Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka
- 3000 Pramuka Lakukan Gerakan One Day No Rice
- Adhyaksa Dault Terima Tanda Persahabatan Dalam Festival Keraton serta Masyarakat Adat ASEAN
- 2834 Pramuka mengikuti Perkemahan Antar Satuan Karya di Kendari, Adhyaksa Dault “Pulang dari aktivitas ini, Adik-Adik Harus Jadi Patriot Lingkungan pada Daerahnya Masing-Masing”.
3000 Pramuka Lakukan Gerakan One Day No Rice
Posted: 18 Nov2019 08:08 PM PST
Kendari—Sekitar 3000 pramuka peserta Perkemahan Antar Satuan Karya (Peransaka) Nasional2019 pada Kendari, Sulawesi Tenggara, melakukan gerakan Satu Hari Tanpa Nasi yg terkenal dianggap "One Day No Rice". Kegiatan ini adalah wujud dukungan nyata gerakan pramuka terhadap pemerintah guna mengurangi konsumsi beras sekaligus upaya mewujudkan program swasembada beras, mengingat waktu ini Indonesia masih harus mengimpor beras.
"Ini bukti kongkrit dukungan kami pada pemerintah. Sekarang baru sehari diterapkan, lantaran perkemahan ini hanya 6 hari. Selanjutnya, akan kami himbau pada semua anggota pramuka untuk menerapkan One Day No Rice ini di daerahnya masing-masing," jelas Editha Rahaded, Wakil Ketua Kwarnas bidang Bina Anggota Muda (Binamuda) yg juga sebagai penanggung jawab utama kegiatan Peran Saka Nasional2019.
Kegiatan One Day No Rice ini dilakukan dalam hari keempat aktivitas perkemahan. Seluruh peserta tidak diberi beras, akan tetapi justru diberi umbi-umbian yang diolah buat makan selama satu hari. "Kegiatan ini bagus sekali, mengenalkan kita cara lain makan pokok selain nasi," tutur Anyuswar, seorang peserta Peran Saka dari Yogyakarta.
Menurut Editha Rahaded, ke depan, gerakan One Day No Rice ini bisa dimasukkan sebagai galat satu alterantif kegiatan pada setiap perkemahan pramuka. "Selain buat membantu acara ketahanan pangan pemerintah, kita juga mengenalkan kepada anak-anak cara lain pangan selain nasi," ujar Kak Ita, sebuatan akrab Editha Rahaded.
Sementara itu, Ketua Kwarnas Adhyaka Dault menyatakan dukungannya atas inisiasi yg ada dari Peran Saka Nasional2019. "Inilah yg saya harapkan dari aktivitas-kegiatan Pramuka. Melakukan hal-hal kongkrit, solutif, terhadap berbagai macam persoalan bangsa dan rakyat. Semoga ini sanggup terus berlanjut serta massif. Ingat, anak Pramuka itu jumlahnya banyak lho!" tandas Adhyaksa Dault yang saat ini sedang mengikuti Jambore Singapura ke-50.
Adhyaksa Dault Terima Tanda Persahabatan Dalam Festival Keraton serta Masyarakat Adat ASEAN
Posted: 18 Nov2019 07:57 PM PST
Nama Adhyaksa Dault dipanggil pembawa acara, Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka ini diminta naik ke panggung Gala Dinner Festival Keraton dan Masyarakat Adat ASEAN. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat malam (13/10/2015) di Pulau Bokori yang terletak di ambang masuk Teluk Kendari, atau sekitar 40 menit perjalanan dengan kapal laut dari Kendari.
Didamping Nur Alam, Gubernur Sulawesi Tenggara, Adhyaksa Dault lalu naik ke panggung dan mendapat piagam plakat indikasi persahabatan menurut Masyarakat Adat ASEAN. "Ini kejutan buat saya, Pramuka dimanapun berada berkewajiban menjaga kelestarian serta nilai-nilai luhur adat, terima kasih untuk rakyat norma ASEAN dan Gubernur Sulawesi Tenggara", ujar Adhyaksa ketika dimintai tanggapannya sesaat selesainya turun berdasarkan anjung kehormatan.
Baik Nur Alam juga Adhyaksa Dault, keduanya kompak menggunakan baju Pramuka. "Saya menggunakan baju Pramuka, kebetulan baru terselesaikan menghadiri pembukaan perkemahan satuan karya yg dihadiri Pramuka semua Indonesia di Kendari", ujar Nur Alam pada sambutannya dihadapan raja-raja nusantara serta perwakilan masyakat tata cara ASEAN. Nur Alam sendiri juga mendapatkan beberapa penghargaan serta keris menurut Festival Keraton serta Masyarakat Adat ASEAN ini.
