lalu sebuah lembaga
survei mengadakan jajak pendapat kepada
berbagai kalangan rakyat guna menanggapi rencana kenaikan harga BBM. Hasil jajak
pendapat tadi menyatakan bahwa 70%
pengemudi nir putusan bulat, 25% menyatakan
setuju, serta 5% tidak menjawab. Sebesar 60%
ibu rumah tangga menyatakan nir sepakat,
27% menyatakan setuju, serta 13% tidak
menjawab. Sebesar 50% karyawan menyatakan nir putusan bulat, 45% menyatakan setuju, dan
5% tidak menjawab. Berdasarkan data itu
dapat dikatakan bahwa sebagian besar
masyarakat tidak menyetujui rencana kenaikan
BBM.4.1.3 Pernalaran Induktif Hubungan Sebab-Akibat
(Kausal)
Hubungan kausal merupakan bentuk pernalaran
yang diperoleh dari tanda-tanda-gejala yang saling berhubungan. Pernalaran induktif melalui hubungan sebabakibat merupakan pernalaran yg bertolak dari hukum
kausalitas bahwa semua peristiwa di global ini terjadi
dalam rangkaian sebab akibat. Di global ini nir ada suatu
kejadian pun yg ada tanpa penyebab dan nir ada
satu pun gejala terjadi tanpa sebab. Dalam kehidupan
sehari-hari, terutama pada global ilmu pengetahuan,interaksi kausal ini seringkali kita temukan, contohnya antara
hujan turun dan jalan becek atau antara seorang yang
menderita penyakit kanker darah dan tewas global.
Keduanya terdapat interaksi sebab akibat.

99Dalam kaitannya dengan interaksi kausal ini,
terdapat 3 interaksi antarmasalah, yaitu karena-akibat,
akibat-sebab, serta akibat-akibat.a. Hubungan Sebab-AkibatDalam hubungan sebab-dampak ini polanya merupakan A
menyebabkan B. Namun, A juga dapat menyebabkan B,
C, D, serta seterusnya. Jadi, efek dari suatu peristiwa
dianggap menjadi penyebab lebih berdasarkan satu keadaan.
Dalam kaitannya menggunakan hubungan kausal ini, diperlukan
kemampuan pernalaran seseorang buat mendapatkan
simpulan pernalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu
penyebab yg tidak jelas terhadap suatu akibat yang
nyata.
Contoh:
(76) Menjadi sarjana adalah dambaan banyak
orang. Sebagian besar orang tua, bukan hanya
yang berpandangan tradisional, menganggap
bahwa seseorang sarjana memiliki pengetahuan
luas. Sarjana pula bisa meningkatkan gengsi
keluarga. Dengan sebagai sarjana, seseorang
akan lebih gampang mendapatkan pekerjaan.
Orang yang bergelar sarjana diyakini hidupnya
lebih layak.b. Akibat-SebabHubungan akibat-karena merupakan kebalikan dari
hubungan sebab-akibat. Dalam interaksi akibat-karena ini
suatu keadaan atau kondisi merupakan dampak dari
serangkaian atau banyak sekali peristiwa. Hubungan akibatsebab ini bisa kita lihat pada peristiwa, misalnya,
seseorang yg pergi ke dokter. Ke dokter merupakan

100akibat dan sakit menjadi sebab. Dalam pernalaran akibatsebab ini, peristiwa karena merupakan simpulan. Contoh:
(77) Dewasa ini kenakalan remaja sudah menjurus
ke tingkat kriminal. Remaja nir hanya
terlibat pada perkelahian-perkelahian biasa,
tetapi telah berani menggunakan senjata
tajam. Remaja yang sudah kecanduan obat-obat
terlarang tidak segan-segan merampok, bahkan
membunuh. Hal itu, selain ditimbulkan oleh
kurangnya perhatian menurut orang tua, juga
disebabkan oleh adanya dampak dari
lingkungan masyarakat serta pengaruh televisi
dan film.
Pada contoh (77) tersebut, tiga kalimat terdahulu merupakan akibat. Sementara itu, yang menjadi karena dari
munculnya perseteruan merupakan pernyataan dalam kalimat terakhir, yaitu hal itu, selain disebabkan oleh kurangnya perhatian menurut orang tua, juga disebabkan oleh
adanya imbas menurut lingkungan masyarakat serta
pengaruh televisi serta film
. Pernyataan yang merupakansebab tersebut sekaligus merupan simpulan.c. Akibat-AkibatDalam hubungan akibat-akibat, sebuah peristiwa
atau keadaan eksklusif disimpulkan akibat yang ditimbulkannya. Seseorang pribadi menghubungkan peristiwa
tersebut dengan insiden atau peristiwa yang mengakibatkannya meskipun nir disebutkan dalam pernyataan.
Dengan istilah lain, dalam pernalaran ini suatu akibat sudah
menyiratkan penyebabnya. Suatu peristiwa atau peristiwa

101yang adalah akibat langsung disimpulkan pada suatu
akibat yg lain.
Contoh:
(78) Sepulang dari menghadiri undangan, Pak Jony
melihat tanah pada halamannya becek. Pak Jony
langsung menyimpulkan bahwa kasur yang
dijemur di belakang rumahnya pasti basah.
Dalam masalah itu, penyebab tanah di halamannya becektidak ditampilkan, yaitu hari hujan.4.dua Pernalaran DeduktifPernalaran deduktif adalah proses pengambilan
simpulan berdasarkan hal-hal spesifik. Proses pernalaran
ini diklaim deduksi. Dalam pernalaran deduktif ini,
simpulannya dibentuk dengan cara deduksi, yaitu dimulai
dari hal-hal umum menuju ke hal-hal yang khusus atau
yang lebih rendah. Dengan istilah lain, proses pembentukan
simpulan deduktif tadi dapat dimulai menurut suatu dalil
atau aturan menuju ke hal-hal yang nyata.
Penarikan simpulan secara deduktif ini bisa dilakukan secara pribadi serta secara tidak langsung.
Simpulan tidak pribadi ditarik berdasarkan satu premis
(pernyataan)
Contoh: Semua ikan berdarah dingin (premis)
Sebagian yg berdarah dingin merupakan ikan
(simpulan)
Contoh tersebut adalah keliru satu bentuk
pengambilan simpulan menurut satu premis. Sementara itu, suatu simpulan tidak langsung ditarik dari dua
premis, yakni premis pertama yg bersifat umum dan

102
premis ke 2 yg bersifat khusus. Dalam penarikan
simpulan secara nir pribadi ini, diperlukan adanya satu
premis yang berupa pengetahuan generik yg sudah
diketahui sang seluruh orang, misalnya semua insan akan
mati
dan semua sarjana merupakan lulusan perguruan tinggi.
Ada 2 jenis pernalaran deduktif dengan penarikan
simpulan nir pribadi, yaitu silogisme dan entimen.4.dua.1 SilogismeSilogisme digolongkan sebagai penyimpulan deduktif tidak langsung. Dalam silogisme ini penyimpulan
pengetahuan yang baru diambil secara sistematis dari dua
permasalahan yang dihubungkan dengan cara eksklusif.
Silogisme disebut jua cara menarik simpulan berdasarkan premispremis umum serta spesifik. Dalam silogisme ini, suatu
proses pernalaran menghubungkan 2 proposisi (pernyataan) yg berlainan buat menurunkan sebuah simpulan
yang adalah proposisi yg ketiga. Proposisi merupakan pernyataan yang bisa dibuktikan kebenarannya
atau dapat ditolak karena kesalahan yg terkandung di
dalamnya.
Silogisme adalah rangkaian tiga pendapat, yang
terdiri atas dua pendapat serta satu simpulan. Tiga pendapat
dalam silogisme tersebut adalah premis mayor, premis
minor, serta simpulan. Premis merupakan proposisi yang
menjadi dasar bagi argumentasi. Premis mayor mengandung term mayor dari silogisme yg merupakan
generalisasi atau proposisi yg dipercaya sahih bagi
semua unsur atau anggota kelas eksklusif. Premis minor
mengandung term minor atau tengah menurut silogisme dan
berisi proposisi yg mengidentifikasi sebuah masalah atau
peristiwa khusus sebagai anggota dari kelas itu. Simpulan
adalah proposisi yg menyatakan bahwa apa yang

