Lebih Berkualitas karena Pramuka

Jambi - Pada  usia ke 51 tahun2019 ini, Gerakan Pramuka (GP) tetap dan masih eksis sebagai organisasi kepanduan di bumi Indonesia.  Banyak torehan sejarah, kegiatan, kader dan generasi penerus bangsa berkualitas yang sudah dilahirkan GP.  Mereka ketika ini bergerak dalam berbagai bidang pembangunan pada negara ini.

Tiga anggota Pramuka yang tergabung di Gugus Depan SMAN Titian Teras Jambi, masing- masing, Wahyu Habiby Siregar, Fawzia Laila Hanum Nasution dan M. Bagastara Pane secara bergantian menuturkan pengalaman dan manfaat bergabung pada kegiatan kepanduan tadi, Sabtu (21/9) pada kampus SMAN Titian Teras di Pijoan Kab. Muaro Jambi.

"Pramuka memberi kita kesempatan lebih poly bersosialisasi pada poly lingkungan, baik pada internal GP juga eksternal," celoteh Wahyu yang waktu ini dianggap menjadi pradana di dewan ambalannya.  Kepercayaan itu otomatis memberi kesempatan Wahyu mengorganisir anggota- anggotanya.

Kepemimpinan serta mengorganisir merupakan sisi lain yang menambah kecakapan eksklusif.  "Kita mesti mampu menerima pendapat orang lain serta mencapai tujuan menurut acara-acara yg telah kita susun bersama," imbuh anak didik kelas XII IPA pada sekolahnya ini.

Sementara Fawzia, pradana putri pada dewan ambalan gudepnya menuturkan; pramuka membuatnya belajar banyak mengenai tanggung jawab.  "Kita jua sebagai lebih mandiri serta disiplin," imbuhnya.  Paradigma lain yg paling dirasakan gadis kelahiran Jambi, 28 Maret 1996 ini merupakan pentingnya berafiliasi dan menghargai pendapat orang lain. 

Ditambahkan Bagas, selain menambah keterampilan serta keahlian, pramuka pula membangun pribadinya sesuai menggunakan asa tri satya dan dasa dharma pramuka.  "Pramuka juga membuat kita lebih kreatif, lantaran banyak keterampilan mendasar yg membuat hidup kita lebih cakap," ungkapnya.
Wahyu, Fawzia dan Bagas yang terbaru mewakili Kwarda Jambi pada kegiatan International Scout Peace Camp (ISPC) yg digelar pada Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur.  Kegiatan berbasis serta bertujuan perdamaian dalam level internasional itu memberi mereka manfaat lebih.  

"Dari seleksi saja sudah poly persyaratan yg diwajibkan.  Seperti kemampuan berbahasa Inggris, mengorganisir dan softkill lainnya," jelas Fawzia.  Persyaratan lainnya mereka pula harus menampilkan seni tradisi yg mengharuskan mereka mendalami serta menguasai semua persyaratannya.

"Pokoknya senang , kita menambah pergaulan lantaran bertemu dengan anggota pramuka dari banyak sekali penjuru dunia yang jumlahnya ribuan, sekaligus menambah lancar kemampuan berbahasa asing," ujar Bagas seraya tersenyum.

Sementara Wahyu mencatat, dari iven itu ia menerima fenomena pengakuan dari peserta menurut berbagai negara bahwa anggota Pramuka Indonesia terbanyak dibanding negara lain.  "Seragam kita pula dianggap terbagus, juga teraktif dalam kegiatan-kegiatannya," ujar laki-laki kelahiran Jambi, 2 November 1996 ini.

Atas dasar itu Wahyu menepis, di usianya ke-51 aktivitas pramuka dianggap sudah antik atau ketinggalan zaman.  "Itu tidak sahih, justru aktivitas alam pada kegiatan pramuka menyeimbangkan otak kanan dan kiri," ujarnya.  apabila pada sekolah otak kiri di isi terus-menerus, maka melalui kegiatan pramuka, teori yg diperoleh otak kiri bisa dipraktekkan otak kanan, jelasnya.

Jika Wahyu, Fawzia dan Bagas merasakan manfaat lebih berdasarkan keikutsertaanya menjadi anggota pramuka waktu ini, Kepala Cabang (Kacab) AJB Bumiputera 1912 Jambi, Rizaldi, S.pi justru mencicipi manfaat kepramukaan waktu ini, sehabis beliau bergerak di global kerja.

"Manfaat yg aku dapatkan dari pramuka sangat akbar.  Dinamika gerombolan menggunakan segala aspeknya, pola interaksi antar gerombolan mendeskripsikan interaksi rapikan kerja serta job description yg jelas dalam masing-masingnya," ujar Rizaldi dalam Tribun yang terbaru.  

Pengalaman sebagai unsur pimpinan di organisasi pramuka, misalnya Ketua Dewan Racana Putra Gudep Univ. Bung Hatta Padang dan DKC Kota Padang tahun 1994 ini, dirasakannya dalam hal  dinamika hubungan interpersonal dalam lingkup sosial dan pencapaian tujuan bersama (goal) saat menjadi ketua cabang saat ini.

"Pramuka menempa kita dalam wujud aktivitas-kegitan yang menuntut kita buat kompak atau team work," imbuh Rizaldi yang saat ini berkesempatan menunaikan ibadah kudus naik haji ke Mekkah.

Jika saat ini pramuka sebagai ektrakurikuler wajib pada sekolah, Rizaldi berkata dukungannya.  "Itu lebih dibanding yg lalu, menjadi ekskul wajib di sekolah dari saya sudah harga meninggal karena pramuka telah menunjukan manfaat/faedahnya bagi generasi muda Indonesia dengan sudah membina mental serta kepribadian serta sudah mencetak pemimpin-pemimpin belia tangguh yang notabene sebelumnya punya basic aktifis di Gerakan Pramuka," ujar Rizaldi mengakhiri.

Sumber : //jambi.tribunnews.com/2013/09/23/lebih-berkualitas-karena-pramuka

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel