Atmosfir Pluto Terbalik Dibanding Bumi
Monday, May 20, 2019
Edit
VIVAnews- Pluto, planet terjauh menurut sistem rapikan mentari kita mempunyai atmosfir yang unik. Dibandingkan dengan milik Bumi, atmosfir pada Pluto terbalik. Semakin tinggi, suhunya semakin tinggi, bukannya semakin rendah.
Dari pengukuran yang dilakukan sang astronom, menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory, diketahui bahwa metana adalah gas kedua paling poly yang terdapat pada atmosfirnya. Gas itu jua lebih panas di loka yg lebih tinggi dibanding di permukaan planet.
Efek sampingnya, atmosfir permukaan Pluto mempunyai suhu sekitar 50 derajat Celcius. Lebih hangat dibandingkan dengan suhu di permukaan Pluto yang mencapai 230 derajat Celcius di bawah 0.
Menurut spekulasi Emmanuel Lellouch, kepala tim peneliti dari Paris Observatory, Prancis, pada bagian atas Pluto terdapat lapisan tipis beku dari metana dan gas-gas lain.
“Saat orbit Pluto sedang dekat menggunakan Matahari, gas beku itu menguap,” kata Lellocuh, seperti dikutip berdasarkan National Geographic, 17 Desember 2010. “Proses ini, dianggap juga dengan sublimasi, mendinginkan permukaan Pluto sekaligus menghangatkan atmosfirnya,” ucapnya.
Menurut Leslie Young, Deputy Project Scientist for NASA, inovasi itu memberi petunjuk terhadap observasi lebih lanjut yg akan dilakukan satelit New Horizons.
“Kita memahami bahwa Pluto mengalami perubahan saat beliau mengelilingi Matahari,” ucap Young. “Mengombinasikan output temuan observasi pada bumi dengan data yang akan dikumpulkan New Horizons akan menaruh petunjuk jelas seputar perilaku planet kerdil tersebut,” pungkasnya.
Sebagai liputan, satelit New Horizons yg diluncurkan pada 19 Januari 2006 diperkirakan akan tiba di orbit Pluto pada 14 Juli2019 mendatang.
Sumber: VIVAnews.com
Dari pengukuran yang dilakukan sang astronom, menggunakan Very Large Telescope milik European Southern Observatory, diketahui bahwa metana adalah gas kedua paling poly yang terdapat pada atmosfirnya. Gas itu jua lebih panas di loka yg lebih tinggi dibanding di permukaan planet.
Efek sampingnya, atmosfir permukaan Pluto mempunyai suhu sekitar 50 derajat Celcius. Lebih hangat dibandingkan dengan suhu di permukaan Pluto yang mencapai 230 derajat Celcius di bawah 0.
Menurut spekulasi Emmanuel Lellouch, kepala tim peneliti dari Paris Observatory, Prancis, pada bagian atas Pluto terdapat lapisan tipis beku dari metana dan gas-gas lain.
“Saat orbit Pluto sedang dekat menggunakan Matahari, gas beku itu menguap,” kata Lellocuh, seperti dikutip berdasarkan National Geographic, 17 Desember 2010. “Proses ini, dianggap juga dengan sublimasi, mendinginkan permukaan Pluto sekaligus menghangatkan atmosfirnya,” ucapnya.
Menurut Leslie Young, Deputy Project Scientist for NASA, inovasi itu memberi petunjuk terhadap observasi lebih lanjut yg akan dilakukan satelit New Horizons.
“Kita memahami bahwa Pluto mengalami perubahan saat beliau mengelilingi Matahari,” ucap Young. “Mengombinasikan output temuan observasi pada bumi dengan data yang akan dikumpulkan New Horizons akan menaruh petunjuk jelas seputar perilaku planet kerdil tersebut,” pungkasnya.
Sebagai liputan, satelit New Horizons yg diluncurkan pada 19 Januari 2006 diperkirakan akan tiba di orbit Pluto pada 14 Juli2019 mendatang.