Nur Alam menjelaskan bahwa Pulau Bokori yang indah ini perlahan mulai dikenal masyarakat Indonesia dan sekarang kita perkenalkan kepada masyarakat ASEAN, Gerakan Pramuka juga akan ikut membantu mempromosikannya. "Sulawesi Tenggara bukan hanya Wakatobi, tetapi juga ada Bokori, ini surga juga, saya mengundang seluruh warga ASEAN berkunjung kemari, di internet sudah lumayan banyak informasinya", kata Nur Alam.
Masuk jam 21.00 acara semakin meriah, ada pentas tari menurut Nusa Tenggara Barat serta lagu Sajojo yg dinyanyikan perwakilan masyarakat adat Papua. Sesaat kemudian pembawa acara mengumumkan bahwa Pulau Bokori kedatangan seniman menurut Jakarta, Ashanty datang-tiba ada di anjung, Istri Anang Hermansyah ini membawakan beberapa lagu dangdut serta lagu wilayah.
Ashanty lalu mengajak Adhyaksa Dault serta Nur Alam ke panggung. Nur Alam menyanyikan lagu berjudul "kehilangan" dari Firman. Sementara Adhyaksa Dault membawakan lagu "Bento" menurut Iwan Fals serta "Ku Tak Bisa" menurut Slank. Panggung semakin ramai, perwakilan dari Keraton Nusantara dan warga norma ASEAN naik kepanggung berjoget poco-poco. (hws)
Posted: 18 Nov2019 07:54 PM PST
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka, Adhyaksa Dault membuka Perkemahan Antar Satuan Karya (Peran Saka) di Bumi Perkemahan Bahteramas, Nanga-Nanga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara pada Jumat Sore (13/11/2015). 2834 Pramuka yang mengikuti perkemahan ini berasal dari 34 Provinsi di Indonesia, kegiatan berlangsung hingga 19 November2019.
"Kelapa itu tulus dijadikan apa saja oleh insan, anak-anak Pramuka harus lapang dada melakukan apapun untuk humanisme dan lingkungan, aku minta setelah perkemahan ini, saat saudara termuda-saudara termuda pulang ke wilayah masing-masing, jadilah patriot lingkungan, cegah laut berdasarkan pencemaran, ambil sampah yg dibuang asal-asalan, jangan terdapat lagi hutan yang terbakar atau dibakar", ujar Adhyaksa Dault berdasarkan anjung kehormatan menggunakan lantang.
Adhyaksa Dault juga meminta kepada pemerintah dan sekolah supaya jangan hanya mewajibkan siswa menggunakan baju Pramuka, tetapi jua wajib diajarkan dasa dharma serta trisatya. "sampai hari ini, aku belum menemukan Pramuka sejati yang menggunakan narkoba dan tawuran, itu semua lantaran mereka diajarkan dasa dharma serta trisatya", lanjut Mantan Menpora 2004-2009 ini.
Sementara itu, Nur Alam, Gubernur Sultra dalam sambutannya menyatakan masyarakat Sulawesi Tenggara sangat bahagia menjadi tuan rumah kegiatan ini. "Selamat datang di Sultra, di lokasi perkemahan ini kita belajar Bhinneka Tunggal Ika, perkemahan ini adalah langkah nyata untuk memperkuat NKRI", kata Nur Alam yang juga Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Gerakan Pramuka Sultra. Menurut Nur Alam, Provinsi Sultra semakin banyak digunakan untuk kegiatan nasional dan internasional "Minggu ini saja, ada satu kegiatan internasional dan dua kegiatan nasional di Sulawesi Tenggara, jangan hanya sekali ke Sultra", ujarnya disambut tepuk pramuka oleh peserta Peran Saka.
Setelah upacara Adhyaksa Dault serta Nur Alam menyalami seluruh peserta, Adhyaksa Dault sempat kaget ketika bersalaman menggunakan kontingen dari Jawa Timur, tiga orang pramuka datang-datang mengangkat tubuhnya menurut belakang sembari berteriak "hidup pramuka, hayati pramuka". Seorang peserta berdasarkan Sumatera Selatan bernama Hafiz Alfurqon tanpa diduga memberikan karikatur bergambar Adhyaksa Dault. "ini cara saya supaya mampu dapat foto. Berdua saja dengan Kak Adhyaksa", ujar Hafiz yg tinggal pada Palembang ini.
To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. Email delivery powered by Google Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States