Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka
Brunei Darussalam Ingin Meniru Pramuka Indonesia
Posted: 26 Aug2019 11:48 PM PDT
Foto: Humas Kwarnas
Jakarta, Kunjungan Kementerian Pendidikan Brunei Darussalam ditutup di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur Jakarta Timur, Sabtu (27/8/2016). Rombongan diberi kesempatan meninjau semua lokasi Buperta yang luasnya 220 hektar.
Rombongan berdasarkan Brunei yakni Hj, Muhammad Sofiny Ketua Sabit Merah (PMI), Pg Ali Ketua Police, Jalil Ketua Wirakartika atau Angkatan Darat, serta Arif Abdul Hadi menurut Andalan Nasional Pramuka Brunei atau biasa disebut Pengakap.
Kak Sofiny mengaku terkejut dengan aset yang dimiliki oleh Gerakan Pramuka seperti Buperta. Selain luas, area ini juga diisi dengan fasilitas lengkap untuk permainan, pelatihan, dan pendidikan anak-anak Pramuka.
“Yang aku kagumi pada sini, fasilitasnya begitu lengkap. Semua ada buat Pramuka ini luas biasa, nir terdapat di Brunei misalnya ini,” tuturnya.
Rombongan dari Brunei melihat lokasi perkemahan putra dan putri yang kemarin dipakai buat Jambore Nasional 14-21 Agustus2019. Kemudian, mereka juga melihat Lapangan Terbang Dirgantara, lokasi pembuatan pupuk kompos, Taman Lalu Lintas, Wisata Madu Pramuka, dan melihat Danau Situ Baru Cibubur.
Menurutnya, sistem di sini rupawan lantaran semua dikelola eksklusif oleh Pramuka bukan oleh pemerintah, sehingga terdapat kemandirian dari pengurus buat membesarkan Pramuka. “Setelah kunjungan ini, nanti kita akan ngasih saran ke pembina kami untuk terdapat perubahan atau penyesuaian. Semoga mampu diterapkan,” tuturnya.
Sementara kak Arif menyatakan, galat satu hal yang beliau kagumi dari Pramuka Indonesia merupakan komitmen pengajar atau tenaga guru dalam ikut dan membesarkan Pramuka melalui pendidikan yg kreatif, asyik serta menyenangkan. “Selain komitmen guru, sistem dan menejemannya jua bagus,” katanya.
Sebelumnya, rombongan sempat ke Bogor, mengunjungi Gugus Depan di SMA Negeri 9 dan SMK Negeri 1 Kota Bogor, serta meninjau lokasi Kursus Mahir Dasar. Mereka melihat langsung aktifitas dari adik-adik Gerakan Pramuka beserta para pembinaannya yang juga menjadi guru.
Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bidang Bina Anggota Dewasa Kak Susi Yuliati didampingi Ketua Pusdiklatnas Kak Janet merasa bangga Pramuka dijadikan tempat bagi Kementerian Pendidikan Brunei untuk belajar dan bertukar pikiran.
“Tentu kita boleh bangga, karena memang Pramuka kita jauh lebih akbar serta lengkap dibanding mereka. Ini yg patut kita syukuri bahwa Indonesia adalah bangsa yang akbar. Semua sistem serta aturan telah dibuat dengan sedemikian lengkap sang para pendahulu kita,” katanya.
Kak Susi menyatakan, Pramuka sangat terbuka bagi negara-negara lain yang ingin melakukan studi banding. Menurutnya, kegiatan ini tujuannya buat sama-sama menjadikan Pramuka menjadi organisasi kepanduan terbesar di global yg banyak diminati oleh anak belia.
“Tentu sistem pendidikannya pula harus permanen diubahsuaikan dengan syarat negara masing-masing, bagaimana kultur masyarakatnya,” tutupnya. (HA/Humas Kwarnas)
Brunei Darussalam Kagum menggunakan Pramuka Indonesia
Posted: 26 Aug2019 10:41 PM PDT
Foto: Humas Kwarnas
Jakarta, Setelah mengunjungi 2 Gugus Depan di Kota Bogor, Kak Arif berdasarkan Kementerian Pendidikan Brunei Darussalam merasa kagum menggunakan sistem pendidikan Pramuka yang ada di Indonesia.
Kunjungan ke Bogor adalah rangkaian studi banding dari rombongan Kementerian Pendidikan Brunei. Mereka mengunjungi Gugus Depan di SMA Negeri 9 serta SMK Negeri1 Kota Bogor Jumat (26/8/2016).
“Ya kagum, ternyata Pramuka pada Indonesia strukturnya sangat luas sampai pada tingkat sekolah-sekolah ada Gugus Depan,” ujar Kak Arif.
Kak Arif sendiri jua merupakan Andalan Nasional berdasarkan Pramuka di Brunei. Istilah Pramuka pada Brunei dinamakan Pengakap. Ia menyebut Pramuka pada sana nir selengkap di Indonesia. Misalnya, Gugus Depan hanya terdapat ditingkat Kabupaten dan Provinsi.
“Tidak hingga pada sekolah-sekolah, paling ditingkat kabupaten atau provinsi,” tuturnya.
Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bidang Bina Anggota Dewasa Kak Susi Yuliati yang ikut mendampingi rombongan menjelaskan, kedatangan mereka dalam rangka mempelajari dunia pendidikan Indonesia berkaitan dengan program exstrakulikuler.
“Di Indonesia progam eks school kan banyak, keliru satunya Pramuka. Lah, mereka ingin mengetahui apa saja program eks school di Indonesia, bagaimana penerapannya diwajibkan atau tidak,” istilah Kak Susi menjelaskan.
Sementara itu, Andalan Nasional Kwarnas Bidang Hubungan Luar Negeri Kak Arie Rukmantara mengungkapkan, Indonesia menjadi negara akbar Pramukanya jauh lebih lengkap menurut dalam pada Brunei. Misalnya, Santuan Karya (SAKA) di Brunei hanya ada tiga.
“Di sana itu, hanya terdapat darat, udara sama bahari. Kalau dikita kan poly,” ucapnya.
Begitu juga Dewan Kerja Daerah (DKD) serta Dewan Kerja Nasional (DKN). Kak Arie menyebut pada poly negara misalnya Brunei nir ada Dewan Kerja yg diberi wewenang dan kepercayaan membantu kwartir menyusun kebijakan serta pengelolaan pramuka penegak dan pandega.
“Di sana nir. Pokoknya banyak hal-hal yg mereka belajar berdasarkan kita,” ucapnya.
Diketahui di Sekolah Menengah Atas 9 serta Sekolah Menengah Kejuruan 1, rombongan menurut Burnei sempat menyaksikan penampilan menarik dari beberapa ekstrakurikuler misalnya, Pramuka, PMR, dan Paskibraka. Pramuka menjadi keliru satu ekstrakurikuler yang diwajibkan diikuti bagi kelas X.
Sebelumnya, rombongan menurut Brunei sempat mengunjungi Kantor Kwarnas pada Jakarta Pusat, Kamis (25/8). Mereka diterima oleh Kak Susi, Sesjen Kwarnas Kak Rafly Effendy, Ketua Pusdiklatnas Kak Ganet dan Staf Kwarnas Kak Adyatma, Kak Deden dan kak Desi. Sebagian dari mereka juga ikut pada kunjungan ke Bogor. (HA / Humas Kwarnas).
To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. Email delivery powered by Google Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States