103
berlaku bagi seluruh kelas akan berlaku pula bagi anggotaanggotanya.
Silogisme dibedakan atas tiga macam, yaitu (a)
silogisme kategorik, (b) silogisme hipotesis, serta (c)
silogisme alternatif. Silogisme kategorik adalah silogisme
yang seluruh proposisinya memiliki proposisi kategorik. Silogisme ini terdiri atas tiga proposisi, 3 term
(subjek, predikat, serta term penengah), serta simpulan
(konklusi) yg disebut selesainya premis-premisnya.
Contoh :
Semua mamalia menyusui anaknya → Premis Mayor
M P
Semua kambing mamalia → Premis Minor
S M
Semua kambing menyusui anaknya → Konklusi
S PKeterangan:S = Subjek
P = Predikat
M = Term Penengah (Middle Term)
Dalam silogisme kategorik ini, ada hal yang mesti
diperhatikan. Dua permasalahan baru bisa ditarik simpulannya bila terdapat term penengah yg menghubungkan keduanya. Tanpa term penengah, simpulan dari
dua perseteruan tadi nir dapat diambil.
Silogisme hipotesis adalah silogisme yang
premis mayornya berupa keputusan hipotesis serta premis
minornya adalah pernyataan kategoris.

104
Contoh:
Premis mayor : apabila hari ini nir hujan, aku akan ke
rumah paman.
Premis minor : Hari ini nir hujan.
Simpulan : Saya akan ke rumah paman.
Silogisme cara lain merupakan silogisme yang
premis mayornya berupa premis alternatif, premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya, serta simpulannya menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Premis mayor : Bambang berada pada Bandung atau
Semarang
Premis minor : Bambang berada pada Bandung
Simpulan : Jadi, Bambang tidak berada di Semarang
Dalam ketiga jenis silogisme, kebenaran simpulan
diterima bila premis-premisnya diterima.4.2.dua Entimen
Entimen
adalah pernalaran deduksi secara langsung
yang premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena
sudah sama-sama diketahui. Dengan istilah lain, entiem
merupakan suatu proses penalaran menggunakan menghilangkan
bagian silogisme yg dipercaya sudah dipahami.
Contoh:
Premis mayor : Semua orang ingin sukses wajib belajar
dan berdoa

105
Premis minor : Lisa ingin sukses
Kesimpulan : Lisa harus belajar serta berdoa
Di pada paragraf, bentuk pernalaran deduktif selalu
diawali sang pernyataan umum yang merupakan kalimat
topiknya. Kalimat topik itu lalu diikuti sang kalimatkelimat penjelas yg berupa data atau warta pada bentuk
ciri-ciri, gejala-tanda-tanda, atau kenyataan khusus. Contoh
paragraf dengan pernalaran deduktif merupakan sebagai
berikut.
79) Sampah mengakibatkan terjadinya banjir di
Jakarta. Di ibu kota Jakarta sampah-sampah
terlihat berserakan di mana-mana: di jalanjalan, di kali, di dalam parit, serta di sela-sela
trotoar. Hal tersebut telah adalah pemandangan generik setiap hari. Dengan banyaknya
sampah pada mana-mana, ketika trend Penghujan datang, banjir akan menyerang bunda kota
Jakarta lantaran saluran-saluran air hujan terhalang sang sampah. Itu sebabnya banjir akan
selalu menyerang mak kota jika tidak
dilakukan penanggulangan sampah.

106DAFTAR PUSTAKAAlwi, Hasan et al. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia
. Jakarta: Balai Pustaka.
Alwi, Hasan (Ed.). 2001. Bahan Penyuluhan Bahasa
Indonesia: Paragraf
. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.chaplen, Frank. 1974. Paragraf Writing. London: Oxford
University Press.
Heaton, J.B. 1975.Writing English Language Test (USA:
Longman Handbook, 1975)
Keraf, Gorys. 1982. Argumentasi dan Narasi. Jakarta:
Gramedia.
Keraf, Gorys. 1982. Eksposisi dan Deskripsi. Jakarta:
Gramedia.
McCrimmon, James M. 1984. Writing with A Purpose.Boston: Houghton Mifflin Company.
Ramlan, M. 1993. Paragraf: Alur Pikiran dan
Perpaduannya pada Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Andi Offset.
Sakri, Adjat. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia.Bandung: Penerbit ITB.
Winkler, Anthony C. Serta Jo Ray McCuen. 1981. Rhetoric
Made Plain.
New York: Harcourt Barce Jovanovich.
Widyamartaya, A. 1990. Seni Menggayakan Kalimat.
Yogyakarta: Kanisius.
Widyamartaya, A. 1990. Seni Menuangkan Gagasan.
Yogyakarta: Kanisius.
Widyamartaya, A. 1991. Kreatif Mengarang. Yogyakarta:
Kanisius.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel