Pramuka Kota Bandung
Pramuka Kota Bandung
Makalah Ilmiah Kebumian Ajang Unjuk Keberanian Menulis Karya Ilmiah Para Peneliti
Posted: 18 Jun2019 01:24 AM PDT
Salah satu cara mempublikasikan beragam aktivitas Badan Geologi pada warga , baik melalui media cetak maupun elektronik, dimana sebagai lembaga teknis kebumian, tidak hanya berkewajiban menyediakan berita bagi kebutuhan sektor tenaga serta asal daya mineral saja, tetapi bisa menyiapkan data bagi pengembangan daerah, planning penyusunan rapikan ruang maupun upaya mitigasi bala geologi. "Data dan informasi tersebut sangat berguna bagi perkembangan kegeologian di tanah air sebagai akibatnya perlu disebarluaskan kepada pemangku kepentingan salah satu caranya melalui penerbitan karya tulis ilmiah berupa jurnal, bulletin, atau majalah baik berbentuk cetak ataupun elektronika, nasional maupun internasional," ujar Kepala Badan Geologi, Surono pada sambutan singkatnya yg dibacakan Kepala Bagian Perencanaan serta Evaluasi, Oman Abdurachman dalam pembukaan "Seminar Pemaparan Makalah Ilmiah Kebumian" yang diselenggarakan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada Auditorium Lt. II, Badan Geologi, Jalan Diponegoro Bandung, Selasa (16/6/2015). Menurut Surono, supaya penerbitan jurnal ilmiah Badan Geologi bisa berkualitas dibutuhkan dukungan menurut semua pihak, terutama menurut para pejabat fungsional serta fungsional muda yang sanggup menuliskan semua hasil penelitian/penyelidikan mereka pada terbitan ilmiah." Perlu adanya dorongan dan dukungan bagi calon penulis supaya terbentuk rasa percaya diri dan merangsang minat manulis bagi para pejabat fungsional, terutama para fungsional belia supaya berani menuliskan output penelitian/penyelidikannya pada terbitan ilmiah," kentara Surono. Usai pembukaan, Ronaldo Irzon dari Pusat Survei Geologi berkesempatan mengungkapkan tentang penelitian Geo Kimia batuan Granit yg dilakukannya di pulau Muncung dan Tanjungbuku Kepulauan Riau dalam makalahnya berjudul "Contrasting Two Fasieses of Muncung Granite Using Major, Trace, and Rare Earth Elements Geochemistry". "Kepulauan Riau terdiri berdasarkan 400 lebih pulau, tapi lokasi penelitian kita dipokuskan dalam tiga pulau besar saja, yaitu pulau Singkep, Lingga, dan Selayar, tetapi yang baru diteliti hanya batuan granit Muncung, satu sample menurut Selayar dan tiga dari Lingga sisanya kita ambil menurut pulau Singkep," tutur Irzon. Dalam paparannya, dijelaskan pula tentang teknik penelitian geo kimia yang dipakai. Dimana dalam prakteknya Ia mempergunakan 2 indera, antara lain: X-Ray Fluorescence (XRF) serta X Series Thermo ICP-MS. Termasuk penerangan menurut pengelompokkan batuan granit pada ketiga pulau yang mana batuan granit pada pulau Selayar serta Lingga termasuk ke dalam fasis A sedangkan Muncung Granit yg diambil berdasarkan pulau Singkep termasuk ke pada pengelompokkan fasis B. Selain itu, pada presentasinya mengenai "Characteristics of the Triassic Soursce Rocks in the west Timor Basin", Asep Kurnia Permana menurut Pusat Survei Geologi menuturkan bagaimana dalam penelitian yang dilakukannya dalam tahun 2012 kemudian pada wilayah Timor, mendeskripsikan mengenai data-data eksplorasi tambang khususnya di cekungan Timor masih kurang. Termasuk citra tentang belum adanya sumur-sumur penambangan minyak dan gas terutama di tempat timor barat yg berhasil dibor. Masih seputar makalah penelitian geo kimia, pada acara yang diikuti sejumlah perwakilan pegawai unit-unit di lingkungan Badan Geologi, Mahasiswa serta Komunitas Saresehan Geologi Populer tersebut, pemapar ke tiga, Muhamad Iqbal berdasarkan Sekretariat Badan Geologi menampakan prihal potensi Oil Shale sebagai bahan energi alternatif dari hasil analisis makroskopis dan mikroskopis serta rock eval pyrolisis pada daerah Talawi, Lubuktaruk, dan Kiliranjao Sumatera Barat. Bagaimana pada penelitian baik yg dilakukan di lapangan juga laboratorium disimpulkan oil shale dari tempat Talawi, Lubuktaruk, serta Kiliranjao memberitahuakn tingkat potensi hidrokarbon yang sangat baik sehingga diklasifikasikan menjadi lamosite tipe rundle dan adalah batuan sumberhidrokarbon yg efektif. Dalam kesempatan berikutnya, Supartoyo menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menerangkan mengenai Kelas Tektonik Sesar Palu Koro Daerah Sulawesi Tengah yang dalam penelitiannya Ia menggunakan metode Morphometry menjadi alat ukur kuantitatif dari bentuk lahan yang nantinya membagi kelas tektonik satu wilayah ataupun sesar. Sesar Palu Koro sendiri, menurut Supartoyo adalah salah satu sesar aktif pada wilayah ini yang membentang mulai menurut teluk Palu melewati lembah Palu Koro sampai ke daerah selatan. Sementara pada daerah yang sama, terdapat beberapa sesar aktif lainnya yaitu sesar Gorontalo, sesar Poso, sesar Matano, sesar Lawanae, dan sesar Lewonopo." Beberapa sesar ini karakteristiknya belum diidentifikasikan secara baik, sampai masih menjadi peluang buat melakukan penelitian dan kajian yg lebih rinci," jelas Supartoyo. Pada makalah selanjutnya, Fungsional Penyelidik Bumi Badan Geologi, Igan S Sutawidjaja memaparkan mengenai peristiwa letusan Gunung Merapi yang terjadi pada 2010 lalu dikaitkan menggunakan kematian Mbah Marijan. Dimana lantaran imbas menurut letusan Merapi, selain menyebabkan longsor kubah lava menimbulkan juga awan panas, sehingga menjadikan pula dalam banyaknya korban jiwa berjatuhan yang ditimbulkan terkena kehilangan cairan tubuh, termasuk keliru satu korbannya Mbah Marijan. Masih tentang gunung api, Kepala Sub Bagian Evaluasi serta Laporan Sekretariat Badan Geologi, Priatna berkesempatan juga menampakan mengenai Karakteristik Gas Vulkanik dan Implikasinya Terhadap Daerah Wisata Dataran Tinggi Dieng. Menurut Priatna, ciri gas vulkanik di kawah Sikidang, kaldera Sikendang, dan kawah Sileri memperlihatkan konsentrasi gas CO2 yg berbeda-beda. "Dataran Tinggi Dieng sekarang menjadi tujuan obyek wisata pada Jawa Tengah, mengingat ancaman gas dapat terjadi setiap ketika, maka pemantauan emisi gas vulkanik terutama pada objek-objek wisata mutlak wajib terus ditingkatkan yg tentunya diimbangi dengan manajemen mitigasi bencana gunung api yang baik. Tidak hanya itu, Priatna pada paparannya menunjukkan beberapa kitab mengenai Wisata Dieng yg sudah pada publikasika Badan Geologi. Usai digelarnya Seminar Pemaparan Makalah Kebumian dilanjutkan dengan Saresehan Geologi Populer yang mengangkat tema Kawah Ijen. (Benny K/ BSN)
To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. Email delivery powered by Google Google Inc., 1600 Amphitheatre Parkway, Mountain View, CA 94043, United States