Bedah Buku dan Pameran Gitar DawaiDawai Dewa Budjana di Selasar Sunaryo
Monday, May 20, 2019
Edit
Sekitar 34 Gitar koleksi eksklusif musisi nasional Dewa Budjana dipamerkan berdasarkan lima-22 Juni2019 pada ruang pamer B dan ruang sayap Selasar Sunaryo. Sebelum pembukaan pameran, digelar bedah buku berjudul " Dawai-Dawai Dewa Budjana" pada Bale Handap, kompleks Selasar Sunaryo Art Space, Jalan Bukit Pakar Timur No. 100 Bandung, Rabu (4/6/2014). Hadir sebagai pembicara: Dewa Budjana, Drs. Sunaryo, penulis buku " Dawai-Dawai Dewa Budjana" Bre Redana, serta Putu Sutawijaya. Dalam kesempatan pertama, Dewa Budjana menuturkan bagaimana proses awal pembuatan lukisan dan gesekan gitar sang para seniman lukis serta perupa nasional Indonesia hingga merangkumnya pada sebuah kitab ." Awalnya dari sepuluh gitar mau dibentuk kitab , tetapi dirasa kurang, hingga akhirnya melalui proses waktu yg relatif panjang dua sampai tiga tahun pengerjaan, terkumpul tiga puluh empat gitar yang semua hasilnya dikerjakan eksklusif sang para seniman lukis serta perupa tanah air," celoteh Dewa.
Sebelumnya Dewa Budjana sempat mengadakan pameran gitar pada Jakarta serta DI Yogyakarta. Selain itu, menurut artis lukis Sunaryo yg jua berpartisipasi pada pengerjaan gitar Dewa Budjana menyatakan, inspirasi-pandangan baru yg disampaikan Dewa Budjana mengenai melukis gitar bukan suatu yg kebetulan, tapi bisa sebagai embrio untuk riset seni rupa Indonesia." Intinya disini bukan sebagai suatu yang kebetulan, bagaimana para seniman belia dapat terlibat didalamnya menjadi media alternatif seni rupa Indonesia di masa yang akan tiba," harap Sunaryo. Senada menggunakan Sunaryo, Putu Sutawijaya yang juga terlibat pada proyek lukis gitar ini menyatakan bahwa hal ini adalah sebuah perjuangan menurut seseorang musisi dan perlu direspon positif." Sejak awal para seniman yg ditawari buat melukis serta mengukir gitar Dewa Budjana responnya positif serta pada akhirnya menurut sosok Dewa Budjana ini, bisa menjadi pemersatu bagi para seniman tanah air termasuk para artis muda buat terus berkarya," ujar Putu.
Respon positif ada jua dari oleh penulis buku, Bre Redana bahwa proses kreatif karya tulisnya dipandang lebih kearah sosial." Proses kreatif menjadi penulis tentunya, lebih memandang kearah sosial atau silaturahim antar seniman serta ini mampu memperkaya khazanah kesenirupaan Indonesia," ucap Bre yang jua wartawan senior Kompas. Usai bedah buku serta diskusi, acara dilanjutkan menggunakan pembukaan pameran dan penampilan gitar akustik dari Dewa Budjana dan Tohpati di Amphiteater Selasar Sunaryo. Rencananya pameran gitar Dewa Budjana akan dilangsungkan juga di Bali serta museum gitar Indonesia. (Benny K/ TP)